BAB 4. GADIS KEMBAR

Tok.. tok… tok…

Terdengar suara pintu diketuk diikuti oleh suara seorang laki-laki memanggil.

"Kian, apa kamu ada di dalam, Nak?"

Lian yang mengetahui kalau itu adalah suara sang ayah, langsung terperanjat dan bangun dari tidurnya.

"Sayang, nanti aku telepon lagi, ya," bisik Lian.

"Ok.. miss you honey," ucap laki-laki dari balik telepon dan lalu sambungan itu pun berakhir.

Suara ketukan kembali terdengar dan kini sedikit lebih keras.

"Kian. Apa yang sedang kamu lakukan di dalam, Nak? Kenapa tidak ikut bergabung di pesta? Ayo cepat keluar!"

"Iya ayah, sebentar," teriak Lian.

Sekejap gadis itu melihat pantulan dirinya di cermin untuk memastikan jika penampilannya sudah seperti Kian seutuhnya. Dan tak lupa dia juga berlatih sebentar mempraktekan bagaimana cara bicara Kian dan juga pembawaan sang adik yang super kalem. Dan sejujurnya itulah kendala terbesarnya mengingat sifatnya yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan sang adik.

"Aaahhh aku rasa segini cukup.." gumam Lian. Dan lalu kemudian berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Iya ayah, ini juga udah mau turun," ucap Lian.

Sang ayah sempat memperhatikan anak gadis di depannya itu. 

"Kamu…"

Belum sempat sang ayah mencari tau firasatnya, Lian langsung menarik tangan sang ayah untuk kembali berjalan ke lantai bawah.

"Ayo ayah. Katanya tadi nyuruh aku cepet-cepet."

"I… iya"

Sepanjang perjalanan menuju pesta, sang ayah masih terus menatap wajah Lian. Firasat sang ayah mengatakan jika ada sesuatu yang berbeda dengan anak bungsunya itu. Akan tetapi lamunannya berhenti saat mereka telah sampai di lantai pesta.

Kian yang duduk di kursi pelaminan menatap ke arah saudara kembarnya berada. Dia bisa melihat dengan jelas senyum kebahagiaan yang terpancar di wajah Lian. Dan itu membuat dirinya juga ikut senang. Baginya kebahagiaan Lian adalah kebahagiaan dia juga. Dan Kian sangat senang karena dirinya selalu bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi sang kakak kembarnya itu.

"Saudara kembarmu itu benar-benar sangat mirip," celoteh Rama akhirnya.

Kian yang sebelumnya tidak fokus pada laki-laki di sampingnya, terperanjat kaget saat mendengar dia berbicara.

"Iya?" Tanyanya sambil menatap wajah Rama yang masih menatap ke arah depan.

"Saudara kembarmu," ucap Rama sambil menunjuk ke arah Lian.

"Oh iya. Kami memang kembar identik. Untuk yang baru melihat kami, mungkin mereka tidak akan bisa membedakan kami. Tapi jika yang sudah mengenal kami, maka dia pasti bisa membedakan yang mana Kian dan yang mana Lian," ucap Kian. Kesenangannya bertambah saat tanpa diduga Rama mengajaknya mengobrol.

"Hmm, aku baru melihat kalian satu kali. Jadi aku tidak bisa membedakan kalian," ucapnya lagi.

Rama memang baru sekali melihat Kian dan Lian. Itu pun saat sang kakek mengajaknya ke rumah kedua gadis kembar itu untuk melamar salah satu dari mereka. Dan setelah perbincangan kedua orangtua akhirnya mereka pun sepakat untuk menjodohkan Rama dengan Lian. Mengingat Lian adalah kakak tertua diantara mereka. Lagipula Kian sendiri yang merelakan sang kakak untuk menikah terlebih dahulu karena dia tidak mau mendahuluinya.

Pendapat Rama saat itu tidak dipedulikan sama sekali. Dari pihak keluarga Amarta, sang kakek yang merupakan orang paling tua di dalam keluarga itu sudah mengambil keputusan dan tidak ada siapapun yang bisa menentangnya. Termasuk sang cucu sekalipun.

