Flash back On
Pukul 05.00 pagi
Jo bangun dari tidurnya dan duduk di kasurnya sambil menatap jam yang ada di meja kecil sebelah tempat tidurnya
"Hoam... Masih jam 5"
Jo kemudian berjalan kearah pintu balkon dan membuka gorden kamarnya itu. Tampak langit masih gelap dan kaca pintu balkon tertutupi oleh embun pagi. Jo menyentuh kaca uang berembun itu.
"Dingin.."
Jo melihat tangannya yang bergetar kedinginan dan basah itu. Jo melihat kearah kamarnya yang gelap itu, suram dan gelap. Kemudian pandangan Jo tertuju pada kado yang masih tertata rapi di meja, kado-kado yang lumayan banyak dan besar. Entah apa isi kado tersebut. Jo pun menghela nafas panjang sebelum akhirnya dia berjalan menuju kearah kado tersebut.
Jo membuka kado berwarna Putih dengan pita merah tersebut. Kado itu berisi jaket Hoodie bergambar tengkorak dan sepasang sepatu berwarna merah maroon. Di bawah sepatu itu ada sebuah note kecil
[Selamat ulang tahun katak pemarah
Jangan lupa untuk dipakai dan tersenyumlah... Kau jelek sekali seperti katak jika tidak tersenyum.
Your Handsome Bro
Salzano ]
Jo tersenyum lalu menaruh kembali sepatu dan jaket tersebut. Kemudian Jo membuka kado yang lumayan besar dan berwarna biru tua. Itu berisi kemeja, jas, dasi dan sepatu formal. Dan Jo hanya diam menatapnya tanpa kartu ucapan pun Jo tau.
Kemudian Jo membuka kado-kado lainnya dan tanpa Jo sadari dia tersenyum lebar.
Kemudian ada 1 kado kecil seukuran kotak jam tangan berwarna hitam terselip diantara kado-kado besar disana. Jo mengambil kado tersebut dan memperhatikannya dengan seksama.
"Tidak ada ucapan apapun"
Kemudian Jo membuka kado tersebut. Sebuah hiasan ponsel dan bandul tas berbentuk bunga sakura dan gitar kecil dengan inisial J. Lalu Jo melihat di balik pernak pernik lucu itu ada sebuah surat. Jo pun mengambil dan membacanya
[Selamat ulang tahun kakak]
Jo hanya diam menatap lama surat itu, kemudian dia meremas surat tersebut dan melemparkannya ke tong sampah. Kemudian Jo memperhatikan bandul bunga sakura dan gitar itu.
"Kenapa dia bisa tau aku menyukai 2 hal ini?"
Jo memperhatikan kedua benda itu lalu tersenyum tipis
"Ah... Jadi ini yang dinamakan ikatan saudara kembar ya?"
Jo menghela nafas panjang lalu berjalan kearah tasnya untuk mengambil ponselnya. Lalu dia menyatukan bunga sakura dan gitar itu sebagai bandul ponselnya. Jo tersenyum tipis kemudian berjalan kearah kamar mandi untuk mandi karena jam sudah menunjukkan pukul 06.10
Setelah mandi dan memakai seragam. Jo memakai jaket pemberian Salzano dan mengambil tas juga kunci motornya. Jo mengecek ponsel dan beberapa buku yang akan dia bawa ke sekolah. setelah selesai Jo langsung membuka pintu kamarnya dan berjalan menuruni tangga ke aula mansion.
Tap tap tap
Suara langkah kaki orang lain terdengar nyaring. Jo segera menghentikan langkahnya dan melihat ke bawah. Jo melihat Jeanne sedang menatap ke Jo dab begitu juga Jeanne yang diam dan menghentikan langkahnya.
Jo menghela nafas panjang lalu mengalihkan pandangannya dan kembali berjalan menuruni tangga menuju kearah ruang makan. Kemudian Jo duduk dan menunggu para pelayan itu menyiapkan sarapan seperti yang diperintahkan oleh Felly.
Setelah pelayan tersebut selesai menyajikan sarapan, Jo segera makan sarapannya. Jo tak menghiraukan ataupun mendengarkan percakapan Jeanne dengan Felly. Setelah selesai Jo segera bangkit dari tempat duduknya dan tak lupa Jo mengambil helmnya di rak lalu berjalan kearah pintu keluar.
Brummmm
Jo melajukan motornya pergi dari halaman mansion keluarga Chevron menuju ke sekolahnya.
Setelah sampai di sekolah, Jo segera ke ruangan kepala sekolah untuk mengambil name tag-nya dan bertanya tentang kelasnya kepada kepala sekolah. Tanpa ba bi bu, Jo segera menuju ke kelasnya setelah si kepala sekolah itu memberitahunya.
Jo sampai di depan kelasnya yang masih sepi itu dan segera masuk ke kelas lalu duduk di kursi yang kosong. Tidak ada hal spesial terjadi pada Jo. Setelah duduk di kursi yang kosong ya langsung memainkan ponselnya.
Beberapa menit kemudian, kelas yang awalnya sepi mulai terisi oleh siswa yang mulai berdatangan.
Srakkk...
Kursi di sebelah Jo berbunyi karena ditarik oleh seseorang, Jo yang awalnya dari tadi melihat ponselnya mendongak dan melihat siapa yang menarik kursi tersebut.
Laki-laki.. Yah merepotkan kalau itu gadis..
Kemudian Jo kembali fokus ke ponselnya setelah melihat kalau yang menarik ke kursi tersebut adalah laki-laki.
Laki-laki tersebut menaikkan alisnya melihat tingkah Jo tapi kemudian dia dengan santainya duduk di kursi sebelah Jo. Jo pun terlihat tidak memperdulikannya lagi. Kemudian laki-laki itu membuka mulutnya
"Namaku Akihara Shuzo, panggil saja Jo"
"Ya salam kenal, Aku Joshua, panggil saja Jo" ucap Jo tanpa menoleh kearah Shuzo.
Shuzo hanya menghela nafasnya, kemudian mengeluarkan buku novel dan membacanya sambil mengangkat kedua bahunya.
Yah tak masalah.. Kami sama saja
Kedua laki-laki itu tampak diam dan hening, suasana diantara mereka juga bak Kutub Utara yang dingin.
"Halo~ Namaku Chester McKinsey, panggil saja Chester~"
Kedua orang itu tampak tidak perduli dan diam menanggapi seorang laki-laki pirang di depannya yang sedang tersenyum lebar itu.
Sadar kalau dirinya tidak di perdulikan, Chester mendengus kesal kemudian duduk di kursi yang ada di depan mereka
"Jangan begitu ke aku dong~"
Jo yang kelihatan risih menatap Chester dengan tatapan dinginnya. Sedangkan Chester membalas tatapan Jo dengan senyuman
"Ah adik kecil namamu siapa?"
Mendengar perkataan Chester, Jo menaikkan satu alisnya
"Iya kau~ Kan yang terlihat seperti anak kecil disini adalah kau~"
"Jo" ucap Jo sambil kembali fokus ke ponselnya
Pakkk!
Sebuah buku melayang ke jidat Chester, Chester meringis sambil memegangi jidatnya dan melihat Shuzo dengan tatapan kesal
"Kau ini kenapa sih Zo? Akukan cuman mau berkenalan"
"Sudah jangan berisik"
"Iya iya..."
Setelah beberapa menit, wali kelas memasuki kelas Jo, Jo memasukan ponselnya dan memperhatikan dengan seksama selama si wali kelas itu menjelaskan di depan kelas. Beberapa siswi berbisik-bisik dan menatap ketiga laki-laki itu.
"Mereka seperti pangeran ya.."
"Ah iya .. Benar-benar tampan!"
Jo tidak menghiraukan perkataan mereka dan tetap fokus ke depan
Pukul 12.00 siang
Jo berjalan kearah kantin untuk makan siang dengan diikuti oleh 2 teman yang sedari tadi mengekorinya. Mereka bertiga mengantri untuk makanan dan duduk di kursi kantin.
