ch 8. akhir liburan

hari-hari di desa aku habiskan untuk melatih anak-anak kadang membantu bapak dan ibu di ladang, malam nya aku berlatih ilmu kebatinan sedangkan Rendy berlatih ilmu bela diri karena untuk berlatih ilmu Kanuragan Rendy belum mampu.

bruk

"aduh aduh." ringis Rendy sambil mengelus pantatnya yang kesakitan karena terjatuh.

"Napa lu hahaha." ucapku saat melihat Rendy terjatuh, dari atas pohon.

"dah tau jatuh dari pohon, untung ae gak terlalu tinggi ah sue Lo orang lagi kesakitan bukannya bantu malah cengengesan." gerutu Rendy lalu aku menghampirinya.

"sini ku bantu." ucapku lalu mengulurkan tangannya.

"telat lu, gimana cewek-cewek mau ngejar lu, lu nya aja kagak peka." ledek Rendy yang sudah berdiri tegap.

"ni anak ngeledek Mulu dah, eh iya Rend bentar lagi kita kan masuk sekolah gak kerasa ya tiba-tiba udah masuk sekolah lagi." ucapku pada Rendy.

"hooh brang padahal gw belum sepenuhnya menguasai apa yang di ajarkan kyai Suryo." ucap Rendy yang tampaknya bersedih.

"sudah-sudah kan masih ada waktu lagi Rend, lagian kan kls 12 hanya sebentar habis itu kita udah lulus." ucapku sambil menepuk pundak Rendy.

"iya brang, ya udah yok kita ke rumah kyai Suryo lu apa gak di tungguin Ama anak-anak." ucap Rendy yang mengingatkan ku bahwa lusa aku akan melatih anak-anak.

"astagfirullah hampir lupa gw, ya udah yok kita ke rumah kyai Suryo." lalu kami berdua pergi ke rumah kyai Suryo dengan berjalan kaki sambil menikmati udara yang masih sejuk dan asri.

"kang Sabrang, kita dah nungguin ini kenapa lama banget sih." ucap salah satu dari mereka saat kami telah sampai di rumah kyai Suryo.

"maaf-maaf kang Sabrang tadi ada urusan sebentar, udah pemanasan belum tadi ?." tanyaku pada anak-anak yang di dampingi oleh Asep dan seangkatannya.

"iya kang Sabrang gak apa-apa, kami sudah pemanasan kang." ucap Asep padaku.

"ya sudah ayo kita mulai." ucapku lalu memasang posisi kuda-kuda.

dengan gerakan yang nampak halus dan tanpa celah membuat Asep dan seangkatannya menjadi kagum, "gak salah sep kita kenal sama kang Sabrang ilmu nya saja melebihi kita." bisik Samsul pada Asep.

"ye kang Samsul belum tau aja kalo kang Sabrang itu murid pertama dari kyai Suryo." balas Asep yang masih melihat anak-anak latihan.

"kok kamu tau." ucap Samsul dengan terkejut.

"ya tau lah kan aku yang selalu mendampingi anak-anak berlatih bersama kang Sabrang, kita juga latihan beberapa hari sekali." balas Asep.

setelah selesai melatih anak-anak aku di hampiri oleh Asep bersama kawan-kawannya, "mau latihan juga ?." tanya ku pada mereka ber empat.

"i-ya kang." jawab Samsul dengan gugup.

"sudah santai saja, kita pindah ke sana saja bagaimana ?." ucapku sambil menunjuk pohon mangga yang tidak jauh dari pelataran rumah kyai Suryo.

mereka hanya mengangguk setuju, "nah sekarang tunjukan hasil latihan kalian, jika kalian layak kang Sabrang akan mengajari kalian cakar harimau bodas." ucapku pada mereka semua, mendengar itu mereka semua sangat antusias dan semangat sekali.

"kok masih diam ?, tunjukkan hasil latihan kalian." ucapku pada mereka semua lalu satu persatu menunjukkan hasil latihannya.

hampir dari mereka semua mampu untuk menguasainya, melihat itu aku hanya tersenyum saja, "cukup, kalian sudah mampu tetaplah asah ilmu beladiri kalian jika sudah selesai jangan sampai lupa karena itu juga bekal kalian nanti." ucapku pada mereka yang sedikit memberi nasehat.

"wah jadi kita lanjutkan ke tahap selanjutnya kang ?." ucap Asep dengan gembira.

