setelah itu aku dan Rendy naik angkot menuju terminal bus, setelah sampai aku dan Rendy segera mencari bus yang masih satu arah dengan desa kami.
di perjalanan aku dan rendy cuma bisa terdiam memikirkan firasat apa yang sebenarnya kami rasakan, "sab menurut mu firasat seperti apa ini." ucap Rendy dengan memandang ke luar jendela.
"entahlah gw juga gak tau Rend, semoga saja gak terjadi apa-apa." ucapku lalu kami berdua mengaminkan.
di tengah perjalanan tiba-tiba bus berhenti dan nampak seorang kakek-kakek dan seorang pemuda gagah memasuki bus kami.
*****
tepat jam 11malam kami tiba di halte yang kebetulan juga tempat mangkal akang ojek, "kang desa jati Rejo ya." ucap ku pada akang ojeg yang masih tersisa dua orang.
"kami dari desa sana pak sekolah di kota." ucapku lagi pada tukang ojeg itu.
"ya sudah ayo bapak antar." lalu kami berdua menaiki ojeg tersebut karena jalanan desa kami belum ada penerangan sama sekali aku meminta tukang ojeg itu untuk berhati-hati.
'cu turunlah di sini, tidak aman jika tukang ojeg ini masuk ke desa' suara misterius itu kembali lagi di dengarnya dari sekian tahun lamanya menghilang.
Sabrang yang tidak mau mengagetkan mereka semua hanya terdiam lalu menepuk pundak tukang ojeg yang di tumpangi nya, "sudah pak turun sini saja gapura desa sudah dekat dari sini." ucapku lalu memberikan uang lebih pada kedua tukang ojeg tersebut.
"kenapa kita turun di sini sab ?." tanya Rendy padaku.
"entah lah Rend gw juga gak tau, lebih baik kita terus jalan saja gapura desa juga sudah dekat." ajak ku pada Rendy.
malam hari di jalan menuju desa kami memanglah sangat mengerikan apalagi di tambah dengan suara jangkrik dan burung hantu yang menambah kesan menakutkan.
"suara apa itu sab." ucap Rendy padaku tapi aku diam dan menyuruhnya tetap berzikir.
selang beberapa menit akhirnya kami tiba di gapura desa, "Sabrang aku pulang dulu ya." ucap nya padaku lagi Rendy mengambil jurus seribu langkah.
melihat tingkah Rendy Sabrang hanya geleng-geleng kepala, "ada-ada saja bocah satu ini." lalu aku pun melangkah menuju rumahku saat aku sampai di rumah alangkah terkejutnya saat mendapati rumahku bercahaya terang berwarna putih.
"subhanallah." aku pun mendengar lantunan ayat suci Al-Quran dari dalam rumah yang di baca oleh ibu dan bapak ku.
saat ingin mengetuk pintu tiba-tiba mataku tertuju pada benda yang menancap di samping rumah, "apa itu." ucap ku lalu menghampiri benda tersebut, benda yang kutemukan adalah seperti gagang keris dengan ukiran rajah di warangka nya.
blesh
aku mencabut keris itu dan tiba-tiba keris itu terangkat dan terbang menuju ke padaku dengan sangat cepat, aku pun kaget dan meraba-raba badanku sendiri apakah ada luka.
"eh ?, mungkin aku tadi kelelahan." ucapku lalu kembali lagi ke depan rumah dan mengetuk pintu.
tok tok
"Bu ini Sabrang." teriak ku agar ibu dan bapak membukakan ku pintu.
"pak anak kita pulang pak." ucap ibu nya dengan senang, lalu pak Sanusi membukakan pintu untuk Sabrang.
setelah mencium tangan bapakku aku pun duduk bersama bapakku menunggu ibu yang sedang membuat minuman, "gimana kabar anak bapak yang genteng ini sholat enggak bolong kan ?." ucap bapak ku.
"Alhamdulillah enggak dong pak." setelah itu aku melihat ibu dengan membawa nampan berisi singkong rebus dan kopi buat aku dan bapak.
"Bu ibu sehatkan." ucapku lalu mencium telapak tangan ibuku.
"Alhamdulillah ibu sehat, kenapa ibu saja yang di tanya begitu bapak mu ?" ucap ibu ku dengan tersenyum.
"kan sudah jelas jika bapak sehat jasmani dan rohani." ucap ku dengan tersenyum.
