BAB 14. AKAN PERGI

BRUKH…

Kian terbangun dari tidurnya saat kedua telinganya mendengarkan bunyi bedebum seperti ada sesuatu yang jatuh. Matanya melotot saat melihat ternyata  Rama yang terjatuh. Laki-laki itu sedang terduduk di lantai kamar mandi dimana pintunya sudah terbuka.

Dengan segera, Kian berlari dan menopang tubuh laki-laki itu. Awalnya Rama menolak bahkan sampai mendorong Kian, akan tetapi gadis itu lumayan keras kepala juga. Dengan tanpa bicara sepatah katapun, Kian terus menepis tangan Rama dan menopang tubuhnya agar bisa berdiri. Laki-laki itu pun pada akhirnya menurut dan bertumpu pada tubuh mungil Kian.

Seorang gadis bertubuh mungil menjadi tumpuan seorang laki-laki bertubuh besar? Memang itu akan sangat berat terasa oleh Kian akan tetapi wanita ini cukup tangguh juga. Dia akhirnya bisa menolong Rama hingga sampai ke atas tempat tidur.

Masih tanpa bicara, Kian mengambil gelas berisi air di nakas dan memberikannya kepada Rama. Laki-laki itu pun meneguk air minum itu hingga tandas. Kian melihat ke arah jam di dinding yang masih menunjukkan pukul 3 dini hari. Wanita itu pun membantu sang suami berbaring lalu menyelimuti tubuh laki-laki itu kembali.

"Jika kamu butuh sesuatu, panggil aku saja!" ucap Kian akhirnya bersuara. Akan tetapi seperti biasa, tak ada jawaban sedikitpun yang keluar dari mulut Rama. Akan tetapi Kian tidak peduli. Sepertinya lama kelamaan, dia mulai terbiasa dengan sikap dingin Rama pada dirinya.

*** 

Angin pagi yang sejuk mulai terasa menyentuh sela pori-pori seorang laki-laki yang masih terlelap tidur. Suara kicauan burung semakin ramai terdengar pertanda matahari akan segera naik. Rama mengerjap-ngerjapkan matanya sebentar sampai akhirnya dia bisa melihat dengan sempurna. Ditatapnya jendela kamar yang sudah terbuka dan kondisi kamar yang sudah rapi.

Tangan laki-laki itu meraih sebuah gelas yang ada di atas nakas lalu meminum air di dalamnya hingga tandas. Sesaat dia memperhatikan gelas kaca tersebut yang dia putar-putar pelan. Seketika ingatannya kembali ke malam dimana dirinya hampir saja bercinta dengan sang istri. Rama tidak sadar apa yang sudah dia lakukan kepada wanita itu. Hati kecilnya merasa bersalah akan tetapi egonya yang begitu kuat membuat dirinya enggan untuk meminta maaf kepada Kian, apalagi mengakui kesalahannya.

Di lain tempat, tepatnya di lantai bawah, Kian sedang menyiapkan sarapan. Semua makanan sudah dia sajikan di atas meja dimana kakek Bimo sudah duduk dengan santainya.

"Dan ini nasi goreng spesial request-nya kakek," ucap Kian sambil menyimpan sepiring nasi goreng lengkap dengan sayur, telur, daging, dan juga kerupuk di depan Kakek Bimo. 

Dengan semangat Kakek Bimo langsung meraih sendok dan garpu.

"Sebenarnya ini bukan menu spesial. Yang membuat nasi goreng ini spesial adalah karena kamu membuatnya dengan penuh kasih sayang," ucap sang Kakek yang langsung menyuapkan satu sendok nasi goreng itu ke mulutnya.

"Hmm, benarkan apa yang kakek bilang. Rasa nasi goreng ini benar-benar mantap," tambah sang kakek dengan mengacungkan dua jempol tangannya ke hadapan Kian. Gadis itu pun langsung tersenyum.

Keceriaan di ruang makan sempat terjeda saat kedua manusia beda usia itu melihat Rama yang berjalan mendekati mereka. Kian dengan segera berlari mendekati Rama untuk membantunya sampai ke tempat duduk. Namun kali ini, laki-laki itu membiarkan sang istri melakukannya karena di depan mereka ada Kakek Bimo.

"Kamu mau makan nasi goreng, Mas?" tanya Kian setelah Rama duduk di kursinya. Laki-laki itu pun mengangguk.

Dengan cekatan wanita itu pun memasukkan beberapa sendok nasi goreng ke atas piring, menambahkan sendok dan garpu lalu menyimpannya di depan Rama.

"Kamu tidak makan?" tanya Rama saat dirinya melihat Kian yang kembali duduk tanpa mengambil makanan.

