saat mobil memasuki jalan menuju kost kami aku merasakan firasat yang tidak enak, "tumben jalan sini sepi." ucapku yang tidak melihat satupun pengendara atau anak-anak kost yang sedang lewat.
"sekarang kan Minggu wajar saja sepi." sahut Rendy.
"semoga saja begitu." gumam ku yang masih terus berzikir.
saat mobil memasuki kawasan yang sepi tiba-tiba 4 motor resing menghadang jalan kami, "cepat turun!!, jika tidak akan kami bakar kalian." teriak salah satu dari mereka yang memakai topeng.
tok tok
gedor salah satu dari mereka, "Sabrang aku takut." ucap Sarah sambil memegang lengan Sabrang.
"nak Sabrang dan nak Rendy saya akan keluar mengahadapi mereka, saat saya menghadapi mereka kalian bawa non Sarah pergi." ucap pak Tio yang membuat suasana semakin tidak karuan.
"cepatt turun dan serahkan semua barang yang kalian bawa, kalau tidak akan kami bakar kalian." ucap salah satu dari mereka lalu mulai menyiramkan bensin di sekeliling mobil.
aku dan Rendy pun saling pandang dan langsung keluar, "ternyata kalian memilih keluar dan mati ya."
"diam kau kematian hanya tuhan yang tau." bentak ku pada mereka yang berjumlah 5 orang yang menggunakan penutup wajah dan tongkat baseball.
"aku memiliki penawaran bagaimana jika kalian tinggalkan mobil beserta isinya termasuk gadis itu." tunjuk orang itu kepada Sarah.
mendengar itu Sabrang merapatkan gigi-giginya dan mengepalkan tangannya, "brengsek kalian, Rend gunakan gerakan kombinasi itu!!." ucap Sabrang lalu Rendy memasang kuda-kuda nya.
"tunggu apa lagi ayo kalian maju." ucap Rendy yang sudah siap dengan kuda-kudanya.
"kalian mau menantang ku ?, kalau begitu aku terima tantangan kalian hajar mereka." ucap orang itu yang sepertinya pimpinan nya.
tap tap
bugh bugh
Sabrang yang sudah kalut dalam emosi nya memukul mereka semua tanpa ampun, "Weh santai bro sisakan gw lah, gw juga ingin olahraga." ucap Rendy lalu mulai menyerang.
pertarungan sengit pun di mulai pak Tio yang melihat itu hanya tercengang, begitu juga Sarah saat mendengar akan di lecehkan Sabrang langsung memasang badan untuk nya.
"Rend ayo gunakan itu." ucapku.
"maksudmu lompatan harimau pemangsa ?." ucap Rendy dengan mengeryitkan dahi nya.
"iya yang mana lagi, hanya itu yang harus membutuhkan dua orang dalam gerakannya." balas ku lalu Rendy bersiap dengan kuda-kudanya.
"bersiaplah kau wahai manusia biadab." teriak ku lalu melompat dengan tumpuan kuda-kuda yang sudah di buat Rendy.
swush
bugh
pukulan Sabrang mengenai pimpinan dari mereka dan terpental hingga tidak sadarkan diri, namun Sabrang tidak sadar bahwa dia saat bertarung mengeluarkan tenaga dalamnya.
"sab istighfar tahan emosi lu, gw tadi juga emosi tapi gw berusaha untuk menahannya." ucap Rendy sambil menepuk pundakku.
"astagfirullah, makasih Rend udah ngingetin entah kenapa saat mendengar Sarah akan di lecehkan secara tidak langsung gw menjadi sangat emosi." ucapku pada Rendy.
"gw juga emosi sab, karena orang tua Sarah juga baik pada kita, pak Tio telepon polisi biar ini di urus sama mereka." ucap Rendy tanpa membalikkan badannya.
"Sono gih samperin yayank Sarah." kekeh Rendy padaku.
"udah gw bilang dia bukan pacar gw any."
"Yaya serah lu dah." setelah itu aku menghampiri Sarah dan menenangkannya.
