BAB 10. BERTEMU VICKY

"Kakek…." ucap Kian lirih. Dengan segera dia mendekati sang kakek lalu tersenyum. Sebisa mungkin dirinya menyembunyikan kesedihan di matanya walaupun Kian sendiri tak yakin apakah Kakek Bimo sudah melihat pertengkaran mereka atau belum.

"Ada apa Kakek? Apa Kakek butuh sesuatu?" tanya Kian. Kakek Bimo terdiam melihat kedua mata gadis itu yang masih tampak merah. 

"Tidak ada. Kakek hanya mencari Rama saja. Kakek takut jika dia terlambat karena hari ini ada pertemuan dengan klien penting dari luar negeri. Tapi sepertinya dia sudah berangkat. Syukurlah kalau begitu. Ini adalah pertemuan penting bagi perusahaan jadi sebisa mungkin jangan sampai melakukan kesalahan sekecil apapun," jelas Kakek Bimo.

Kian tersenyum getir. Dia ingat jika kata-kata itu juga yang tadi sempat keluar dari mulut Rama. Iya, pertemuan penting. Laki-laki itu bahkan berkata jika dirinya sudah menyiapkan segalanya sejak semalam. Dan sayangnya dirinya malah menghancurkan segalanya. 

"Apa karena ulahku tadi, perusahaan mereka akan mengalami masalah?" batin Kian bertanya.

"Baiklah kalau begitu Kakek pergi dulu. Kakek juga harus segera pergi ke kantor agar tidak terlambat," ucap Kakek Bimo sambil tersenyum.

"Kakek…." panggil Kian yang lalu menghentikan langkah sang kakek yang baru saja akan pergi.

"Iya kenapa Nak?" jawab Kakek Bimo sambil membalikkan badan.

"Aku.. aku mau minta maaf," ucap Kian lagi. Kakek Bimo mengernyit heran.

"Minta maaf? Minta maaf kenapa Nak?"

"Aku… aku…" Ada rasa takut di hati Kian untuk mengungkapkan segalanya. Rama saja sampai ngamuk, apalagi Kakek Bimo, pikirnya.

"Ada apa Lian? Ayo katakan saja!"

"Aku minta maaf Kakek. Aku sudah menghancurkan file penting yang dibuat oleh Mas Rama untuk rapat sekarang," ucap Kian sambil menunduk dan memejamkan matanya. Dia sudah siap menerima semua amukan dari pria tua di depannya itu.

Kakek Bimo terpaku untuk sesaat. Dia tidak menyangka kalau pertengkaran sang cucu ternyata berawal dari berkas file. Tadi pada saat Kakek Bimo hendak menemui Rama di kamarnya, dia sempat mendengar ada suara bentakan Rama disana. Dia juga sempat mendengar saat Rama memberitahukan tentang dirinya yang tidak pernah menganggap jika pernikahan diantara mereka ada. Kakek Bimo sempat bersembunyi saat terdengar Rama membuka pintu. Dan lalu berjalan mendekat setelah melihat sang cucu pergi.

Kakek Bimo menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan. Dia tersenyum lalu mengusap puncak kepala Kian.

"Sudahlah tidak perlu terlalu dipikirkan. Sebuah kecelakaan biasa terjadi. Tidak apa," ucap Kakek Bimo. Kian mendongak.

"Tapi pertemuan Kakek…"

"Kita lihat saja nanti. Kakek percaya apapun yang akan terjadi pasti adalah yang terbaik bagi perusahaan kami. Sudahlah kakek pergi dulu."

Kian mengangguk. Walaupun Kakek Bimo terus bicara sambil tersenyum untuk menenangkan Kian akan tetapi wanita itu masih bisa melihat dengan jelas ada raut kecewa dan khawatir di wajah sang Kakek. Dan itu membuat dirinya menjadi semakin merasa bersalah saja.

*** 

"Kian, kamu mau kemana, Nak? Ini sudah sore loh. Sebentar lagi malam. Tidak biasanya kamu keluar di jam segini," ucap Ibu Araya, ibu dari Kian dan juga Lian.

Sore itu jam di dinding sudah menunjukkan pukul 5 saat Lian sudah berdandan sangat rapi dan berpamitan kepada sang ibu. Dia segera pergi sebelum ayah dan juga kakeknya pulang dari kantor. Lian tau jika sampai dia terlambat sedikit saja, sang ayah pasti akan menceramahinya dan mungkin bisa saja malah membuat semua orang curiga. Iya seperti yang dikatakan oleh sang Ibu, Kian bukanlah tipe gadis yang suka keluar rumah sore hari, apalagi sampai larut malam. Tapi, kali ini dia sudah berjanji untuk bertemu dengan sang kekasih. Jadi mau tidak mau Lian harus melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh Kian.

"Ada acara penting dengan teman, Bu." jawab Lian dan lalu segera pergi sebelum sang ibu bertanya lagi.

"Acara penting apa Nak?" teriak sang ibu. Akan tetapi Lian sudah terlanjur pergi dengan motornya.

Dengan cepat Lian menjalankan sepeda motor matik milik Kian. Dia tidak mungkin menggunakan motor miliknya sendiri karena semua orang yang ada di rumah tau jika dirinya itu adalah Kian, bukan Lian.

Sepeda motor itu berhenti tepat di sebuah club malam. Sebuah tempat yang walaupun hari masih dibilang sore tapi nyatanya tempat itu sudah dipenuhi oleh pengunjung. Lian membuka jaket tebalnya hingga tersisa baju pendek miliknya yang terlihat. Sedangkan celana panjang yang digunakan, dia abaikan begitu saja.

"Sayang…" 

Terdengar suara seorang pria memanggil di tengah bisingnya musik. Lian langsung tersenyum saat mengenali sosok siapa yang sudah memanggilnya. Dengan setengah berlari, dia mendekati laki-laki itu dan lalu memeluknya dengan sangat erat.

"Sayang, aku kangen banget sama kamu," ucap Lian dengan manja di dalam pelukan Vicky sang kekasih.

"Aku juga sayang," jawab laki-laki itu.

Vicky memundurkan pelukannya dan lalu mencium bibir sang kekasih. Tanpa ada rasa terkejut sedikitpun, Lian malah membalas pagutan dari laki-laki itu. Hingga akhirnya mereka berhenti setelah merasa kekurangan oksigen.

Walaupun di depan mereka ada beberapa orang yang merupakan teman-teman dari Vicky dan juga Lian akan tetapi pasangan ini acuh saja memperlihatkan kemesraan di antara mereka.

"Ayolah bro, jika ingin bermesraan carilah kamar hotel sana. Jangan disini!" ucap Leo, teman Vicky.

"Ah seperti kamu dan Mery tidak saja.. Kalian malah lebih parah, sampai meraba kesana kemari di depan umum," balas Vicky dan membuat semua orang tertawa.

Lian pun ikut duduk bergabung bersama mereka. Semenjak kenal dengan Vicky, Lian memang jadi mengenal dengan dunia malam dengan sejuta pergaulannya. Lian bahkan sudah terbiasa dengan semua itu. Dia bahkan sesekali juga suka mencicipi alkohol yang diberikan oleh sang kekasih. Tidak banyak tapi cukup membuat Lian pusing. Hanya dua hal yang tidak mau Lian lakukan yaitu mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan bercinta. Walaupun sesekali Vicky selalu membujuknya untuk mau melakukan hal itu tapi untuk hal yang satu ini pendirian Lian sangat kuat.

"Sayang semenjak kamu berpura-pura menjadi Kian, kita jadi jarang sekali bertemu," ucap Vicky sambil memutar-mutar rambut hitam Lian.

Lian menoleh lalu memeluk laki-laki itu dan menyandarkan kepalanya di dadanya.

"Iya mau gimana lagi. Sifat aku dan Kian sangat berbeda. Sebenarnya aku juga bosan terus berlaga menjadi anak baik yang penurut seperti Kian. Aku ingin bebas seperti dulu. Tapi jika sampai keluargaku tau, terutama ayahku, bisa habis aku dipecat jadi anggota keluarga mereka."

"Berarti itu artinya semua fasilitas yang kamu punya sekarang akan hilang?" tanya Vicky. Lian mengangguk.

"Termasuk mentraktir kami setiap kali kita bertemu?"

Memang sudah menjadi kebiasaan yang rutin jika setiap kali mereka bertemu, baik berdua ataupun bersama teman-temannya seperti sekarang ini, Lian lah yang selalu membayar semuanya. Inilah salah satu sebabnya mereka sangat menyukai Lian dan terus berusaha untuk dekat dengannya. Begitu juga dengan Vicky yang tidak mau kehilangan ATM berjalannya ini.

"Aku masih belum menemukan cara agar kita bisa bertemu setiap hari seperti dulu," ucap Lian kemudian menegakkan duduknya. Semua orang terdiam untuk beberapa saat sampai pada akhirnya suara Vicky terdengar.

"Aku punya ide…"

****

****

****

 

Terpopuler

Comments

Ika Ika

Ika Ika

cuma di manfaatin ya Lian nya

2023-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!