ch 3. kyai Suryo

suara adzan subuh pun berkumandang, bapak membangunkan aku untuk sholat berjamaah bersama ibu, aku pun bangun lalu mandi serta mengambil air wudhu setelah itu aku bersiap untuk melakukan sholat subuh berjamaah.

setelah selesai sholat aku dan bapak tadarusan sambil menunggu ibu selesai masak, "Sabrang pak, makanannya sudah siap ayo kita makan sama-sama." ucap ibuku lalu aku dan bapakku menyudahi tadarusan yang di tutup dengan Shadaqallahul 'adzim.

"Sabrang kau ingin mengetahui kondisi desa bukan ?, tanyalah pada gurumu kyai Suryo semoga di dapat membantumu." ucap bapakku lalu menyeruput kopinya.

"iya pak aku rencananya memang ingin ke sana bersama Rendy, nanti lah agak siangan sedikit aku ke sana."

"itu ayat 15 kemarin kamu amalkan ya nak setelah sholat subuh atau sholat malam, jika ada waktu senggang puasa mutih lah selama 15hari makan dengan nasi putih dan minum dengan air putih saja selama 15 hari." ucap bapakku lalu aku mengangguk kepala.

"iya pak Sabrang akan usahakan untuk mengamalkan nya." ucapku lagi.

sekitar jam set 6pagi aku ke rumah Rendy, "pak aku pamit ke rumah Rendy ya." ucapku lalu mencium telapak tangan bapakku.

"iya hati-hati nak sampaikan salam ayah pada pak Rohim dan kyai Suryo." ucap bapakku lalu aku pun berangkat ke rumah Rendy.

****

"Rendy main yokkk" teriakku saat sampai di rumah Rendy.

"eh buset ni anak ngapain jam segini ke rumah gw." batin Rendy di dalam rumah lalu membukakan pintu untukku.

"ada apaan pagi-pagi gini Lo datang kesini ganggu gw tidur ae." ucap Rendy sewot padaku.

"kita ke rumah kyai Suryo yuk silahturahmi." ajakku pada Rendy.

"oke bentar gw mandi dulu, duduk dulu di sini mau minum apa lu biar gw bikinin." ucap Rendy lalu mempersilahkan untuk duduk.

"kopi luwak kalo ada." ucapku yang sedikit bercanda pada Rendy.

"bentar gw bikinin sekalian sama luwak-luwak nya." balas Rendy lalu membuatkan ku teh hangat.

"nih, tunggu bentar gw mau mandi dulu."

"lama gak ?" tanyaku pada Rendy.

"ya tergantung haha."

saat aku menunggu Rendy selesai mandi pak Rohim tiba-tiba datang dari luar bersama Bu Hani istrinya, "eh nak Sabrang sudah lama di sini." tanya pak Rohim padaku.

"baru aja sih pak." jawabku dengan sopan.

"o iya pak tadi bapak titip salam buat bapak." ucapku lagi pada pak Rohim.

"waalaikumsalam, ada-ada saja Sanusi itu padahal setiap hari juga ketemu." ucap pak Rohim dengan sedikit tertawa.

setelah beberapa saat aku mengobrol dengan pak Rohim Rendy akhirnya keluar dari kamarnya, "yok kita ke rumah pak kyai."

"langsung aja ni Rend."

"ya iyalah nanti ke buru siang, lagi pula gw juga ingin menghirup udara yang segar enggap gw di kota kebanyakan polusi."

"ya udah ayok, pak Sabrang pamit dulu ya." ucapku pada pak Rohim sambil mencium punggung telapak tangannya.

sambil berjalan menikmati udara yang masih asri dan segar mata Rendy ke sana kemari seperti orang sedang mencari sesuatu.

"lu nyari apaan Rend, nyari mbak Kunti ?." ejek ku pada Rendy.

"ah supe lu gw mah nyari yang bening-bening." jawab Rendy dengan senyuman mesumnya.

"dasar omes."

"omes apaan anjirr." balas Rendy dengan memukul bahu ku.

"otak mesum hahaha." sambil bercanda di jalan aku dan Rendy pun telah sampai di rumah sederhana yang di halaman rumahnya terdapat beberapa anak yang sedang latihan silat.

"assalamualaikum." ucap kami berdua, lalu seseorang dengan menggunakan komprang menghampiri kami.

"waalaikumsalam kang, loh ini kang Rendy sama kang Sabrang bukan." tanya pemuda itu pada kami berdua.

"iya kang kok tau." ucapku terkejut.

"iya kang aku tadi di suruh oleh guru untuk menemui dua orang bernama kang Sabrang dan kang Rendy." ucap pemuda itu dengan sopan.

