Cinta Pertama

Cinta Pertama

O1

Kulangkahkan kaki menuruni bis di halte depan kampus. Menjatuhkan bokong di kursi panjang halte ini. Hujan masih sedikit deras, aku lupa membawa payung hari ini. Padahal pagi tadi langit masih terlihat begitu cerah.

Huft ... Kubuang napas dan memandangi jalanan becek yang terguyur air sedari tadi. Entah kenapa hujan selalu mengingatkan aku padanya. Seseorang yang pernah singgah di hati, seseorang yang hadir membawa keceriaan dan juga mengenalkan aku pada cinta untuk pertama kali.

Seseorang yang sering mengajakku bercanda ria. menikamati indahnya masa remaja dengan cinta dan juga tawa. Seseorang yang juga mematahkan hatiku dan meninggalkan bekas luka teramat dalam di sini, di gumpalan daging yang bisa teremas karena rasa kecewa.

"Kita putus, ya!" Satu kalimat yang terakhir kali keluar dari bibir tipisnya.

Sebuah hadiah terindah saat aku akan memasuki sekolah menengah atas. Iya, aku memang menjalin cinta monyet selama tiga tahun di sekolah menengah pertama.

Tapi cinta itu tak pernah dirusak olehnya, ia selalu menjagaku, cara dia mencintai adalah dengan melindungi diriku.

Dia selalu berkata "Aku mencintaimu, dan karena cinta itu, aku ingin melindungimu."

Sebuah perkataan dari seorang remaja lelaki biasa, tapi entah kenapa, karena perkataannya itu, aku berharap ia bisa menjadi cinta sejati untukku.

Sungguh lucu, aku mengharapkan cinta monyet bisa menjadi cinta sejati?

Karena pada kenyataannya, luka yang saat ini aku rasakan adalah ulah dia.

Karena ia juga, aku menjadi gadis yang lebih tertutup. Masa-masa indah saat SMA, lebih banyak terbuang untuk merenung dan fokus pada pelajaran.

Aku seperti kehilangan keceriaan, sampai saat ini pun, aku terlatih tumbuh menjadi gadis yang lebih pendiam.

Saat SMA aku lebih banyak menghindar dari laki-laki. Padahal dulu, ketua OSIS di sekolah, sempat menaruh hati padaku, dan berulang kali menyatakan perasaannya.

Reza, ketua OSIS yang populer pada masa itu, berulang kali aku tolak. Bukan sombong atau merasa dicintai. Namun hatiku tak pernah lupa dengan sosoknya. Yudha, dia masih sangat berarti di dalam hati.

Pikiranku tak pernah luput dari angan tentangnya. Yudha, masih sering bermain dalam pikiran, walaupun bertahun sudah berlalu, namun dirinya masih segar dalam ingatan.

Tak ada yang pernah mengenal Yudha , dia hanya tersimpan di dalam lubuk hati. Aku tak pernah menceritakan dia pada siapa pun, termasuk Tantri. Sahabat karibku.

Saat duduk di kelas dua bangku SMA, sepupu Tantri, --kak Evan. Pernah menyatakan perasaannya padaku. Demi Tantri aku mencoba untuk menjalin kembali kasih asmara. Namun sayang, lagi dan lagi, aku memutuskan untuk berhenti.

Yudha, nama itu masih merajai hati ini.

Sempat tak enak hati, namun sepertinya Tantri mengerti. Ada seseorang yang selalu aku simpan di dalam hati. Entah kenapa, namun, kekosongan ini tak pernah ingin aku isi dengan siapa pun atau bertepi pada pesisir yang lain.

Yudha, walaupun cinta itu telah lama menghilang dari pandangan. Namun, waktu tak pernah mengikis rasa itu. Mungkin orang tak pernah percaya, namun, sering kali cinta pertama itu sulit untuk dilupakan.

Tanpa alasan, dia memutuskanku dan menghilang dari pandangan. Akan tetapi, di ingatanku, wajahnya masih tersimpan sangat nyata. Yudha, nama itu telah merubah seluruh duniaku.

Dunia gadis remaja yang awalnya indah, penuh canda, dan juga tawa, menjadi datar tanpa warna. Mengubah aku yang suka bergaul dan ceria, menjadi seseorang yang dingin dan tertutup sempurna.

Kupandang langit yang mulai berubah warna menjadi sedikit lebih cerah. Hujan yang tadi deras mulai menyisakan rintik-rintik kecil saja.

Ini sudah hampir lima tahun berlalu, namun, bayangan itu tak pernah semu dalam pandangan. Entah bagaimana lagi aku mencoba untuk menghapus bayangannya.

Aku akan terus dan terus kembali mengingatnya. Seperti peristiwa itu baru terjadi kemarin, aku masih merasakan luka yang tak pernah mengering.

Karena saat ini, banyaknya kenangan manis yang tercipta, semakin membuat aku tak berdaya. Canda, tawa, yang terukir hari itu, kini menjadi luka yang teramat sangat menyiksa kalbu. Aku mulai bangkit dan berjalan menapaki trotoar menuju kampus.

Membeli secangkir Moccachino untuk menghangatkan tubuh. Menunggu Tantri di depan gerbang kampus. Sesekali kumainkan kaki menyapu dedaunan yang gugur karena air hujan tadi.

Moccachino di tangan mulai mendingin, perlahan kaki terasa kebas. Kulirik jam yang melingkari pergelangan kiri, ini sudah hampir 40 menit. Aku berdiri menunggunya selama ini, namun, Tantri belum juga muncul menampilkan batang hidungnya.

"Ck ... dimana Tantri?" decakku kesal.

Kurogo tas dan mencari benda pipih di dalam sana. Namun, aku tak menemukannya. Sial ... aku meninggalkannya di rumah.

Kelas akan dimulai lima belas menit lagi, Tantri ini di mana?

Kuputuskan untuk menunggunya lima menit lagi, tidak bisa! Aku terlanjur kesal.

Dengan cepat aku membalikan badan, kepala ini terbenam di dalam dada seseorang. Moccachino yang ada di dalam genggaman mengotori kemeja dongker yang ia pakai.

Aku sedikit mendelik ketika melihat kemejanya yang kotor. Kembali memasukan tangan ke dalam tas, mengambil sebuah sapu tangan untuk membersihkannya.

Namun, busa dari Moccachino itu tambah melebar.

"Ya ... Tuhan," ucapku kaget. "Maafkan aku," sambungku sambil menghapus kemejanya.

Akan tetapi, tangan besar itu malah mencengkeram pergelangan tanganku. Menggenggamnya dengan erat dan perlahan wajahnya semakin mendekat.

Mataku membelalak lebar saat melihat wajahnya, tak percaya, benarkah ini dia?

"Aku sangat merindukanmu, Terry," ucapnya dengan menatapku tajam.

"Yu-Yu ... Yudha."

Terpopuler

Comments

Yanti

Yanti

lanjut

2023-07-28

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Entahlah..aku tak tau cinta prtamaku siapa dlu..krna dlu cuma sebatas pcran aja blum serius paling hitungan bln bubar😂
Yg jelas pcran terlamaku ya ini dengan suamiku saat ini😁🤗

2023-06-03

0

Risma Wati

Risma Wati

sulit emang lupakan cinta pertama

2023-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!