BAB 3. RESEPSI

Pesta pernikahan masih berlanjut. Kian yang kini sudah berpakaian gaun berwarna pink terlihat sangat cantik. Dengan balutan riasan wajah yang natural juga tatanan rambut yang rapi, membuat gadis itu tampak semakin mempesona. 

Seluruh anggota keluarga menyangka jika gadis yang terlihat sangat cantik itu adalah Lian. Karena mereka tau jika gaun yang dipakai oleh gadis itu adalah pemberian dari Kakek Bimo, kakeknya Rama, spesial untuk cucu menantunya. Sayangnya mereka semua sudah tertipu karena nyatanya gadis di balik gaun indah tersebut bukanlah Lian melainkan Kian.

Senyuman tulus terus tergambar di wajah Kian. Sungguh dia memainkan peranannya dengan semaksimal mungkin. Dia tidak membuka sedikit celah pun kepada keluarganya untuk merasa curiga jika saudara kembar ini saling bertukar identitas.

"Dimana Kian?" tanya sang ayah sambil berbisik.

"Tadi masih di kamar," jawab Kian lirih.

"Oohh.."

Sang ayah mengantarkan Kian hingga duduk di pelaminan di samping Rama. Tak ada seulas senyum pun dari bibir laki-laki itu. Dia hanya melirik sekilas kepada wanita di sampingnya yang dia tahu sebagai istrinya saat ini.

Kian mencoba sebisa mungkin untuk tenang walaupun sebenarnya tubuhnya sedikit gemetar dan hatinya begitu gelisah. Perasaannya campur aduk hingga dia sendiri pun tak tahu bagaimana cara menyebutkannya.

Kian melihat laki-laki di sampingnya yang terus menerus melihat ke arah jam di tangannya. Dari gelagatnya bisa terlihat dengan jelas jika laki-laki itu benar-benar tidak menikmati acara tersebut. Sungguh aneh memang. Karena seharusnya dia sebagai pengantin pria merasa bahagia dengan acara pernikahan ini. Atau mungkin apa yang dikatakan oleh Lian di kamar tadi tentang laki-laki ini yang juga dijodohkan adalah benar? 

Kian tak berani menatap wajah Rama sama sekali. Dia hanya bisa melirik sebentar lalu kembali tertunduk. Dan hal itu sebenarnya disadari oleh Rama juga. Bahkan laki-laki itu juga sebenarnya bisa melihat kedua tangan wanita di sampingnya ini sedikit gemetar. Akan tetapi dia tidak memperdulikan hal itu.

"Hey, pengantin kok diam saja. Ayo ikut menari. Ini adalah acara resepsi kalian. Masa kalian malah bengong seperti ini?" ucap Kakek Bimo yang langsung menarik pasangan pengantin ini untuk berdiri di lantai dansa.

Acara resepsi pernikahan yang digelar di sebuah gedung mewah ini memanglah memakan biaya yang tidak sedikit. Akan tetapi hal itu tidak begitu berpengaruh bagi pengusaha paling sukses di negara tersebut itu. Apalagi acara resepsi ini khusus diadakan oleh sang kakek untuk cucu satu-satunya yang dia punya.

Memiliki tema berwarna pink dan biru langit yang dipadukan dengan warna putih salju, membuat gedung itu seperti disulap menjadi kerajaan bak negeri dongeng. Sungguh sang kakek tak mau main-main dengan hal ini.

Kian dan juga Rama kini sudah berdiri di tengah arena berdansa. Sebuah musik romantis pun mulai mengalun dengan sangat merdu. Beberapa pasangan yang juga hadir di dalam pesta tersebut, satu persatu mulai berjalan ke arena berdansa dan ikut menari romantis. Dengan sigap Rama memeluk pinggang Kian dan sedikit menariknya menyisakan jarak diantara mereka yang sangat sedikit. Salah satu tangan laki-laki itu menyentuh tangan Kian dan memposisikannya di lehernya. Kian yang mengerti maksud dari Rama akhirnya melingkarkan kedua tangannya di leher suami pura-puranya itu.

Mereka berdua mulai menggerakan tubuh ke kiri dan ke kanan senada dengan alunan musik yang dimainkan. Memang seharusnya ini adalah momen yang paling romantis bagi seorang pasangan. Akan tetapi tidak untuk Rama dan juga Kian. Tubuh mereka memang bergerak tapi sejak dari tadi mata Rama tak sedetik pun menatap wajah Kian. Laki-laki itu selalu mengalihkan pandangan mereka ke arah lain.

