"makasih pak Tio telah mengantar kami." ucap Rendy lalu turun dan membantu Sabrang masuk ke kamar kost.
setelah membaringkan tubuh Sabrang Rendy langsung mengecek kondisinya, "panas sekali badannya." gumam Rendy lalu mencari es batu dan di isinya dengan air untuk mengompres Sabrang.
di alam bawah sadar Sabrang.
"siapa kamu." ucap Sabrang pada sesosok kakek dengan jubah putih dan dari dalam tubuhnya mengeluarkan cahaya putih.
"aku kakek buyut mu cucuku, Ki Badrus." ucap sosok itu lalu menghampiri ku.
"apakah kamu benar-benar kakek buyut ku ?." ucap Sabrang yang masih tak percaya.
"iya cucuku, aku juga yang menyuruhmu untuk menolong temanmu, dan aku juga yang membisikkan suara pada waktu kamu hampir masuk ke hutan itu." ucap Ki Badrus kakek buyut Sabrang.
"j-jadi ini benar-benar kakek buyut." ucap Sabrang yang tak terasa bulir bening menetes.
"iya ini adalah kakek buyut mu, apakah kau tidak mau menyapa dan memeluk kakek buyut mu ini ?." ucap nya lalu Sabrang langsung memeluk kakek buyutnya.
saat di pelukan kakeknya Sabrang merasa tenang dan damai, bahkan kedamaian itu tidak mungkin bisa di dapatkan di tempat manapun.
"apakah kamu bertanya-tanya kenapa keris pagodan itu memilih mu ?." ucap Ki Badrus dengan memegang kedua pundak Sabrang.
"iya kakek." jawab Sabrang dengan lemah.
"Cakra buana!!." ucap Ki Badrus lalu sosok gagah dan tampan seperti seorang pangeran berlutut di depan Ki Badrus.
"salam ku pada kakek guru."
"bangunlah Cakra tugasmu sekarang adalah menjaga Sabrang di manapun dia berada." ucap Ki Badrus lalu memegang pundak Cakra buana.
"baiklah kakek buyut hamba akan mendampingi Raden Arya serta melindunginya." ucap Cakra buana yang masih berlutut.
"apakah aku harus menerimanya kek ?."
"tidak cu, selama kamu dalam bahaya Cakra buana akan melindungi dan jika kamu membutuhkannya maka panggil saja namanya."
"iya Raden hamba akan selalu melindungi Raden dari bahaya mahkluk gaib maupun dari manusia." ucap Cakra buana yang masih berlutut.
"sudahlah paman Cakra tidak perlu begitu, bangunlah o ya kakek kenapa aku selalu di panggil Raden Arya bahkan resi jatayu juga memanggil ku dengan Raden Arya." ucap Sabrang yang masih bingung.
"suatu saat nanti kau akan tau cucuku, kakek hanya menjenguk mu dan mengenalkan Raden Cakra padamu ingatlah cu dimana pun kamu berada tetaplah berdoa kepada Allah SWT, yang memberi perlindungan serta kekuatan teruslah berzikir menyebut asma Allah, kakek pergi dulu cu nanti kita akan bertemu lagi." ucap Ki Badrus lalu menghilang bersama Cakra buana.
jlepp
Sabrang yang kini tengah di rumah sakit mulai membuka matanya, "aku dimana ini." lirih Sabrang dari atas ranjang.
"udah bangun lu sab." ucap Rendy yang ada di sampingnya.
"gw kenapa Rend ?."
"lu gak sadar selama satu Minggu." jawab Rendy.
"apa!!, s-satu Minggu ?." ucap Sabrang dengan terkejut.
"iya satu Minggu."
'perasaan cuma sebentar deh aku bertemu dengan kakek buyut kenapa kata Rendy aku tidak sadar selama satu minggu.' Sabrang yang masih melamun kini di kejutkan oleh seseorang yang sedang memeluknya.
"syukurlah kamu sudah sadar Sabrang, aku khawatir loh sama kamu." ucap seorang wanita dengan menangis di pelukannya.
"s-sarah ?, sebenarnya ada apa ini ?."
