BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU

Malam itu jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam akan tetapi Rama sampai saat ini belum juga pulang. Kian merasa gelisah karena tidak biasanya laki-laki itu pulang selarut ini. Apalagi tadi sore dia mendapat kabar jika mereka hampir saja kehilangan proyek dengan keuntungan yang cukup besar akan tetapi beruntungnya sang kakek bisa meyakinkan investor dari luar negeri tersebut sehingga mereka tetap bersedia bekerja sama dengan perusahaan Kakek Bimo.

Kian tau hal yang membuat mereka hampir saja kehilangan proyek tersebut adalah karena ulahnya tadi pagi. Walaupun dia sudah meminta maaf lagi kepada sang kakek. Laki-laki tua itu malah terus meyakinkan Kian bahwa semua itu bukanlah kesalahannya dan hanya sebuah kecelakaan akan tetapi pada kenyataannya Kian masih tetap saja merasa bersalah.

Gadis itu berdiri di ambang pintu yang sengaja dia buka. Tatapannya tertuju ke depan gerbang dimana masih ada seorang penjaga disana. Sesekali dia duduk di sofa, lalu berjalan bolak-balik sambil melirik ke arah jam di dinding dan sesekali dia terus berdiri menatap keluar.

"Kamu kemana, Mas? Kenapa jam segini kamu masih belum pulang?" ucap Kian dalam hati.

"Nak…" suara seseorang menginterupsi dan membuat Kian membalikkan wajahnya.

"Kakek Bimo," jawab Kian sambil tersenyum.

"Kamu sedang apa? Kenapa jam segini belum tidur?"

"Aku.. Aku sedang menunggu Mas Rama datang, Kek," jawab Kian dengan wajah yang tersipu malu. Kian berjalan ke arah sang kakek dan duduk di sofa bersamanya. 

"Memangnya Rama dari tadi belum pulang?" tanya sang Kakek. Kian menggelengkan kepalanya.

Kakek Bimo mengusap-usap dagunya seolah dirinya sedang berpikir.

"Tapi yang kakek tau tadi sore dia izin pulang cepat kok dari kantor. Malah dia pulang lebih dulu dari Kakek."

"Iya Kek?"

"Iya. Kemana dia pergi ya? Apa sebelumnya dia tidak menghubungimu dan memberitahukan dimana dia berada sekarang atau mau pergi kemana?"

"Mas Rama tidak punya nomor ponsel aku," jawab Kian lirih.

"Astaga. Apa kamu bercanda, Lian? Dia itu suamimu. Bagaimana mungkin kalian tidak saling mengetahui nomor ponsel pasangan sendiri?" tanya Kakek Bimo dan Kian hanya menunduk.

Ini sudah dua hari setelah sang cucu menikah akan tetapi mereka masih seperti orang asing saja. Jangankan saling menyapa dengan penuh kasih sayang, atau bahkan berniat ingin memiliki keturunan. Karena pada kenyataannya bertukar nomor ponsel saja tidak mereka lakukan. 

Akan tetapi ada satu hal yang masih bisa membuat sang kakek bersyukur dan bernafas lega, yaitu sang cucu menantu yang mengkhawatirkan keberadaan suaminya. Bagi Kakek Bimo itu adalah awal yang baik. Kakek Bimo percaya jika Lian sedang berusaha untuk menjadi istri yang baik bagi sang cucu. Dan sang kakek berharap dengan adanya rasa khawatir dan gelisah ini bisa membuat pernikahan mereka yang awalnya tanpa cinta bisa berlanjut dengan cinta dan juga kebahagiaan.

*** 

Di lain tempat, tepatnya di sebuah club malam, Rama sedang duduk dengan santai. Segelas minuman beralkohol dia genggam di tangannya dan sesekali meneguknya hingga tandas. Pikirannya melayang ke waktu dimana tadi siang dia sedang melakukan rapat dengan investor asing yang membuat mereka hampir saja kehilangan keuntungan yang sangat besar.

Sebenarnya bukan karena file yang tersiram oleh Kian yang membuat rapat itu menjadi alot, akan tetapi sepanjang pertemuan itu pikiran Rama tidak bisa fokus sama sekali. Suasana hatinya yang sedang merasa sangat kesal akan tingkah sang istri membuat dirinya selalu melamun di tengah rapat. Aneh memang, karena biasanya dia selalu bisa mengontrol emosinya sendiri tapi kenapa sekarang tidak bisa.

Di dalam pikirannya yang kalut, mata Rama tertarik kepada sosok seorang gadis yang duduk bersama teman-temannya di meja yang tidak jauh darinya. Seorang gadis yang memiliki rupa yang sama dengan wajah sang istri. Dan Rama yakin kalau itu adalah adik iparnya, Kian.

Rama mengernyit sebal saat melihat adik iparnya itu bergelayut manja di lengan seorang laki-laki yang berpenampilan acak-acakan. Belum lagi gadis itu menyandarkan kepalanya di dadanya dan mereka pun saling berciuman.

Rama berpikir sesaat apakah dia harus mendekati mereka dan menghentikan aktifitas adik iparnya itu ataukah dia harus abaikan saja mengingat dia saja tidak peduli dengan istrinya sendiri. Lalu kenapa juga dia harus peduli dengan keluarga sang istri.

Akhirnya laki-laki itu pun memutuskan untuk diam saja di tempatnya dan tak mau ikut campur. Namun walaupun begitu, kedua matanya tetap memandang ke arah segerombolan orang yang sedang tertawa keras tersebut.

"Hmm, jadi ini keluarga yang selalu dibangga-banggakan Kakek. Benar-benar keluarga yang tak tau malu. Kakaknya sok suci sedangkan adiknya aku rasa dia sudah tidak suci. Dan sialnya aku harus terikat hubungan dengan keluarga ini karena kakek. Menyebalkan!" gerutu Rama dalam hati. Dan setelah meneguk habis minuman yang sudah dia pesan, Rama pun akhirnya pergi dari club malam itu.

***

Selang beberapa saat terdengar suara sebuah mobil masuk ke dalam halaman rumah. Dengan segera, Kian melirik dan berlari menuju ke arah pintu. Sedangkan sang kakek masih tenang duduk di sofa.

"Mas," sapa Kian saat laki-laki itu memasuki rumah. Tangan Kian yang menjulur ke depan hendak mencium punggung tangan sang suami nyatanya hanya bisa meraih angin saja. Rama terus saja berjalan tanpa menghiraukan uluran tangan Kian bahkan dia tidak menghiraukan sang istri yang ada di depannya. Dan kejadian itu tak lepas dari pandangan mata tua kakek Bimo.

Rama berjalan mendekati sang kakek lalu mencium punggung tangannya.

"Kamu dari mana?" tanya sang Kakek.

"Aku…. Aku hanya berjalan-jalan sebentar," jawab Rama lirih.

"Jalan-jalan? Sampai larut malam seperti ini?"

"Iya, biasanya juga seperti ini kan?" Jawab Rama.

"Iya. Memang biasanya seperti ini. Memang sudah menjadi kebiasaan kamu jika sedang ada masalah selalu saja berjalan-jalan sampai malam. Tapi sekarang keadaanmu tidak seperti dulu. Kamu sudah menikah. Dan kamu lihat?" ucap kakek Bimo menunjuk ke arah Kian yang berjalan mendekati mereka.

"Sejak dari tadi sore istrimu bolak-balik menunggu kamu. Dia khawatir, dia gelisah karena kamu masih juga belum datang." Rama melirik tajam ke arah Kian. Tak ada sama sekali raut menyesal atau iba pada wajah Rama. Yang ada hanya kesal dan itu bisa dilihat jelas dari sorot matanya yang menusuk.

Kakek Bimo berdiri lalu memegang bahu Rama yang membuat sang cucu kembali mengalihkan pandangannya kepada sang kakek.

"Jangan pernah samakan kamu yang dulu dengan kamu yang sekarang. Dulu kamu bebas melakukan apapun karena tidak ada siapapun yang menunggumu di rumah. Tapi sekarang, ada istrimu Lian yang selalu menunggu. Jadi jangan sampai kamu melupakan statusmu," ucap sang Kakek dan lalu pergi berjalan menuju ke arah kamarnya.

****

****

**** 

Terpopuler

Comments

Ika Ika

Ika Ika

tegas kakek emang 👍

2023-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!