Jo memakan makanannya sambil mengamati para siswa dan siswi yang berlalu-lalang, mengobrol ataupun makan. Kemudian pandangan Jo berhenti begitu menatap ke seseorang yang akrab baginya, ya itu Jeanne.
Jeanne terlihat sangat bahagia dengan teman laki-lakinya itu, mereka berdua mengobrol dan makan bersama. Kemudian Jo kembali fokus memakan makanan sampai habis tanpa memperdulikan Chester yang sedang mengoceh di sebelahnya seperti burung kakaktua.
Tring...
Ponsel Jo berdering tanda sebuah pesan masuk. Jo membuka pesan tersebut yang berasal dari Karl
Tuan muda tolong ke aula sekolah.
"Hah~ Aku pergi dulu" ucap Jo sambil bangkit dari tempat duduknya setelah melihat pesan dari Karl tersebut
Jo melangkahkan kakinya menuju ke aula sekolah. Dari jauh Jo sudah bisa melihat Karl berdiri di samping. Jo segera mempercepat langkahnya.
"Apa?"
Karl mendengar suara Jo itu terkejut dan segera berbalik
"Ah Tuan muda.. ini tolong berikan pada nona Jeanne" ucap Karl sambil memberikan sebuah botol kecil. Jo mengulurkan tangannya sambil menaikkan salah satu alisnya
"Kenapa tidak kau saja?"
"Saya masih harus mengurus keperluan anda berdua di sekolah ini."
"Tumben sekali dia melupakan obatnya"
"Botol obat yang dibawa nona itu sudah habis"
Mendengar jawaban Karl, Jo hanya bisa pasrah dan menghela nafas sekaligus mengangguk. Kemudian Karl memberi salam kepada Jo dan berjalan pergi. Jo kemudian berbalik dan berjalan pergi dari aula tersebut.
Jo berjalan menyusuri lorong tersebut, sesekali Jo melirik ke arah jendela untuk melihat pemandangan di luar. Nyatanya yang dia lihat adalah lorong gedung sekolah sisi lainnya.
Jo kemudian berhenti setelah melihat apa yang ada di depannya. Terlihat Jeanne sedang memegangi dadanya. Beberapa saat kemudian, Jeanne tidak terlihat. Jo semakin panik melihat itu dan segera berlari menyusuri lorong tersebut.
Saat sampai di lantai 2 gedung 2, Jo melihat mesin minuman dan segera membeli air mineral disana.
Brakkkk
"Sialan lambat sekali"
Jo menendang mesin tersebut, beberapa siswa yang ada di sana terkejut melihat hal itu tak terkecuali Chester dan Shuzo yang baru saja keluar dari kamar mandi.Setelah mendapatkan air mineral itu, Jo segera berlari lagi menuju Jeanne dan melewati Chester dan Shuzo
Rasa sesak nafas ini... menyakitkan....
"Eh Jo?" Chester yang mengangkat tangannya itu terkejut dan hanya menatap Jo yang berlari tanpa menyapanya
Shuzo juga merasa aneh dengan Jo mengikuti Jo dari belakang, begitupula dengan Chester. Shuzo dan Chester bersembunyi di balik dinding dan mengintip apa yang dilakukan Jo.
Jo mencoba mengatur nafasnya yang memburu itu dan menaruh botol obat dan air mineral di sebelah Jeanne
Sial kenapa aku sepanik ini....
Saat Jo ingin pergi, Jeanne memegang tangannya dan mengucapkan terimakasih.
Dia tau cara berterimakasih juga.
Jo mengangguk pelan sambil tersenyum tipis dan berjalan menjauh dari Jeanne.
Yah setidaknya aku harus membalas budi atas hadiahnya itu. Mungkin mengajaknya makan sepulang sekolah nanti
Sambil memikirkan itu, Jo berjalan kearah kelasnya yang ada di lantai 5 itu.
Flash Back Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Parsih Nurul
next kak😚😚😚😘😘😘🤗🤗🤗
2023-04-27
1