Bab 6 Sekolah

Matahari mulai terbit dan menyinari bumi. Cahaya masuk ke celah-celah gorden Jeanne. Jeanne masih dengan tenang dan pulas tertidur di kasurnya yang sangat empuk

Kringgg Kringgg

Bunyi alarm terdengar nyaring didalam kamar yang hening itu. Jeanne yang sedang tertidur meraih alarmnya dan mematikan alarm tersebut. Jeanne kemudian bangkit dan mengusap-usap matanya lalu mulai meregangkan otot tubuhnya

"Hoam..."

Jeanne menguap sembari melamun sebentar mengumpulkan nyawanya yang masih ada setengah di pulau kapasnya

Tok tok tok

"Nona.. Apa sudah bangun"

Jeanne menoleh kearah pintu kamarnya yang di ketok oleh seorang pelayan.

"Ya... Hoam... masuklah"

Setelah pelayan tersebut masuk, Jeanne segera beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan kearah kamar mandi. Sementara Jeanne sedang mandi di kamar mandi, pelayan tersebut membersihkan kamar lalu setelah selesai membersihkan tempat tidur, dan menaruh seragam Jeanne di tempat tidurnya.

Setelah selesai mandi, Jeanne memakai handuk kimono nya dan keluar dari kamar mandi. Jeanne menoleh kearah tempat tidurnya dan melihat ada seragam sekolah tertata rapi. Jeanne segera berjalan mendekat kearah tempat tidur nya dan memakai seragam tersebut.

Jeanne sejenak memperhatikan dirinya di pantulan cermin. Dia tiba-tiba tersenyum bahagia yang merekah bagai sebuah bunga yang baru saja mekar. Jeanne mengambil tas sekolahnya yang sudah dipersiapkan olehnya dari kemarin. Kemudian Jeanne bergegas ke ruang makan untuk sarapan.

Tap tap tap

Suara langkah kaki terdengar sangat nyaring di aula. Jo dan Jeanne bertatapan dan menghentikan langkahnya. Jeanne yang baru saja berjalan melewati lorong sedangkan Jo yang berjalan turun dari tangga.

Jeanne menundukkan kepalanya tanpa menyapanya sedangkan Jo hanya menghembuskan nafas kasar dan menurunkan bahunya. Jo kemudian kembali berjalan kearah ruang makan dengan cueknya. Jeanne yang melihat Jo sudah berjalan duluan ke arah ruang makan, mulai mengikutinya dari belakang.

Mereka pun duduk berjauhan, tanpa sapa menyapa. Merekapun tidak saling melihat ataupun menatap sama sekali. Suasananya jadi sangat berat. Para pelayan yang ada disanapun bisa merasakan atmosfer berat disana.

"Tolong hidangkan sarapannya"

Mendengar perkataan Jo, para pelayan itu dengan cepat menghidangkan sarapan. Setelah semua hidangan tertata, Jo segera mengambil makanan dan memakannya. Sementara Jeanne masih tertunduk dan diam.

Beberapa saat kemudian, Armold, Felly dan Salzano tiba di meja makan.

"Selamat pagi anak-anak ayah" ucap Arnold sambil mencium pipi Jeanne dan mengelus kepala Jo.

Jo menampakkan ekspresi wajah kesalnya karena terganggu dengan tingkah Arnold. Sebenarnya Jo senang Arnold mengelus kepalanya tapi.... Menurut Jo ini sudah terlalu terlambat untuk menyayanginya.

Kemudian tanpa menyelesaikan makanannya, Jo segera bangkit dan membawa tas sekolahnya

"Jo..."

Jo menghentikan langkahnya saat Arnold memanggil namanya. Jo kemudian berbalik

"...."

"Kau belum menghabiskan makananmu"

Mendengar perkataan Arnold, Jo hanya tersenyum remeh kemudian berbalik dan berjalan ke arah pintu untuk keluar. Sementara semua orang disana hanya bisa terdiam melihat tingkah Jo. Arnold menghela nafas dan kemudian duduk di kursi. Kemudian Felly dan Salzano pun ikut duduk. Jeanne melihat kearah perginya Jo dengan diam. Melihat adiknya yang sedih itu Salzano segera mengelus kepala Jeanne

"Sudah ayo sarapan dulu"

Kemudian merekapun sarapan bersama, Jeanne juga mulai tersenyum walaupun hatinya sedih karena dia ingin makan bersama sama dengan Jo.

Beberapa menit setelah sarapan selesai, Jeanne mulai bertanya kepada Arnold

"Ayah?"

Arnold yang sedang membaca koran itu mendengar suara Jeanne memanggil namanya segera mendongak dan menatap Jeanne

"Ya sayang ada apa?"

"Aku berangkat sekolah jam berapa?"

