BAB 13. MEMINTA IZIN

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya dokter keluarga mereka datang. Walaupun jam sudah menunjukkan tengah malam akan tetapi jika Kakek Bimo yang menghubungi maka siapapun pasti akan langsung siap bergerak.

Kepala Rama kini sudah dibalut perban. Beruntung luka yang dialami laki-laki itu tidak terlalu parah sehingga dia tidak perlu dibawa ke rumah sakit. Kian masih duduk di sofa yang terletak di depan tempat tidur. Saat itu dirinya sudah berganti pakaian setelah sebelumnya diingatkan oleh sang kakek. Tangannya masih terus menyeka air matanya yang sesekali masih keluar. Di dalam hatinya, Kian merasa sangat menyesal atas apa yang sudah dia lakukan kepada laki-laki itu. Memang benar niat Kian hanya untuk melindungi diri akan tetapi tidak sedikitpun dia menyangka akan menyakiti laki-laki itu.

Kakek Bimo masih berdiri di samping sang cucu yang duduk di atas tempat tidurnya. Sesekali matanya melirik ke arah Kian yang sepertinya sedang melamun.

"Ini ada beberapa obat yang harus diminum oleh Pak Rama," ucap dokter tersebut sambil memberikan selembar kertas kecil bertuliskan resep obat.

"Baik dokter," jawab Kakek Bimo.

Setelah selesai dengan segala urusannya akhirnya dokter itu pun pamit undur diri. Kakek Bimo berjalan keluar kamar untuk mengantarkan sang dokter sampai ke pintu depan.

Rama masih menatap tajam ke arah Kian yang posisinya ada di depannya. Amarah di dalam hatinya untuk wanita itu semakin menjadi apalagi setelah apa yang sudah wanita itu lakukan kepadanya. 

"Aku benar-benar membencinya. Sangat membencinya," gerutu Rama dalam hati.

Kian sadar jika sedari tadi laki-laki di depannya ini sedang menatapnya dengan intens. Itu sebabnya dia tidak berani untuk melihat ke arah depan dimana pandangan mereka bisa saja saling bertemu. Rasa bimbang kini menyelimuti hati Kian. Di satu sisi dia ingin sekali bergerak maju mendekati Rama dan meminta maaf kepadanya, akan tetapi di sisi lain dia masih takut dengan laki-laki di depannya itu.

Kian memejamkan matanya, menghirup nafas dalam, mencoba untuk menenangkan hatinya. Satu keputusan harus dia ambil dan pada akhirnya dia pun memilih untuk meminta maaf saja. Perlahan Kian berdiri dari sofa. Pandangannya mulai naik sedikit demi sedikit hingga pada akhirnya kedua pasang netra itu saling bertemu. 

"Mas.. aku…" 

Perkataan Kian dan juga langkahnya terhenti ketika Rama mengangkat tangannya. Gerakan itu lagi. Isyarat dimana Kian harus diam dan tidak perlu melanjutkan apapun yang ingin dia katakan atau dia lakukan. Isyarat bahwa Rama tidak mau tau apapun yang akan dilakukan oleh wanita itu.

Seperti biasa, jika Rama sudah melakukan hal itu, Kian seolah berubah menjadi patung yang hanya diam tak bergerak. Semua kata-kata yang sudah dia siapkan di dalam hati, yang dengan semangat dia berencana akan mengungkapkannya kepada Rama, namun nyatanya hanya dengan satu gerakan tangan saja, membuat semuanya sirna. 

Sesak.. Hanya itu yang Kian rasakan sekarang. Dia harus kembali menekan emosi yang ada di dalam hatinya.. semangat yang sudah menggebu-gebu harus dia redam sekuat tenaga. 

"Baiklah, mungkin memang belum saatnya kita bicara serius," batin Kian berkata.

*** 

Siang hari di rumah keluarga Kakek Dul. Sebuah rumah yang cukup besar, walaupun tak sebesar rumah Kakek Bimo. Seperti halnya Kakek Bimo, Kakek Dul juga memiliki usaha keluarga turun temurun yang kali ini masih menjadi tanggung jawab dirinya dan juga sang anak, Lukman.

