BAB 15. TAWARAN BEKERJA

"Apa ini ada hubungannya dengan Vicky?" tanya Kian. Lian tak menjawab. Dia bahkan tersenyum mendengar pertanyaan dari sang adik.

"Gak usah bohong lagi, Lian. Aku tau semuanya. Aku bahkan tau jika semalam kalian… kalian…" Kian menjeda kalimatnya. Dia merasa begitu malu jika mengingat apa yang dikatakan oleh Rama semalam. Bisa-bisanya sang kakak melakukan hal seperti itu di depan umum.

"Kenapa? Memangnya apa yang kamu tau?" tanya Lian dingin.

"Aku… aku tau kalau semalam.. semalam kalian…" ucap Kian masih terbata-bata.

"Semalam? Oh jadi semalam kamu ngeliat aku sedang pacaran dengan Vicky di club? Sedang apa kamu disana? Kenapa tidak menyapaku?" tanya Lian begitu tenang. Tidak ada sedikitpun raut kaget di wajah Lian selayaknya orang yang baru saja ketahuan melakukan kesalahan.

"Bukan aku tapi Mas Rama," jawab Kian lirih.

"Ooh jadi suamiku tercinta yang melihat istrinya berselingkuh, hahahaha," Lian tertawa dan itu membuat Kian bingung.

"Apanya yang lucu?" tanya Kian.

"Tentu saja lucu. Seorang suami memergoki istri sah nya selingkuh tapi dia diam saja karena dia menganggap gadis itu adalah orang lain. Hahaha. Tapi ngomong-ngomong sedang apa suami kaya rayaku itu di club malam-malam? Apa kalian bertengkar?" tanya Lian di sela tawanya.

Kian terdiam. Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada sang kakak. Apalagi mengatakan kejadian setelahnya. Dimana dirinya dan suami dari sang kakak hampir saja melakukan hubungan suami istri.

"Sudahlah tidak perlu kamu jawab. Lagipula aku tidak peduli dengan apapun yang terjadi dengan suamiku itu," ucap Lian mengibas-ngibaskan tangannya.

"Jadi??" tanya Kian lagi.

"Apanya?"

"Kemana kamu akan pergi?"

Lian membuang nafas kasar. 

"Kenapa kamu ingin sekali tau urusan pribadiku, Kian?"

"Karena sejak awal, kamu yang sudah menarikku untuk masuk ke dalam kehidupan pribadimu. Dan satu hal lagi yang harus kamu ingat. Sekarang kamu adalah aku. Semua keluarga tau jika kamu adalah aku. Dan kamu pergi sebagai Kian, bukan Lian. Kamu pergi dengan membawa namaku, bukan namamu," jelas Kian panjang lebar.

"Iya… iya… aku beritahu.. dasar cerewet."

Kian masih menunggu sang kakak berbicara.

"Aku akan tinggal di rumah sewa dekat kosan Vicky," ucap Lian tenang.

"Apa? Tapi kenapa?" tanya Kian. Dia benar-benar kaget dengar rencana sang kakak kembarnya itu. Memilih untuk pergi dari rumah, hanya untuk tinggal berdekatan dengan sang kekasih. Ayolah, Lian itu bukan anak remaja yang labil. Dia bahkan sudah menikah. Tapi kenapa dia masih bisa berpikir hal kekanak-kanakan seperti itu?

"Aku yakin kamu pasti sudah tau apa alasannya. Tinggal di rumah menjadi seorang Kian itu sangat membosankan. Aku tidak mengerti bagaimana kamu bisa dengan tenang seharian penuh tinggal di rumah. Lagipula selama aku menjadi dirimu, aku jadi tidak bisa bertemu dengan Vicky. Bahkan untuk bertemu seminggu sekali di malam minggu saja sangat sulit sekali. Terlalu banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh ayah jika aku akan pergi malam," jelas Lian.

"Karena aku tidak suka keluar malam hari."

"Nah, itu kamu tau. Jadi aku dan Vicky merencanakan hal ini. Tapi kamu tidak usah khawatir. Rumah yang aku sewa masih berada di kota ini, tidak sampai keluar kota. Jadi kita masih bisa saling berhubungan," ucap Lian lagi.

"Tapi Lian, bagaimana jika ayah tau?"

"Tidak akan. Kamu tau sendiri kalau permainanku sangat rapi. Lihatlah. Bahkan sampai sekarang tidak ada seorangpun yang curiga kalau kita sudah bertukar tempat."

"Tapi…." Kata-kata Kian terhenti saat dengan cepat Lian memotongnya.

