BAB 6. BERBICARA

Sudah sejak pagi, Kian membantu Rama untuk membereskan barang-barangnya. Memasukkan semua itu ke dalam koper milik laki-laki tersebut. Awalnya Rama menolak akan tetapi dengan tanpa menghiraukan ocehan laki-laki itu, Kian tetap saja membantunya.

Setelah dirasa semua sudah selesai dan dipastikan tidak akan ada lagi yang tertinggal, Kian dan juga Rama berjalan ke arah kamar mandi dengan langkah yang hampir bersamaan. Dan benar saja, keduanya berdiri berdampingan tepat di depan kamar mandi itu.

Kian melihat ke arah wajah Rama dan laki-laki itu mengalihkan pandangannya ke tempat lain tanpa berkata sepatah kata pun. Gadis itu menarik nafas dalam dan akhirnya mundur beberapa langkah untuk mempersilahkan laki-laki itu menggunakan kamar mandi itu terlebih dahulu. Dan seperti biasa, dengan santainya Rama melangkah masuk melewati dirinya begitu saja.

"Hmm, terima kasih sayang!!! Sama-sama cinta!!!" Kian berceloteh pelan seolah itu adalah perbincangan antara dirinya dan laki-laki itu. Akan tetapi sesaat kemudian dia tersenyum sambil memukul keningnya sendiri.

Hari itu mereka bangun pagi-pagi sekali. Waktu malam yang mereka dapatkan hanya tinggal beberapa jam saja nyatanya tidak dipergunakan untuk apa-apa. Tidak ada perbincangan hangat antara dua orang yang baru saja saling kenal dan disatukan dalam ikatan pernikahan. Tidak ada pula sentuhan-sentuhan yang menjurus ke arah malam pertama sepasang pengantin. Walaupun Kian sendiri semalam sudah bersiap-siap untuk menghindar jika laki-laki itu hendak berbuat macam-macam kepadanya.

Tapi nyatanya semua itu tak terjadi. Rama malah membaringkan tubuhnya membelakangi Kian dan sesaat kemudian terdengar dengkuran halus di mulutnya. Menandakan kalau laki-laki itu telah terlelap. Dan pada saat itu juga akhirnya Kian pun tidur dengan perasaan tenang karena yakin malam ini akan terlewat begitu saja.

"Bagaimana tidur kalian? Nyenyak?" tanya Ayah Lukman. Ayah dari Kian dan Lian itu awalnya sangat khawatir karena dia tau bagaimana kondisi Lian di dalam pernikahan ini. Kian hanya tersenyum akan tetapi senyuman itu justru malah membuat sang ayah curiga.

Gedung tempat mereka mengadakan resepsi pernikahan adalah salah satu ruangan yang berada di salah satu hotel disana. Itu sebabnya seluruh anggota keluarga besar, langsung mendapatkan kamar masing-masing setelah acara itu selesai. Dan saat ini kedua keluarga itu sedang mengadakan sarapan bersama.

"Lian, aku ingin bicara denganmu," ucap Kian saat mereka selesai dengan sarapan paginya dan Kian menarik Lian ke sebuah ruangan untuk berbicara berdua dengannya.

"Ada apa?" jawab Lian acuh. Dia malah mengeluarkan ponsel dari saku bajunya dan berbalas pesan chat disana.

"Lian, hari ini aku akan pergi ke rumah Mas Rama," ucap Kian.

"Hmm, lalu??" tanya Lian masih acuh.

"Lian, apa kamu tidak mau kita bertukar tempat lagi?"

Lian tak menjawab. Dia hanya menatap sang adik kembarnya itu dengan tatapan mendelik. Lalu kembali tersenyum saat fokus dirinya kembali pada pesan chat yang baru saja masuk.

"Lian dengarkan aku. Apa yang dikatakan oleh kakek dan ayah itu benar. Kakek Bimo itu benar-benar orang baik. Bahkan untuk laki-laki seumuran dia, dia itu sangat kocak."

"Hmm…."

"Dan mas Rama… mas Rama juga sangat baik dan perhatian. Dia penuh dengan kasih sayang." 

Kian sengaja berbohong karena sejujurnya dia sangat berharap dengan mendengar semua itu, kakaknya, Lian, akan mau kembali kepada statusnya yaitu istri dari Rama. Akan tetapi semuanya salah. Jangankan untuk kembali kepada kodratnya, semua kalimat yang keluar dari mulut Kian, tak ada satupun yang dia dengar. Lian terlalu asyik berbalas pesan dengan seseorang lewat ponselnya.

"Lian apa kamu mendengarkan aku atau tidak?" ucap Kian dengan nada sedikit meninggi.

"Hmm," lagi-lagi hanya gumaman yang dikeluarkan oleh gadis itu tanpa melirik sedikitpun kepada Kian. Dan ini berhasil membuat sang adik kesal. Dengan segera Kian mengambil ponsel yang sedang dimainkan oleh Lian.

"Kian kamu ini kenapa sih! Balikin ponsel aku! Aku lagi ngobrol sama Vicky," Lian berteriak dengan kedua tangannya yang terus meraih ponsel yang sengaja diambil oleh Kian.

"Oh jadi kamu sedang mengobrol dengan Vicky dan gak ngedengerin omongan aku dari tadi?" ucap Kian geram. Bagaimana tidak, ini satu-satunya kesempatan terakhir yang dia punya untuk mendapatkan kehidupannya kembali. Akan tetapi sang kakak malah tidak memperhatikannya sedikitpun.

Dengan jengah Lian berjalan ke arah sofa yang ada disana. Dia mendudukkan tubuhnya agak kasar dan lalu melipat kedua tangannya di depan dada, sembari menatap tajam ke arah Kian.

"Baik, aku dengarkan. Apa yang mau kamu katakan?" tanya Lian angkuh.

Kian mengikuti sang kakak dan duduk di seberang Lian. Ponsel yang tadi sempat dia rebut, gadis itu simpan di atas meja di depannya.

"Lian, apa kita tidak bisa bertukar identitas lagi? Apa kamu tidak sadar, dengan melakukan hal ini artinya kamu sudah menelantarkan kewajibanmu sebagai seorang istri. Dan dengan berhubungan dengan Vicky itu artinya kamu selingkuh dari suamimu sendiri," ucap Kian.

"Lalu?" Jawab Lian dingin. Tak ada sama sekali raut bersalah di wajah Lian. Dia sudah benar-benar tidak peduli dengan apapun yang dikatakan oleh sang adik. Menelantarkan kewajiban? Selingkuh? Lian tidak peduli. Memangnya kenapa kalau dia ingin melakukan hal yang dia anggap benar? Itu yang ada di pikiran Lian.

"Lian…" ucap Kian lagi. Dan kini dengan nada memelas. Lama sang kakak tidak menjawab sampai pada akhirnya dia pun mengatakan sesuatu.

"Baik. Kita akan bertukar identitas lagi. Hari ini aku yang akan pergi ke rumah Kakek Bimo sebagai istri dari Mas Rama," jawab Lian. Dia memajukan sedikit badannya ke arah meja dan kedua tangannya dia simpan di atas meja tersebut.

Senyum mulai merekah di bibir Kian. Akhirnya status pura-puranya ini hanya bertahan untuk satu hari satu malam saja. Lian mau mengembalikan kehidupannya dengan begitu saja. Puji syukur Kian panjatkan di dalam hatinya yang sudah membuat semua ini lancar.

"Benarkah itu Lian? Kita akan bertukar identitas lagi?" ucap Kian sambil tersenyum. Kedua tangannya menggenggam erat tangan sang kakak.

Lian mengangguk.

"Terima kasih Lian… Terima kasih banyak…"

Bukannya Kian tidak mau tinggal di dalam keluarga itu. Setiap wanita pasti mengidamkan bisa menjadi istri dari Rama sang pengusaha tampan dan terkenal seantero negeri ini. Apalagi kebaikan dari sang pemilik perusahaan, Kakek Bimo yang menurutnya membuat keluarga ini menjadi sangat sempurna. Tidak ada ibu mertua yang kejam ataupun adik dan kakak ipar yang jahat. Semuanya sempurna. 

Tapi jika dia harus tinggal disana dengan status palsunya apalagi harus berpura-pura menjadi orang lain, Kian tidak mau. Walaupun sang kakak ikhlas memberikan statusnya bahkan suaminya kepadanya akan tetapi tetap saja jika dia bukanlah siapa-siapa di dalam keluarga Amarta.

"Tapi dengan satu syarat," ucap Lian kembali.

"Iya.. iya.. syarat apa itu? Aku pasti akan melakukan apapun untukmu asalkan kita bisa bertukar identitas kembali," jawab Kian dengan menggebu-gebu.

"Persiapkan segala yang diperlukan di rumah ini untuk menjemput jasadku dari rumah Mas Rama."

"Apa?"

****

****

****

Terpopuler

Comments

Bayangan Ilusi

Bayangan Ilusi

benar-benar egois si Lian ini😡

2023-06-01

2

Ika Ika

Ika Ika

sabar bgt kiat punya saudara medusa gt

2023-05-15

1

suhendar86

suhendar86

hadeuuh gemes nih ma si Lian ngomongnya seenaknya

2023-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!