suara adzan subuh pun berkumandang, bapak membangunkan aku untuk sholat berjamaah bersama ibu, aku pun bangun lalu mandi serta mengambil air wudhu setelah itu aku bersiap untuk melakukan sholat subuh berjamaah.
setelah selesai sholat aku dan bapak tadarusan sambil menunggu ibu selesai masak, "Sabrang pak, makanannya sudah siap ayo kita makan sama-sama." ucap ibuku lalu aku dan bapakku menyudahi tadarusan yang di tutup dengan Shadaqallahul 'adzim.
"Sabrang kau ingin mengetahui kondisi desa bukan ?, tanyalah pada gurumu kyai Suryo semoga di dapat membantumu." ucap bapakku lalu menyeruput kopinya.
"iya pak aku rencananya memang ingin ke sana bersama Rendy, nanti lah agak siangan sedikit aku ke sana."
"itu ayat 15 kemarin kamu amalkan ya nak setelah sholat subuh atau sholat malam, jika ada waktu senggang puasa mutih lah selama 15hari makan dengan nasi putih dan minum dengan air putih saja selama 15 hari." ucap bapakku lalu aku mengangguk kepala.
"iya pak Sabrang akan usahakan untuk mengamalkan nya." ucapku lagi.
sekitar jam set 6pagi aku ke rumah Rendy, "pak aku pamit ke rumah Rendy ya." ucapku lalu mencium telapak tangan bapakku.
"iya hati-hati nak sampaikan salam ayah pada pak Rohim dan kyai Suryo." ucap bapakku lalu aku pun berangkat ke rumah Rendy.
****
"Rendy main yokkk" teriakku saat sampai di rumah Rendy.
"eh buset ni anak ngapain jam segini ke rumah gw." batin Rendy di dalam rumah lalu membukakan pintu untukku.
"ada apaan pagi-pagi gini Lo datang kesini ganggu gw tidur ae." ucap Rendy sewot padaku.
"kita ke rumah kyai Suryo yuk silahturahmi." ajakku pada Rendy.
"oke bentar gw mandi dulu, duduk dulu di sini mau minum apa lu biar gw bikinin." ucap Rendy lalu mempersilahkan untuk duduk.
"kopi luwak kalo ada." ucapku yang sedikit bercanda pada Rendy.
"bentar gw bikinin sekalian sama luwak-luwak nya." balas Rendy lalu membuatkan ku teh hangat.
"nih, tunggu bentar gw mau mandi dulu."
"lama gak ?" tanyaku pada Rendy.
"ya tergantung haha."
saat aku menunggu Rendy selesai mandi pak Rohim tiba-tiba datang dari luar bersama Bu Hani istrinya, "eh nak Sabrang sudah lama di sini." tanya pak Rohim padaku.
"baru aja sih pak." jawabku dengan sopan.
"o iya pak tadi bapak titip salam buat bapak." ucapku lagi pada pak Rohim.
"waalaikumsalam, ada-ada saja Sanusi itu padahal setiap hari juga ketemu." ucap pak Rohim dengan sedikit tertawa.
setelah beberapa saat aku mengobrol dengan pak Rohim Rendy akhirnya keluar dari kamarnya, "yok kita ke rumah pak kyai."
"langsung aja ni Rend."
"ya iyalah nanti ke buru siang, lagi pula gw juga ingin menghirup udara yang segar enggap gw di kota kebanyakan polusi."
"ya udah ayok, pak Sabrang pamit dulu ya." ucapku pada pak Rohim sambil mencium punggung telapak tangannya.
sambil berjalan menikmati udara yang masih asri dan segar mata Rendy ke sana kemari seperti orang sedang mencari sesuatu.
"lu nyari apaan Rend, nyari mbak Kunti ?." ejek ku pada Rendy.
"ah supe lu gw mah nyari yang bening-bening." jawab Rendy dengan senyuman mesumnya.
"dasar omes."
"omes apaan anjirr." balas Rendy dengan memukul bahu ku.
"otak mesum hahaha." sambil bercanda di jalan aku dan Rendy pun telah sampai di rumah sederhana yang di halaman rumahnya terdapat beberapa anak yang sedang latihan silat.
"assalamualaikum." ucap kami berdua, lalu seseorang dengan menggunakan komprang menghampiri kami.
"waalaikumsalam kang, loh ini kang Rendy sama kang Sabrang bukan." tanya pemuda itu pada kami berdua.
"iya kang kok tau." ucapku terkejut.
"iya kang aku tadi di suruh oleh guru untuk menemui dua orang bernama kang Sabrang dan kang Rendy." ucap pemuda itu dengan sopan.
