The Mafia's Twins
"AKU TIDAK PERNAH INGIN ADIK PENYAKITAN SEPERTIMU!!
"Kak---"
"DIAMLAH SIALAN! KAU INI PEMBAWA SIAL! AKU BAHKAN TIDAK MERASAKAN KASIH SAYANG KEDUA ORANG TUAKU SEMENJAK KAU SAKIT-SAKITAN!!"
"Jo cukup! Jaga bicaramu!" ucap Salzano
"LIHAT? BAHKAN KAU JUGA MENGAMBIL KAKAKKU JUGA! SEMUANYA KAU AMBIL, KENAPA KAU TIDAK MATI SAJA!" Teriak Jo sambil menunjuk nunjuk adiknya Jeanne
Semua orang yang ada di ruangan keluarga terbelalak melihat dan mendengar hal itu.
Bugh
Arnold yang melihat hal itu langsung menghampiri Jo dan meninju muka Jo dengan keras. Jo membelalakan matanya tak percaya karena ayah yang begitu dia sayangi memukulnya dihadapan semua orang
"Ay.. ah... sudahlah... " ucap Jeanne lirih sambil meremas dadanya yang sakit.
"Mas, ayo cepat kita bawa Jeanne ke rumah sakit dulu!" teriak Felly
Sontak Arnold langsung berbalik dan berlari kearah Jeanne yang mulai kehilangan kesadarannya. Arnold langsung menggendong Jeanne.
"Cepat siapkan mobil!" teriak Arnold menyuruh bawahannya
Jo yang masih membeku karena tinjuan ayahnya itupun, hanya bisa memegangi pipinya yang perlahan mulai memanas dan rasa sakitnya sudah mulai terasa.
Salzano hanya melihat Jo dengan mata tak percaya sambil menghela nafas panjang. Kemudian Salzano menepuk pundak Jo pelan dan berkata
"Apa kau benar-benar melupakannya?"
Mendengar kata-kata dari kakaknya itu, Jo hanya bisa terdiam kebingungan.
Apa yang telah dia lupakan?
Setelah keluarga inti keluar mengantar Jeanne yang memburuk, para pembantu membersihkan kekacauan di ruang keluarga dan tak lupa mengobati luka Jo.
Setelah beberapa jam berlalu, salah satu bodyguard kepercayaan Arnold kembali ke rumah dan menemui Jo yang saat itu ada di balkon kamarnya. Jo saat itu sedang menatap kosong kedepan, memikirkan apa yang dikatakan oleh kakaknya.
Bodyguard itu, Giovanni mendekati Jo dan memberi salam
"Tuan muda"
Sadar karena namanya di panggil, Jo berbalik dan menatap Gio.
"Apa?"
"Apa tuan tidak ingin menjenguk nona?"
Tiba-tiba saat mendengar hal itu Jo langsung marah. Dan kemudian melempar gelas yang ada di meja didekatnya ke arah kepala Gio.
Untungnya Gio dengan sigap menghindarinya.
"Untuk apa aku harus menjenguknya, dia memiliki semua yang kupunya!" teriaknya sambil membuang pandangannya.
"Ya itu memang benar... Tapi nona tidak memiliki tubuh yang sehat seperti tuan muda"
Mendengar hal itu Jo langsung menatap Gio lagi dengan senyum remeh
"Ya itu kekurangannya, aku berharap dia cepat mati saja. Merepotkan sekali"
Mendengar perkataan Jo, Gio lantas membungkuk lalu berjalan keluar kamar Jo.
"MATI SAJA KAU JEANNE!!!" teriak Jo sekuat tenaga.
*************
Di rumah sakit, semua orang dari keluarga Chevron berkumpul di ruang tunggu IGD
Saat dibawa ke rumah sakit, dokter yang memeriksa Jeanne berkata kalau Jeanne dalam keadaan kritis dan harus segera dibawa ke IGD. Tapi untungnya mereka segera ke rumah sakit, telat sedikit saja mungkin nyawa Jeanne sudah tidak tertolong.
Pintu IGD terbuka. Semua keluarga berdiri. Arnold mendekati dokter
"Bagaimana dok?"
"Kita harus segera mencari donor jantung, kalau tidak, hidup Jeanne hanya tidak akan lebih dari 2 tahun."
"Ibu!"
"Ugh anakku...."
Mendengar hal itu Felly hampir terjatuh dan untungnya ada Salzano disana.
"untuk sekarang, Jeanne harus di rawat di rumah sakit untuk dimonitoring kondisinya" lanjut dokter sambil menepuk pundak Arnold
Tangis Felly pecah, melihat putri kecilnya yang sangat lemah itu. Keluarga Chevron sejak saat itu bergantian untuk menjenguk Jeanne di rumah sakit, kecuali Jo. Dan semenjak saat itu juga, Arnold seperti menganggap kalau Jo tidak ada dihadapannya sekalipun. Felly mencoba memahami Jo, tapi kadang Jo salah sangka padanya. Dan tidak jarang Jo membentak ibunya itu. Hal itu kadang membuat emosi Arnold dan Salzano, tapi tetap saja Felly mencoba mendinginkan mereka berdua, agar tidak ada perkelahian dirumah.
