Bab 12 Misi pertama!

Angin berhembus pelan seperti seakan angin tersebut membelah pipi Jeanne untuk menghibur Jeanne yang sedang bersedih itu.

Jeanne tidak langsung masuk ke mansion tapi dia mencari angin dengan berjalan jalan di sekitar taman dekat mansion. Tanpa adanya bodyguard yang menemani.

Kemudian Jeanne duduk di kursi taman dekat air mancur.Daun daun yang kemerahan itu berguguran dan jatuh ke tanah. Beberapa daun jatuh di kepala Jeanne, tapi Jeanne membiarkannya begitu saja sampai angin menjatuhkan dedaunan itu dari kepala Jeanne

Jeanne mendongak keatas dan melihat balon yang di belikan oleh Jo yang sedari tadi dipegangi oleh Jeanne dengan eratnya

Balon yang berbentuk seperti beruang itu seperti terombang-ambing terkena angin. Pikirannya kosong, tidak ada hal apapun yang terlintas kecuali perkataan Jo.

Jeanne sangat bahagia melihat Jo menerima hadiahnya. Tapi di sisi lain Jeanne juga sedih karena Jo menganggap itu balas budi dan mengatakan hal yang menyakitkan itu.

"Hah...."

Jeanne menghela nafas panjang lalu menepuk-nepuk pipinya pelan kemudian mengepalkan tangannya dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi

"Ayo semangat! Kau pasti bisa membuat Jo seceria dulu Jeannette!!"

Jeanne kemudian bangkit dari kursi tersebut dan kemudian mulai berjalan ke arah mansion dengan masih memegang balon beruang tersebut.

Dari kejauhan Jane melihat di depan masion tampak ibunya, Felly sedang berjalan mondar-mandir dan di sebelahnya terdapat Jo yang sedang bersandar pada dinding Mansion sambil memainkan ponselnya.

Jeanne segera mempercepat jalannya menuju kearah mereka berdua. Felly yang sedari tadi mondar-mandir tersebut mendengar langkah kaki mendekat segera menoleh ke sumber suara. Felly yang melihat Jeanne berjalan kearah mereka segera mendatangi Jeanne. Jo yang melihat hal itu hanya diam dan kemudian berkata

"Sudah kubilang, dia baik-baik saja kan? Ibu saja yang terlalu lebay"

Jo kemudian masuk ke mansion dan tak menghiraukan ibunya dan Jeanne tersebut yang masih berpelukan di teras mansion

"Kau ini... ibukan khawatir"

"Ah ibu... Aku baik-baik saja kok"

"Ah iya iya maafkan ibu..."

Felly segera melepaskan pelukan Jeanne dan mundur beberapa langkah tapi kemudian Felly melihat di tangan Jeanne ada tali kemudian Felly mengikuti arah tali tersebut dan menemukan kalau Jeanne memegang balon berbentuk beruang. Felly kebingungan menatap balon tersebut lalu bertanya pada Jeanne

"Ah kamu dapat balon ini dari siapa?"

Jeanne kemudian tersenyum manis sambil berkata

"Kak Jo yang membelikannya untukku"

Mendengar jawaban dari Jeanne, Felly benar-benar terkejut, sampai-sampai Felly membuka mulutnya lebar-lebar. Tapi seperdetik kemudian Felly, langsung tersadar dan menutup mulutnya tersebut dengan panik. Sementara Jeanne hanya bisa melihat ibunya sambil tertawa karena tingkah ibunya itu menurut Jeanne sangat lucu.

"Ahahaha ibu... Ibu membuka mulut ibu sebesar paus tau..."

Jeanne menggoda ibunya sambil berjalan masuk ke dalam Mansion. Felly segera menyusul Jeanne masuk ke dalam Mansion sambil tertawa canggung.

"Hahaha maaf ya.. Ibu terkejut mendengar hal itu... "

Jeanne hanya bisa mengangguk pelan sambil tertawa. Sementara Felly terlihat bahagia dan matanya berbinar-binar.

Apa mereka berdua sudah berbaikan?

"Yasudah bu, aku ke kamar dulu ya" ucap Jeanne sambil melambaikan tangannya dan berjalan kearah kamarnya

Jeanne dengan senang kembali ke kamarnya. Jeanne meletakkan tas sekolahnya di mejanya. Kemudian Jeanne berjalan kearah tempat tidurnya dan mengikat balon tersebut ke tempat tidurnya.

"Hah.... Apa kak Jo benar-benar serius dengan perkataannya?" ucap Jeanne sambil menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur sambil memeluk boneka beruangnya.

"Padahal aku berharap kita seperti dulu lagi... Agghhh..." Jeanne berteriak sambil menggigit boneka beruangnya

Jeanne kembali mengingat saat bersama Jo yang tadi. Senyumnya mengembang membayangkannya. Padahal mereka berdua hidup bersama diatap yang sama.

