BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA

Drrttt… drtttt…

Ponsel yang berada di saku jas Rama bergetar saat dirinya sedang menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Laki-laki itu melihatnya dan tertera nama "Lian" disana. Memang, tadi sebelum dirinya berangkat ke kantor, sang kakek memaksa mereka untuk bertukar nomor ponsel agar bisa saling mengabari. Dan Rama paling tidak bisa menolak sang kakek.

"Ada apa gadis itu menghubungiku?" gumam Rama namun tak ayal juga dia mengangkat telepon itu.

"Iya…" ucap Rama.

"Mas, aku… aku di rumah merasa bosan. Apa aku boleh keluar sebentar?" tanya Kian dari balik telepon.

"Mau kemana?"

"Gak jauh kok Mas. Hanya jalan-jalan ke restoran yang di dekat taman kota."

"Hmm,"

"Boleh, Mas?" tanya Kian dengan Riang.

"Iya pergi saja," jawab Rama lagi.

"Makasih banyak, Mas," ucap Kian lalu sambungan itu terputus.

Kian langsung mengganti pakaiannya, menyisir rambutnya yang terurai dan memberikan sedikit polesan warna di wajahnya. Setelah dia anggap sempurna, gadis itu lalu mengambil tas selempangnya dan pergi diantar oleh sopir keluarga mereka.

Tepat pukul 11 siang, Kian sampai di sebuah restoran cukup besar yang terdapat di dekat taman kota sesuai dengan apa yang dia katakan kepada Rama. Dengan riang gadis itu turun dan masuk ke dalamnya. Dia memesan satu porsi makanan dan minuman untuk dia makan di tempat serta membeli sebungkus makanan dan minuman yang dibungkus dan meminta pelayan mengantarkannya ke sopirnya yang ada di mobil. Kian tidak ingin dirinya makan enak sedangkan sang supir menunggu di mobil sambil melamun. Itu sebabnya dia membelikannya makanan.

Kian sangat menikmati makan siangnya. Itu terlihat di wajahnya yang tampak semakin bercahaya. Bagaimana tidak, sudah hampir satu bulan dia menjalani pernikahan palsunya dan baru kali ini dia bisa jalan-jalan keluar rumah. Sepiring steak daging dan jus strawberry miliknya sudah habis dia lahap.

"Hmm, baru jam satu. Boleh gak yah kalau aku jalan-jalan sebentar sebelum pulang? Ah tapi langsung pulang aja deh. Aku gak mau berurusan dengan mata tajamnya Mas Rama," gumam Kian sambil tersenyum.

Baru saja dirinya bangkit dari duduk, sebuah suara memanggil dirinya terdengar.

"Kian…"

Kian menoleh ke arah samping dan melihat sosok seorang laki-laki dengan menggunakan kemeja putih yang dibalut jas berwarna coklat muda sedang berdiri menatapnya. Kian mengerutkan kening. Otaknya terus berpikir mencoba mengingat-ingat siapa laki-laki di depannya itu.

"Jangan bilang 5 tahun kita tidak bertemu tapi kamu sudah melupakan aku," ucap laki-laki itu lagi. Kian masih mematung membuat laki-laki itu menarik nafas dan menepuk keningnya pelan.

"Ayolah Kian, siapa lagi orang di dunia ini yang bisa membedakan mana Kian dan mana Lian?" tambah laki-laki itu sambil tersenyum. 

Kian memelototkan matanya saat dia menyadari siapa sosok laki-laki itu. Bibirnya tersenyum dan dia langsung menghambur ke pelukan laki-laki itu.

"Samir," teriak Kian dengan gembira.

"Ya ampun, kok kamu tambah ganteng banget sih?" tanya Kian sambil terus mencubiti pipi laki-laki itu.

"Aduh.. aduh.. sakit Kian.." ucap Samir meringis. Kian melepaskan tangannya tanpa berhenti tertawa.

"Oh iya, maaf.. maaf.. ayo duduk. abisnya kamu berubah banget. Gimana jadinya kamu bisa berubah jadi ganteng gini?" tanya Kian di sela tawanya. Samir duduk di kursi di depan Kian. 

Seorang pelayan tampak menghampiri untuk mencatat pesanan mereka. Dan pada akhirnya mereka hanya memesan dua gelas minuman saja.

"Kalau aku berubah jadi ganteng, berarti sekarang kamu bersedia dong kalau menikah denganku," canda Samir sambil mengedipkan sebelah matanya. 

