setelah mengajar anak-anak aku pun pamit pada kyai Suryo untuk pulang dan bersiap-siap untuk pergi ke mushola desa untuk melaksanakan ibadah shalat asar.
setelah mandi aku berpamitan pada bapak dan ibuku untuk ke mushola karena sebentar lagi akan memasuki waktu sholat ashar, "ya sudah hati-hati nanti bapak akan menyusul." ucap bapakku lalu aku pun berjalan menuju mushola.
setelah sampai aku pun memukul bedug yang terbuat dari kulit sapi untuk menandakan bahwa waktu sholat ashar tiba, setelah itu aku pun mengumandangkan adzan selesai adzan para warga yang sudah pulang dari ladang berbondong-bondong pergi ke mushola.
"ayo iqomah nak Sabrang." ucap kyai Suryo lalu menuju tempat imam.
"assalamualaikum warahmatullah.." selesai sholat ashar aku melanjutkan untuk bertadarus di mushola sedangkan kyai Suryo masih di tempatnya sambil berzikir.
setelah selesai bertadarus aku pun di hampiri oleh kyai Suryo, "assalamualaikum nak Sabrang." ucap kyai Suryo padaku.
"waalaikumsalam kyai, apa ada sesuatu yang ingin kyai sampaikan." ucapku dengan sopan.
"iya kau benar, aku ingin menyampaikan bahwa bedowo telah bangkit dari pertapaannya selama ini..."
"siapa itu bedowo kyai ?." tanyaku dengan mengeryitkan dahi.
"dia adalah salah satu tangan kanan milik Ki mandri yang telah meninggal beberapa tahun di tangan kakek buyut mu, dan sekarang dia menuntut balas akan menghabisi semua orang yang berhubungan dengan Ki Badrus, satu-satunya yang bisa menghentikannya adalah kau." jelas kyai Suryo padaku.
"eh kenapa aku kyai ?." ucapku yang terkejut.
"karena kau orang yang telah di pilih oleh keris pagodan, selama kau di sini aku akan melatih mu dan sisanya akan di urus oleh kakek guru, jangan lupa nanti malam ajak Rendy juga." ucap kyai Suryo lalu pergi meninggalkan Sabrang.
"jadi kemarin tidaklah mimpi ?, sungguh membingungkan." ucapku lalu pulang ke rumah.
di rumah aku menceritakan bahwa aku akan latihan lagi bersama Rendy sehabis sholat magrib, "bapak akan selalu merestui mu nak, bapak percaya padamu bahwa kamu tidak akan pernah mengecewakan bapak."
"iya betul itu nak doa ibu akan selalu bersamamu." timpal ibu ku sambil menyiapkan makanan.
*****
setelah selesai sholat magrib aku pun menemui Rendy di depan mushola, "nah kan kalau magrib pasti ni anak nonggol." ucapku lalu menepuk bahu Rendy.
"anjirr lah bikin gw kaget ae lu."
"sorry-sorry, kita segera aja ke rumah kyai Suryo." ucapku lalu aku bersama Rendy pergi menuju rumah kyai Suryo yang memang masih dekat dengan mushola desa.
"assalamualaikum."
"waalaikumsalam ayo masuk." ucap kyai Suryo lalu kami pun kami masuk setelah sang pemilik rumah masuk terlebih dahulu.
"ayo silahkan di nikmati." ucap kyai Suryo yang datang dengan membawa tiga cangkir kopi dan sepiring singkong rebus.
setelah sedikit berbasa-basi Rendy mulai menanyakan tentang keadaan desa pada kyai Suryo, "kyai bagaimana dengan keadaan desa, kemarin kok saya merinding saat sampai di gapura desa." tanya nya sambil mengelus tengkuk nya.
"loh Sabrang belum menceritakan pada mu ?."
"hehe lupa kyai." jawab ku dengan cengengesan.
"ya sudah aku ceritakan, bedowo telah bangkit dari pertapaannya dan ingin menuntut balas......." kyai Suryo menceritakan pada Rendy dengan versi yang berbeda aku juga tidak tau maksudnya apa.
"pantas saja aura di gapura desa sangat menyeramkan." ucap Rendy yang bulu kuduk nya sudah berdiri.
"tapi tenang saja mereka tidak akan bisa masuk ke desa ini karena saya sudah membikin pagar gaib di sekitar desa." ucap kyai yang menenangkan Rendy.
"Rendy, sabrang ayo ikut aku." ucap Kyai Suryo yang beranjak berdiri.