"Alhamdulillah bapak sama seperti dulu masih sehat." jawab bapak ku dengan tersenyum pada ku.
"ayo nak di makan dulu ibu sudah siapkan untukmu."
"iya Bu, o ya pak bagaimana dengan keadaan di desa soalnya aku dan Rendy mendapatkan firasat tidak enak ketika di kota." ucapku pada bapak.
bapak dan ibuku menarik nafas dalam-dalam lalu mulai bercerita, "sudah saatnya kamu tahu tentang jati dirimu nak, Bu ambilkan kertas itu di kamar." ucap bapak ku pada ibu.
"kita tunggu ibu mu dulu." setelah semua berkumpul bapakku mulai bercerita.
"nak sebenarnya kamu ada keturunan Ki Badrus yang sering kau dengar dari warga dulu, dulu sebelum desa ini menjadi desa dulu nya ini adalah hutan yang wingit (keramat atau juga angker) kakekmu memiliki teman bernama Ki mandri, kakek mu dan Ki mandri melawan penguasa hutan dengan kekuatan Kanuragan yang dimilikinya pertarungan itu berlangsung selama 7hari 7malam, kakekmu mengeluarkan pusaka nya berupa keris pagodan keris yang di berikan oleh gurunya sedang kan Ki mandri mengeluarkan pusaka berupa keris nogo Ireng yang di dapat dari pertapaannya.
dengan dua pusaka itu Ki Badrus dan Ki mandri melawan penguasa hutan itu dengan kekuatan yang dahsyat bahkan sampai menimbulkan getaran di area tersebut, hingga pada akhirnya penguasa hutan itu di kalahkan oleh kakekmu dan sahabat tapi penguasa itu memberikan 2syarat pada kakekmu pertama adalah menjaga putri nya yang manusia dan sarat kedua adalah menjaga pohon beringin yang ada di hutan.
setelah penguasa hutan itu kalah kakekmu dan sahabatnya mulai membabat sebagian hutan untuk membangun sebuah desa, waktu demi waktu di lalui oleh kakekmu dan sahabatnya ternyata anak dari penguasa hutan itu menyukai kakekmu tapi karena Ki mandri juga menyukai nyi Saraswati anak penguasa hutan itu, kakekmu sebisa mungkin menjaga jarak hingga kejadian itu tiba, di malam hari yang hujan kakekmu mendengar jeritan meminta tolong dari rumah nyi Saraswati.
alangkah terkejutnya saat Ki Badrus mengetahui jika nyi Saraswati akan di per*** oleh sahabat nya, melihat itu kakekmu sangat marah dan mengeluarkan keris pagodan dari warangka nya, pertarungan itu pun terjadi selama 10hari 10malam tidak ada yang kalah maupun memang, di hari terakhir kakekmu mengeluarkan tasbih nya dan duduk bersila sambil berzikir dan meminta pertolongan kepada Allah.
lesatan cahaya putih menerjang tubuh Ki mandri hingga menyebabkan luka dalam yang sangat serius, ternyata serangan itu dari harimau putih yang ada di dalam keris pagodan, setelah kekalahan itu Ki mandri mengucapkan sumpah sarapah akan menuntut balas pada suatu saat nanti.
waktu terus berlalu lama kelamaan benih-benih cinta di antara nyi Saraswati dan Ki Badrus muncul, setelah menikah nyi Saraswati di karunia anak perempuan yang sangat cantik dan di beri nama nyi Sekarwati, nyi Sekarwati menikah dan di karunia anak bernama Susilawati."
"jadi ibu ada keturunan dari Ki Badrus ?." tanya Sabrang dengan terkejut.
"iya nak ibu adalah keturunannya, ibu serahkan ini." ucap ibuku lalu menyerahkan kertas yang kusam padaku.
"apa ini pak bu."
"itu adalah ayat 15 gabungan dari beberapa ayat suci Al Quran, sekarang ini menjadi milik mu setelah menikah wariskan pada anakmu kelak." ucap bapakku sambil bercanda.
"sekarang kau tidur, cari jawabanmu besok." ucap bapakku lalu aku masuk ke kamarku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
ok..lanjut thor
2023-05-30
0
Sylius
kan..kan...jadi makin penasaran ah
2023-05-13
0
Sylius
jadi makin serem aja 😰
2023-05-13
0