Saat itu Rama sebenarnya tidak tertarik kepada siapapun. Tidak dengan Lian ataupun Kian. Hanya saja ancaman dari sang kakek agar cucunya itu segera menikah, akhirnya mau tidak mau, membuat Rama harus menerima semua itu. Bukan tanpa alasan sang kakek melakukan hal itu. Laki-laki tua itu sudah memikirkan keputusan ini matang-matang sehingga dia akan terus berusaha agar rencananya berhasil. Dan lihatlah sekarang. Sang cucu Rama telah resmi mempersunting salah satu cucu dari sahabatnya sendiri.

Setelah pertemuan untuk acara lamaran tersebut, menyisakan waktu satu minggu menuju acara akad dan resepsi pernikahan. Dan Rama kembali melihat si kembar untuk yang kedua kalinya disini di dalam acara resepsi pernikahannya sendiri. Jadi sangat wajar jika laki-laki itu masih belum bisa membedakan mana Kian dan mana Lian.

"Tenanglah seiring berjalannya waktu, mas pasti bisa membedakan kami berdua," ucap Kian sambil tersenyum manis. Tapi sayang, senyuman itu tak berpengaruh sama sekali untuk Rama. Laki-laki itu malah tak melirik sedikitpun ke arah wajah wanita yang kini duduk di sampingnya.

Kian menarik nafas panjang dan kembali duduk bersandar. Sudah beberapa jam acara resepsi ini berlangsung dan sudah banyak keceriaan yang dia lihat di sana. Akan tetapi tak sedikit pun senyum yang dia lihat dari bibir pengantin pria. Ya sudahlah mau bagaimana lagi.

*** 

Tepat pukul 10 malam, acara resepsi itu selesai. Banyak para tamu undangan sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Pesta yang diadakan oleh pengusaha besar nan ternama itu nyatanya tak memiliki rasa bosan sedikitpun. Susunan acara, makanan dan minuman, semuanya sempurna. Bahkan acara ini banyak menjadi pembicaraan publik di luar sana atas semua kemewahannya.

Rama dan juga Kian kini sedang berada di kamar ganti pengantin. Mereka memang berdua disana akan tetapi Rama sama sekali tak menghiraukan keberadaan wanita itu. 

Kian yang merasa pegal di pergelangan kakinya karena memakai sepatu hak tinggi dan berdiri lama, duduk di samping ranjang sambil memijat-mijatnya sendiri. Sesekali dia merintih saat sedikit rasa sakit muncul disana. 

Tangannya memang memijat kakinya sendiri akan tetapi pandangannya selalu mengikuti langkah Rama yang terus berbolak balik di depannya. Laki-laki itu masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sendiri lalu keluar dengan kondisi yang sudah segar.

Melihat laki-laki itu sudah selesai dengan keperluan kamar mandinya, Kian pun segera masuk ke dalam kamar mandi tersebut. Hangatnya air di dalam bathup, juga aroma terapi bunga dari sabun miliknya, membuat Kian menjadi sedikit merasa tenang. Rasa pegal-pegal yang dia rasakan selama seharian ini, rasanya menghilang seketika.

"Hmm nyamannya," ucap Kian.

Wanita itu menyandarkan tubuhnya di dalam bak mandi besar tersebut. Sesekali memainkan busa sabun yang melimpah hingga menutupi sekujur tubuhnya yang tenggelam. Selang beberapa saat, Kian membaringkan kepalanya disana dan lalu memejamkan matanya.

Ketenangan dan kenyamanan yang dia rasakan malah membuat gadis ini mengantuk. Dia hampir saja tertidur di dalam sana saat suara gedoran pintu kamar mandi terdengar menggema.

Kian yang tersadar dengan segera membersihkan tubuhnya dengan air shower. Air setengah dingin itu mengalir menelusuri setiap jengkal tubuh wanita itu dan menyapu setiap busa sabun yang menempel di atasnya.

Setelah dirasa cukup, wanita itu pun memakai pakaian santai yang sudah dibawanya masuk ke dalam kamar mandi. Handuk kecil dia balutkan di rambut hitam panjangnya. Dan wanita itu pun keluar dalam keadaan yang sudah lebih fresh.

"Sudah selesai mandinya?" terdengar ucapan seorang laki-laki tua menginterupsi Kian.

"Kakek Bimo…"

****

****

****

Terpopuler

Comments

W. Soetisna

W. Soetisna

hihihi

2023-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!