"terimakasih kang kami berdua masuk kedalam ya." ucapku lalu kami masuk kedalam rumah kyai Suryo.
"assalamualaikum kyai." ucapku lalu kyai Suryo membalas salam kami dan mempersilahkan kami untuk duduk.
"aku sudah tau kedatangan kalian, nak Sabrang kau adalah murid pertama dan kau Rendy murid ke dua yang ku sayangi mungkin sekarang sudah saatnya kalian mewarisi ilmu ku, di antara kalian harus ada yang bisa mewarisi ilmu ku."
"wah pak kyai kayaknya saya kurang cocok untuk menerima ilmu itu, apa lagi saya sering meninggalkan solat dan sering terbawa emosi serta hawa nafsu saya pak kyai, ku rasa Sabrang paling cocok untuk menerima ilmu itu pak kyai." ucap Rendy yang membuatku terkejut.
"kok gitu sih Rend."
"iya karena gw percaya sama Lu, Lu juga lebih bisa mengontrol emosi dan hawa nafsu lu daripada gw, dan juga lu lebih sering sholat lima waktu daripada gw." ucap Rendy.
"wah tumben lu bijak Rend." ucapku lalu merangkul pundak Rendy.
"yang di katakan Rendy benar Sabrang, tapi kamu tidak usah merasa bersalah Rendy tetap akan saya wariskan ilmu yang memang cocok dengannya, saya akan bekali kalian dengan ilmu yang saya miliki untuk membela kebenaran dan menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan kalian apa kalian siap" mendengar ucapan kyai Suryo aku dan Rendy langsung kompak dan tegas menjawab iya.
"malam ini kalian datang lagi ke sini sehabis sholat magrib, sekarang kalian pulang lah dan istirahat jika kalian ingin di sini melihat anak-anak ya gak apa-apa." ucap kyai Suryo lagi lalu Rendy pamit karena kemarin ia janji pada bapaknya untuk ngarit (mencari rumput untuk pakan ternak).
"ya sudah hati-hati ya Rend jangan sampai masuk di hutan itu." ucapku yang mengingatkan pada Rendy.
"siap"
"Sabrang apa kamu sudah tau jati diri kamu ?." tanya kyai Suryo tiba-tiba.
"kok tau apakah kyai memang sudah tau." ucapku pada kyai Suryo.
"iya Sabrang karena memang aku adalah murid dari kakek buyut mu, sebab itu aku melatih mu ilmu Kanuragan sudah saatnya kamu melatih pusaka dari kakek buyut mu, berupa keris pagodan yang semalam kau cabut dari samping rumah."
"kok kyai tau lagi ?" ucapku yang terkejut kembali.
"tidak usah terkejut aku adalah murid dari kakek buyut mu, nanti malam aku akan membuka mata batin mu karena ada seseorang yang ingin bertemu denganmu."
"siapa itu kyai ?." ucap ku yang penasaran.
"sudahlah kau nanti juga tau, apa kau ingin melatih mereka Sabrang ?." tanya kyai Suryo yang tiba-tiba.
"tapi apa yang harus saya ajarkan kyai ?." tanya ku pada kyai Suryo.
"ada beberapa pemuda yang saya pilih untuk berlatih tinju harimau dan lompatan harimau, kau bisa mengajarkan mereka itu orangnya." tunjuk kyai Suryo lalu aku pun mendatangi beberapa pemuda berusi sekitar 15tahunan.
"eh kang, ada apa." tanya salah satu pemuda itu dengan sopan.
"aku di suruh untuk melatih kalian tinju harimau dan lompatan harimau." ucapku pada mereka lalu mereka menyambutnya dengan sangat antusias, dengan rasa sabar dan telaten aku mengajari mereka semua hingga bisa.
"kalian sudah mulai hafal dasar-dasar nya latihan terus kalian semua lama kelamaan pasti bisa." ucapku pada mereka sambil bersandar di bawah pohon mangga.
"terimakasih kang, kalau boleh tau nama akang siapa ya." tanya salah satu pemuda itu.
"namaku Sabrang, kalau nama kalian ?" jawabku pada mereka semua lalu mereka memperkenalkan diri.
"aku Asep, ini Rohman, ini Samsul dan ini Subagio."
"oh iya ingat ya ilmu yang kalian miliki untuk membela yang lemah bukan untuk menjadi jagoan atau apapun itu." ucapku pada mereka.
"baik kang aku dan teman-teman akan mengingatnya." jawab mereka semua dengan kompak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
👍👍👍👍👍
2023-05-30
0
Sylius
🤣🤣 cari luwaknya yg banyak, biar ramai
2023-05-13
0
Sylius
Teh! aku minta teh hijau!
2023-05-13
0