"iya sep, ayo kita mulai ikuti gerakan kang Sabrang ya ?." ucap ku lalu mengambil posisi kuda-kuda dengan tangan membentuk seperti mencakar.

dengan gerakan halus aku pun memperagakannya pada mereka semua, "sep ambilkan batang pohon pisang yang sudah tumbang!." perintah ku pada Asep.

beberapa saat kemudian Asep dan kawannya sudah kembali dengan membawa pohon pisang, "sep tolong tancapkan di sana yang sudah kang Sabrang siapkan kayu sebagai penyangga nya." setelah tertancap Sabrang berbicara pada mereka.

"kalian gunakan jurus ini dengan bijak kang Sabrang hanya mengajarkan dasarnya saja nanti kyai Suryo yang akan menjelaskan secara lanjutnya." ucapku lalu berdiri menghadap pohon pisang yang sudah di tancapkan.

dengan melakukan kuda-kuda depan, aku memperagakan gerakan tadi dan mengarahkannya pada tengah-tengah pohon pisang tersebut.

bresh

tengah dari pohon itu kini telah rusak dan membuat lubang seukuran tangan ku, "lihatlah jurus ini berguna jika berduel satu lawan satu, jika kalian di kepung gunakan kombinasi lompatan harimau dan tinju harimau sudah cukup." jelas ku pada mereka.

"apa kalian paham ?." tanyaku pada mereka yang masih bengong.

"paham kang, tidak ku sangka mengerikan sekali jurus itu." ucap Asep yang masih tak percaya jika yang tadi adalah manusia.

"maka dari itu gunakan ilmu mu sebaik mungkin jangan gunakan untuk kejahatan apalagi untuk menindas orang lain." ucap ku pada mereka semua lalu aku menyuruh mereka untuk melakukan latihan dasar-dasar cakar harimau bodas.

tak terasa kini waktuku tinggal menghitung hari untuk kembali lagi ke sekolah, hari-hari terakhir aku di desa aku menghabiskan dengan berkumpul dengan bapa dan ibu, sesekali aku juga menyambangi rumah Rendy untuk sekedar ngobrol santai dan bicara atau gak pergi ke rumah kyai Suryo untuk mengajar anak-anak.

"gak kerasa ya nak kamu sebentar lagi akan memasuki semester baru dan tentunya kelas baru, bapak harap kamu menjaga sholat mu dan juga amalkan selalu ayat 15 itu." ucap bapakku pada malam sebelum aku berangkat ke kota.

"betul yang di katakan bapakmu, kamu harus selalu menjaga sholat 5waktu mu dan juga jangan sampai putus zikir mu kamu dan Rendy di sana jaga diri baik-baik ya." ucap ibuku yang tak terasa meneteskan air mata.

"iya Bu Sabrang janji akan menjaga sholat Sabrang dan selalu berzikir serta mengamalkan ayat 15." ucapku lalu memeluk ibuku.

di pagi harinya aku menyambangi rumah Rendy untuk pergi ke rumah kyai Suryo untuk berpamitan, "kyai kami pamit ke kota kami harus melanjutkan sekolah kami." ucapku pada kyai Suryo.

"iya nak, sebentar kalian tunggu di sini." ucap kyai Suryo lalu masuk kedalam kamarnya.

"ini nak semoga suatu saat bisa berguna." ucap kyai Suryo lalu menyerahkan sebuah kayu berukuran 10cm kepadaku.

"iya kyai terimakasih." ucap kami berdua lalu mencium tangan kyai Suryo.

setelah sholat ashar kami di antar oleh ke dua orang tua kami, "jaga sholat mu ya nak, ibu akan mendoakan mu di sana." ucap ibu ku sambil mengusap-usap rambutku.

begitu juga dengan ibu nya Rendy, "pak, Sabrang dan Rendy pamit ya untuk melanjutkan sekolah." ucapku pada bapakku.

"hati-hati ya kang Sabrang." tiba-tiba suara yang familiar terdengar di telinga kami berdua.

"loh Asep, Samsul, Rahman, Subagio, anak-anak ?." ucapku dengan terkejut.

"iya kang Sabrang, kami ingin berterimakasih sudah di ajarkan banyak ilmu yang bermanfaat, bukan hanya dari kyai Suryo saja tapi dari kang Sabrang dan kang Rendy juga." ucap Asep yang mewakili dari mereka semua.

setelah mereka semua bersaliman padaku, aku dan Rendy langsung menaiki motor yang memang di desa ku hanya beberapa saja yang memiliki motor.

"hati jang bawa motor nya." ucap bapakku lalu Ujang dan Cecep menyalakan motornya dan membawa kami hingga tiba ke halte bus.