Mendengar hal itu, senyum di wajah Kian memudar. Sudah sejak dari dulu Samir memang selalu menyatakan cinta kepadanya akan tetapi selalu dia tolak. Samir, Kian, dan Lian adalah teman masa kecil. Dari sejak dulu Samir sangat menyukai Kian. Dia bahkan tak bosan untuk menunjukkan cintanya kepada Kian sejak mereka satu sekolah bersama. Akan tetapi setelah tamat sekolah, Samir melanjutkan pendidikannya di luar kota dan sejak saat itu hubungan diantara mereka terputus. Dan setelah lima tahun, mereka baru bertemu kembali tapi Samir masih tetap menyatakan perasaannya kepada Kian.

Seorang pelayan yang mengirimkan pesanan mereka membuat Kian tersadar dari lamunannya.

"Samir, jujur sampai sekarang aku selalu bingung," ucap Kian mengalihkan pembicaraan. Dia tidak mau obrolan tentang pernikahan itu sampai panjang. Karena jika itu terjadi, dia tidak tau harus menjawab apa. Apalagi sekarang dia sedang berpura-pura menjadi istri sang kakak ipar.

"Bingung? Bingung kenapa?" tanya Samir.

"Bagaimana kamu bisa mengetahui siapa Kian dan siapa Lian hanya dengan sekali melihat? Bahkan orang tua kami saja masih sulit untuk membedakan kami," tanya Kian. Sesaat dia sangat menyesali nasibnya sendiri karena orang tua yang seharusnya bisa menjadi pelindung dirinya, tapi pada kenyataannya malah masih belum bisa membedakan kedua anak kembarnya.

"Hmm, bagaimana ya? Mungkin karena aku melihat tidak menggunakan mata tapi menggunakan hati," jawab Samir sambil tersenyum.

"Hmm, gombal," jawab Kian sambil sedikit mencubit tangan Samir yang berada di atas meja.

"Dih, serius. Jika aku melihat menggunakan mata, pasti aku tidak akan bisa membedakan kalian berdua. Tapi jika aku menggunakan hati maka aku pasti akan mengetahui siapa Kian dan siapa Lian."

"Kenapa?"

"Karena hatiku sudah terikat kepadamu, Kian. Jadi hatiku tidak akan mungkin bisa tertukar."

"Walaupun misalnya kami bertukar identitas?" tanya Kian. Samir langsung terdiam dan menatap wajah gadis itu.

"Apa ada yang ingin kamu katakan kepadaku?"

Samir bertanya karena dia bisa merasakan jika ada maksud dibalik pertanyaan Kian baru saja.

"Tidak. Tidak ada. Aku hanya bertanya saja," jawab Kian tersenyum kikuk. Sedangkan laki-laki itu masih memandang cinta pertamanya itu dengan intens.

"Oh iya, jadi selama ini bukankah kamu meneruskan sekolah di luar kota. Lalu sedang apa kamu disini?" tanya Kian lagi-lagi mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku sudah bekerja di salah satu perusahaan ternama. Dan kamu pasti pernah mendengarnya," jawab Samir dengan tenang.

"Oh iya? Memangnya kamu bekerja dimana?"

Samir sempat terdiam sejenak lalu tersenyum.

"Amarta's group"

Uchuk… uchuk…

Mendengar sang sahabat bekerja di Amarta's Group membuat Kian kaget bahkan sampai tersedak minuman yang sedang dia sedot. Samir langsung panik dan dengan cepat dia berdiri memberikan tisu ke arah Kian sambil mengusap-usap punggungnya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya laki-laki itu saat Kian sudah mulai tenang.

"Iya. Aku tidak apa-apa. Terima kasih," jawab Kian. Samir kembali ke kursinya.

"Kamu bekerja di Amarta's Group? Tapi itu kan perusahaan…" Kian memotong kalimatnya.

"Iya. Perusahaan kakak iparmu," jawab Samir sambil tersenyum.

"Tapi…"

"Aku bekerja di cabang. Bukan di kantor utama," ucap Samir.

"Bukankah Lian menikah dengan CEO Amarta's Group?" tambah laki-laki itu.

"Hmm," Kian menggumam sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Bagus kalau begitu. Apa kamu tau? Rama Amarta adalah teman kuliahku."

"Apa?"

****

****

****

Terpopuler

Comments

Ika Ika

Ika Ika

second male

2023-06-12

0

Bayangan Ilusi

Bayangan Ilusi

ayo Samir.. semangat untuk dapetin hati kian..

