Keris Leluhur
di desa jati Rejo tinggal lah seorang anak bernama sabrang berusia 8 tahun, desa ini termasuk desa terpencil karena akses listrik belum tersalurkan hingga sekarang, desa ini memiliki sebuah hutan larangan cerita dari warga setempat jika ada seseorang yang masuk ke hutan itu sudah di pastikan tidak akan kembali.
cerita ini lah yang hingga kini masih di ceritakan oleh para orang tua di desa itu agar anak-anaknya tidak bermain hingga ke hutan larangan.
****
"Sabrang ayo ikut bapak ke ladang." ucap Sanusi bapaknya Sabrang.
"iya pak sebentar Sabrang ganti baju dulu." balas Sabrang lalu bergegas berganti pakaian, setelah selesai berganti baju Sabrang bergegas menemui bapaknya lagi.
"ayo pak"
lalu mereka berdua berjalan menyusuri desa untuk pergi ke ladang, cuaca yang masih pagi membuat udaranya sejuk, "udaranya sejuk ya pak." ucap Sabrang tiba-tiba.
"iya sab, desa kita kan masih asri wajar saja udaranya masih sejuk dan segar." balas bapaknya.
dijalan desa mereka juga menemui beberapa tetangga yang saling bertegur sapa pada bapak-bapak yang hendak pergi ke ladang atau hanya sekedar mencari rumput untuk ternaknya.
di desaku memang seperti itu orang-orangnya sangat ramah dan baik-baik, tidak ada satupun warga yang jelek di mata kami menurut kami semua sama saja tidak ada beda nya.
tak terasa aku sudah sampai di ladang milik orang tuaku, bisa di bilang ladang keluarganya agak luas letaknya beberapa meter dari pintu masuk hutan larangan.
"Sabrang tolong petikan tomat yang ada di sana, ingat jangan kelayapan kemana-mana apa lagi di hutan itu." ucap Susi ibu nya Sabrang.
"siap Bu laksanakan perintah." balas Sabrang dengan posisi hormat.
saat sedang memetik tomat tiba-tiba ada suara misterius yang memanggil Sabrang, "kemarilah, datang lah kemari." tiba-tiba Sabrang menjatuhkan bak yang berisi tomat ke tanah.
entah terkena sirep apa Sabrang tiba-tiba berjalan ke arah hutan terlarang, saat hampir masuk kedalam hutan kaki Sabrang terasa berat dan kesadarannya kembali, "loh dimana aku bukannya aku tadi di ladang ?." Sabrang merasa heran atas kejadian ini.
"Sabrang."
"siapa itu!" ucap Sabrang kaget.
lalu kemudian di susul oleh suara ibu dan bapaknya, "Sabrang dimana kamu nak." teriak ibu dan bapaknya.
"Sabrang di sini Bu." teriak Sabrang sambil melambaikan tangannya.
melihat Sabrang, Bu Susi dan pak Sanusi berlari ke arah Sabrang lalu memeluknya, "Oalah nak-nak kenapa kamu bisa di sini sih nak, ibu kan sudah bilang jangan kelayapan kemana-mana." ucap ibu nya sambil memeluk Sabrang.
"entahlah Bu Sabrang juga tidak mengerti." balas Sabrang yang masih termangu atas kejadian tersebut.
*****
setelah kejadian tersebut Sabrang sakit selama satu Minggu dan selama sakitnya Sabrang di mimpikan oleh orang yang sama, yaitu seorang pria paruh baya dengan berpakaian jubah putih dan tasbih yang selalu di pegang nya bahkan orang itu bercahaya berwarna putih.
setelah Sabrang sembuh, Sabrang menceritakan apa yang di mimpikan nya semalam, orang tua Sabrang yang mendengar cerita anaknya hanya diam saja karena memang belum saatnya Sabrang mengetahui jati dirinya yang sebenarnya.
9 tahun sudah berlalu kini Sabrang sekarang berumur 18 tahun dan sekolah di kota karena di desa nya tidak ada sekolah SMA atau yang setingkat.
untung saja di sana Sabrang bersama Rendy teman sekampung nya dan juga teman seperguruan saat masih di desa, "oi Rendy bangun apa kau ingin terlambat ke sekolah." ucap Sabrang dengan menepuk-nepuk bahu temannya itu.