"kemana kyai." tanyaku dengan heran lalu beranjak berdiri.
"sudah ikut saja." ucap kyai Suryo lalu kami mengikuti langkahnya dari belakang.
kyai Suryo berhenti tepat di halaman belakang rumahnya, "Sabrang apa kau siap untuk membuka mata batin mu ?." tanya kyai Suryo sekali lagi pada ku.
"siap kyai!!"
"nak Rendy tolong bawakan gentong yang berisi air itu ke sini!." perintah kyai Suryo lalu Rendy langsung mengangkatnya dan menaruhnya di depan kyai Suryo.
"loh ini gentong kosong kyai." ucap Rendy terkejut saat membuka gentong air tersebut.
"sudah diam saja, Sabrang buka bajumu!" setelah membuka baju aku pun di suruh duduk bersila, kyai Suryo sambil memutar tasbihnya mengucapkan doa-doa lalu tiba-tiba gentong tersebut telah terisi air kembang.
Rendy yang di dekat kyai Suryo terkejut dan melongo melihat kejadian tersebut, kyai Suryo mengambil gayung lalu memandikan Sabrang dengan air itu hingga air yang ada di gentong itu habis.
"Alhamdulillah sudah selesai, nak Rendy ayo kita kedalam biarkan Sabrang di sini dulu." ucap Kyai Suryo lalu mengajak Rendy masuk kedalam.
****
"nak Rendy saya akan mengajarkan nak Rendy ilmu bela diri yang saya punya untukmu, saya harap nak Rendy dan nak Sabrang dapat menggunakan ilmu itu untuk menolong sesama jangan gunakan ilmu itu untuk sombong atau sok jagoan." nasehat kyai Suryo pada Rendy.
"insyaallah kyai kami akan gunakan ilmu itu untuk menolong sesama." jawab Rendy dengan sopan.
"ya sudah sekarang nak Rendy pulang, besok pagi datang ke sini lagi untuk menuntaskan latihan mu."
"tapi Sabrang bagaimana kyai ?." tanya Rendy yang penasaran dengan keadaan Sabrang.
"Sabrang akan baik-baik saja, sekarang pulanglah dan istirahat besok kamu akan aku gembleng dengan keras." ucap kyai dengan bercanda pada Rendy.
setelah Rendy pamit pulang kyai Suryo langsung pergi ke halaman rumah, "assalamualaikum resi Jatayu." ucap kyai Suryo pada sesosok harimau putih yang sedang mendampingi Sabrang.
"waalaikumsalam kyai Suryo, terimakasih telah memberikan Sabrang ilmu bela diri dan melindungi desa ini." balas sesosok harimau putih yang sebenarnya adalah raja harimau se tanah Jawa.
"sama-sama resi jatuyu, seperti kehormatan bagiku untuk bisa mengajarkan ilmu pada Raden Arya diraga."
"tugasmu besok ajarkan Raden Arya ilmu Kanuragan untuk masalah keris pagodan biarlah waktu yang menjawabnya kyai, sekarang bukalah mata batin Raden Arya." ucap resi Jatayu lalu kyai Suryo membaca password doa dan mengusap telapak tangannya ke mata Sabrang.
"weitsss, siapa itu kyai?." tanya Sabrang saat melihat sosok harimau putih di depannya.
"salam hormat Raden saya resi jatuyu harimau yang selama ini menjaga keris pagodan." ucap harimau tersebut yang membuat Sabrang terkejut.
"et dahlah baru kali ini aku melihat harimau berbicara."
"karena aku bangsa jin yang sudah hidup beribu-ribu tahun lama nya." balas resi Jatayu.
"apa resi bisa ke wujud manusia ?." tanyaku ku yang iseng.
"bisa." balas resi jatuyu lalu berubah sebagai sosok resi seperti yang ada di fantasi kalian.
"ternyata memang bisa hehe."
"kapan-kapan Raden pergilah ke Curug bidadari aku akan mengenalkan pasukan ku pada Raden." ucap resi lalu aku hanya mengangguk kepala.
kyai Suryo lantas menepuk pundak Sabrang, "sekarang pulanglah ada banyak hal yang harus kau kerjakan besok." ucap kyai Suryo lalu Sabrang memakai pakaian dan pamit untuk pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
👍👍👍👍👍...lanjut
2023-05-30
0
Sylius
tak kira mandiri, jadi mandiri ?😂
2023-05-13
0
Sylius
bedowo? opo kui?
2023-05-13
0