ch 13. cerita mama Sarah

saat sampai di rumah Sarah pak Bram dan istrinya sudah berada di depan rumah menunggu kepulangan putrinya, "Sarah pulang." ucap Sarah lalu Salim kepada kedua orang tua nya.

kami berdua juga Salim pada pak Bram dan istrinya, "ini yang namanya nak Sabrang mana ya." ucap mama nya Sarah.

"saya Tante yang namanya Sabrang."

"ternyata masih muda toh, perkenalkan nama Tante Laras terimakasih nak Sabrang telah menolong Tante, jujur selama Tante sakit Tante sangat teramat tersiksa." ucap Bu Laras pada kami semua.

"ma lebih baik masuk dulu yuk kayaknya Sabrang dan Rendy udah laper tuh, nanti sekalian cerita aja." ucap Sarah pada mamanya.

"bener juga mama sampe lupa, ya udah yuk nak Sabrang nak Rendy masuk." lalu kami berdua mengekor dari belakang.

"ayo nak sabrang dan nak Rendy duduk silahkan di nikmati makanannya." ucap pak Bram lalu kami berdua duduk.

"jadi ngerepotin ini saya." ucap Rendy yang berbasa-basi.

"sudah saya bilang jangan sungkan-sungkan, sok atuh di makan." ucap pak Bram lalu mengambil nasi serta lauk pauk.

setelah selesai makan kami pun beranjak dan pindah ke ruang tamu, "kalau boleh tau Bu Laras mau cerita apa, kayaknya saya lihat dari tadi ingin sekali bercerita." ucapku yang membuka pembicaraan.

"iya nak Sabrang selama Tante terbaring di kasur, di malam harinya Tante pasti mimpi berada di sebuah hutan dan Tante selalu di kejar-kejar oleh sesok makhluk tinggi besar hitam dan bertaring, mimpi itu Tante alami secara berulang-ulang terus menerus hingga akhirnya Tante lepas dari mimpi itu." ucap Bu Laras yang masih mengingat mimpi itu.

"terus gimana Bu Laras bisa lepas dari mimpi itu ?." tanyaku yang masih penasaran.

"Tante akan cerita jadi begini, Tante pada malam itu bermimpi dan mimpi itu sangatlah nyata bagi Tante, di hutan itu Tante sendirian Tante berusaha berlari mencari jalan keluar, tapi saat Tante berlari pasti sosok hitam bertaring besar itu selalu mengejar Tante hingga sekelebat cahaya putih menerjang ke arah sosok hitam itu dan membuat nya terpental, sosok hitam itu yang melihat ke arah sosok itu langsung berlutut dan memanggilnya dengan sebutan Mbah, lalu sesosok bercahaya putih menghampiri Tante dan ngomong tempat mu bukan di sini mari saya antar kamu kembali, ucap sosok itu lalu Tante langsung sadar dan melihat kalian di kamar." ucap Bu Laras lalu meminum teh nya.

"mimpi itu sebagian serangan yang bertujuan untuk melemahkan iman seseorang." resi lewat suara batin.

"iya-iya Bu Laras itu adalah salah satu serangan yang di tunjukkan untuk melemahkan iman seseorang, saran saya Bu Laras sering-seringlah pergi ke pengajian untuk mempertebal keimanan ibu, karena jika keimanan seseorang kuat mereka tidak akan mudah untuk di guna-guna atau santet." ucapku sambil menyeruput kopi yang telah di buatkan.

mendengar penjelasan Sabrang Bu Laras, pak Bram hanya manggut-manggut setuju, "kamu benar, Tante boleh gak minta tolong salah satu dari kalian menjadi imam buat sholat magrib." ucap Bu Laras pada kami berdua.

"kayaknya yang cocok Sabrang deh Tante soalnya bacaan Al Quran nya lebih fasih daripada saya." ucap Rendy sambil menyikut tangan Sabrang.

"kenapa lu bilang begitu any gw kan gugup." bisik ku pada Rendy lalu menginjak kakinya.

"aduhh..."

"hehe maaf tan, biasa Rendy kalo ngatuk suka nguap kayak kudanil." ucapku lalu melepaskan bekapannya.

"kalian ini lucu ya, Tante tinggal ke atas dulu sebentar ya." ucap Bu Laras lalu pergi meninggalkan kami bersama pak Bram dan Sarah.

"kalian ini dari desa mana, soalnya saya denger kalian di sini nge kost ya ?." ucap pak Bram pada kami berdua.

"iya pak kami dari desa jati Rejo, aku dan Rendy satu desa jadi sudah saya angep saudara sendiri." balasku dengan tersenyum.

"***** lu, asal pak Bram tau ya teman saya ini kagak pernah peka terhadap perempuan, Sarah aja yang deke..." ucap Rendy yang tertahan karena di bungkam oleh Sabrang.

"temen saya emang gitu asal ngomong." ucapku lalu melepaskan tanganku.

"haha, ada-ada saja kamu ini,... tapi emang benar kalau perempuan itu sulit di mengerti." bisik pak Bram lalu aku pun hanya tersenyum.

tak terasa kami sudah mengobrol hingga adzan magrib berkumandang, "sudah memasuki waktunya pak, lebih baik kita sholat magrib berjamaah dulu." ajak ku pada mereka semua.

"ya sudah ayo, nak Sabrang imam ya." ucap pak Bram lalu kami pun pergi ke ruang sholat yang ada di bawah.

tentunya kami semua sudah wudhu aku menyuruh Rendy untuk iqomah, "Ushallii fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta'aalaa...." setelah melaksanakan sholat magrib aku melanjutkan dengan berzikir bersama.

ASTAGHFIRULLAH HAL'ADZIM, ALADZI LAAILAHA ILLAHUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIIH

setelah berzikir kami pun memanjatkan doa untuk keselamatan diri sendiri dan mendoakan orang-orang terdekat, "terimakasih nak sudah mau menjadi imam, rasanya tadi sejuk sekali ketika nak Sabrang membaca zikir dan doa tadi." ucap Bu Laras yang tersenyum padaku.

"iya Bu sama-sama selagi saya bisa dan mampu insyaallah akan saya lakukan semaksimal mungkin." ucapku dengan tersenyum ramah pada Bu Laras.

"ehem." dehem Rendy yang memecahkan suasana.

"lu Napa Rend abis makan kodok lu." ucapku yang bercanda pada Rendy.

"nyengir lu, liat noh Sarah senyam senyum ke arah lu." ucap Rendy lalu kami semua melihat ke arahnya, di saat yang bersamaan wajah Sarah mulai memerah bak kepiting rebus yang malu-malu.

"a-eu eh kalian laper gak ?, aku sih laper banget yuk kita makan malem bareng." ucap Sarah dengan memalingkan wajahnya.

"udahlah anak mama yang cantik ini jangan di sembunyiin lagi perasaan nya." ucap Bu Laras lalu mengajaknya keluar terlebih dahulu dari ruang sholat.

"dasar anak muda kalo sudah terlanjur cinta mau gimana lagi, apakah nak Sabrang juga menyukai anak saya jika suka pasti saya akan Restui kalian berdua." ucap pak Bram sambil tersenyum ke arahku.

"noh papa nya aja udah kasih lampu ijo, tinggal mama nya doang." bisik Rendy sambil menyikut-nyikut Legan Sabrang.

"***** lu Samsul." balasku lalu kami mengekor keluar dan menuju tempat makan.

"Sultan mah beda ya." bisik Rendy yang mulai lagi.

"diem lu Samsul." balasku pada Rendy lalu kami semua mulai menikmati makan malam yang di hiasi dengan canda dan tawa.

setelah makan malam selesai Bu Laras mulai membuka pembicaraan, "nak Sabrang nak Rendy, tolong jangan tolak pemberian yang satu ini ya, kata Sarah kalian selalu jalan kaki ketika sekolah betul itu ?." ucap Bu Laras pada kami berdua.

"iya Tante kebutuhan jaraknya agak Deket kok jadi sekalian olahraga pagi." jawabku dengan sopan pada Bu Laras.

"Tante akan berikan sepeda buat kalian, Tante harap kalian jangan menolak ya jika menolak Tante akan sedih Loh." ucap Bu Laras yang membuatku dan Rendy merasa tak enak untuk tidak menolak.

"jadi ngerepotin nih Tante..."

"udah terima aja anggap sebagai rezeki kalian." sambung pak Bram lalu kami berdua mengalami pak Bram dan Bu Laras.

"terimakasih ya pak Bram, Bu Laras." ucap Rendy sembari bersaliman pada Bu Laras.

"iya sama-sama, kemarin kan kalian menolak hadiah dari suami saya sebagai gantinya ibu kasih kalian sepeda buat pulang pergi sekolah, lumayan kan hemat waktu." ucap Bu Laras lalu kami berdua pamit dengan di antar oleh pak Tio.

