"Jadi ini rumah kontrakan kamu, Lian?" tanya salah satu teman Vicky.
Malam itu atas saran dari Vicky, Lian mengadakan pesta di rumah kontrakannya. Rumah kontrakan Lian memang berukuran cukup besar dan juga nyaman untuk ditempati. Vicky sengaja memilihkan rumah itu yang sedikit jauh dari tetangga sekitar. Dia memang sudah memiliki niat untuk melakukan hal seperti ini di rumah kontrakan sang kekasih. Dia tidak mau jika kesenangannya saat sedang minum-minum bersama teman-temannya harus hancur akibat amarah warga.
Bagaikan kerbau yang sudah dicocok hidungnya, Lian pun selalu menuruti apa yang dikatakan oleh Vicky. Rasa cintanya kepada laki-laki itu memang sudah membuatnya buta dan tak lagi bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
"Iya, Vicky yang memilihkannya," jawab Lian.
"Ini bagus. Vicky memang tidak salah memilih rumah ini untuk kamu sewa. Lihatlah rumahnya sedikit agak jauh dari rumah penduduk. Dan itu bisa membuat hidupmu tenang," jelas sang teman.
"Bukan itu saja, bro. Kenapa aku memilih rumah ini yang sedikit jauh dari warga, itu karena aku gak mau kebohongan Lian terbongkar. Kita tidak pernah tau kan apakah salah satu dari tetangga itu ada yang mengenal om Lukman dan keluarganya atau tidak. Akan sangat berbahaya jika ada yang mengenal Lian dan melaporkan semuanya kepada om Lukman," jelas Vicky.
"Loh bukannya emang niatmu aja ya biar gak ada yang ganggu kalau kalian lagi asik pacaran?" canda temannya yang lain.
"Ah kalian ini tau aja," jawab Vicky sambil tertawa. Tangannya langsung merangkul tubuh Lian dari samping dan mendekapnya ke dalam dadanya. Lian pun ikut tertawa.
Pesta malam itu cukup menyenangkan. Walaupun tidak ada dentuman musik ataupun lampu kelap-kelip layaknya club malam, akan tetapi banyak sekali minuman beralkohol disana. Beberapa cemilan pun tampak habis tak bersisa. Semua pasangan yang datang tak sedikitpun merasa canggung untuk menunjukkan kemesraan masing-masing. Berciuman, berpelukan, saling menyentuh, dan lain-lain. Akan tetapi seperti biasa, Lian tidak mengizinkan mereka untuk melakukan bercinta di rumahnya. Semua teman-temannya pun tidak merasa keberatan dengan syarat yang diajukan oleh Lian. Apalagi mereka sudah mendapatkan makan dan minum gratis di sana.
Tepat pukul 2 dini hari, pesta itu pun usai. Semua teman-teman mereka sudah pulang dan kini hanya tersisa Lian dan juga Vicky disana. Rasa kantuk yang sudah menjalar ke seluruh tubuh, membuat mereka tidak bersemangat untuk melakukan apa-apa lagi. Apalagi porsi minuman beralkohol yang mereka minum cukup banyak dan itu berhasil membuat kepala mereka sangat pusing.
Dengan sama-sama setengah tidak sadar, Vicky merangkul tubuh Lian dan membawanya masuk ke dalam kamar gadis itu. Mereka berbaring bersama, berdampingan di atas satu tempat tidur. Lian bahkan langsung membalikkan badannya agar bisa berhadapan dengan sang kekasih. Tangannya memeluk pinggang Vicky dengan erat dan wajahnya menempel di dada laki-laki itu.
"Hmm, tubuhmu wangi sekali, sayang," tanpa sadar Lian terus meracau sambil menciumi dada Vicky.
Laki-laki mana yang sanggup bertahan jika diperlakukan seperti itu oleh kekasihnya sendiri. Lian tidak tau jika apa yang sudah dia lakukan nyatanya membuat hasrat di tubuh Vicky muncul. Hasrat itu malah semakin meningkat saat Lian mendongakkan kepalanya dan tangannya meraih kepala Vicky lalu mendekatkannya dengan wajahnya. Sebuah ciuman pun berhasil Lian daratkan di bibir sang kekasih. Sebuah ciuman yang lama kelamaan berubah menjadi sebuah *******. Mereka pun saling memagut menyalurkan rasa cinta di hati keduanya.
