setelah mata batin ku terbuka aku melihat banyak sekali makhluk tak kasat mata yang sedang berdiri di luar desa, "Raden tenang saja mereka tidak akan berani masuk ke desa karena sudah di kelilingi oleh pagar gaib." ucap resi jatayu padaku.
"apakah bapak dan ibu akan baik-baik saja resi." ucapku melalui suara batin.
"Raden tenang saja orang tua baik-baik saja, jika perlu aku akan menjaga orang tua Raden saat Raden kembali lagi ke kota."
"o ya resi kenapa resi memanggil ku dengan sebutan Raden ?." tanya ku melalui suara batin.
"biarlah kakek guru yang menjelaskannya Raden, karena bukan wewenang hamba untuk menjelaskannya."
setelah sampai di rumah aku pun langsung berganti pakaian dan tidur, di saat aku sedang tertidur nyenyak tiba-tiba aku terbangun entah kenapa tapi aku tiba-tiba ingin sekali sholat tahajud.
"Ushallii sunnatat-Tahajjudi rak'ataini...." setelah sholat tahajud aku berdoa untuk orang tuaku setelah itu ku lanjut lagi untuk mendoakan warga desa.
setelah berdoa aku lanjutkan dengan berzikir memuja Allah SWT, "assalamualaikum Raden." ucap resi Jatayu yang menampakkan dirinya.
"waalaikumsalam resi ada gerangan apa resi datang menemui ku." tanyaku pada resi jatayu.
"hehe tidak apa-apa Raden hamba hanya ingin bertemu dengan Raden dan ngobrol bareng, apakah boleh Raden ?." ucap resi jatayu.
"ya tentu saja boleh resi, siapa yang melarang." ucapku dengan santai.
"Raden amalkan lah ayat 15 itu, suatu saat itu akan berguna untuk mu dan juga orang lain tetaplah berbuat kebajikan Raden jangan gunakan ilmu mu itu untuk menindas orang lain jika karena bukan kepada tertekan." nasehat resi Jatayu padaku.
"baik resi, aku ingin bertanya kenapa waktu itu kyai Suryo bilang bahwa aku yang mampu untuk mengalahkan bedowo resi ?."
"karena di dalam tubuh mu terdapat tenaga dalam yang besar" ucap resi Jatayu padaku.
"hanya itu sajakah resi Jatayu ?."
"tidak juga, karena kau keturunan yang pantas untuk memiliki keris pagodan serta mempelajari semua ilmu dari kakek guru Raden." ucap resi Jatayu.
"tidak aku sangka takdirku begitu sulit." ucapku dengan menghela nafas panjang.
"tenang saja hamba akan selalu bersama raden jika ada apa-apa cukup panggil namaku, maka aku akan muncul di hadapan Raden." ucap resi jatayu lalu menghilang.
"terimakasih resi." ucapku lalu membaca ayat 15 hingga adzan subuh berkumandang.
setelah adzan subuh berkumandang aku menunggu bapak dan ibu untuk bangun, biasanya bapak akan bangun saat adzan subuh berkumandang.
"loh nak sudah bangun toh." ucap bapakku yang keluar dari kamarnya.
"hehe iya pak, semalam Sabrang sholat tahajud lalu mengamalkan ayat 15 hingga subuh." jawabku terus terang.
"ya sudah, bapak mandi dulu nanti imam mi ya nak sekalian belajar jadi imam." ucap bapakku lalu pergi ke bilik mandi yang ada di belakang rumah.
setelah ibu dan bapakku mandi serta berwudhu aku pun menjadi imam sholat untuk pertama kalinya, bukan pertama kali sih tapi untuk di keluarga aku baru pertama kali.
"assalamualaikum warahmatullah...." selesai sholat aku pun melanjutkan membaca doa seperti, "ASTAGHFIRULLAH HAL'ADZIM, ALADZI LAAILAHA ILLAHUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIIH" hingga selesai.
******
"ternyata anak bapak sudah dewasa ya." ucap bapak ku dengan tersenyum.
"iya pak dulu Sabrang tidur di tengah-tengah kita, eh sekarang sudah bisa jadi imam." timpal ibu ku yang juga senang.
"Alhamdulillah Bu,pak ini semua didikan ibu dan bapak kalau bukan karena ibu dan bapak Sabrang tidak mungkin bisa seperti ini."