Terpopuler

Comments

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

assek

2023-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 ch 1. awal mula
2 ch 2. jati diri Sabrang
3 ch 3. kyai Suryo
4 ch 4. membuka mata batin
5 ch 5. berkeliling desa
6 ch 6. melatih anak-anak
7 ch 7. menemani Rendy
8 ch 8. akhir liburan
9 ch 9. sampai di kost san
10 ch 10. menyembuhkan ibu Sarah
11 ch 11. menolak dengan halus
12 ch 12. bertemu mama nya Sarah
13 ch 13. cerita mama Sarah
14 ch 14. jalan-jalan
15 ch 15. di hadang
16 ch 16. mimpi bertemu kakek buyut
17 ch 17. mempersiapkan ujian nasional
18 ch 18. kabar buruk dan kabar baik
19 ch 19. pulang ke desa
20 ch 20. kode dari kakek buyut
21 ch 21. pencarian dimulai
22 ch 22.misi penyelamatan
23 ch 23. kekuatan Ki badrus
24 ch 24. misi penyelamatan II
25 ch 25. kekuatan khodam pendamping
26 ch 26. syukuran desa dan kematian kyai Suryo
27 ch 27. pemakaman kyai Suryo dan permintaan Sabrang
28 ch 28. puasa mutih
29 ch 29. sholat istikharah
30 ch 30. penyaluran listrik
31 ch 31. kepala desa jati Rejo baru
32 ch 32. melatih tenaga dalam
33 ch 33. mencari keberadaan warga yang hilang
34 ch 34. istana giok putih
35 ch 35. ajian Waringin sungsang
36 ch 36. idul Fitri
37 ch 37. menyelamatkan Arini
38 ch 38. belajar dari tanah
39 ch 39. Sarah sakit dan firasat Sabrang
40 ch 40. Hamzah dari istana giok putih
41 ch 41. tamu tak di undang
42 ch 42. kesurupan massal
43 ch 43. rencana penyerangan
44 ch 44. penyerangan dari dua sisi
45 ch 45. memperkokoh pertahanan gaib
46 ch 46. mengemban tugas
47 ch 47. wanita bernama Sri danuwati
48 ch 48. menuju ritual
49 ch 49. Ritual mandi kembang
Episodes

Updated 49 Episodes

1
ch 1. awal mula
2
ch 2. jati diri Sabrang
3
ch 3. kyai Suryo
4
ch 4. membuka mata batin
5
ch 5. berkeliling desa
6
ch 6. melatih anak-anak
7
ch 7. menemani Rendy
8
ch 8. akhir liburan
9
ch 9. sampai di kost san
10
ch 10. menyembuhkan ibu Sarah
11
ch 11. menolak dengan halus
12
ch 12. bertemu mama nya Sarah
13
ch 13. cerita mama Sarah
14
ch 14. jalan-jalan
15
ch 15. di hadang
16
ch 16. mimpi bertemu kakek buyut
17
ch 17. mempersiapkan ujian nasional
18
ch 18. kabar buruk dan kabar baik
19
ch 19. pulang ke desa
20
ch 20. kode dari kakek buyut
21
ch 21. pencarian dimulai
22
ch 22.misi penyelamatan
23
ch 23. kekuatan Ki badrus
24
ch 24. misi penyelamatan II
25
ch 25. kekuatan khodam pendamping
26
ch 26. syukuran desa dan kematian kyai Suryo
27
ch 27. pemakaman kyai Suryo dan permintaan Sabrang
28
ch 28. puasa mutih
29
ch 29. sholat istikharah
30
ch 30. penyaluran listrik
31
ch 31. kepala desa jati Rejo baru
32
ch 32. melatih tenaga dalam
33
ch 33. mencari keberadaan warga yang hilang
34
ch 34. istana giok putih
35
ch 35. ajian Waringin sungsang
36
ch 36. idul Fitri
37
ch 37. menyelamatkan Arini
38
ch 38. belajar dari tanah
39
ch 39. Sarah sakit dan firasat Sabrang
40
ch 40. Hamzah dari istana giok putih
41
ch 41. tamu tak di undang
42
ch 42. kesurupan massal
43
ch 43. rencana penyerangan
44
ch 44. penyerangan dari dua sisi
45
ch 45. memperkokoh pertahanan gaib
46
ch 46. mengemban tugas
47
ch 47. wanita bernama Sri danuwati
48
ch 48. menuju ritual
49
ch 49. Ritual mandi kembang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!