BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN

PRANG…..

Suara gelas pecah terdengar nyaring menggema di salah satu kamar di rumah Kakek Bimo. Pagi itu, Kian yang melihat Rama sibuk dengan pekerjaannya sejak dari subuh hari, berinisiatif untuk membuatkan secangkir kopi. Dengan semangat dia berjalan ke arah  dapur. Berbekal info yang dia dapatkan dari pelayan di sana tentang bagaimana takaran kopi untuk Rama, Kian pun mulai menggerakkan tangannya.

Sebuah senyum mengiringi perjalanan dirinya menuju ke arah kamar dimana Rama berada. Kian berharap dengan segelas kopi ini bisa menjadi awal yang baik bagi hubungan mereka. Walaupun Kian tau mungkin itu akan sulit karena melihat sikap Rama yang dingin, akan tetapi dirinya tak pernah berputus asa. Dia yakin jika suatu hari nanti dirinya dan Rama akan memiliki sebuah hubungan yang hangat. Sehangat kopi yang kini ada di tangannya kini.

"Mas kopinya…" 

Dengan pelan Kian meletakkan kopi itu di meja dekat dengan Rama. Akan tetapi disaat yang bersamaan, tangan Rama ternyata terangkat untuk mengambil berkas yang ada di depannya. Alhasil tangan mereka pun bertabrakan dan kopi yang dibawa oleh Kian tumpah membasahi beberapa berkas yang sudah rapi di atas meja.

"Ma.. ma.. maaf Mas. A… aku.. aku gak sengaja," Kian bicara dengan gelagapan. Tangannya meraih tisu di atas nakas dan lalu mengelap meja yang basah dengan kopi tersebut. Lalu dia kembali lagi mengambil tisu saat kedua matanya melihat kalau ada sebagian kopi tersebut yang jatuh ke atas kemeja putih milik Rama.

"Hentikan… Apa yang sudah kamu lakukan?" Rama membentak. Dia berdiri lalu merebut tisu yang masih berada di tangan Kian dan mengusapkannya ke kemeja yang dia pakai.

Amarah laki-laki itu semakin menjadi saat dirinya melihat bahwa air kopi itu membasahi semua file penting miliknya.

"Lihat apa yang sudah kamu lakukan? Apa kamu sengaja ingin menghancurkan perusahaanku?" ucap Rama sambil melotot ke arah Kian. Membuat gadis itu tertunduk dengan tubuh yang gemetar.

"Apa kamu tau kalau ini adalah berkas yang sangat penting. Semalaman aku menyiapkan ini semua karena akan aku gunakan untuk rapat bersama kakek dan para klien hari ini. Dan kamu dengan mudahnya menghancurkannya begitu saja," bentak Rama.

"Tapi.. aku.. aku benar-benar gak sengaja Mas. Tadi tangan mas naik dan…." ucapan Kian terpotong.

"Oh jadi kamu menyalahkan aku? Begitu?"

"Bukan itu maksud aku, Mas." 

Kian sudah semakin ketakutan. Tatapan melotot Rama, bentakan dari laki-laki itu benar-benar membuat dirinya ingin menangis. Bahkan kini bulir-bulir air sudah mulai turun di sudut matanya.

"Ini adalah hari kedua kamu tinggal di rumah Kakek dan kamu sudah menghancurkan pekerjaanku. Apa kamu tidak waras?"

Rama terus berbicara dengan nada tinggi. Dia tidak peduli dengan wanita di depannya yang sudah banjir air mata akibat ulahnya. 

"Aku minta maaf, Mas. Tadi aku hanya ingin memberikanmu kopi. Itu saja," ucap Kian di sela tangisnya.

"Tapi aku tidak pernah memintamu untuk membuatkanku kopi bukan?"

"Aku hanya…."

"Dan berhentilah berlaga seperti seorang istri. Aku tidak suka," teriak Rama dan kini berhasil membuat Kian mendongakkan wajahnya melihat ke arah Rama.

"Tapi.. tapi aku memang istrimu, Mas?" ucap Kian dengan memelas. Iya, setidaknya di mata dunia mereka memang suami istri kan?