"enak...." ngi gau rendy
plakk
"aduhh-aduh apa-apaan sih Lo Abdul Somad ganggu gw tidur ae." gerutu Rendy.
"eh dengerin ni ya Samsul Arifin, kalau gak gw bangunin Lo mungkin udh kesiangan kali ah, dah sana mandi gw dah beliin sarapan habis ini kita berangkat." ucap Sabrang pada Rendy.
"siap bos." balas Rendy lalu bergegas mandi, setelah mandi dan sarapan Rendy dan Sabrang berangkat sekolah jalan kaki, ya memang sekolah nya tidak terlalu jauh dari kost nya.
****
sesampainya di sekolah Sabrang dan Rendy langsung masuk kelasnya, "silahkan di siapkan dulu." ucap guru yang telah masuk ke ruang kelas.
setelah selesai pelajaran bel istrinya pun tiba aku dan Rendy bertemu di kanti sekolah, "gw kok kangen sama kampung ya." ucap Rendy dengan tertunduk lesu.
"bentar lagi juga liburan Ren, kan kita lusa akan ujian kenaikan kelas kita gunakan liburan untuk ke desa gimana Rend ?" usul gw pada Rendy.
"gw mah ngikut ae asal gw di contek in nanti." balas Rendy dengan memperlihatkan giginya.
"woo semprol." lalu aku dan Rendy pun bercanda setelah bel masuk aku dan Rendy segera ke kelas dan mengikuti pelajaran selanjutnya hingga bel pulang tiba.
******
"capek juga ya Rend hari ini." ucap ku lalu merebahkan badan yang telah capek ke kasur.
"jangan tidur dulu, nanggung bentar lagi masuk sholat ashar." ucap Rendy.
"astagfirullah, tumben Lo ingetin gw biasanya juga gw yang ingetin Lo." ucapku pada Rendy yang tidak biasanya seperti ini.
"iya sab, ada yang gw mau omongin ke Lo nanti sehabis sholat ashar." ucap Rendy pada Sabrang, adzan ashar pun berkumandang Sabrang dan Rendy segera mengambil air wudhu, setelah selesai wudhu mereka sholat berjamaah seperti biasa Sabrang imam nya karena Bacaannya lebih fasih daripada Rendy.
setelah selesai menunaikan sholat Sabrang membuka topik pembicaraan, "ada apa Rend gak biasa nya Lo begini." ucapku pada Rendy yang nampak lesu.
"gini sab gw ada perasaan gk enak tentang kakek guru, apa Lo gak ngerasain sesuatu yang sama seperti gw." ucap Rendy padaku.
"aku kira cuma aku doang, ternyata Lo juga Rend."
"jadi Lo juga ngerasain sab ?."
"iya Rend pasti ada yang gak beres tentang desa kita Rend." ucap ku.
"iya sab Lo benar nanti setelah ujian kita selesai kita langsung saja gimana menurut Lo."
"gw setuju Rend nanti pas selesai ulangan kita segera berangkat saja, tapi untuk rapot kita gimana ?."
"nanti kita minta tolong sama kamar sebelah aja kan kita sering ajak dia makan bareng pas hari tua kayaknya gak masalah untuk di mintai tolong." balas Rendy dengan santai.
"semoga gak terjadi apa-apa Rend saat kita ke sana."
******
hari yang di tunggu-tunggu pun datang, hari terakhir aku dan Rendy ujian, tringggg 'waktu ujian telah selesai' bel pulang pun berbunyi aku dan Rendy segera bergegas menuju kost an.
sebelum aku dan Rendy berangkat, aku minta tolong terlebih dahulu pada kamar sebelah untuk mengambil rapot kami Alhamdulillah orang nya mau menolong kami.
"kalau begitu kami berangkat dulu mas." ucap kami berdua lalu di balas oleh orang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
A.dinart
komen ah dsini, kenpa bel istrinya ?
2023-06-07
0
Sylius
aku jadi penasaran..👀 omongan macam apa nanti? kedengarannya serius
2023-05-13
0
Sylius
temenmu lagi bolong...jadi mau ngingetin
2023-05-13
0