Semua orang sedang berkumpul di ruang keluarga. Ada kakek Dul, ayah Lukman, Ibu Araya, dan tentu saja Lian yang menyamar menjadi Kian. Semua orang disana terdiam dan saling memandang sesaat kemudian semua mata tertuju kepada Lian.

"Apa kamu yakin, Kian?" tanya ayah Lukman.

"Iya Ayah. Aku sudah memikirkan hal ini sejak jauh-jauh hari. Aku bahkan sudah lama melamar pekerjaan disana dan kemarin malam aku mendapat email balasan dari perusahaan itu, katanya aku diterima kerja disana," ucap Lian dengan semangat.

"Tapi Nak, itu kan di luar kota. Lagipula jika kamu memang ingin bekerja, kenapa harus bekerja di perusahaan orang lain? Bukankah kamu bisa bekerja di perusahaan keluarga kita?" tanya Kakek Dul.

"Justru itu Kek. Aku gak mau kalau pekerjaanku dipengaruhi oleh statusku. Aku tau kalau aku bisa saja bekerja di perusahaan keluarga kita. Bahkan kakek bisa memposisikan aku dimanapun yang aku mau. Tapi aku tidak mau hal itu, Kek. Aku ingin bekerja atas usahaku sendiri," jelas Lian.

"Apa itu artinya kamu akan tinggal disana, Nak?" Kini Ibu Araya yang berucap.

"Iya Bu. Aku akan menyewa rumah disana. Soalnya kalau bolak-balik, aku capek. Lagipula ibu, ayah, dan juga kakek gak usah khawatir. Aku disana bareng temen-temen kok. Dan aku bisa jamin kalau mereka adalah anak-anak yang baik," ucap Lian sambil tersenyum.

"Iya, ayah percaya sama kamu. Pergaulanmu tidak seperti pergaulan kakakmu Lian. Tapi ini adalah pertama kalinya kamu tinggal jauh dari kami. Dan tentu saja kami khawatir," ucap Ayah Lukman lagi.

Lian sedikit memanyunkan bibirnya saat mendengar sang ayah berkata jika pergaulannya tidak baik.

"Tapi Ayah, ini adalah kesempatan emas bagiku. Sudah sejak lama aku bermimpi ingin bekerja di perusahaan itu. Dan inilah saatnya. Aku mohon ayah, tolong ijinkan aku untuk pergi kesana. Aku mohon." 

Lian menyatukan kedua tangannya di depan dada. Ayah Lukman, Ibu Araya dan juga Kakek Dul kembali saling menatap. Ini untuk pertama kalinya Kian bersikeras meminta izin kepada mereka. Padahal biasanya dia selalu mendiskusikan terlebih dahulu dengan mereka sebelum mengambil keputusan. Tapi sekarang? Apakah pekerjaan itu memang sangat penting bagi Kian? Itulah pemikiran ketiga orang itu.

"Bagaimana?" Lian kembali berucap.

Walaupun ragu namun pada akhirnya mereka bertiga pun mengangguk. Hal itu tentu saja membuat Lian sangat senang. Rencana yang sudah dia susun bersama sang kekasih ternyata berhasil tanpa ada kendala yang berarti. Iya, tentu saja mereka tidak mempersulit karena pada kenyataannya yang mereka bertiga tau adalah Kianlah yang sudah meminta izin. Jika saja mereka tau jika yang berbicara adalah Lian, maka sudah bisa dipastikan kalau mereka tidak akan mengizinkannya pergi.

Semalam Vicky memang sudah merencanakan hal ini agar dia dan Lian bisa terus bertemu setiap malam. Kondisi Lian yang tinggal bersama orang tuanya adalah kendala utama mereka tidak bisa bertemu setiap saat. Itu sebabnya Vicky meminta sang kekasih untuk berbohong kepada keluarganya dan Lian pun setuju.

Lian memeluk sang ayah, ibu, dan juga kakek Dul secara bergantian. Dia sangat senang dan mengucapkan terima kasih kepada mereka, bukan karena mereka telah mengijinkannya pergi, akan tetapi karena mereka terlalu bodoh untuk menyadari semua sandiwaranya sehingga semua rencananya bisa berjalan dengan sangat lancar, pikir Lian.

**** 

****

****

Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!