Keesokan harinya, Arnold menerima Email yang berisi rekapan semua hasil tes yang sudah dilakukan oleh Jeanne. Senyuman Arnold mengembang saat melihat hasil yang hampir sempurna tersebut. Dengan bangganya Arnold keluar dari ruang kerjanya dan berjalan ke arah ruang keluarga. Karl yang sedari tadi kebingungan tiba-tiba tuannya pergi dari ruang kerja padahal kerjaannya masih banyak pun mengikutinya dari belakang.
Arnold melihat Jeanne dan Felly sedang makan buah di ruang keluarga. Melihat mereka yang sedang bersenda gurau, Arnold segera menghampiri mereka. Jeanne yang mendengar langkah kaki mendekat, segera menoleh dan melihat Arnold berjalan kearahnya.
" Ada apa ayah?"
Mendengar hal tersebut Felly kemudian ikut menoleh dan mendapati Arnold sudah ada di sampingnya.
"Ah.. Kau lulus tes sayang"
Jeanne kemudian membesarkan matanya dan kemudian mulai tersenyum lebar
"Yeay!!"
Jeanne kemudian melompat lompat kegirangan. Felly yang tak percaya kemudian mengambil ponsel Arnold dan meneliti nilai hasil tes itu. Dan hasil tes itu benar-benar hampir sempurna. Felly kemudian memeluk Jeanne dan mencium keningnya.
Arnold memanggil kepala pelayan untuk menggelar pesta kecil-kecilan. Kepala pelayan mengangguk paham dan mulai mempersiapkan semuanya
"Ayah... Bukankah itu berlebihan"
"Tidak sayangku..."
Jo hanya bisa diam dan menatap lurus kearah mereka. Padahal Jo juga lulus dengan nilai sempurna. Tapi orang tuanya tidak memperdulikannya. Jo bangkit dan berjalan keluar rumah. Jeanne melihat Jo berjalan pergi hanya bisa menatapnya tanpa berbicara sepatah katapun karena Jeanne tau Jo pasti akan marah kalau dia menanyai Jo.
"Oh iya dan Jo--- Eh kemana Jo? Bukannya tadi duduk disana?" ucap Arnold sambil memperhatikan ke sekelilingnya
"Ah kak Jo baru saja keluar rumah..." ucap Jeanne sambil menatap kearah pintu mansion.
Brumm Brummm
Suara motor sport terdengar menggema dan nyaring kemudian perlahan-lahan suara itu menghilang. Arnold yang mendengar hal tersebut cuma bisa menghela nafasnya. Sedangkan Felly berjalan kearah pintu dan bertanya kepada salah satu bodyguard dan kemudian kembali setelah mendapat jawaban dari bodyguard itu
"Itu Jo"
"Aku juga mendapat email rekapan hasil tes Jo juga, Jo mendapat nilai tes sempurna. Aku ingin merayakan keberhasilan mereka berdua bersama" ucap Arnold
Jeanne mendengar hal itu juga bisa pasrah dan menunduk. Jeanne berpikir kalau Jo salah paham terhadap orang tuanya. Dan kemudian Jeanne mulai bertekad didalam hatinya
Aku harus membuat kakak dan ayah akur seperti dulu lagi
Jeanne menyemangati dirinya dan tersenyum manis di hadapan ayah dan ibunya.
......................
Jo mengendarai motornya dengan kencang meninggalkan area mansion keluarga Chevron. Dipikirannya masih terlintas adegan dimana ibu, ayah dan adiknya terlihat sangat bahagia tanpa memerdulikannya. Jo semakin melajukan motornya. Dia meliuk-liuk diantara mobil mobil itu seperti ular. Lalu dia memberhentikan motornya di toko Pai langganannya. Jo masuk dan membeli beberapa Pai kemudian melajukan motornya kembali ke jalanan. Entah sudah berapa lama Jo berkendara sampai-sampai langit sudah berganti warna menjadi oranye. Jo kemudian berhenti di sebuah pantai. Dia memarkirkan motornya dan turun. Dia melangkah sampai bibir pantai dan kemudian duduk disana sambil melihat matahari terbenam. Dia diam sejenak sebelum akhirnya mengambil dan memakan Pai lemon kesukaannya.
