"Reza, aku..."
Pyuur ...
Segelas jus menghantam wajahku, sesaat aku terpejam menerima hantaman air berwarna itu dan tak lama kembali membuka mataku.
"Nancy apa-apaan sih?" ucap Reza kesal, Reza menarik pergelangan tangan wanita cantik itu menjauh dari hadapanku.
"Itu balasan untuk kamu, perusak hubungan orang!" cerca gadis itu kasar.
Seketika suasana kantin mericuh, banyak mata yang memandang kearah kami. Bahkan tak sedikit yang mencoba mengerumuni kami.
"Nancy, kamu itu gak tahu malu ya!" bentak Reza kasar.
"Kamu yang gak tahu malu, Za. Aku ini gak kalah cantik dari pelakor ini!" ucap wanita itu sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Matanya menatapku sinis.
"Dengar ya mbak, sebelum dia kenal sama mbak, dia itu ngejar-ngejar aku. Siapa mbak? beraninya ngerusak hubungan aku?"
Ku tatap Reza yang saat ini sedang menahan amarah, memandang gadis yang ia panggil Nancy dengan sejuta amarah yang terpancar dari dalam matanya. Aku hanya bisa tersenyum dan menggeleng pasrah, menertawai nasibku yang sungguh lucu.
"Eh ... Dasar pelakor gak tau diri, udah di permaluin pun, masih bisa senyum-senyum tebar pesona."
"Nancy, cukup!" bentak Reza kembali, kasar.
"Kita udah putus, jadi gak ada yang namanya perusak hubungan orang. Kalau ada perusak hubungan itu kamu, bukan dia!" bentak Reza keras.
"Reza... kamu!" bentak gadis itu menahan amarah. Amarahnya tertahan saat melihat wajah Reza yang menggarang.
"Maaf ya, Mbak." aku bangun dan meraih sebuah tisu di meja ini.
"Sebenarnya yang saat ini di permalukan bukan aku, tapi Mbak." ucapku lembut.
"Karena dengan sikap Mbak yang begini, Mbak menunjukan siapa diri Mbak sebenarnya." sambungku dengan mengelap wajahku yang basah dengan tisu.
"Kamu!" wajah wanita itu memerah padam.
Ia menaiki tangannya tinggi-tinggi dan ingin menamparku. Sebuah tangan mencengkram pergelangan tangan wanita itu dari belakang.
Tak lama pemilik tangan itu keluar dari kerumunan manusia yang sedang memperhatikan pertengkaran kami.
"Cukup, ini tempat belajar bukan tempat untuk bertengkar!" ucap pak Gilang lembut namun penuh penekanan.
Mata pak Gilang menatap kami satu persatu dengan sangat tajam. Ia melepaskan cengkraman tangan gadis itu dan menatap Reza penuh amarah.
"Kalian bertiga, ikut saya keruangan!" perintah pak Gilang tegas.
Tanpa banyak bertingkah lagi, kami bertiga berjalan mengikuti langkah kaki pak Gilang. Di tengah perjalan menuju ruangan dosen, pak Gilang menghentikan langkah kakinya.
"Terry, kamu bersihin dulu wajah kamu di toilet. Setelah itu langsung keruangan saya!"
"Baik, Pak." ucapku tanpa melihat bagaimana wajah pak Gilang.
Aku mencuci wajahku dan juga bajuku yang terkena siraman air berwarna. Mungkin begini resiko kalau aku pacaran sama Reza. Belum juga pacaran, aku udah kena getahnya.
Hal ini yang membuat aku malas, bermasalah dengan wanita lain. Apalagi dulu Reza bisa di bilang populer, aktif di sekolah dan juga eks-school. Ditambah wajah tampan yang mendongkrak popularitasnya semakin tinggi.
Bertahun-tahun aku pacaran dengan Yudha tak pernah mendapatkan masalah dengan wanita lain. Ini belum lagi pacaran udah di panggil keruangan dosen.
Aku mengelap wajahku dengan tisu sebelum keluar dari toilet. Bajuku tak akan kering dalam waktu singkat.
Aku mulai berjalan melewati koridor, ku ketuk ruangan pak Gilang sebelum masuk kedalamnya.
"Kan sudah saya bilang, Pak. Saya dan Terry itu teman dari SMA." suara Reza pertama kali yang terdengar saat aku masuk.
"Jadi kenapa pegang-pegang tangan Terry, tadi kamu, Yang?" tanya gadis itu manja.
"Apaan sih, Yang-Yang an. Kita sudah putus juga!" sanggah Reza ketus.
"Tapi aku gak mau kita putus, Yang. Pak, saya gak mau diputusi sama Reza." adu wanita itu manja ke Pak Gilang.
"Pak bilangi sama dia deh. Saya sudah capek jelasin, saya bilang saya sudah gak mau terusin hubungan ini." ucap Reza kesal.
"Pak bilangi dong, saya gak mau putus, saya sayang banget sama dia, Pak." pinta kembali cewek itu, manja.
"Cukup!" bentak pak Gilang keras. Pak Gilang menyapu wajahnya kasar.
"Kalian pikir ruangan saya ini apa? KUA atau biro jodoh?" ucap pak Gilang tegas.
"Saya Dosen disini, hormati saya!" ucap pak Gilang kembali melemah.
"Maaf, Pak." ucap Reza dan Nancy serentak. Mereka berdua saling menundukan pandangan mereka.