"Tapi kenapa terasa sangat jauh ya..."

Jeanne mengangkat tangan kanannya sambil berusaha menggenggam angin.

"Hah... Kakak..."

Jeanne kembali menghela nafas dan kemudian duduk di tempat tidurnya. Jeanne melipat kakinya dan menatap Balon itu.

"Aduh.. Semakin dipikir semakin pusing kepalaku" ucap Jeanne sambil mengacak-acak rambutnya.

Jeanne berdiri dan berjalan kearah cermin yang seukuran manusia itu, kemudian dia melihat pantulan dirinya sendiri di cermin. Jeanne mengambil sisir dan memperbaiki rambutnya yang berantakan itu.

Jeanne berjalan kearah balkon kamarnya dan menatap ke depan sembari melamun.

"Tapi kakak menyukai hadiahku... Jaket yang di beli kak Salzano untuk Kak Jo dipakai kesekolah..... Jadi......"

Perkataan Jeanne terhenti, dengan segera Jeanne berbalik dan dengan panik mencari ponselnya. Setelah Jeanne menemukan ponselnya, Jeanne segera mengirim pesan ke Teressa

Teressa... Apa kamu bisa mengantarku ke suatu tempat?

(Send)

Tringgg

Tak berselang lama, ponsel Jeanne berdering. Jeanne segera membukanya dan dengan cepat Jeanne langsung berjalan kearah lemari pakaiannya

Baik Nona... Saya akan segera kesana

......................

Setelah beberapa saat Jeanne selesai bersiap-siap, Jeanne memakai baju crop berwarna putih dengan celana kulot berwarna hitam. Jeanne menguncir rambutnya seperti ekor kuda dan memakaikan pita merah. Jeanne memakai liptint berwarna peach dan bedak tipis.

"Yosh! Sudah siap!"

Tok tok tok

"Nona ini saya..."

Mendengar suara Teressa yang mengetuk pintu, Jeanne segera bangkit dari dari kursi meja riasnya dan berlari kearah pintu kamarnya sambil membuka pintu

"Selamat sore nona"

"Iya iya selamat sore, ayo kita segera pergi" ucap Jeanne sambil menarik tangan Teressa.

Teressa yang sedikit bingung itu hanya bisa mengikuti Jeanne dan pasrah saja. Mereka berjalan bersama sambil mengobrol sampai aula mansion. Di Aula Mansion terlihat Salzano dan Ayahnya, Arnold yang sedang memakai jas berdiri disana. Terlihat seperti mereka baru saja sampai, Jeannepun menghampiri ayah dan kakaknya tersebut. Salzano dan Arnold tersenyum melihat Jeanne. Sementara Teressa di belakang sedang memberi salam kepada Tuannya tersebut.

Sambil mengelus kepala Jeanne, Arnold pun bertanya

"Kalian mau kemana?"

"Mau jalan-jalan dulu ayah... "

"Yasudah pulangnya jangan malam-malam"

"Okey~"

Jeanne segera berlari kecil kearah pintu keluar, Teressa yang sedikit panik segera memberi salam dan mengejar Jeanne keluar mansion.

......................

Di dalam Mobil Jeanne sibuk memainkan ponselnya, sementara Teressa hanya memperhatikan Jeanne yang sedang asik itu, kemudian Teressa pun bertanya

"Sebenarnya nona mau beli apa?"

Jeanne terkejut dan menoleh ke arah Teressa dengan mengerutkan keningnya.

"Kenapa kamu tau aku mau beli sesuatu"

"Haha... Nona memandangi ponsel sejak kita masuk mobil, itu bukan hal yanh sulit"

"Ah... begitu ya..."

"Jadi mau beli apa?"

"Aku mau beli Gitar" ucap Jeanne sambil tersenyum dan menunjukkan layar ponselnya.

Di layar ponsel itu terdapat beberapa foto Gitar akustik. Teressa kemudian menggangguk pelan

"Apa nona ingin main gitar?"

"Ini bukan untukku... Tapi untuk kak Jo" ucap Jeanne sambil menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Teressa membulatkan matanya terkejut sementara Jeanne tertawa melihat ekspresi Teressa

"Hahahaha Teressa kau lucu sekali... Kau harus melihat wajahmu..."

Cekrekk

Jeanne memotret Teressa yang sedang terkejut itu dan kemudian menunjukkan foto Teressa itu kepada Teressa. Sedangkan Teressa hanya bisa terdiam dan berusaha memproses perkataan Jeanne.

Terpopuler

Comments

Parsih Nurul

Parsih Nurul

Next kak😘😘😘😘😍😍😍😍

2023-04-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!