Di sisi lain, di aula mansion sudah tergelar pesta. Dekorasi yang sederhana tapi indah. Sebuah meja yang penuh dengan makanan kesukaan Jo dan Jeanne sudah tertata rapi.
Beberapa bingkisan kado juga tertata rapi.
Semua pelayan juga sudah berbaris rapi.
Semua anggota keluarga Chevron juga sudah berpakaian rapi. Jeanne memakai gaun putih biru kesukaannya. Dia bak seorang putri dari sebuah kerajaan. Tapi Jeanne menatap cemas kearah pintu mansion, dia berharap kakaknya segera pulang. Arnold yang melihat hal itu kemudian menghampiri Jeanne dan mengelus rambut anaknya tersebut.
"Sayang ayo kita mulai"
Jeanne mendongak kearah Arnold lalu mulai membuka mulutnya.
"Itu... Apa bisa menunggu kakak sebentar lagi"
Salzano kemudian maju dan berjongkok di depan Jeanne.
"Melihat dari raut wajahnya saat keluar rumah tadi... Sepertinya dia akan kembali besok. Jadi kita mulai dulu ya?"
Mendengar perkataan Salzano, Jeanne hanya bisa pasrah dan menurutinya. Tapi wajah Jeanne tampak tidak bahagia. Jadi Felly dan Salzano mencoba menghibur Jeanne
Kakak... kumohon pulanglah...
--------------Tringg-----------------
Tiba tiba Jo yang sedang duduk di pantai itu merasa seperti ada sesuatu yang menyuruhnya untuk pulang.
"Itu tadi apa?"
Karena hal tersebut Jo mulai sedikit panik dan bangkit dari duduknya kemudian berlari kearah motornya.
"Seperti ada orang yang menyuruhku pulang? Tapi akukan sendirian?"
Jo diam sejenak lalu menaiki motornya dan memakai helmnya
"Sudahlah ini juga sudah larut, mereka mungkin sudah selesai menggelar pesta itu"
Jo menjalankan motornya untuk pulang kerumah. Sepanjang perjalanan pulang, Jo hanya diam dan tak bersuara. Pikirannya kosong. Tapi perjalanan masih jauh, Jo menancap gas motornya agar lebih cepat sampai rumah. Ditemani oleh langit malam yang bertaburan bintang dan angin malam yang menerpa Jo berkali-kali. Akhirnya Jo sampai di depan mansion.
Jo memarkirkan motornya di samping rumah dan berjalan kearah pintu depan. Jo melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 01.00 malam. Jo membuka pintu dengan hati-hati dan benar saja. Aula keluarga Chevron sudah rapi dan bersih seperti semula lagi. Sebuah pesta meriah terbayang di benak Jo.
Sebenarnya apa yang kuharap kan sih
Di hati kecil Jo berharap, keluarganya akan menunggunya pulang dan merayakan pesta itu bersama.
"Hah~"
Jo menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya dan mulai berjalan lantai 2 menuju kamarnya. Saat Jo membuka pintu dan menyalakan lampu kamarnya itu. Jo terkejut melihat apa yang ada di depannya
Ada sebuah meja ditengah kamarnya. Diatas meja itu ada beberapa Pai lemon dan buah leci. Lalu ada steak yang terlihat masih hangat lalu ada 3 kotak kado. Jo berjalan mendekat kearah meja itu dan mengambil steaknya.
"Masih panas.. Ini?" Jo melihat kalau steak disimpan dengan baik. Lalu pandangan Jo terpaku pada sebuah surat berwarna pink di bawah kotak kado. Jo mengambilnya dan membaca suratnya
[Selamat atas prestasi kakak! Kakak mendapatkan nilai sempurna. Silahkan dimakan ya makanannya]
Jo membaca surat itu dan kemudian tersenyum tipis dan membuang surat itu ke tong sampah. Jo kemudian mengambil steak tersebut dan duduk di balkon sambil memakannya. Dia menatap lurus dan kosong kedepan. Angin berhembus dengan kencang menerpa wajahnya.
"Cara licik ini akan ku hargai"
Jo membalikkan badannya dan menatap ke meja tersebut. Berjalan mendekati meja dan menaruh piringnya disana. Jo tidak berniat membuka kado tersebut dan hanya meliriknya saja. Jo berjalan kearah kasur dan kemudian tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments