setelah melaksanakan sholat magrib aku dan Rendy menuju ke rumah kyai Suryo, "wah Rend sebentar lagi lu bakal jadi jawara kampung hehehe." ucapku lalu menepuk bahu Rendy.
"ni anak merendah Mulu dah, gw sama kyai di ajarin beberapa gerakan yang memang cocok Ama gw tapi kalo buat diri sendiri itu udah lebih dari cukup." balas Rendy sambil mengacungkan jempol nya.
"tumben bijak ?, biasanya rada sengklek." ucapku lalu tertawa.
"ah sue lu."
*****
"assalamualaikum kyai." ucap kami berdua saat sampai di rumah kyai Suryo.
"waalaikumsalam, ayo silahkan masuk." ucap kyai Suryo lalu mempersilahkan kami masuk.
"kita langsung saja, nak Sabrang temani Rendy ya." ucap kyai Suryo padaku, lalu kami berdua berjalan menuju halaman belakang rumah.
"nak Rendy masuklah ke gentong itu." perintah kyai Suryo lalu Rendy membuka bajunya.
byurr
"itu kembang apa kyai ?." tanyaku pada kyai Suryo.
"oh itu kembang 7rupa, kalau Rendy kuat dia bisa pagi baru selesai jika gak kuat ya kau tau sendiri." ucap kyai Suryo padaku.
"terus lah berzikir dan terus amalkan ayat 15 itu saat kau menemani Rendy, aku yakin malam ini mungkin akan menjadi malam yang panjang untuk mu dan Rendy ini juga salah satu latihan untukmu." ucap kyai Suryo lagi.
"baik kyai."
"untukmu baca apa yang telah saya sampaikan kemarin dan teruslah minta perlindungan pada Allah SWT, semoga di lancarkan keinginan mu." ucap kyai Suryo pada Rendy lalu memasuki rumahnya.
"lebih baik lu mulai sekarang, pejamkan mata lu tetep konsentrasi dan hati lu tetep berzikir meminta perlindungan kepada Allah SWT." ucapku pada Rendy sebelum memulai ritualnya.
saat Rendy memulai ritualnya tiba-tiba hembusan angin semilir menerpa wajah Sabrang, makhluk-makhluk tak kasat mata mulai menampakkan dirinya,"astagfirullah." pekik ku lalu mulai membaca ayat kursi.
selang beberapa saat makhluk-makhluk itu menghilang dari pandangan Sabrang, "Alhamdulillah, pantas saja kyai Suryo menyuruhku menemaninya kalau tidak ritualnya akan gagal dan bisa-bisa Rendy di bawa ke alam lain." ucapku yang berpikir kemana-mana.
"cu istighfar lah dan fokus untuk menjaga temanmu." tiba-tiba suara misterius itu datang kembali.
"astagfirullah." ucapku dengan menepuk jidat dan mulai berzikir lagi.
saat aku sedang melantukan zikir tiba-tiba tawa yang memekikan telinga merusak fokus ku, "bacalah ayat 15 cu." setelah di posisi duduk bersila menghadap Rendy aku pun membaca ayat 15 itu hingga tawa itu benar-benar menghilang.
setelah tawa itu menghilang datang lagi sesok pocong warna warni, "astagfirullah, kalian ini pocong atau pelangi warna warni, hahaha." ucapku dengan tertawa lalu pocong-pocong itu tampak menyeringai padaku.
"lebih baik kalian pergi jangan ganggu kami." ucapku lalu membaca lagi ayat 15 hingga pocong-pocong itu menghilang.
malam yang mencekam semakin menjadi-jadi di saat tengah malam, sosok hitam tinggi bertaring menyeringai ke arahku, sosok perempuan dengan jari-jari kuku yang panjang dan tajam nampak tidak suka atas kehadiran ku.
auuuu
lolongan serigala menambah malam yang semakin mencekam, hujan tiba-tiba turun dengan sangat deras aku masih duduk bersila dan fokus untuk membaca ayat 15.
Rendy yang sudah menemukan fokusnya dari tadi hanya diam di gentong itu tanpa mendengar suara apapun dari luar, suara jangkrik saling menyapa di antara sunyi nya malam.
burung hantu bernyanyi di sinarnya rembulan malam, malam yang mencekam aku lewati dengan duduk bersila sambil berzikir meminta perlindungan kepada Allah SWT.
kyai Suryo keluar dari rumahnya lalu menepuk pundak ku sebanyak 3kali, "nak Sabrang tugasmu sudah selesai, sekarang adzan lah di telinga Rendy." perintah kyai Suryo padaku.
setelah mengumandangkan adzan di telinga Rendy, Rendy akhirnya membuka mata nya, "apakah sudah selesai sab." ucap Rendy dengan suara serak.
"nak Sabrang bawa Rendy kedalam." ucap kyai Suryo lalu aku membopong Rendy dan mengekor dari belakang.
"sudah taruh di sini saja." ucap kyai Suryo lalu Sabrang menaruh tubuh Rendy di kursi panjang ruang tengah.
"minum kan pada Rendy." ucap kyai Suryo padaku lalu memberikan secangkir air putih.
glek
setelah meminumkannya Rendy pun mulai sadar, "sab apakah gw berhasil ?." tanya Rendy yang masih lemas.
"sudah berhasil, besok kau sudah boleh memulai latihan mu lagi." ucap kyai Suryo pada Rendy.
"nah sekarang mulai perbaiki sikapmu ya bro ?." ucap ku lalu merangkul pundak Rendy.
"hehe siap." ucap Rendy dengan mengacungkan jempolnya.
"sudah lebih baik kalian pulang dan istirahat besok kalian kesini lagi dan latihan." ucap kyai Suryo pada kami, setelah itu kami pun pamit dan pulang.
****
"gw duluan ya." ucap Rendy padaku lalu melangkah mendahului ku.
"kenapa badanku terasa capek sekali, apa gara-gara tadi malam ya." gumam ku saat merasakan kelelahan yang luar biasa.
"cu itu karena kamu belum bisa mengontrol energi yang keluar dari dalam tubuhmu." ucap suara misterius itu yang membuat Sabrang kaget.
"siapa itu ?." ucapku lalu memasang kuda-kuda.
"cu suatu saat kita akan bertemu, jangan kaget seperti itu haha." ucap misterius itu lagi.
"sebenarnya siapa kau ?, kenapa memanggil ku dengan sebutan cu." ucapku lagi namun tidak ada balasan lagi.
"argh mungkin aku butuh istirahat sekarang." gumam ku lalu bergegas untuk pulang.
****
"assalamualaikum pak Bu, Sabrang pulang." teriakku lalu mencium tangan bapak dan ibuku.
"gimana nak lancar atau ada hambatan tadi malam ?." tanya bapakku.
"bukannya di suruh makan dan mandi dulu malah menanyakan hal seperti itu, Sabrang cepat mandi dan sarapan setelah itu istirahat ayo pak berangkat ke ladang." ucap ibu ku dengan sedikit nada tinggi.
aku pun hanya tersenyum melihat ibuku seperti itu bagaimana pun seorang ibu akan khawatir dengan anaknya, setelah aku mandi dan sarapan aku pun beranjak pergi ke kamarku dan merebahkan badan ku yang telah capek sekali.
tak terasa aku istirahat hingga sore menjelang petang, "jam berapa sekarang." gumam ku lalu melihat jam dinding yang ada di kamarku, saat melihat jam dinding menunjukkan pukul 17:21 Sabrang segera bangun dan bergegas mandi.
setelah selesai mandi bapak dan ibu sudah kembali dari ladang, "gimana nak kemarin ?, kelihatannya kayak kelelahan banget itu." ucap bapakku padaku.
"ah gak pp pak, udah tugas Sabrang buat menjaga Rendy dalam ritual itu kalau tidak di jaga bisa-bisa tubuh Rendy hilang karena tidak bisa mengontrol fokusnya dan akhirnya terjebak dalam permainan makhluk tak kasat mata." jelas ku pada bapak.
"ya sudah kalau begitu, jangan terlalu memaksa nak sesuatu yang di paksakan tidak akan berakhir baik." nasehat bapak padaku.
"iya pak makasih nasehatnya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
mantap .....thor
2023-05-30
0
Wong kam fung
lancar mak wk
2023-05-14
0
Anita
hah, baru tau ada pocong warna-warni, 🤣
2023-05-14
0