"Mas Rama…" Kian akhirnya memberanikan diri untuk bersuara. Akan tetapi Rama tidak menjawab.

"Kalau Mas Rama tidak mau berdansa, kita kembali ke pelaminan saja," ucap Kian lagi.

Rama tak menggubris kata-kata Kian sama sekali. Dia terus berdansa dan tanpa menghiraukan posisi wanita di depannya yang sudah mulai tidak merasa nyaman. Akhirnya Kian hanya bisa menundukkan wajahnya kembali. Biarlah semua orang berpikir jika dirinya malu berhadapan dengan Rama dalam jarak yang sangat dekat, pikir Kian kembali.

Setelah dirasa cukup, Rama pun melepaskan pelukannya dari pinggang Kian. Dengan sangat hati-hati dan juga lembut, laki-laki itu menggenggam tangan Kian seolah menjaganya agar tidak terjatuh. Melihat kejadian itu, kakek Bimo tersenyum. Dia sangat senang karena menurutnya sang cucu sudah mulai mau menerima wanita itu sebagai istrinya dan berusaha menjadi seorang suami yang bertanggung jawab.

"Apa mau aku ambilkan minum?" tanya Kian saat mereka sudah duduk kembali di pelaminan.

Rama hanya mengangkat tangannya sebelah, memberi isyarat penolakan. Kian pun membuang nafas dalam dan lalu menyandarkan punggungnya di kursi indah tersebut.

"Hmm, apa aku benar melakukan hal ini? Sebenarnya hatiku masih belum sepenuhnya yakin untuk mengikuti keinginan Lian tapi jika aku tidak menurutinya? Aku tidak mau Lian sampai berbuat nekad. Iya, jika ini memang yang terbaik, semoga saja semuanya bisa berjalan dengan lancar," batin Kian bermonolog.

*** 

Sementara itu di kamar rias pengantin, Lian yang sudah berpakaian santai, menari-nari mengikuti alunan musik yang dia dengar dari bawah. Suasana hatinya begitu senang saat dia merasa sudah terbebas dari ikatan belenggu yang sudah diciptakan oleh sang ayah kepadanya.

Sesaat kemudian, ponsel Lian pun berbunyi. Dia lalu melihat nama sang kekasih di layarnya yang membuat dirinya semakin bersemangat untuk segera mengangkatnya.

"Halo sayang…" ucap Lian sambil tersenyum. Dia membaringkan tubuhnya di atas kasur lalu berguling-guling kesana kemari meluapkan kegembiraannya.

"Halo sayang. Bagaimana pernikahannya? Lancar? Apakah suamimu itu sangat tampan?" ucap seorang laki-laki dari balik telepon. Siapa lagi kalau bukan sang kekasih hati, Vicky.

Lian merengut.

"Hmm.. apa maksudmu? Sudah aku katakan bukan, jika Lian Putri Sahara hanya akan menjadi milik Vicky seorang. Tidak akan ada laki-laki lain yang bisa memiliki diriku selain kamu."

"Oh iya?"

"Iya tentu saja. Apa kamu meragukanku sayang?"

"Tidak.. Tentu saja tidak. Tapi dari kabar yang aku dengar katanya akad kalian sudah terjadi dan kalian sudah sah menjadi suami dan istri. Jadi aku pikir kalau aku sudah kehilanganmu untuk selamanya."

"Iya, akad memang sudah terlaksana tapi kamu gak tau apa yang kekasihmu ini lakukan agar aku bisa terbebas dari pernikahan ini sekaligus aman dari ayahku."

"Oh iya? Apa itu?"

Lian pun menceritakan semua yang dia lakukan kepada Kian sehingga adik kembarnya itu mau dengan sukarela menggantikan posisinya. Vicky tertawa lebar dibalik telepon.

"Pinter banget sih kamu ini. Jadi gemes deh aku," ucap Vicky yang membuat Lian merona.

"Pacarnya siapa dulu donk," kata Lian.

Lian terus berbicara kesana kemari dengan Vicky. Hari yang awalnya sangat menyebalkan baginya kini berubah menjadi sangat menyenangkan. 

Tok… tok.. tok…

Terdengar suara seseorang mengetuk pintu.

"Kian apa kamu ada di dalam?"

****

****

****

Terpopuler

Comments

suhendar86

suhendar86

kan bener kan.. 😡

2023-05-07

1

W. Soetisna

W. Soetisna

liciknya

2023-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!