setelah merebahkan tubuhnya di kasur Sabrang mulai terlelap dalam tidurnya, di alam bawah sadarnya Sabrang mimpi bertemu dengan kakek buyutnya lagi.
"kek ? kok aku ada di sini, apakah ini mimpi lagi ?" ucap Sabrang seperti orang bingung.
"kamu tidak mimpi cucuku, ini bukan mimpi" jawab Ki Badrus dengan tersenyum ke arah Sabrang.
"lantas kenapa aku bisa di sini,... oh iya ibuku kakek apakah kakek tau ibuku berada di mana" ucap Sabrang yang tersadar akan dimana keberadaan ibunya.
"kakek sudah tau cucuku, makanya kakek dan Cakra buana kemarin menemani perjalananmu agar lancar dan lebih cepat, ayo ikut aku cu" ucap Ki Badrus lalu memegang tangan Sabrang.
jleb
Sabrang terkejut karena sekarang ia berada di atas gunung dan terdapat sebuah gubuk di atasnya, "inilah tempat kakek sekarang cu, jika kamu mau ke sini silahkan panggil saja Cakra buana dia pasti akan mau" ucap Ki Badrus
"iya kek, tapi sekarang dimana keberadaan ibu Sabrang kek"
"ibu mu adalah cucu ke dua dari kakek jadi kalau di hitung kamu adalah keturunan ke tiga dari kakek, Cakra buana datanglah" ucap Ki Badrus lalu Cakra buana datang sambil berlutut.
"bangunlah, Sabrang begini ibumu sekarang sedang berada di suatu gua tersembunyi tepatnya di pohon beringin yang di sebutkan dan di ceritakan oleh bapakmu, bedowo sekarang tengah mempersiapkan ritual yang di mana itu akan terjadi pada malam Jumat Kliwon dan ibumu akan di jadikan sebagai tumbal" jelas Ki Badrus lalu memperlihatkan air yang telah di isi oleh garam dan doa-doa entah bagaimana itu datang hanya Ki Badrus yang tau.
melihat itu Sabrang mengepalkan tangannya dan merapatkan gigi-giginya, "sabar Raden, Raden harus tenang untuk saat ini jika Raden ingin membebaskan ibu Raden hamba siap mendampingi Raden" ucap Cakra buana yang berlutut.
"astagfirullah, maaf kek telah terbawa emosi" mendengar pernyataan Sabrang Ki Badrus tersenyum pada Sabrang.
"iya tidak apa-apa cu jiwa muda, kau bisa memulai besok pagi atau siang hari tapi perjalananmu untuk menemukan ibumu tidaklah muda kau harus melewati rintangan yang di ciptakan oleh bedowo" ucap Ki Badrus lalu memegang tangan Sabrang.
jleb
"istirahat lah besok kau harus mempersiapkan semuanya" ucap Ki Badrus lalu menghilang.
"ibu!" teriak Sabrang lalu bangun dari kasurnya, mendengar Sabrang berteriak pak Sanusi menghampiri Sabrang.
tok tok
"nak apa bapak boleh masuk ?, bapak denger tadi kamu berteriak memanggil ibumu apa kamu baik-baik saja nak"
"masuk saja pak pintunya gak di kunci" sahut Sabrang lalu pak Sanusi membuka pintu kamar Sabrang.
"bapak tau nak pasti kamu terpukul mendengar berita ini, bapak pun sama juga terpukul atas kehilangan ibumu"
"p-pak Sabrang tadi bermimpi ke temu Kakek buyut katanya ibu sekarang ada di dalam hutan di gua tersembunyi yang ada di pohon beringin, kata kakek waktu kita hanya sampai pada Jum'at Kliwon" ujar Sabrang dengan tertunduk.
"kalau bapak tidak salah hitung Jum'at Kliwon 3hari dari besok, kalau tidak ada hambatan ya kita dapat sampai di pohon itu hari ke 2 pada siang hari, sekarang kamu istirahat nanti bapak akan diskusi sama kepala desa" ucap pak Sanusi sambil menenangkan anaknya.
Sabrang pun kembali tidur lagi hingga tak terasa adzan subuh berkumandang, "brang bangun ayo kita ke mushola desa sholat berjamaah subuh" ucap pak Sanusi yang membangunkan Sabrang.
"iya pak Sabrang mandi"ujar Sabrang lalu bergegas ke bilik mandi yang ada dibelakang.
setelah mandi dan bersiap-siap Sabrang dan pak Sanusi berangkat ke menuju mushola desa, "pak gimana ceritanya ibu bisa hilang ?" tanya Sabrang.
"sebenarnya bapak sudah memiliki firasat tidak enak bersamaan dengan bapak mau pergi ke acara rutin nan karena bapak sudah janji Ama pak Kasim kepala desa, mau tidak mau bapak harus pergi setelah selesai acara rutin nan pintu rumah sudah terbuka, lalu bapak buru-buru kedalam mengeceknya dan ternyata ibu mu sudah tidak ada dikamar nya" ucap pak Sanusi dengan penuh penyesalan dan kesedihan.
"sudah pak nanti kita cari ibu bersama-sama" ujar Sabrang dengan lirih.
tak terasa mereka berdua telah sampai di mushola desa, setelah mengambil wudhu pak Sanusi dan Sabrang langsung menjadi makmum.
setelah selesai sholat subuh kami langsung di hampiri oleh beberapa warga, "pak kita cari kemana lagi Bu Susi, apakah kita akan cari ke hutan itu" ucap salah satu warga pada pak Sanusi.
"mau tidak mau harus begitu, jika kalian tidak mau biar saya saja yang mencari istri saya, saya juga mengucapkan banyak terimakasih pada bapak-bapak sekalian yang sudah mau membatu mencari istri saya..." ucap pak Sanusi yang di potong.
"gak bisa gitu dong, aku juga ikut jika kesana untuk mencari Bu Susi" potong pak Rohim lalu menghampiri pak Sanusi.
"Sabrang sudah pasti ikut pak" ucap Sabrang dengan lirih.
"aku juga ikut jangan tinggalkan aku" ucap Rendy yang datang tiba-tiba.
"loh Rend kok kamu kesini" ucap pak Rohim heran.
"iya pak ibu nyuruh Rendy menyusul bapak katanya lama banget" ucap Rendy lalu merangkul bahu Sabrang.
"sudah dong sab, gw bakal ada selalu di saat lu susah kita kan friend" ucap Rendy yang berusaha menghibur Sabrang.
"makasih Rend."
"kayak kita pas muda dulu ya" bisik pak Rohim pada pak Sanusi.
"iya"
**********
"pa kita bantu Sabrang ya" ucap Sarah pada pak Bram dengan wajah bersedih.
"nanti papa lapor polisi dan mencari alamat dimana desa Sabrang berada"
"gak usah pa nanti biar Sarah ke sekolah untuk mencari biodata Sabrang"
"ya sudah hati-hati" ucap pak Bram
*******
para warga yang siap membantu pak Sanusi kini sudah berkumpul bersama pak Kasim kepala desa, "sekali lagi saya ingatkan bahwa hutan itu bukanlah hutan sembarangan, jika kalian ingin ikut apakah siap jika nyawa kalian terancam" ucap pak Sanusi yang memperingatkan sekali lagi.
"k-kami..."
"tidak usah di lanjutkan saya paham, biarlah kami yang kesana mencari ibu Sabrang" ucap pak Sanusi.
"baiklah pak Sanusi, jika dalam hitungan 3hari bapak dan yang lainnya belum juga kembali kami akan menyusul bersama yang lainnya" ucap pak Kasim pada pak Sanusi,pak Rohim, Rendy dan Sabrang.
"baiklah pak Kasim, saya tidak menolaknya"
'sebelum kamu berangkat bacalah ayat 15 yang berisi sebotol air lalu tiupkan, itu akan berguna jika kalian di serah makhluk gaib' ucap kakek buyut melalui suara batin.
"bolehkah Sabrang meminta sebotol air" pinta Sabrang lalu pak Sanusi pergi ke dapur lalu membawa sebotol air 1liter.
Alif laamim, allahu laa ilaaha illallah huwal hayyul qoyyum
setelah membaca ayat 15 dan meniupkannya ke dalam botol berisi air Sabrang lalu menyuruh Rendy dan pak Rohim untuk meminumnya terlebih dulu disusul pak Sanusi dan terakhir Sabrang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
makin seru thor👍👍
2023-05-30
0
ESH
wah tau tau dah di atas kasur lagi
2023-04-12
0
ESH
wah keren tiba tiba udah ada di atas gunung aja
2023-04-12
0