"sudah tak apa, mereka tidak akan menyakiti mu." ucapku sambil mengusap-usap bahu Sarah.
selang beberapa saat mobil polisi datang dan mengamankan orang yang menghadang kami tadi, "mas bisa memberi laporan kan, tentang kejadian ini." ucap seseorang polisi pada kami.
kami pun saling berpandangan hingga Sarah mengangguk-anggukan kepalanya, "bisa pak tapi kita gak di apa-apain kan ?." tanya Rendy dengan mimik wajah khawatir.
"haha ya gak lah mas, mas kan sebagai korban harus memberikan keterangan bagaimana kejadiannya." jelas polisi.
"baiklah pak." ucap Sarah lalu kami pun di bawa ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.
saat di kantor polisi kami di beri pertanyaan bagaimana penjahat itu dilumpuhkan dan jam berapa tempat dimana, itu semua membuat Sabrang bingung.
"pak polisi saya mau telfon papa saya dulu boleh gak." ucap Sarah lalu polisi tersebut membolehkannya.
"assalamualaikum pa, Sarah sekarang ada di kantor polisi bersama Rendy dan Sabrang." ucap Sarah dari balik telepon nya.
mendengar ucapan putri nya pak Bram menjadi cemas dan khawatir, "kamu baik-baik saja kan nak ?, papa akan kesana berikan alamat kantor polisi nya sekarang papa akan segera berangkat." ucap pak Bram yang sangat khawatir.
"tidak usah pa kami cuma di suruh memberikan keterangan saja, di jalan kami sempat di begal..."
"huh di begal kondisi kalian baik-baik saja kan ?, cepat berikan alamat kantor polisi nya papa akan kesana." tanpa ada pilihan lain Sarah langsung mengirim lokasi alamat kantor polisi saat kini.
*****
selang beberapa saat pak Bram sudah sampai di kantor polisi cempaka, "pak saya ingin bertemu dengan anak saya, namanya Sarah." ucap pak Bram dengan buru-buru.
"sebentar pak,.... silahkan pak saya sudah mengonfirmasikan." ucap polisi tersebut lalu mengantarkan pak Bram ke ruang di mana Sarah,Rendy dan Sabrang berada.
tok tok
"masuk"
"papa." ucap Sarah lalu memeluk pak Bram.
"kamu baik-baik saja Sarah, gak ada yang luka kan." ucap pak Bram lalu Sarah hanya menggelengkan kepalanya.
"pak Tio bisa jelaskan semuanya." ucap pak Bram pada pak Tio.
"jadi gini pak,........... jadi begitu pak ceritanya nak Sabrang dan nak Rendy lah yang melumpuhkan kelima begal itu pak." ucap pak Tio sambil tertunduk.
"kenapa gak langsung telpon saya, kan saya bisa secepatnya mengirim bantuan." ucap pak Bram.
"saya waktu itu benar-benar kalap pak, karena kondisi sudah tidak kondusif lagi, sekali lagi saya minta maaf pak." sesal pak Tio.
"ya sudah tidak apa-apa yang terpenting kalian baik-baik saja, untuk nak Sabrang dan Rendy sekali lagi bapak berterimakasih pada kalian sudah menyelematkan lagi keluarga bapak." ucap pak Bram yang masih memeluk Sarah.
"iya pak sama-sama, lagi pula saya hanya menjalankan amanah dari guru saya 'gunakanlah ilmu itu untuk melindungi diri kalian dan untuk melindungi orang lain.'." ucapku dengan sopan.
"benar itu pak." sahut Rendy yang ada di samping ku.
"gimana saya mau membalas Budi kalian." ucap pak Bram yang tau jika di kasih uang atau apapun mereka selalu menolaknya dengan halus.
"kalian sudah boleh pulang."
"pak polisi bisakah kami minta antar ke kost san kami ?." pinta Rendy pada polisi tersebut.
"loh emangnya nak Rendy sama nak sabrang tidak mampir ke rumah bapak." ucap pak Bram yang terkejut.
"enggak usah pak terimakasih, kami sudah benar-benar kelelahan." ucapku dengan wajah yang sudah pucat.
"kalau gitu biar pak Tio saja yang mengantarkan kalian."
"t-tapi"
"udah gak usah tapi-tapi." ucap pak Bram yang langsung memotong ucapan Sabrang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
👍👍👍👍
2023-05-30
0