Cinta Setelah Penyesalan
Happy Reading 💘💘💘💘💘💘💘💘💘💘
"Nama kamu siapa?"
"Usia kamu berapa?"
"Penghasilan kamu satu bulan berapa?"
"Kamu sudah menikah?"
"Kamu harus menyiapkan uang cukup banyak untuk biaya pengobatan."
"Kamu akan menjalani pengobatan rutin. Saya sarankan untuk melakukan kemoterapi segera, sebelum sel kanker itu menyebar ke bagian tubuh kamu yang lainnya," jelas sang dokter.
Seketika tubuh Leona membeku saat dokter menjelaskan tentang dirinya. Ada apa? Apa yang salah? Penyakit apa yang bersarang ditubuhnya? Kenapa harus kemoterapi? Kenapa harus menyiapkan uang banyak? Uang tidak masalah, dia kaya. Hanya saja untuk apa?
"Kamu menderita Sarkoma jaringan lunak adalah tumor ganas yang bermula di jaringan lunak. Tumor ini dapat tumbuh pada jaringan lunak di bagian tubuh mana pun, tetapi umumnya muncul di area perut, lengan, dan tungkai. Jaringan lunak merupakan jaringan yang menunjang dan menghubungkan struktur di sekeliling tubuh. Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan lunak antara lain lemak, otot, pembuluh darah, saraf, tendon, tulang, dan sendi," jelas sang dokter panjang lebar.
Leona mematung ditempat. Matanya mulai kabur dan air mata menganak dipelupuk matanya. Pipinya terasa panas menahan lelehan bening yang mungkin sebentar lagi akan keluar melimpah ruah.
"Untuk pengobatan pertama saya sarankan kamu agar melakukan Kemoterapi atau pemberian obat-obatan untuk menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. Kemoterapi juga digunakan untuk mengatasi penyakit sumsum tulang dan penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis," sambungnya.
Leona tak bisa berkata apa-apa lagi. Air mata seolah menandakan bahwa saat ini jiwanya benar-benar lemah ketika mendengar penjelasan dan penuturan dokter.
"Lalu kapan saya akan melakukan kemoterapi Dok?" tanya Leona berusaha kuat untuk tidak menangis pecah di depan sang dokter.
"Secepat nya dan segera persiapkan diri kamu. Sebab kemoterapi memiliki beberapa efek samping yang mungkin akan membuat beberapa bagian dari tubuh kamu melemah. Karena kemoterapi mematikan beberapa jaringan sel dalam tubuh agar sel kanker tidak menyebar," Jelas dokter.
Leona mengangguk paham. Entahlah, apakah ini akhir dari hidup yang tak pernah Leona bayangkan. Diusianya yang menginjak 28 tahun, dia harus menderita penyakit mematikan ini.
Padahal dia sedang berjuang keras untuk mendapatkan cinta suaminya. Namun kenyataan ini seakan membuatnya menyerah ditengah jalan. Suaminya takkan mau mencintai wanita penyakitan seperti nya. Bahkan tidak sakit pun suaminya itu memang tak pernah menganggap dirinya ada.
"Ya sudah saya permisi Dok." Wanita itu berdiri dari duduknya.
"Iya Nona," sahut sang dokter mengangguk. "Nona," panggil nya.
"Iya Dok?" Leona tersenyum menatap dokter tampan itu. "Kenapa Dok?"
"Jangan panggil Dokter, panggil saja saya Andika," ucapnya serta tersenyum. "Percayalah setiap penyakit ada obat nya. Kamu pasti sembuh," imbuhnya menyakinkan Leona.
"Terima kasih Kak Dika. Saya panggil Kakak saja. Seperti nya Dokter sedikit lebih tua dari saya. Kalau begitu panggil saya Leona saja, Kak." Wanita itu mengulurkan tangannya pada Andika.
"Iya Leona," balasnya.
"Ya sudah Kak. Saya pulang dulu," ucap Leona berpamitan.
"Iya Na. Hati-hati," pesan Andika sambil setengah melambaikan tangannya.
Leona keluar dari ruangan Andika. Tatapan wanita itu tampak menyedihkan dan kosong. Dia berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah pelan. Kakinya terasa berat untuk di langkahkan.
Leona masuk kedalam mobilnya. Dia seorang wanita yang bekerja sebagai desainer ternama. Butik yang dia miliki berkembang cukup pesat di Ibukota. Dia memang hobby mendesain, sehingga saat mengambil pendidikan pun dia mendalami bidang keahliannya itu dengan mengambil jurusan desain.