"Iya ini juga mau," jawab Kian yang langsung mengambil sarapan untuk dirinya sendiri. Sebenarnya sejak tadi, Kian tidak merasa lapar, akan tetapi pertanyaan dari Rama membuat wanita itu tiba-tiba saja merasa senang. Pertanyaan yang diartikan oleh Kian sebagai sebuah perhatian itu membuat dadanya sedikit bergejolak. Bagaimana tidak, ini adalah pertama kalinya laki-laki itu memberikan perhatian kepadanya. Kakek Bimo pun sampai tersenyum melihat hal itu.

Semua orang telah menyelesaikan sarapannya ketika terdengar suara pintu diketuk. Seorang pelayan membukakan pintu dan lalu kembali ke ruangan dimana para majikannya itu berada.

"Permisi Tuan, di luar ada tamu. Katanya keluarganya Nyonya Lian," ucap pelayan tersebut.

Kakek Bimo yang mengerti siapa yang dimaksud langsung berjalan cepat menghampiri, sedangkan Rama seperti tidak terlalu bersemangat dan Kian sendiri malah bingung, mau apa mereka datang kemari?

Kini semua sudah berkumpul di ruang keluarga. Ada Kakek Bimo, Rama, Kian, Kakek Dul, Ayah Lukman dan juga Lian. Sedangkan sang ibu tidak ikut. 

"Ada apa ini Dul? Tumben datang kemari tapi tidak memberitahu kami terlebih dahulu," tanya Kakek Bimo.

"Hmm, begini Bim," ucap Kakek Dul yang sesekali melirik ke arah ayah Lukman. Seolah mengerti dengan isyarat dari sang ayah, Ayah Lukman pun mulai berbicara.

"Hmm, begini Pak. Maksud kedatangan kami kemari yang pertama kami ingin melihat keadaan Lian. Jujur kami sangat merindukan Lian," ucap Ayah Lukman. Semua orang tersenyum. Kecuali Rama yang masih menatap tajam ke arah Lian. Dia masih mengingat apa yang dilihatnya di club kemarin malam.

"Dan yang kedua, kami ingin memberitahukan kepada Lian jika Kian mulai besok tidak akan tinggal bersama kami lagi."

Kian mengerutkan keningnya. Tidak akan tinggal bersama keluarga lagi? Memangnya Lian mau pergi kemana?

"Memangnya Li.. Eh Kian mau kemana, Yah?" Tanya Kian.

"Perusahaan tempat dia melamar kerja beberapa minggu yang lalu sudah menghubunginya dan dia diterima bekerja disana. Jadi secara otomatis dia harus tinggal disana karena letak perusahaannya di luar kota."

"Pekerjaan?" Kian tambah bingung dengan ucapan sang ayah.

"Iya Nak," jawab Ayah Lukman.

Kian menatap ke arah Lian. Gadis itu tersenyum tipis seolah sedang mengejek Kian.

"Ayah, apa aku bisa bicara berdua dengan Kian?" tanya Kian.

"Iya Nak, tentu saja."

Kian berdiri dan menarik tangan Lian untuk mengikutinya ke halaman belakang. Sesampainya disana, Lian merasa takjub melihat taman yang luas dan indah.

"Waw, taman yang indah. Rupanya adikku sudah berubah menjadi orang kaya ya? Hmm kalau kayak gini sepertinya aku menyesal karena udah tuker tempat sama kamu… Tapi gak juga deh… Bagiku Vicky adalah kekayaan terbesar yang aku punya," racau Lian tanpa melihat ke arah sang adik.

Kian menarik lengan Lian hingga sang kakak akhirnya melihat ke arahnya.

"Apa lagi rencanamu?" tanya Kian dingin. Lian hanya tersenyum.

"Rencana apa adikku sayang?" 

"Apa maksud ayah kalau kamu akan pergi dan tidak akan lagi tinggal bersama mereka?" 

"Ooh itu." Lian duduk di salah satu ayunan yang ada disana. Dia gerakan mainan itu sehingga dirinya terayun pelan.

"Ayah kan tadi sudah bilang kalau aku diterima kerja di perusahaan di luar kota," jawab Lian santai.

"Perusahaan apa? Sejak kapan kamu melamar pekerjaan di luar kota?"

"Tidak pernah!!!" Lian berkata sambil menghentikan ayunan kakinya.

"Apa? Lalu? Lian aku mohon jangan bertingkah aneh lagi. Sudah cukup kamu memintaku untuk menggantikan posisimu sebagai istrinya Mas Rama. Jangan pernah ngelakuin hal konyol lagi!" ucap Kian sedikit berteriak.

"Shuuutt" Lian menempelkan jari telunjuknya di bibirnya sendiri.

"Jangan berteriak dan jangan terlalu histeris seperti itu. Nanti ada yang melihat dan curiga, bagaimana?" ucap Lian lagi. 

"Aku mohon Lian. Jujur sama aku. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini ada hubungannya dengan Vicky?"

****

****

****

Terpopuler

Comments

Ika Ika

Ika Ika

masih dingin sikap rama

2023-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!