"sudah nak itu memang kewajiban kami sebagai orang tua, benarkan pak." ucap ibuku sambil menaruh makanan di meja.
"benar Bu, sekarang ayo kita makan." timpal bapakku lalu kami makan dengan menu sederhana tapi tetap nikmat.
selesai makan aku izin untuk berkeliling desa, "sendirian saja jalan nya ?." tanya bapakku.
"enggak pak nanti aku kerumahnya Rendy dulu, entah sudah bangun belum tuh anak." menang Rendy susah untuk bangun pagi, di kost saja aku sering telat gara-gara Rendy walaupun kelakuannya ngeselin tapi dia adalah sahabat ku yang paling baik dan paling terbaik yang pernah aku kenal.
"ya sudah hati-hati." setelah mencium telapak tangan bapakku aku pun pamit ke rumah Rendy.
sambil menuju rumah Rendy aku menikmati udara di pagi hari yang segar dan sejuk, "Hm hah, segar sekali udaranya." ucapku lalu tiba-tiba ada yang menepuk bahu ku.
plak
"e ayam e ayam,... ah si vangke emang kebiasaan." ucapku pada Rendy yang cengengesan.
"mau kemana lu tumben pagi-pagi udah bangun."
"seh mau gw kepet lu, yang ada gw nanya gitu ke lu Samsul." ucapku lalu menjitak pala Rendy.
"hihi, keliling desa yuk nanti kita sekalian ke rumah kyai Suryo gimana." ajak Rendy padaku.
"kebetulan gw tadi niatnya mau ajak lu jalan keliling desa berhubung lu udah di sini yok lah gas." ucapku sambil memperlihatkan gigi.
"gass lewat sungai dekat sini ya ?."
"ye si anyi*** ingat dosa." ucapku lalu menjitak pala Rendy.
"canda Gus." sahut Rendy dengan menjulurkan lidahnya.
"nama gw Sabrang bukan bagus, sembarangan ae kalo ngomong."
sambil berjalan-jalan kami berdua tak habis-habisnya bercanda "o ya brang gw sebenernya nanti mau menuntaskan latihan gw sama kyai Suryo." ucap Rendy yang membuka pembicaraan.
"nah bagus tuh, tapi ingat ilmu nya buat lindungi orang yang lemah jangan buat pamer ke cewek lu." ucapku sambil bercanda.
"ye si vangke gw kagak begitu lah, lagian ya gw juga pengen melindungi desa kelahiran gw dari si siapa itu."
"bedowo ?."
"nah iya pokoknya itu, tapi cukup gak ya waktu kita serasa kan kita di kasih liburan cuma 1bulan setelah itu kita mulai lagi semester baru." ucap Rendy yang mengingatkan ku.
"bismillah aja Rend kalo udah niat dan bersungguh-sungguh insyaallah cukup, kalo gak cukup kan setelah lulus kita bisa latihan lagi."
"iya sih..."
"udah gak usah di pikir, selama ada kyai Suryo desa ini bakal baik-baik aja apalagi desa kita juga rutin menggelar pengajian dan yasinan, insyaallah desa kita bakal di lindungi oleh Allah SWT." ucapku padaku Rendy.
setelah kami berkeliling desa, kami pun mengunjungi rumah kyai Suryo yang sudah ada anak-anak sedang berlatih, "assalamualaikum." ucap kami berdua lalu aku di hampiri oleh Asep.
"waalaikumsalam eh kang Sabrang, cari kyai Suryo ya ?." ucap Asep pada kami berdua.
"iya sep nih kang Rendy yang ada perlu." ucap ku sambil menyikut tangang Rendy.
"masuk aja kang." ucap asep pada kami berdua.
"sana masuk gih, ntar gw nyusul pen liat anak-anak latihan gw." ucap gw pada Rendy.
"oke-oke kalo gitu gw masuk dulu." ucap Rendy padaku lalu masuk kedalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
😁😁😁😁😁
2023-05-30
0
Sylius
haha...tinggal menunggu waktu.., dpt istri dan menggantikan posisi saat tidur, dri tengah jadi pinggir 😂
2023-05-13
1
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
pesen satu yg kayak gini ya thor 🙊
2023-04-21
0