Terpopuler

Comments

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

😭😭😭😭😭😭

2023-05-30

0

Wong kam fung

Wong kam fung

gue jqtuh sialan

2023-05-14

0

Anita

Anita

ya benar! jaga selalu sholatmu, karena sholat adalah tiang agama?

2023-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 ch 1. awal mula
2 ch 2. jati diri Sabrang
3 ch 3. kyai Suryo
4 ch 4. membuka mata batin
5 ch 5. berkeliling desa
6 ch 6. melatih anak-anak
7 ch 7. menemani Rendy
8 ch 8. akhir liburan
9 ch 9. sampai di kost san
10 ch 10. menyembuhkan ibu Sarah
11 ch 11. menolak dengan halus
12 ch 12. bertemu mama nya Sarah
13 ch 13. cerita mama Sarah
14 ch 14. jalan-jalan
15 ch 15. di hadang
16 ch 16. mimpi bertemu kakek buyut
17 ch 17. mempersiapkan ujian nasional
18 ch 18. kabar buruk dan kabar baik
19 ch 19. pulang ke desa
20 ch 20. kode dari kakek buyut
21 ch 21. pencarian dimulai
22 ch 22.misi penyelamatan
23 ch 23. kekuatan Ki badrus
24 ch 24. misi penyelamatan II
25 ch 25. kekuatan khodam pendamping
26 ch 26. syukuran desa dan kematian kyai Suryo
27 ch 27. pemakaman kyai Suryo dan permintaan Sabrang
28 ch 28. puasa mutih
29 ch 29. sholat istikharah
30 ch 30. penyaluran listrik
31 ch 31. kepala desa jati Rejo baru
32 ch 32. melatih tenaga dalam
33 ch 33. mencari keberadaan warga yang hilang
34 ch 34. istana giok putih
35 ch 35. ajian Waringin sungsang
36 ch 36. idul Fitri
37 ch 37. menyelamatkan Arini
38 ch 38. belajar dari tanah
39 ch 39. Sarah sakit dan firasat Sabrang
40 ch 40. Hamzah dari istana giok putih
41 ch 41. tamu tak di undang
42 ch 42. kesurupan massal
43 ch 43. rencana penyerangan
44 ch 44. penyerangan dari dua sisi
45 ch 45. memperkokoh pertahanan gaib
46 ch 46. mengemban tugas
47 ch 47. wanita bernama Sri danuwati
48 ch 48. menuju ritual
49 ch 49. Ritual mandi kembang
Episodes

Updated 49 Episodes

1
ch 1. awal mula
2
ch 2. jati diri Sabrang
3
ch 3. kyai Suryo
4
ch 4. membuka mata batin
5
ch 5. berkeliling desa
6
ch 6. melatih anak-anak
7
ch 7. menemani Rendy
8
ch 8. akhir liburan
9
ch 9. sampai di kost san
10
ch 10. menyembuhkan ibu Sarah
11
ch 11. menolak dengan halus
12
ch 12. bertemu mama nya Sarah
13
ch 13. cerita mama Sarah
14
ch 14. jalan-jalan
15
ch 15. di hadang
16
ch 16. mimpi bertemu kakek buyut
17
ch 17. mempersiapkan ujian nasional
18
ch 18. kabar buruk dan kabar baik
19
ch 19. pulang ke desa
20
ch 20. kode dari kakek buyut
21
ch 21. pencarian dimulai
22
ch 22.misi penyelamatan
23
ch 23. kekuatan Ki badrus
24
ch 24. misi penyelamatan II
25
ch 25. kekuatan khodam pendamping
26
ch 26. syukuran desa dan kematian kyai Suryo
27
ch 27. pemakaman kyai Suryo dan permintaan Sabrang
28
ch 28. puasa mutih
29
ch 29. sholat istikharah
30
ch 30. penyaluran listrik
31
ch 31. kepala desa jati Rejo baru
32
ch 32. melatih tenaga dalam
33
ch 33. mencari keberadaan warga yang hilang
34
ch 34. istana giok putih
35
ch 35. ajian Waringin sungsang
36
ch 36. idul Fitri
37
ch 37. menyelamatkan Arini
38
ch 38. belajar dari tanah
39
ch 39. Sarah sakit dan firasat Sabrang
40
ch 40. Hamzah dari istana giok putih
41
ch 41. tamu tak di undang
42
ch 42. kesurupan massal
43
ch 43. rencana penyerangan
44
ch 44. penyerangan dari dua sisi
45
ch 45. memperkokoh pertahanan gaib
46
ch 46. mengemban tugas
47
ch 47. wanita bernama Sri danuwati
48
ch 48. menuju ritual
49
ch 49. Ritual mandi kembang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!