"nak Sabrang kamu tidak sadarkan diri selama satu Minggu di rumah sakit ini, kalau bukan nak Rendy yang memberi tahu mungkin saya tidak akan tahu." jelas pak Bram pada Sabrang.
lalu aku melirik pada Rendy, "soalnya gw khawatir Banget Ama lu sab, soalnya waktu itu panas lu semakin tinggi gw udah gak tau mau buat gimana lagi dan gw inget bahwa dulu pak Bram sempat mengasih kartu namanya, jadi dengan terpaksa gw meminta bantuan pada Bram dan Alhamdulillah pak Bram bersedia." jelas Rendy padaku.
"tidak usah sungkan-sungkan ini tidak seberapa di bandingkan dengan jasa nak Rendy dan nak Sabrang terhadap keluarga bapak."
kruyuk
"hehe kayaknya cacing Alaska di perutku udah mulai berontak ni." ucapku sembari tertawa kecil.
"hampir lupa jika nak Sabrang satu Minggu tidak makan, hehe." setelah itu pak Bram menyuruh salah satu perawat untuk membawakan makanan untuk Sabrang.
"saya makan dulu ya, udah laper banget ini soalnya." ucap Sabrang kemudian mulai melahap makanannya.
setelah selesai makan Sabrang langsung membuka pembicaraan, "pak kayaknya saya sudah gak apa-apa."
"sebentar sab gw panggil Lin dokter dulu untuk mengecek keadaan mu." ucap Sarah lalu menekan tombol yang ada di samping ranjang.
tap tap
seorang dokter lalu memeriksa kondisi Sabrang, "Alhamdulillah kondisi pasien sudah normal kembali, sudah bisa melakukan aktivitas sehari-hari." ucap dokter tersebut.
"terimakasih dokter." ucap Sabrang lalu dokter itu pamit kembali.
"lu itu emang aneh bin ajaib dah sab, waktu itu nyembuhin mama nya Sarah sekarang lu gak sadarkan diri selama satu Minggu, padahal jelas-jelas waktu itu kondisi lu gak stabil sekarang lu udah segar bugar, ah bingung gw harus seneng apa marah." gerutu Rendy.
"sabar Rend sabar, gw juga gak tau mau jelasin gimana yang pasti gw cuma kayak tidur selama 1hari." ucap Sabrang sambil menenangkan sahabatnya.
"huh, serah lu dah yang penting lu udah sadar."
"nak Rendy dan nak Sabrang nanti rencananya setelah lulus mau lanjut kuliah atau gimana." ucap pak Bram pada kami berdua.
"belum tau pak yang pasti saya ingin pergi ke desa menemui orang tua saya terlebih dulu, kalo lu Rend ?." ucap ku lalu melemparkan pandangan pada Rendy.
"entah lah pak saya gak tega kalo orang tua saya harus jual sapi nya untuk biaya kuliah saya." ucap Rendy dengan tertunduk.
"itu udah lebih dari cukup kali Rend."
"ya sudah kalian pikirkan baik-baik, jika mau kuliah saya siap menanggung biaya kalian selama kuliah."
"terimakasih pak Bram, mungkin nanti akan saya pikiran bersama Rendy, sekali terimakasih pak atas tawarannya." ucapku dengan sopan.
******
setelah kejadian tersebut aku sering sekali terbangun tengah malam dan melakukan sholat tahajud serta mengamalkan ayat 15.
tidak hanya itu aku juga dapat mencerna pelajaran dengan cepat, hari-hari aku lakukan seperti biasa bersama Rendy hubungan kami dengan keluarga pak Bram semakin hari semakin dekat.
apalagi yang kini sabrang telah di berikan lampu ijo untuk mengenal Sarah lebih dekat lagi, "gak kerasa udah mau ujian nasional aja." ucapku dengan menghela nafas.
"iya bro gw pasti bakal kangen pada penghuni kost sini apalagi sama keluarganya pak Bram yang udah baik sama kita." ucap Rendy.
"iya Rend lebih baik kita siapkan untuk menghadapi ujian nasional lagi." ucapku pada Rendy sambil mengacungkan jempol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
waw
2023-05-30
1