2023-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2 BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3 BAB 3. RESEPSI
4 BAB 4. GADIS KEMBAR
5 BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6 BAB 6. BERBICARA
7 BAB 7. BERPAMITAN
8 BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9 BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10 BAB 10. BERTEMU VICKY
11 BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12 BAB 12. HAMPIR SAJA
13 BAB 13. MEMINTA IZIN
14 BAB 14. AKAN PERGI
15 BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16 BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17 BAB 17. SAMIR
18 BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19 BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20 BAB 20. TERENGGUT
21 BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22 BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23 BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24 BAB 24. BANDARA
25 BAB 25. SAFIRA
26 BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27 BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28 BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29 BAB 29. PENASARAN
30 BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31 BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32 BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33 BAB 33. BERTENGKAR
34 BAB 34. CANTIK SEKALI
35 BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36 BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37 BAB 37. SAFIRA MARAH
38 BAB 38. KECEWA
39 BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40 BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41 BAB 41. PLAN B
42 BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43 BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44 BAB 44. MENGAMBIL HAK
45 BAB 45. KAKEK PULANG
46 BAB 46. SADAR
47 BAB 47. CEMBURU
48 BAB 48. JATUH CINTA
49 BAB 49. UNDANGAN REUNI
50 BAB 50. REUNI
51 BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52 BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53 BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54 BAB 54. TIDAK SUKA
55 BAB 55. MEMINTA UANG
56 BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57 BAB 57. HAMIL
58 BAB 58. MEMERAS
59 BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60 BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61 BAB 61. TOLONG AKU
62 BAB 62. RUMAH SAKIT
63 BAB 63. INGIN BERTANYA
64 BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65 BAB 65. MENINGGAL
66 BAB 66. CURIGA
67 BAB 67. JUJUR PADA IBU
68 BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69 BAB 69. DATANG KE KANTOR
70 BAB 70. AMBIL ALIH
71 BAB 71. LAPAR
72 BAB 72. BERTEMU INDRA
73 BAB 73. PENULIS
74 BAB 74. BERJANJILAH
75 BAB 75. IZIN KEMBALI
76 BAB 76. BERTENGKAR
77 BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78 BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79 BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80 BAB 80. BERCANDA
81 BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82 BAB 82. BERLARI
83 BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84 BAB 84. TIDAK MENGERTI
85 BAB 85. KAKAK TIRI
86 BAB 86. TOLONG AKU MAS
87 BAB 87. MENGAMUK
88 BAB 88. TERGUNCANG
89 BAB 89. GELISAH
90 BAB 90. KASMARAN
91 BAB 91. INGIN BERTEMU
92 BAB 92. PANIK
93 BAB 93. SUDAH TAHU
94 BAB 94. TERLAMBAT
95 BAB 95. SIAPA KAMU
96 BAB 96. KECEWA