Leona merebahkan kepalanya di jok mobil. Tangannya mencengkram stir mobil dengan kuat. Dia wanita tangguh, tegar dan kuat. Dia bukan wanita lemah. Namun tetaplah dia memiliki perasaan.
"Bagaimana aku bisa memperjuangkan pernikahan ku jika aku juga harus bertarung dengan penyakit ini?" lirih wanita itu. Air mata mengalir dipipinya yang cantik.
Leona melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit. Sepanjang perjalanan wanita itu menangis pelan. Sambil berusaha menyakinkan dirinya bahwa dia akan baik-baik saja. Impiannya banyak. Dia ingin sang suami mencintainya. Lalu mereka bahagia dan memiliki anak seperti orang lain.
Leona memasuki pekarangan rumah mewah mereka. Dirumah semewah itu mereka hanya tinggal berdua saja bersama beberapa pekerjaan yang bekerja dirumah besar tersebut.
"Selamat sore, Nyonya," sapa satpam yang bertugas.
"Sore Paman," balasnya. "Tolong masukkan mobilnya kedalam garasi ya!" titahnya sambil memberikan kunci mobil.
"Baik Nyonya," sahut nya.
Leona masuk dengan langkah lebar. Seperti nya suaminya sudah datang karena dia sempat melihat mobil lelaki itu berada di bagasi.
Benar dugaan Leona bahwa suaminya sudah datang, terlihat lelaki itu sedang duduk ditaman sambil tertawa saat berbicara dengan seseorang didalam benda pilih yang dia tempelkan pada telinganya.
'Pedro, kapan kamu akan mencintaiku? Apa kamu tahu bahwa sekarang tubuh ku tidak baik-baik saja. Aku, aku menderita penyakit mematikan. Aku, aku ingin sekali bercerita padamu dan menangis didalam pelukkan mu bahwa aku takut menghadapi kematian. Tapi sepertinya, itu tidak mungkin karena kamu tidak pernah menganggap aku ada. Mungkin, kamu bahagia jika tahu aku sakit karena penderitaan ku akan semakin bertambah. Tapi entah kenapa aku tidak bisa menyerah untuk mencintaimu? Semakin hari perasaan ku semakin bertumbuh dan tidak bisa mati meski di bunuh oleh sikap dingin dan perkataan kasar mu,' batin Leona tersenyum kecut ketika melihat suaminya tertawa lebar tanpa beban. Sementara dengannya lelaki itu tak pernah tersenyum sekalipun.
Tak sengaja Pedro melirik kearah Leona, tampak lelaki itu mematikan sambungan telponnya. Entah kenapa, kali ini tatapan Leona begitu berbeda? Seperti menyimpan sesuatu dan ingin mengatakan sesuatu yang sekarang sedang menghantam dadanya.
Pedro segera menyimpan ponsel itu kedalam saku celananya. Dia berdiri dan melewati Leona begitu saja tanpa berniat menyapa wanita yang sudah lima tahun menjadi istrinya itu.
"Pedro," panggil Leona.
Langkah Pedro terhenti. Namun dia tak menatap wanita itu sama sekali. Entahlah, dia tidak tahu kenapa dia begitu membenci wanita ini.
"Ada apa?" tanyanya dingin.
"Apa kamu sudah makan? Aku ingin masak sup buntut kesukaan kamu. Kamu mau?" tawarnya. Seperti biasa Leona akan tetap menawarkan diri meski dia akan mendapat jawaban yang sama.
"Aku sudah makan," jawab lelaki itu.
Tanpa berpamitan, dia langsung masuk kedalam rumah mewahnya. Begitulah hubungan mereka berdua setiap hari. Tidak ada yang tahu seberapa hancurnya hubungan itu selain mereka berdua dan para pekerja yang bekerja disana.
**Bersambung... **
Selamat datang di novel terbaru ku Guyss..
Jangan lupa dukungan buat kalian yaa agar author semakin rajin update. plus jangan lupa komen juga siapa tahu komenan kalian bisa author jadikan inspirasi nulis hehehe...
Love kalian banyak-banyak....
Yuk kepoin akun medsos author...
FB : Fitriani Yuri
IG : fitrianiyurikwon_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Ernawati
baru baca langsung suka
2024-04-30
0
Tri Ulidar
aku suka yg bikin gregetan thor, lanjutkan
2023-10-28
0
sakura
..
2023-05-26
0