"terimakasih kang kami berdua masuk kedalam ya." ucapku lalu kami masuk kedalam rumah kyai Suryo.

"assalamualaikum kyai." ucapku lalu kyai Suryo membalas salam kami dan mempersilahkan kami untuk duduk.

"aku sudah tau kedatangan kalian, nak Sabrang kau adalah murid pertama dan kau Rendy murid ke dua yang ku sayangi mungkin sekarang sudah saatnya kalian mewarisi ilmu ku, di antara kalian harus ada yang bisa mewarisi ilmu ku."

"wah pak kyai kayaknya saya kurang cocok untuk menerima ilmu itu, apa lagi saya sering meninggalkan solat dan sering terbawa emosi serta hawa nafsu saya pak kyai, ku rasa Sabrang paling cocok untuk menerima ilmu itu pak kyai." ucap Rendy yang membuatku terkejut.

"kok gitu sih Rend."

"iya karena gw percaya sama Lu, Lu juga lebih bisa mengontrol emosi dan hawa nafsu lu daripada gw, dan juga lu lebih sering sholat lima waktu daripada gw." ucap Rendy.

"wah tumben lu bijak Rend." ucapku lalu merangkul pundak Rendy.

"yang di katakan Rendy benar Sabrang, tapi kamu tidak usah merasa bersalah Rendy tetap akan saya wariskan ilmu yang memang cocok dengannya, saya akan bekali kalian dengan ilmu yang saya miliki untuk membela kebenaran dan menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan kalian apa kalian siap" mendengar ucapan kyai Suryo aku dan Rendy langsung kompak dan tegas menjawab iya.

"malam ini kalian datang lagi ke sini sehabis sholat magrib, sekarang kalian pulang lah dan istirahat jika kalian ingin di sini melihat anak-anak ya gak apa-apa." ucap kyai Suryo lagi lalu Rendy pamit karena kemarin ia janji pada bapaknya untuk ngarit (mencari rumput untuk pakan ternak).

"ya sudah hati-hati ya Rend jangan sampai masuk di hutan itu." ucapku yang mengingatkan pada Rendy.

"siap"

"Sabrang apa kamu sudah tau jati diri kamu ?." tanya kyai Suryo tiba-tiba.

"kok tau apakah kyai memang sudah tau." ucapku pada kyai Suryo.

"iya Sabrang karena memang aku adalah murid dari kakek buyut mu, sebab itu aku melatih mu ilmu Kanuragan sudah saatnya kamu melatih pusaka dari kakek buyut mu, berupa keris pagodan yang semalam kau cabut dari samping rumah."

"kok kyai tau lagi ?" ucapku yang terkejut kembali.

"tidak usah terkejut aku adalah murid dari kakek buyut mu, nanti malam aku akan membuka mata batin mu karena ada seseorang yang ingin bertemu denganmu."

"siapa itu kyai ?." ucap ku yang penasaran.

"sudahlah kau nanti juga tau, apa kau ingin melatih mereka Sabrang ?." tanya kyai Suryo yang tiba-tiba.

"tapi apa yang harus saya ajarkan kyai ?." tanya ku pada kyai Suryo.

"ada beberapa pemuda yang saya pilih untuk berlatih tinju harimau dan lompatan harimau, kau bisa mengajarkan mereka itu orangnya." tunjuk kyai Suryo lalu aku pun mendatangi beberapa pemuda berusi sekitar 15tahunan.

"eh kang, ada apa." tanya salah satu pemuda itu dengan sopan.

"aku di suruh untuk melatih kalian tinju harimau dan lompatan harimau." ucapku pada mereka lalu mereka menyambutnya dengan sangat antusias, dengan rasa sabar dan telaten aku mengajari mereka semua hingga bisa.

"kalian sudah mulai hafal dasar-dasar nya latihan terus kalian semua lama kelamaan pasti bisa." ucapku pada mereka sambil bersandar di bawah pohon mangga.

"terimakasih kang, kalau boleh tau nama akang siapa ya." tanya salah satu pemuda itu.

"namaku Sabrang, kalau nama kalian ?" jawabku pada mereka semua lalu mereka memperkenalkan diri.

"aku Asep, ini Rohman, ini Samsul dan ini Subagio."

"oh iya ingat ya ilmu yang kalian miliki untuk membela yang lemah bukan untuk menjadi jagoan atau apapun itu." ucapku pada mereka.

"baik kang aku dan teman-teman akan mengingatnya." jawab mereka semua dengan kompak.