"Saya gak peduli sama pribadi kalian. Saya, bawa kalian kesini, karena kalian sudah membawa-bawa Terry dalam masalah ini!" ucap pak Gilang tegas.
Aku langsung membuang pandanganku kearah pak Gilang. Ucapan dia ini terlalu ambigu, maksudnya kenapa kalau mereka membawa-bawa aku?
Terlihat pak Gilang yang sedikit menampilkan ekspresi bingung dan mencoba menyusun kata-katanya.
"Terry adalah mahasiswi saya, saya gak mau dia dapat masalah gara-gara kalian berdua." sambung pak Gilang lembut.
"Tapi saya dan Terry cuma makan bareng saja, Pak. Saya gak buat masalah, bahkan kalau ada Tantri kami makan bertiga, Pak." bela Reza dengan sedikit geram.
"Alah, alasan kamu, Yang. Aku tahu kamu suka sama Terry, kan?" sanggah Nancy sambil memanyunkan bibirnya.
"Aku gak alasan, aku cuma makan bareng."
"Cukup," kembali pak Gilang menengahi. Pak Gilang menyentuh sudut dahinya.
"Kalian berdua diam kalau tidak saya suruh bicara. Pusing saya dengar kalian berdua bertengkar." ucap pak Gilang kembali tegas.
"Terry, jelaskan sama saya apa yang terjadi?" tanya pak Gilang sambil menumpuhkan bokongnya di atas meja kerjanya. Matanya tajam menatap kami bertiga yang duduk diatas sofa tepat di hadapannya
"Seperti yang Reza bilang, Pak. Kami cuma makan bareng." ucapku sambil menunduk.
"Jadi kenapa pegangan tangan?"
"Apa?" tanyaku sambil menatap wajah pak Gilang.
"Maksud saya, kenapa kamu pegangan tangan sama Reza dan buat Nancy marah?" sambung pak Gilang.
"Ya ampun Pak. Cuma pegangan tangan saja, gak buat mesum juga kan." bela Reza kesal.
"Diam kamu, saya gak lagi bicara sama kamu!" balas pak Gilang sengit.
"Saya tadi cuma curhat sama Reza, Pak. Terus Reza pegang tangan saya buat kasih support ke saya. Sudah itu saja."
"Benar, Yang?" tanya Nancy manja sambil menggenggam tangan Reza.
"Ih ... Diam, diam! Sstt..." ucap Reza kesal.
"Baiklah, kalau ini hanya salah paham saja. Tapi saya akan lapor sama dosen pembimbing kalian masalah ini."
"Lah, tadi Bapak bilang gak masalah, kenapa sekarang malah main lapor, Pak?" ucap Reza tak terima.
"Saya gak bilang ini gak masalah. Saya hanya bilang baiklah."
"Tapi kan bukan saya yang buat onar Pak. Ini betina yang buat masalah, Pak." bela Reza.
"Kalau bukan karena kamu, gak akan dia nyerang Terry."
"Kamu jurusan apa? siapa dosen pembimbing kamu?" tanya Pak Gilang pada Nancy.
"Aku jurusan Matematika, Pak. Pak Rony dosen aku."
"Kamu?" kembali tangan Pak Gilang menunjuk kearah Reza.
"Hukum, Pak." ucap Reza kesal.
"Dosen kamu?"
"Dosen tercantik di jurusan Hukum, Pak."
"Iya, siapa namanya?"
"Ibu, Lenny." jawab Reza kesal.
Pak Gilang mengeluarkan gawainya dan memainkannya. Beberapa kali notifikasi dari gawainya berbunyi dan setelah sekian lama, akhirnya dia kembali memandang kami bertiga.
"Ini pelajaran buat kalian dan juga mahasiswa dan mahasiswi yang lain. Jangan suka ganggu anak Biologi apalagi anak kelas saya." ucap Pak Gilang tegas.
"Paham kalian?" kembali pak Gilang menegaskan.
"Paham, Pak." ucap kami serentak.
"Baiklah, tinggalkan ruangan saya dan temui dosen kalian masing-masing."
Kami bertiga bersiap-siap untuk bangkit dari sofa ruangan pak Gilang. Saat aku merapikan buku dan menarik tasku.
"Terry, kamu tetap tinggal disini." perintah pak Gilang.
Kembali aku menaruh tas, saat Reza dan Nancy keluar. Pak Gilang berjalan kearah pintu dan seperti melihat suasana luar.
Setelah beberapa lama, pak Gilang datang mendekat. Aku hanya menundukan wajahku kebawah. Ku lihat sepatu hitam yang mengkilat milik pak Gilang berada di depanku.
Pak Gilang berlutut, menumpuhkan sebelah dengkulnya di lantai. Tangannya meraih daguku dan mendongakan kepalaku, untuk bisa menatap bola mata miliknya.
Perlahan aku mengangkat wajahku dan kulihat wajah sendu pak Gilang. Mata kami saling bertemu, perlahan semu merah menghiasi pipiku saat melihat bening mata milik pak Gilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Yanti
wkwkwk mulai dech, bapernya pak gilang.. 😁😁😁
2023-07-28
0
wina 2480
banyak amat yg suka sama terry si amat aja nggak ada yg suka....😆😆
2022-10-11
0
Chinisha
Yaelahhhhh ferguso modussss
2020-02-14
2