97 BAB 97. MENUNGGU
98 BAB 98. MENJELASKAN
99 BAB 99. KARENA CINTA
100 BAB 100. MENGANCAM
101 BAB 101. TIDAK BISA
102 BAB 102. CINTA TERLARANG
103 BAB 103. PULANG
104 BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105 BAB 105. RENCANA
106 BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107 BAB 107. KEGUGURAN
108 BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109 BAB 109. MENYELIDIKI
110 BAB 110. RAGU
111 BAB 111. SUDAH TAHU
112 BAB 112. DITANGKAP
113 BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1. PESTA PERNIKAHAN
2
BAB 2. BERTUKAR IDENTITAS
3
BAB 3. RESEPSI
4
BAB 4. GADIS KEMBAR
5
BAB 5. PERMINTAAN KAKEK
6
BAB 6. BERBICARA
7
BAB 7. BERPAMITAN
8
BAB 8. HARI PERTAMA DI RUMAH KAKEK BIMO
9
BAB 9. UNGKAPAN KENYATAAN
10
BAB 10. BERTEMU VICKY
11
BAB 11. JANGAN LUPA STATUSMU
12
BAB 12. HAMPIR SAJA
13
BAB 13. MEMINTA IZIN
14
BAB 14. AKAN PERGI
15
BAB 15. TAWARAN BEKERJA
16
BAB 16. BERTEMU TEMAN LAMA
17
BAB 17. SAMIR
18
BAB 18. KEBERUNTUNGAN BERUNTUN
19
BAB 19. MENGENANG MASA LALU
20
BAB 20. TERENGGUT
21
BAB 21. MEMINTA IZIN PADA KAKEK
22
BAB 22. MENGAJAK JALAN-JALAN
23
BAB 23. JALAN-JALAN KE KEBUN BINATANG
24
BAB 24. BANDARA
25
BAB 25. SAFIRA
26
BAB 26. KAMU DIMANA MAS?
27
BAB 27. DIGANGGU PREMAN
28
BAB 28. TAK INGIN JUJUR
29
BAB 29. PENASARAN
30
BAB 30. KEMBALILAH SEPERTI DULU
31
BAB 31. LEBIH MENYAYANGI KAKEK
32
BAB 32. BERTOLAK BELAKANG
33
BAB 33. BERTENGKAR
34
BAB 34. CANTIK SEKALI
35
BAB 35. ULANG TAHUN AMARTA'S GROUP
36
BAB 36. MEMINTA PENJELASAN
37
BAB 37. SAFIRA MARAH
38
BAB 38. KECEWA
39
BAB 39. MULAI MENYELIDIKI
40
BAB 40. BERBICARA DENGAN SAMIR
41
BAB 41. PLAN B
42
BAB 42. TIDAK BISA FOKUS
43
BAB 43. SIAPA ITU SAFIRA
44
BAB 44. MENGAMBIL HAK
45
BAB 45. KAKEK PULANG
46
BAB 46. SADAR
47
BAB 47. CEMBURU
48
BAB 48. JATUH CINTA
49
BAB 49. UNDANGAN REUNI
50
BAB 50. REUNI
51
BAB 51. JANGAN SENTUH ISTRIKU
52
BAB 52. AKU AKAN MELINDUNGIMU
53
BAB 53. TIDAK PEDULI LAGI
54
BAB 54. TIDAK SUKA
55
BAB 55. MEMINTA UANG
56
BAB 56. INGIN MAKAN MASAKANMU
57
BAB 57. HAMIL
58
BAB 58. MEMERAS
59
BAB 59. JANGAN BERIKAN APAPUN
60
BAB 60. IKUTLAH DENGANKU
61
BAB 61. TOLONG AKU
62
BAB 62. RUMAH SAKIT
63
BAB 63. INGIN BERTANYA
64
BAB 64. MENGAMBIL KEPUTUSAN
65
BAB 65. MENINGGAL
66
BAB 66. CURIGA
67
BAB 67. JUJUR PADA IBU
68
BAB 68. MEMBERIKAN UANG
69
BAB 69. DATANG KE KANTOR
70
BAB 70. AMBIL ALIH
71
BAB 71. LAPAR
72
BAB 72. BERTEMU INDRA
73
BAB 73. PENULIS
74
BAB 74. BERJANJILAH
75
BAB 75. IZIN KEMBALI
76
BAB 76. BERTENGKAR
77
BAB 77. MENGAMBIL SEMUANYA
78
BAB 78. MENJUAL PERHIASAN
79
BAB 79. BERKELAHI DENGAN VICKY
80
BAB 80. BERCANDA
81
BAB 81. TAK INGIN JUJUR
82
BAB 82. BERLARI
83
BAB 83. MENGIDAM SOP BUAH
84
BAB 84. TIDAK MENGERTI
85
BAB 85. KAKAK TIRI
86
BAB 86. TOLONG AKU MAS
87
BAB 87. MENGAMUK
88
BAB 88. TERGUNCANG
89
BAB 89. GELISAH
90
BAB 90. KASMARAN
91
BAB 91. INGIN BERTEMU
92
BAB 92. PANIK
93
BAB 93. SUDAH TAHU
94
BAB 94. TERLAMBAT
95
BAB 95. SIAPA KAMU
96
BAB 96. KECEWA
97
BAB 97. MENUNGGU
98
BAB 98. MENJELASKAN
99
BAB 99. KARENA CINTA
100
BAB 100. MENGANCAM
101
BAB 101. TIDAK BISA
102
BAB 102. CINTA TERLARANG
103
BAB 103. PULANG
104
BAB 104. PERTENGKARAN DI RUMAH SAKIT
105
BAB 105. RENCANA
106
BAB 106. PESTA ULANG TAHUN
107
BAB 107. KEGUGURAN
108
BAB 108. MEMERIKSA CCTV
109
BAB 109. MENYELIDIKI
110
BAB 110. RAGU
111
BAB 111. SUDAH TAHU
112
BAB 112. DITANGKAP
113
BAB 113. MENIKAHLAH DENGANKU (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!