Terpopuler

Comments

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

👍👍👍👍👍

2023-05-30

0

Sylius

Sylius

🤣🤣 cari luwaknya yg banyak, biar ramai

2023-05-13

0

Sylius

Sylius

Teh! aku minta teh hijau!

2023-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 ch 1. awal mula
2 ch 2. jati diri Sabrang
3 ch 3. kyai Suryo
4 ch 4. membuka mata batin
5 ch 5. berkeliling desa
6 ch 6. melatih anak-anak
7 ch 7. menemani Rendy
8 ch 8. akhir liburan
9 ch 9. sampai di kost san
10 ch 10. menyembuhkan ibu Sarah
11 ch 11. menolak dengan halus
12 ch 12. bertemu mama nya Sarah
13 ch 13. cerita mama Sarah
14 ch 14. jalan-jalan
15 ch 15. di hadang
16 ch 16. mimpi bertemu kakek buyut
17 ch 17. mempersiapkan ujian nasional
18 ch 18. kabar buruk dan kabar baik
19 ch 19. pulang ke desa
20 ch 20. kode dari kakek buyut
21 ch 21. pencarian dimulai
22 ch 22.misi penyelamatan
23 ch 23. kekuatan Ki badrus
24 ch 24. misi penyelamatan II
25 ch 25. kekuatan khodam pendamping
26 ch 26. syukuran desa dan kematian kyai Suryo
27 ch 27. pemakaman kyai Suryo dan permintaan Sabrang
28 ch 28. puasa mutih
29 ch 29. sholat istikharah
30 ch 30. penyaluran listrik
31 ch 31. kepala desa jati Rejo baru
32 ch 32. melatih tenaga dalam
33 ch 33. mencari keberadaan warga yang hilang
34 ch 34. istana giok putih
35 ch 35. ajian Waringin sungsang
36 ch 36. idul Fitri
37 ch 37. menyelamatkan Arini
38 ch 38. belajar dari tanah
39 ch 39. Sarah sakit dan firasat Sabrang
40 ch 40. Hamzah dari istana giok putih
41 ch 41. tamu tak di undang
42 ch 42. kesurupan massal
43 ch 43. rencana penyerangan
44 ch 44. penyerangan dari dua sisi
45 ch 45. memperkokoh pertahanan gaib
46 ch 46. mengemban tugas
47 ch 47. wanita bernama Sri danuwati
48 ch 48. menuju ritual
49 ch 49. Ritual mandi kembang
Episodes

Updated 49 Episodes

1
ch 1. awal mula
2
ch 2. jati diri Sabrang
3
ch 3. kyai Suryo
4
ch 4. membuka mata batin
5
ch 5. berkeliling desa
6
ch 6. melatih anak-anak
7
ch 7. menemani Rendy
8
ch 8. akhir liburan
9
ch 9. sampai di kost san
10
ch 10. menyembuhkan ibu Sarah
11
ch 11. menolak dengan halus
12
ch 12. bertemu mama nya Sarah
13
ch 13. cerita mama Sarah
14
ch 14. jalan-jalan
15
ch 15. di hadang
16
ch 16. mimpi bertemu kakek buyut
17
ch 17. mempersiapkan ujian nasional
18
ch 18. kabar buruk dan kabar baik
19
ch 19. pulang ke desa
20
ch 20. kode dari kakek buyut
21
ch 21. pencarian dimulai
22
ch 22.misi penyelamatan
23
ch 23. kekuatan Ki badrus
24
ch 24. misi penyelamatan II
25
ch 25. kekuatan khodam pendamping
26
ch 26. syukuran desa dan kematian kyai Suryo
27
ch 27. pemakaman kyai Suryo dan permintaan Sabrang
28
ch 28. puasa mutih
29
ch 29. sholat istikharah
30
ch 30. penyaluran listrik
31
ch 31. kepala desa jati Rejo baru
32
ch 32. melatih tenaga dalam
33
ch 33. mencari keberadaan warga yang hilang
34
ch 34. istana giok putih
35
ch 35. ajian Waringin sungsang
36
ch 36. idul Fitri
37
ch 37. menyelamatkan Arini
38
ch 38. belajar dari tanah
39
ch 39. Sarah sakit dan firasat Sabrang
40
ch 40. Hamzah dari istana giok putih
41
ch 41. tamu tak di undang
42
ch 42. kesurupan massal
43
ch 43. rencana penyerangan
44
ch 44. penyerangan dari dua sisi
45
ch 45. memperkokoh pertahanan gaib
46
ch 46. mengemban tugas
47
ch 47. wanita bernama Sri danuwati
48
ch 48. menuju ritual
49
ch 49. Ritual mandi kembang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!