"Ahm... ayah lupa.. Tunggu--"

"Biar aku saja yang mengantar Jeanne ke sekolah"

"Baiklah kalau begitu, kalian berdua berhati-hatilah"

Jeanne dan Salzano mengangguk dan mulai beranjak dari duduknya, kemudian mereka berdua berjalan kearah pintu secara beriringan dan keluar. Kemudian Salzano merogoh kantong celananya dan mengeluarkan kunci mobil miliknya dan menekan tombol unlock pada mobilnya

Tiitt

Salzano dan Jeanne kemudian menaiki mobil sport milik Salzano dan mobil tersebut pun berjalan meninggalkan halaman mansion

Di dalam mobil saat pelajaran

"Kak..."

"Ya?"

"...."

Salzano menoleh ke arah adiknya, kemudian dia melihat kearah tangan Jeanne yang sedikit gemetaran.

"Jangan khawatir, kau akan baik-baik saja. Kau sudah membawa obatmu kan?" tanya Salzano sambil memegang tangan Jeanne untuk menenangkannya.

"Sudah" ucap Jeanne sambil menunjukkan obat di botol kecil putih.

Jeanne dan Salzano bercengkrama dan mengobrol. Tak berasa mereka telah sampai di sekolah. Mobil Salzano masuk ke jalan menuju ke halaman depan sekolah.

Tampak bagian depan bangunan tersebut sangat besar dan megah. Jeanne bahkan tidak berkedip melihat bangunan yang indah tersebut

Kemudian Jeanne mulai terlihat sangat gugup dan berkeringat dingin sambil meremas ujung roknya.

Melihat adiknya yang seperti itu, Salzano mulai khawatir.

"Apa kau baik-baik saja? Apa kita pulang saja?"

Jeanne segera menoleh dan tersenyum sambil memegang erat tangan kakaknya itu

"Aku baik-baik saja kak tenang saja"

Setelah meyakinkan Salzano bahwa dia baik-baik saja, Jeanne segera turun dari mobil Salzano. Dan benar saja, semua mata tertuju padanya.

Salzanopun segera ikut keluar dan langsung menggandeng adiknya itu masuk ke gedung sekolah. Semua perhatian tertuju pada mereka. Sesekali Jeanne melihat kearah kakaknya tersebut, dan Salzano yang sadar kalau Jeanne memperhatikannya, mengacak gemas rambut Jeanne

"Tenanglah..."

Kata-kata Salzano bagai sebuah obat penenang bagi adiknya yang benar-benar sedang cemas tersebut. Jeanne tidak memiliki penyakit gangguan kecemasan, tapi dia gugup karena ini hal baru baginya. Tanpa ada bodyguard di sekelilingnya dan para murid yang sangat asing baginya.

Jelas saja semua murid ini sangat asing baginya, karena sekolah ini adalah sekolah berstandar internasional yang diisi oleh para jenius dan para konglomerat.

Mereka berdua sampai di depan ruang kepala sekolah, Salzano langsung mengetuk pintu ruang tersebut

"Permisi"

Kemudian beberapa saat ada sebuah suara dari dalam yang berbunyi

"Ah ya silahkan masuk"

Setelah mereka berdua masuk, di depannya ada pria gendut yang berpakaian jas dan rapi. Orang tersebut adalah kepala sekolah Gerald.

Salzano dan Jeanne segera memberi salam kepada Gerald. Gerald pun menyambut baik mereka berdua

"Jadi ini adalah siswi baru yang mengikuti tes dan lulus dengan nilai yang luar biasa itu?" ucap Gerald sambil mengisyaratkan mereka untuk duduk di sofa. Jeanne menunduk malu sambil tersenyum.

"Iya pak.. Terimakasih atas pujiannya. Saya kemari untuk mengambil name tag dan bertanya kelas mana yang harus dituju oleh Jeanne" ucap Salzano tegas sambil tersenyum

"Ah iya... Ini dia name tag nya dan kelas Jeanne adalah kelas 10-1A" ucap Gerald sambil menyerahkan plastik kecil berisi name tag kepada Jeanne. Jeanne pun menerima name tag tersebut sambil kemudian memasang name tag tersebut di jas sekolahnya

"Baiklah... Kalau begitu saya permisi dulu pak.. Terimakasih"

Salzano dan Jeanne kemudian bergegas bangkit dari tempat duduknya dan memberi salam pada Gerald

"Ya sama-sama, dan Jeanne..."

Jeanne menoleh kearah Gerald yang memanggilnya tersebut dengan tatapan kebingungan

"Selamat datang disekolah kami"

Mendengar perkataan Gerald, Jeanne kemudian tersenyum manis dan menjawab perkataan Gerald

"Ah iya pak!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!