BAB 5. PERMINTAAN KAKEK

"Sudah selesai mandinya?" terdengar ucapan seorang laki-laki tua menginterupsi Kian.

Gadis itu terperanjat kaget saat melihat ada sosok seorang laki-laki tua sedang berbicara dengan Rama di sofa dekat pintu. Sekilas, kedua mata Kian melirik ke arah Rama yang sudah terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Pakaian santai dengan celana panjang berwarna hitam membuat laki-laki itu tampak semakin mempesona. Terkadang Kian suka merasa heran kenapa sang kakak tidak bisa melihat ketampanan suaminya dan berusaha mencintainya. 

Menurut Kian, Vicky juga memang tampan. Tapi karena pembawaannya yang berantakan, membuat Kian tidak begitu menyukai penampilan kekasih dari sang kakak itu. Akan tetapi jika dibandingkan dengan Rama, rasanya seperti bumi dan langit. Jika saja gadis itu tidak sadar kalau laki-laki di depannya ini sudah resmi menjadi kakak iparnya, mungkin saja dia akan jatuh cinta kepada Rama.

"Kakek Bimo," ucap Kian sambil tersenyum. Gadis itu dengan segera berjalan mendekati kakeknya Rama itu dan langsung mencium punggung tangannya.

Kian lalu duduk di samping sang kakek.

"Kakek ada apa malam-malam begini datang kemari?" tanya Kian.

"Memangnya kenapa? Apa Kakek tidak boleh datang ke kamar cucu kakek sendiri?" Kakek Bimo berkata dengan memelototkan matanya. Wajahnya memerah dan Kian yakin kalau dirinya sudah salah bicara yang membuat kakek barunya itu marah. Kian menunduk.

"Hmm, maaf Kakek. Bukan itu maksud aku. Aku hanya…" Kian panik dan kedua matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Ketakutan Kian akan kemarahan Kakek Bimo nyatanya hanya berada di dalam pikirannya saja. Karena sesaat setelah kakek Bimo itu melotot dan membuat Kian menunduk, laki-laki tua itu pun langsung mengusap kepala cucu menantunya itu dan tertawa.

Kian mendongakkan kepalanya melihat kakek Bimo yang tergelak sedangkan Rama hanya menatapnya acuh.

"Sudah kakek bilang kan, Rama. Kalau pilihan kakek itu tidak pernah salah. Lian adalah seorang wanita yang tepat untuk kamu jadikan istri. Lihatlah keluguannya. Juga kelembutan hatinya. Hanya dibentak seperti itu saja, dia sampai menangis. Hahahahaha," ucap sang kakek di sela tawanya. 

Kakek Bimo langsung memeluk Kian dan gadis itu sedikit menyeka air matanya yang sudah terlanjur jatuh itu. 

"Sudahlah jangan menangis lagi sayangnya kakek! Nanti setelah kakek keluar dari kamar, Rama akan memanjakanmu dengan sesuatu yang akan membuatmu ketagihan. Hahahaha," canda sang kakek lagi dan kini sambil mengedipkan sebelah matanya.

Kakek Bimo Amarta, seorang pengusaha yang terkenal dengan ketegasan dan juga tangan dinginnya jika sudah berhubungan dengan dunia bisnis membuat dirinya disegani oleh para pengusaha lain di negeri ini. Di usianya yang sudah tidak muda lagi itu, nyatanya tidak menghapus ketampanan dan kegagahannya. Walaupun kakek Bimo di luar sana dikenal sangat garang akan tetapi jika menyangkut dengan keluarganya, laki-laki tua ini bisa berubah menjadi sangat hangat dan bersahabat. Bahkan juga kocak dan senang becanda.

"Memanjakan dengan sesuatu yang membuatku ketagihan?" Kian membeo. Wajahnya tampak semakin lugu saja dan itu berhasil membuat sang kakek tergelak lagi.

"Kakek!!!" Rama menginterupsi. Dia tidak ingin sang kakek berbicara lebih jauh lagi tentang hal itu. Karena walaupun pembicaraan sang kakek itu sudah membuat wajahnya sedikit memerah karena malu, namun pada kenyataannya dia tidak ada rencana untuk melakukan hal tersebut kepada wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya itu.

Sang Kakek berhenti tertawa. Dia berdehem untuk menetralisir perasaannya yang masih terasa ingin tertawa. Hari ini benar-benar menjadi hari yang sangat membahagiakan bagi sang kakek. Kakek Bimo menghela nafas panjang.

"Sebenarnya tidak ada hal yang begitu penting juga. Kakek hanya mau tanya apa besok kamu akan langsung memboyong istrimu yang cantik ini ke apartemen milikmu?" tanya Kakek Bimo kepada Rama. Laki-laki muda itu menatap ke arah wanita yang masih duduk di samping sang kakek.

Rama berpikir sejenak. Dia baru saja sadar kalau besok dirinya tidak akan pulang ke rumah sendiri lagi. Kini ada sang istri yang harus dia ajak pulang. Istri? Rama tersenyum kecut saat mengingat kata itu. Iya pernikahan memang sudah terjadi, tapi dia belum siap atau tepatnya tidak mau jika harus memberikan label seorang istri kepada satu-satunya wanita di hadapannya itu. 

Tapi mau bagaimana lagi. Rama pun kini berpikir kemana dia akan membawa wanita itu pulang.

"Nak?" Sang kakek bertanya lagi akan tetapi lagi dan lagi Rama hanya terdiam.

"Jika menurut kakek, lebih baik untuk sementara kalian tinggallah dulu di rumah kakek."

"Kenapa?" tanya Rama.

"Kakek masih ingin mengenal Lian dengan lebih dekat lagi," ucap laki-laki paruh baya itu.

"Lagipula kenapa kamu ingin sekali langsung tinggal serumah berdua dengan istrimu ini? Apa kamu berencana untuk melakukan pacaran setelah menikah?" lanjut sang kakek sambil tertawa lagi. Rama terdiam.

Kakek Bimo beralih menatap sang cucu menantu.

"Bagaimana Lian, apa kamu mau tinggal di rumah kakek untuk sementara?" Tanyanya.

Kian menoleh ke arah Rama berusaha bertanya dengan isyarat. Namun sayangnya laki-laki itu tetap saja dingin seperti biasa.

"Aku… Hmm.. aku ikut dengan Mas Rama saja," ucap Kian lirih.

"Istri yang baik. Kamu memang istri yang baik. Kakek bangga memiliki cucu menantu sepertimu, Lian."

Kian tersenyum. Dia benar-benar menyayangkan keputusan sang kakak untuk menjauhi keluarga ini. Padahal apa yang dikatakan oleh kakek mereka dan juga ayah mereka tentang kebaikan keluarga ini adalah benar.

"Jadi bagaimana Rama?" tanya sang kakek lagi.

"Hmm, aku ikut apa kata kakek saja," jawab Rama pada akhirnya.

"Bagus… bagus…" kakek Bimo menepuk-nepuk bahu sang cucu.

Laki-laki tua itu kemudian berdiri sambil merapikan pakaiannya yang sedikit kusut. Diikuti oleh pasangan di sampingnya.

"Baiklah kalau begitu kakek kembali ke kamar dulu. Kalian istirahatlah. Dan besok kita akan berangkat bersama pulang ke rumah barumu, Nak," ucap sang kakek yang diakhiri dengan belaian di rambut Kian. Gadis itu mengangguk dan tersenyum.

Rama dan Kian mengantarkan sang kakek sampai ke depan pintu. Sesaat sebelum sang kakek meninggalkan mereka, laki-laki itu kembali berbalik.

"Rama, awas jangan terlalu memaksa menerobos sesuatu. Dibawa santai saja," ucap sang kakek sambil mengedipkan sebelah matanya.

Dengan merasa tak berdosa laki-laki tua itu pun melenggang pergi dari sana, meninggalkan Rama dan juga Kian yang masih menatap ke arahnya.

"Apa maksud kakek, Mas?" tanya Kian dengan polosnya. Rama mendelik sebal dan lalu meninggalkan gadis itu, masuk ke dalam kamar.

"Diiihh masih aja juteknya.. kirain kalau pestanya beres, manyun nya juga beres…" batin Kian.

Gadis itu terus mencoba menikmati langkah yang sudah dia ambil ini. Dia tau mungkin tidak akan mudah tapi setidaknya dia akan mencoba lebih memilih berdamai dengan keadaan daripada terus merutuki nasibnya sendiri. 

Akan tetapi Kian juga sudah mengambil keputusan, besok sebelum mereka pergi untuk tinggal bersama kakek Bimo, dia akan mencoba berbicara kembali dengan Lian tentang pertukaran identitas ini. 

"Semoga saja Lian mau bertukar lagi. Agar semuanya bisa kembali berjalan dengan normal," batin Kian.

Lamunan Kian tersadar saat Rama mematikan lampu kamarnya. Gadis itu pun bergegas masuk dan membaringkan tubuhnya di samping tubuh laki-laki itu yang membelakanginya.

****

****

****

Terpopuler

Comments

suhendar86

suhendar86

kakek Bimo nih omes 🤣🤣

2023-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!