Sebulan kemudian
Keadaan Jeanne sudah mulai membaik dan diperbolehkan pulang. Teressa, seorang bodyguard kepercayaan Jeanne yang seumuran, mendorong kursi roda Jeanne.
"Akhirnya nona pulang ya" ucapnya
"Ya... Aku sudah bosan menghirup udara rumah sakit" ucap Jeanne sambil tersenyum sangat manis dengan bibir pucatnya.
"Oh iya nona, nona dengan Fadell dulu sebentar ya? Saya akan mengambil obat nona dulu" ucap Teressa sambil berjongkok di depan Jeanne
"Okey"
Lalu Teressa berdiri dan menatap Fadell yang sudah bersiaga di belakang kursi roda Jeanne.
Bukan hanya Fadell, tapi ada sekitar 10 bodyguard di depan dan belakang Jeanne. Itu juga perintah Arnold karena dia tidak bisa menjemput putrinya langsung karena ada bisnis mendadak. Jadi dia menyuruh anak buahnya menjemput Jeanne. Bagaimana dengan Salzano? Dia bersekolah, karena sudah kelas 3 SMA, dia tidak diizinkan membolos untuk alasan apapun. Dan karena Arnold sangat ketat pada pendidikan anaknya. Jadi dia tidak mengizinkan Salzano.
Sambil menunggu Teressa kembali, Jeanne memainkan ponselnya, sesekali Fadell menawarkan minum atau buah yang sudah dikupas kan. Dan dengan senang hati Jeanne menerimanya
"Terima kasih Fadell" ucapnya
"Sama sama nona" balas Fadell
Jeannette D'Rioz Chevron, gadis cantik, imut, ramah, baik hati dan penyayang. Dia memiliki mata yang biru rambut yang coklat dan lebat. Dia bak seorang malaikat yang jatuh ke keluarga mafia Chevron. Berkatnya, rumah yang dulu sangat dingin jadi sangat hangat dan penuh dengan kehidupan. Sayangnya jantungnya bermasalah. Teressa adalah teman sekaligus Bodyguard nya. Bahkan Arnold rela membayarkan uang sekolah dan segala biaya sekolah Teressa, agar dia bisa menemani dan melindungi Jeanne disekolah. Jeanne memiliki kembaran, yang bernama Joshua
Joshua Alpa D'Rioz Chevron, seorang laki-laki yang sangat baik,ramah, rendah hati dan suka menolong, dia juga sangat menyayangi adiknya. Tapi semenjak kejadian 10 tahun yang lalu. Sifatnya berubah 360°. Dia jadi laki-laki yang kasar, egois, pemarah, sombong, penindas hanya untuk Jeanne. Dia akan menunjukkan sifat aslinya kepada sahabatnya
Shuzo D'cpair Shcrizrr, salah satu sahabat Jo, dia sangat dingin,cuek,dan sangat pendiam tapi dibalik sifatnya yang seperti itu, dia adalah pendengar yang baik dan sangat perhatian kepada sahabatnya sendiri
Salzano D'Rioz Chevron, dia adalah anak pertama sekaligus penerus dari semua usaha bisnis dari Arnold dan Felly serta dia akan menjadi pemimpin dari geng mafia yang dipimpin oleh Arnold sekarang ini
Teressa Van Dwijk, gadis yang ramah tegas,cantik dan seorang bodyguard sekaligus teman Jeanne. Dia mengabdikan seluruh hidupnya bagi keluarga Chevron, khususnya Jeanne. Yang saat dulu pernah menyelamatkannya dari daerah kumuh tempat para pecandu narkoba.
Teressa Pov On
Aku berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju apotek dengan membawa resep dokter yang sudah diresepkan untuk ditebus di apotek rumah sakit.
Setibanya di apotek aku melihat antrian yang sedikit panjang. lalu aku mulai mengantri dan mengambil nomor antrian sambil menyerahkan resep tersebut ke apoteker.
Aku melihat ke kanan kiri mengamati semua orang di ruang tunggu apotek tersebut. Kemudian kepalaku mulai berputar dan semua pembicaraan dokter dan tuan Arnold terngiang di otakku.
"Kita harus segera mencari donor jantung, kalau tidak, hidup Jeanne hanya tidak akan lebih dari 2 tahun."
Pembicaraan itu benar-benar mengganggu pikiranku. Kemudian masa lalu mulai terputar di depan mataku seperti sebuah pertunjukan film
Flashback On
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Parsih Nurul
UP lagi dong kak ceritanya bagus🤗🤗🤗😚😚😚🙂🙂
2023-04-09
3