Karl mendorong kursi roda itu keluar dari ruang ICU. Lalu berhenti di ruang tunggu. Kemudian Karl berjongkok di depan Cecilia
"Apa kau serius dengan perkataanmu barusan?" tanya Karl
"Ya... aku serius" ucap Cecilia tegas.
Karl menghela nafas kasar dan kemudian menatap Cecilia lagi.
"Baiklah kalau itu maumu, pertama-tama yang harus kau ingat adalah kalau kau ini anakku"
"Baik"
"Kedua, aku akan memberimu nama"
"....." Cecilia hanya diam dan mengangguk
"Namamu Teressa Van Dwjik, Yah itu nama margaku." ucap Karl sambil berdiri dan kemudian duduk di kursi panjang.
"Setelah kau pulih, aku akan mengajarimu semua dasar-dasarnya"
Dengan kebingungan Ceciliapun bertanya
"Dasar?"
"Ya"
"Seperti peraturan dan kualifikasi agar kau bisa jadi bodyguard berkualitas keluarga Chevron"
Mendengar hal tersebut, Cecilia hanya bisa mengangguk dan memahaminya. Walau sejujurnya dia tidak begitu paham.
"Tapi tunggu sebentar, apa kau sudah bisa membaca dan menulis?"
Cecilia menunduk malu, kemudian menggeleng pelan. Karl benar-benar frustasi. Dia benar-benar tidak pandai mengurusi anak kecil. Apalagi dia belum pernah menikah dan memiliki anak.
"Hah....."
"....."
"Kalau begitu kita akan belajar pendidikan formal dasar setelah kau pulih nanti. Sekarang fokuslah pada pemulihanmu saja"
"Baik..."
Cecilia menatap Karl, begitu pula dengan Karl. Karl mulai bingung dengan situasinya. Lalu mengulurkan tangannya kearah Cecilia. Cecilia terkejut dan mulai memjamkan matanya. Cecilia benar-benar takut.
Pukk
Karl menepuk lembut kepala Cecilia dan kemudian mengelus kepalanya. Cecilia membuka matanya dan mendongak melihat Karl yang tersenyum kaku. Cecilia tertawa melihat Karl dan Karl juga ikut tertawa
Cecilia hanya mengangguk kemudian mulai berusaha memutar roda kursi rodanya dan pergi ke ruang rawat inapnya.
"Hah... Bos ini ada ada saja... Lelaki lajang disuruh merawat anak kecil"
Karl menghela nafas panjang dan berat. Ini adalah hari dimana Karl sering menghela nafas. Melihat tuannya yang sudah seperti kehilangan akal, nona kecil yang terbaring sekarat dan kemudian tiba tiba mempunyai anak.
Karl berjalan ke arah pintu keluar dan keluar dari rumah sakit tersebut. Dia bergegas menaiki mobilnya dan segera kembali ke rumahnya untuk menyiapkan berkas-berkas untuk pengangkatan anak serta berkas-berkas identitas dari Cecilia yang baru. Hal tersebut dilakukan agar kelak dapat memudahkan Cecilia untuk mendapatkan pendidikan formal dan tentu saja mendapatkan identitas baru.
Di Ruangan Cecilia
Cecilia berbaring di ranjangnya sambil menatap langit-langit ruangan tempatnya di rawat itu. Dia terus memikirkan apa yang dikatakan oleh Arnold. Cecilia belum sempat melihat Jeanne karena Karl mendorong kursi rodanya menjauh.
"Semoga kau baik-baik saja sampai aku layak melindungimu"
**********
2 minggu kemudian, Cecilia sudah diperbolehkan untuk pulang dan Karl yang mengetahui hal tersebut langsung menjemput Cecilia. Selama 2 minggu itu pun Cecilia sama sekali tidak bisa mengunjungi Jeanne. Cecilia hanya bisa memandangi ruang ICU tersebut dari jauh tanpa berpikir untuk bisa mengunjungi Jeanne, karena keluarga besar dari Jeanne sering menjenguk Jeanne dan para bodyguard keluarga Chevron itu tidak membiarkan orang asing masuk ke bagian ICU. Mereka berjajar di sepanjang koridor. Pihak rumah sakit pun terheran dengan penjagaannya namun Karl juga sudah mengatasi hal tersebut. Tapi hal tersebut membuat Cecilia lebih semangat lagi untuk segera menjadi pelindung bagi Jeanne. Seperti saat masih dirawat di rumah sakit, Cecilia meminta untuk diajari membaca huruf oleh suster baik yang sering mengecek kondisinya.