Lian sedikit terkekeh saat dirinya merasakan ada sesuatu yang menusuk di pangkal pahanya. Gadis itu benar-benar sudah mabuk sekarang, sehingga dirinya tidak sadar jika sesuatu yang menusuk itu bisa menjadi alat penghancur masa depannya.
"Sayang, punyamu bangun, ya?" ucap Lian di balik tawanya. Vicky yang juga sama-sama sedang dipengaruhi alkohol, tidak menjawab. Jarinya menelusuri setiap jengkal di wajah Lian dan berhenti saat jari itu menyentuh bibir merah sang kekasih. Lagi dan lagi pagutan itu terjadi.
Ketika bibir mereka saling memagut, tangan Vicky tidak berhenti. Dia terus menjalar, menurun, menyentuh setiap lekuk tubuh sang kekasih. Dan tangan itu pun kembali berhenti saat bertemu sebuah gundukan kenyal disana. Dengan segera, Vicky memasukkan tangannya ke balik kaos yang sedang dipakai oleh Lian dan kembali mencari gundukan kenyal tadi.
"Aahhhh."
Lian mendesah saat salah satu gundukannya diremas oleh sang kekasih. Tubuhnya sedikit menggeliat saat kedua jari laki-laki itu mulai memainkan puncak gundukan tersebut. Tangan Lian meremas rambut Vicky dan itu membuat hasrat di tubuh laki-laki tersebut semakin mencapai puncak.
Vicky mendorong tubuh Lian sehingga gadis itu berubah posisi menjadi terlentang. Matanya tertutup namun bibirnya masih terus saja meracau.
"Kamu mau apa sayang? Kenapa berhenti? Aku suka kamu melakukan hal seperti tadi," racau Lian mabuk.
Dengan segera Vicky melepas pakaian dan juga celananya. Begitupun dengan seluruh kain yang menutupi tubuh Lian, laki-laki itu menariknya dengan paksa. Kini tak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh mereka berdua.
"Waaahh tubuhmu ternyata seksi sekali sayang," racau Lian kembali. Sungguh malam itu sang kekasih benar-benar tampak sangat menggoda. Hasrat yang sudah sangat lama laki-laki itu tahan nyatanya runtuh juga mendapati sang wanita dengan segala racauan menggoda dan tubuh polosnya.
Bagaikan seekor hewan buas yang menerkam mangsanya, malam itu Vicky dengan ganas menyalurkan segala hasrat bercintanya. Lian yang masih dipengaruhi oleh alkohol, tak menolak sama sekali. Dia malah menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh kekasihnya itu.
Suara ******* dan erangan menggema di dalam kamar tersebut. Sebuah hubungan tak halal telah terjadi di sana. Mahkota yang selalu dilindungi oleh Lian, yang selama ini selalu dia jaga, akhirnya terampas sudah oleh sang kekasih. Parahnya, Lian tidak menyadarinya sama sekali.
Vicky telah menunjukkan kekuatannya. Dia telah berhasil meluluhlantahkan pertahanan sang kekasih. Laki-laki itu telah berhasil merobek segel yang seharusnya tidak boleh dia sentuh sama sekali. Malam itu semuanya telah hancur. Sebuah kenikmatan sesaat namun pada akhirnya akan membawa kehancuran di masa depan.
***
"Liaaaannnn."
Kian terbangun dari mimpinya. Sebuah mimpi buruk telah mengganggu tidur lelapnya. Sebuah firasat akan saudara kembarnya nyatanya telah berhasil mengusik istirahat malamnya. Beruntung saat itu, teriakannya tidak terlalu keras sehingga tidak membangunkan Rama yang sedang tidur di sampingnya.
Kian menatap wajah suami kakak iparnya itu yang tampak sangat tenang. Gadis itu mengusap keringat yang mengalir di keningnya. Hatinya tiba-tiba saja merasa gelisah dan pikirannya terus saja tertuju kepada sang kakak kembarnya, Lian.
"Firasat apa ini?" gumam Kian.
****
****
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Bayangan Ilusi
kejadian juga kan.
2023-06-03
1