"Sudahlah. Aku datang kemari hanya untuk memberitahumu dan berpamitan dengan semua orang disini. Bukan untuk berdiskusi denganmu apalagi meminta pendapatmu. Sebaiknya kita kembali sekarang karena aku harus segera pergi menemui Vicky."

Lian melenggang pergi meninggalkan Kian yang masih berdiri mematung di sana. Otaknya masih terus berpikir apa lagi yang akan terjadi kedepannya. Dia harus terjebak di dalam pernikahan sang kakak, sedangkan Lian malah semakin menggila dengan tinggal berdekatan dengan sang kekasih. Sejenak dia ingin sekali mengakhiri semua permainan ini. Dia benar-benar sangat menyesal karena sudah mengikuti keinginan Lian. Tapi ancaman Lian selalu saja menjadi senjata yang dapat membuat Kian tidak berkutik. 

Kian berjalan mengikuti Lian dari belakang.

"Kalian sudah selesai mengobrolnya? Ayo Kian, kita harus segera menyiapkan segala kebutuhanmu. Bukankah kamu bilang jika besok ingin pergi bersama teman-temanmu saja?" tanya ayah Lukman. Lian tersenyum dan mengangguk. Gadis itu dengan cepat melangkah mendekati sang ayah. Sedangkan Kian berjalan pelan mendekati Rama.

"Baiklah Bim, sepertinya kami harus segera pergi," pamit Kakek Dul.

"Iya Dul. Hati-hati!" jawab Kakek Bimo. Lalu dia menoleh ke arah Lian.

"Kian, kamu hati-hati disana ya! Jika terjadi sesuatu kepadamu disana, kamu bisa menghubungi kakek. Kakek akan dengan senang hati membantumu," tambah Kakek Bimo. Lian mengangguk. Mereka bertiga pun akhirnya pergi meninggalkan rumah kakek Bimo.

"Kakek heran, kenapa adikmu itu lebih memilih bekerja di perusahaan orang lain. Padahal perusahaan milik keluarganya juga lumayan. Atau kalau dia mau, kakek juga bisa memasukkan dia ke perusahaan kakek. Bukan begitu, Ram?" ucap sang Kakek setelah keluarga dari sang sahabat pergi. Rama mengangguk.

"Aku tidak tau, Kek," jawab Kian lirih. Pikirannya masih belum terlepas dari kata-kata Lian tadi.

"Apa kamu juga mau bekerja, Lian?" tanya sang kakek setelah beberapa saat terdiam. Kian dan Rama menoleh ke arah sang kakek bersamaan.

"Apa?" ucap pasangan itu bersamaan. Membuat Kakek Bimo tersenyum.

"Kalian ini sudah sehati rupanya. Sampai berbicara pun bisa bersamaan seperti itu," canda sang kakek. Namun kedua insan di depannya hanya terdiam.

"Kakek pikir karena adikmu Kian bekerja, jadi kamu juga pasti punya cita-cita ingin bekerja juga, bukan?" tanya sang kakek.

"Jika kamu mau, kakek bisa memasukkan kamu ke perusahaan kakek. Atau kalau kamu mau bekerja di perusahaan keluargamu juga, kakek izinkan. Lagipula sebelum kamu menikah dengan Rama, kakek sempat melihat jenjang pendidikanmu. Bahkan kakek juga berpikir, jika saja kamu mau bekerja, mungkin jabatanmu akan setara dengan Rama. Atau kalau tidak, hanya satu tingkat di bawahnya. Atau mau jadi sekretaris pribadi Rama juga bisa. Bagaimana?" lanjut sang Kakek.

Kian melirik ke arah Rama yang memalingkan wajahnya ke tempat lain. Kedua tangannya malah tampak mengepal dengan sangat kuat. Kian mengerti jika Rama tidak ingin dirinya bekerja. Walaupun bekerja di perusahaan keluarga adalah salah satu cita-citanya, akan tetapi dia tidak bisa egois, bukan?

"Bagaimana?" tanya sang kakek lagi.

"Aku ingin Lian di rumah saja!" ucap Rama pada akhirnya. Membuat sang kakek mengalihkan pandangannya kepada sang cucu.

"Kenapa?" tanyanya.

"Aku…"

"Apa kamu takut jika istrimu ini bisa menjadi saingan terberatmu? Atau kamu takut jika dia pulang dan kalian tidak bisa bermesraan di kantor lagi?" 

"Dia?" Kian bergumam dalam hati.

****

****

****

Terpopuler

Comments

Ika Ika

Ika Ika

semangat kian

2023-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!