Rama mencengkram kedua lengan Kian dan meremasnya kuat-kuat. Dia menatap tajam ke arah netra wanita itu lalu berbicara dengan tenang namun penuh penekanan.

"Dengar! Kamu hanya menjadi cucu menantu dari Kakek Bimo. Tapi bukan istriku!"

DEG…

Jantung Kian terasa berhenti saat mendengar ungkapan dari laki-laki di depannya itu. Apakah dia bercanda? Tapi sorot matanya yang tajam tak menyiratkan sebuah kebohongan ataupun candaan di dalamnya. Jadi ini serius?

Pikiran Kian terus berputar mencoba mencerna kata perkata apa yang keluar dari bibir Rama. Dia tau kalau mereka sama-sama saling dijodohkan tapi dia tidak menyangka jika Rama sampai membuat dinding besar di antara mereka. Tadinya Kian berpikir, walaupun ikatan pernikahan itu tidak diawali dengan pengenalan tapi sepertinya mereka bisa saling mengenal satu sama lain setelah menikah bukan? Sekarang jika Rama sudah berkata begini, lalu apa yang harus dia lakukan?

Rama menghempaskan tubuh Kian hingga mundur beberapa langkah. 

"Kakek yang sudah memaksaku untuk mengikat hubungan denganmu. Dia sama sekali tak pernah bertanya bagaimana pendapatku soal ini. Yang dia inginkan hanya aku bisa menikah dengan cucu dari sahabatnya saja. Lalu bagaimana aku bisa menerimamu sebagai bagian dalam kehidupanku jika aku saja menolak dengan pernikahan ini?"

Kian masih terdiam.

"Sejak aku bertemu dengan kalian, tak ada satupun diantara kalian yang mampu menarik perhatianku. Tidak kamu ataupun juga adikmu yang bisa membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama atau membuatku merasa bersyukur karena sudah dijodohkan oleh Kakek. Dan bahkan sampai sekarang, aku tidak pernah mengakui kalau pernikahan itu ada. Jadi jangan pernah berharap aku akan memperlakukanmu selayaknya seorang suami kepada istri."

Dia lalu pergi dengan membawa laptop miliknya setelah sebelumnya berganti pakaian terlebih dulu. Langkah Rama terhenti di ambang pintu. 

"Sekali lagi aku tekankan padamu, jangan pernah bersikap seolah-olah kamu ini istriku. Karena aku sama sekali tidak pernah menganggap kalau kamu ada di dalam kehidupanku," ucap Rama tanpa melihat ke arah Kian. Kemudian dia pun pergi begitu saja.

Kian jatuh terperosot di lantai. Mendengar semua keluh kesah yang dirasakan oleh laki-laki itu ternyata benar-benar membuat dirinya lemas. Semua harapan dirinya untuk bisa menjalin hubungan lebih dekat dengan Rama harus pupus sebelum dimulai. Lalu apa yang harus dia lakukan sekarang?

Tersirat sebuah pemikiran jahat muncul di dalam otak Kian. Apakah dia harus meminta agar hubungan ini diakhiri saja? Karena percuma hubungan ini ada jika Rama sama sekali tidak mau membuka hatinya agar dirinya bisa masuk. Dan percuma juga ikatan pernikahan ini terus ada jika Rama sendiri sudah meyakinkan dirinya jika hubungan ini tidak pernah ada. Walaupun misalnya hubungan ini akan terus berlanjut, apakah akan ada kepastian jika mereka akan bahagia?

Kian menghapus buliran air yang jatuh membasahi pipinya. Dia tau jika ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengannya. Pernikahan ini adalah pernikahan sang kakak yang sama sekali tidak akan berpengaruh kepadanya apapun yang terjadi. Akan tetapi kenapa dengan mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Rama berhasil membuat hatinya sangat sakit?

Dengan lemas, Kian mencoba untuk berdiri. Bahunya masih tampak naik turun dan isak tangis masih terdengar di sana. Saat wanita itu berbalik hendak menutup pintu, dia terkejut karena melihat Kakek Bimo sedang berdiri sambil menatapnya di sana.

"Kakek…"

****

****

****

Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!