"Kau..."
Cecilia menoleh ke arah Karl sambil sedikit memiringkan kepalanya.
"Lusa aku akan memasukkanmu ke sekolah dasar untuk belajar hal hal dasar seperti membaca dan menulis"
Cecilia hanya bisa menggangguk untuk menyetujui perkataan Karl.
"Kau tidak akan lama di sekolah dasar itu, jadi gunakan semua kemampuanmu yang maksimal untuk menyerap semua ilmu itu."
"Baik"
Karl melirik Cecilia sejenak lalu kembali fokus ke depan.
Dia semakin mirip denganku
Setelah sampai di kediaman Karl, Karl dan Cecilia mulai sibuk untuk mempersiapkan kebutuhan Cecilia untuk bersekolah dan juga yang lainnya.
Dengan persiapan yang matang, Cecilia pergi ke sekolah dasar itu dan tinggal di asrama untuk melatih kemandiriannya.
Hari pertama masuk sekolah
Cecilia berjalan memasuki gerbang sekolah dengan memakai name tag yang bertuliskan "TERESSA VAN DWJIK", Tapi walaupun begitu ada segerombolan siswa yang mencoba merundung Teressa. Tapi setelah 1 Minggu berhadapan dengan Teressa segerombolan siswa itu berhasil diatasi Teressa. Dan ancaman Teressa yang paling di kenal di sekolah itu adalah..
"Kalau kalian sekali lagi saja menggangguku, aku akan memukul wajahmu sampai kedua orang tuamu itu tidak bisa mengenalimu"
Tapi Karl pun tidak menerima email atau panggilan dari sekolah tentang apapun itu. Karena Teressa mengurusnya dengan benar. Hal tersebut membuat Teressa tidak memiliki teman dan tidak ada yang berani mengganggunya. Tapi Teressa terlihat tidak perduli dengan pertemanan atau apapun, yang dia perdulikan adalah menjadi siswa terbaik dan lulus dengan cepat
Dan kemudian semenjak dia bersekolah dia mulai belajar dengan giat dan rajin. Dia mempelajari semua hal dengan sangat cepat dan gigih. Kalau ada yang dia tidak bisa atau mengerti, dia akan bertanya dan menyelesaikan masalah itu sampai selesai sendirian.Dan berkat usaha dan ketekunannya, Teressa menjadi murid terbaik di sekolah dasar itu dengan hanya waktu belajar selama 3 tahun.
Karl benar-benar terkagum dengan kemampuan Teressa dan setelah Teressa lulus dari sekolah dasar itu. Karl memutuskan untuk segera memasukan Teressa ke akademi untuk menjadi prajurit wanita yang tangguh. Teressa pun tidak mengeluh walau tidak beristirahat ataupun berlibur setelah kerja kerasnya, bahkan Teressa tidak mengharapkan pujian dari Karl karena Teressa juga menganggap Karl sebagai Tuannya. Jadi Teressa segera menuruti perintah Karl dan segera berangkat ke akademi itu untuk pelajaran selanjutnya.
Semenjak masuk akademi, Teressa bekerja sangat kuat dan berusaha sangat keras untuk melakukan yang terbaik di akademi tersebut. Keringat darah air mata lelah nafas beratnya terkadang membuatnya menyerah. Tapi kemudian Teressa teringat pada Jeanne, Teressa teringat akan balas budi kepada Jeanne, Teressa teringat kalau Teressa ingin melindungi Jeanne sekuat tenaga dan juga berdiri di sisi Jeanne untuk melindunginya. Teressa menguatkan dirinya dan berpegang teguh pada prinsipnya itu. Dan melanjutkan pelatihan di akademi tersebut
3 Tahun kemudian
Kini Teressa sudah berusia 14 tahun. Teressa terbangun di kasurnya yang terbuat dari kayu jati tipis itu dan segera mandi. Saat mandi, terlihat sangat jelas ada banyak luka di tubuh Teressa, luka sayatan, cakar, lebam dan lain lain. Melihat punggungnya yang penuh dengan luka itu, memberitahu kita seberapa keras hidupnya di Akademi itu. Hari ini adalah ujian terakhir dan penentuan kelayakan Teressa. Berhasil atau gagalnya di tentukan oleh ujian hari ini. Dan ujiannya adalah bertahan hidup di pulau terpencil selama 3 bulan. Teressa segera mengemasi barang-barangnya dan segera berjalan keluar dari basecampnya di akademi dan terbang menggunakan helikopter untuk pergi ke lokasi ujian akhir itu.
Setelah sampai di lokasi tersebut, Teressa segera memulai survivalnya.
1 hari
1 Minggu
1 bulan
2 bulan
3 bulan
Semua sudah dirasakan oleh Teressa, kelaparan,sakit,perih,lelah dan juga keputusan.
Teressa berhasil melakukan bertahan hidup di pulau itu dan bahkan berhasil berlabuh keluar dari pulau tersebut dengan perahu yang dia buat sendiri. Para petinggi akademi tersebut termasuk Arnold dan Karl terkagum dengan usaha dan kegigihannya tersebut. Dan semua petinggi akademi meluluskan Teressa serta mengirimkan helikopter untuk menjemputnya. Rasa lega menyelimuti Teressa karena dia berhasil sampai sejauh ini
3 hari setelah Teressa kembali ke Akademi. Pihak Akademi memberikan penghargaan dan juga lencana sebagai tanda kelulusan Teressa. Arnold dan Karl menghampiri Teressa untuk mengucapkan selamat atas kelulusannya dan juga memberitahu Teressa kalau dia sudah layak untuk melakukan tugas yang dia inginkan.
Tugas itu adalah berada di samping Jeanne dan melindunginya.
"Beristirahatlah dulu sejenak selama sebulan, setelah itu kau akan melaksanakan tugas yang kau impikan" ucap Arnold sambil menepuk pelan pundak Teressa. Teressa terharu dnegan pencapaiannya, tak terkecuali Karl. Karl yang dulunya dingin, kini memeluk Teressa dan menangis bahagia layaknya seorang ibu yang bangga pada anaknya. Teressa terkejut sejenak sebelum akhirnya dia membalas pelukan Karl. Karl membantu membawa barang bawaan Teressa ke mobil dan kemudian mobil Karl pergi dari Akademi tersebut.
Selama sebulan itu Teressa benar-benar beristirahat. Mengistirahatkannya tubuh dan pikirannya, bersenang-senang dengan Karl dan banyak hal lagi. Kemudian tanpa sadar sebulan sudah terlewati begitu saja. Teressa berkaca didepan kaca dan melihat dirinya memakai pakaian bodyguard keluarga Chevron dan tak lupa memakai lencana sebagai identitas itu. Karl dan Teressa masuk ke rumah mewah dan megah itu dan menatap ke aula besar rumah itu.
Tap tap tap
Suara langkah kaki menggema diikuti oleh suara kursi roda. Teressa membesarkan kedua matanya melihat apa yang ada di depannya. Jeannette D'Rioz Chevron duduk di kursi roda dan Salzano D'Rioz Chevron sedang mendorong kursi roda tersebut mendekat kearah Karl dan Teressa.
"Selamat datang Teressa" ucap Jeanne dengan riang dan gembira.
Teressa terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata..
"Terima kasih"
Mendengar jawaban Teressa, Jeanne tersenyum manis sambil memegang tangan Jeanne
"Mohon kerjasamanya ya~"
Teressa mengangguk lalu membungkuk dan memberi hormat pada Jeanne. Salzano dan Karl tersenyum manis melihat hal tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments