Gadis Luar Biasa
Malam tidak berbintang, kegelapan malam itu terasa mencekam, di puncak gedung pencakar langit delapan puluh lantai itu sesosok tubuh sempurna memandang di kejauhan. Dia berdiri di samping sebuah sepeda motor futuristik berwarna merah dengan dudukan rendah, sebuah motor hybrid yang bukan hanya bisa dipakai menjadi tunggangan biasa tetapi motor ini bisa digunakan dimana saja, baik darat, laut atau udara.
Motor ini juga diperlengkapi dengan persenjataan lengkap dan perisai perlindungan yang membuatnya tahan bukan hanya dari serangan peluru tajam tetapi juga terhadap serangan roket. Motor ini tidak menggunakan bensin tetapi menggunakan bahan bakar fusi nuklir.
Premium sudah tidak digunakan karena bahan bakar fosil sudah habis di masa itu, manusia sudah berhasil membuat fusi nuklir yang jauh lebih efesien daripada bensin atau gas.
Fusi tidak menghasilkan limbah radioaktif tingkat tinggi (fisi menghasilkan limbah tingkat tinggi) dan merupakan proses "bersih", karena tidak memancarkan CO2. Seolah itu tidak cukup, deuterium, salah satu sumber bahan bakar fusi, dapat diproduksi oleh air elektrolisis, yang berarti itu hampir tidak ada habisnya.
Untuk menghasilkan fusi, pertama-tama Anda harus mengubah bahan bakar hidrogen menjadi plasma dengan memisahkan elektron dari inti. Plasma ini perlu dibuat dalam ruang hampa dan dipanaskan hingga suhu lebih dari 100 juta derajat Celcius.
Eh ini bukan pelajaran fisika jadi tidak usah berlama-lama di sini ya.
Inti fusi itu tidak tersimpan di motor itu tetapi justru ada dalam gelang yang tertanam di dalam sebuah chip super komputer di tangan kanannya.
Pemilik tubuh itu adalah seorang gadis muda berusia sekitar tujuh belas tahun dengan tinggi badan seratus enam puluh tujuh centimeter, cukup tinggi untuk gadis pada umumnya. Namanya? sebenarnya dia tidak bernama, organisasi yang memilikinya memanggilnya A1.
Wajahnya cukup cantik meskipun tidak dapat dikatakan cantik sekali tetapi cukup untuk membuat para pria senang memandangnya berlama-lama tanpa bosan. Kulitnya putih mulus tanpa noda, senyuman seperti bulan sabit muncul di bibir merahnya.
Dia berkata singkat.
"Alexa".
Nama yang dipanggil ini menyahut entah darimana karena tidak ada sosok yang tampak di sekitarnya.
"Ya nona".
Alexa ini adalah asisten virtual atau biasa disebut AI, ini singkatan dari
artificial intelligence merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan sistem komputer, perangkat lunak, untuk “berpikir” secara cerdas layaknya manusia.
Alexa ini terhubung dengan otaknya jadi dia langsung mengerti apa yang diinginkan oleh gadis ini, Alexa adalah satu-satunya sahabatnya, gadis ini tidak punya ingatan masa lalunya. Dia adalah sebuah robot android, seharusnya tidak punya ingatan apa-apa karena robot dirakit dari material bukan dilahirkan tetapi setelah satu kecelakaan yang dialaminya baru-baru ini, dimana sebuah pecahan proyektil roket menembus kepalanya.
Meskipun pecahan itu sudah diambil dan lukanya juga sudah membaik tetapi entah kenapa, sebuah ingatan mulai terbentuk di kepalanya, kadang itu menimbulkan rasa pusing yang hebat. Seharusnya sebagai sebuah robot, dia tidak bisa merasakan pusing atau sakit tetapi dia benar-benar merasakannya.
Gadis A1 itu merasa kebingungan tetapi dia tidak pernah mengutarakan hal ini kepada siapapun, hanya dirinya dan Alexa yang tahu tetapi itu tidak dipikirkannya saat ini. Dia harus fokus menghadapi situasi yang akan terjadi sesaat lagi.
Alexa ini berdiam dalam chip super komputer yang ditanam di bawah permukaan kulit tangan kanan gadis itu. Chip itu berfungsi sebagai handphone generasi ke enam yang bisa menampilkan gambar virtual, video, juga untuk menampilkan fungsi sebuah komputer.
Di jari tangannya ada sebuah cincin ruang yang berfungsi untuk menyimpan peralatan, senjata, bahan makanan dan juga sebagai garasi motornya. Meskipun dia adalah sebuah robot tetapi tubuhnya seperti tubuh manusia biasa.
Gadis A1 itu bukan hanya ditugaskan untuk melakukan pembunuhan tetapi dia juga sering mendapatkan tugas untuk melindungi orang-orang penting bahkan kadang juga melindungi sambil mengasuh anak, tentu bukan sembarang anak, itu biasanya anak tokoh penting atau kepala negara.
Biaya untuk menggunakan jasanya sangat mahal tidak terjangkau untuk kebanyakan orang. Organisasi yang diikutinya juga bukan sebuah organisasi jasa pelayanan yang biasa, organisasi itu bersifat sangat rahasia dan hanya orang-orang tertentu yang dapat berhubungan dengan organisasi ini.
Gadis A1 ini hanya salah satu dari sekian robot android yang dimiliki oleh organisasi itu tetapi dia memang robot terbaik dan tercanggih dari generasinya, mereka dibuat dengan biaya yang sangat mahal yang mungkin bisa digunakan untuk membangun sebuah kota.
Gadis itu menaiki motornya dan dengan dengungan lembut motor itu melesat ke udara di depannya, jatuh dengan kecepatan yang sangat tinggi yang akan membuat orang gemetar ketakutan tetapi wajah itu tetap tenang seperti biasanya, dia menarik tuas motornya, motor itu terangkat sedikit kemudian melaju ke depan.
Di hadapannya sudah berdiri beberapa robot humanoid, mereka melayang di udara. Robot-robot itu menembakkan berapa roket kecil ke arahnya, Dia mengaktifkan perisai motornya dan membalas menembak mereka.
ilustrasi robot humanoid
Dua buah robot jatuh tetapi yang lain sudah menyerangnya kembali, dia meliuk-liuk di udara dengan motornya menghindari tembakan itu. Mengisi kembali senjata lasernya, motornya naik membuat gerakan hiperbola, muncul dari belakang robot itu dan menembak kepalanya, sebuah robot lagi jatuh.
Tiga robot yang tersisa menembakinya kembali kali ini dengan senjata laser tetapi dengan cekatan dia menghindari semua tembakan itu. Dengan perintah dalam pikirannya, motor itu lenyap kembali ke gelang penyimpanannya. Ditangannya muncul sebuah light saber, dia segera menyerbu kepada tiga robot tersisa di depannya dan menebaskan pedang cahayanya ke tubuh mereka.
Robot-robot itu juga mengeluarkan light saber, mereka mengepungnya dan seperti seorang ahli beladiri, robot-robot itu menyerangnya. Ternyata mereka juga cukup cekatan menggunakan pedang cahaya itu.
Benturan pedang cahaya itu mengeluarkan suara mendesis dan pedang cahaya yang memancarkan cahaya kebiruan dan kemerahan itu menampilkan selang seling cahaya yang indah di langit malam itu, mungkin kalau ada orang yang melihatnya dari kejauhan, mereka akan mengira itu adalah suatu pertunjukan kembang api.
Tidak berapa lama pertempuran itu berakhir, tiga robot tersisa jatuh, gadis itu menunggu dan tidak ada lagi robot yang lain muncul lagi, dia menyimpan pedangnya dan motornya muncul kembali di hadapannya, dia menaiki motor itu kembali dan terbang ke arah barat.
Memasuki sebuah apartemen bertingkat yang tampak biasa saja dari luar, gadis A1 berjalan menuju lift dan dia naik ke lantai tujuh, seorang pemuda yang sudah berada dalam lift menyapa dengan sopan.
"Baru pulang kerja kah nona, larut sekali baru pulang".
Pemuda itu tetangga di apartemen itu satu lantai dengannya tetapi dia ada di nomor 707, pemuda itu di kamar 720, ruangan kamar paling pojok.
Gadis A1 mengangguk sebagai balasan sapaan pemuda itu tetapi dia tetap diam saja, pemuda itu tampak sudah terbiasa dengan tanggapan itu, membalas anggukannya dengan sebuah senyuman. Gadis ini memang misterius, dia sudah bertetangga dengannya selama enam bulan tetapi sampai hari itu, dia belum juga berhasil membuat gadis itu bicara kepadanya.
Pemuda ini tahu bahwa gadis itu tidak bisu karena saat melewati kamarnya, dia pernah mendengar gadis ini menyanyi, suaranya juga cukup bagus dan dia cukup terhibur waktu mendengarnya sehingga dia sempat berdiam sejenak di depan pintu kamar gadis itu untuk lebih banyak mendengarkan suaranya tetapi sayangnya saat dia berhenti di depan pintu, suara nyanyian itu juga berhenti seolah gadis itu tahu ada seorang yang sedang mendengarkan nyanyiannya dan dia merasa malu untuk melanjutkannya.
Mulanya pemuda itu berpikir bahwa gadis itu masih sekolah tetapi dia tidak pernah melihat gadis itu pergi pagi di jam anak sekolah, jam kepergiannnya tidak tentu, kadang pagi, kadang siang, kadang malam juga. Sedikit banyak pemuda ini tertarik dengannya sehingga dia sering memperhatikan aktivitasnya tetapi sampai saat itu tidak ada kemajuan dalam upayanya untuk berkenalan dengan gadis itu.
"Ting"
Pintu lift itu terbuka, gadis itu mengangguk kepada pemuda itu lalu melangkahkan kakinya untuk keluar lift menuju ke kamarnya, pemuda itu mengikutinya dari belakang. Seperti biasa jika kebetulan mereka bertemu di dalam lift, pemuda itu sudah cukup puas hanya bisa melihat punggungnya dari belakang, dia melihat gadis itu dengan cepat melangkahkan kakinya sebelum kemudian memasuki pintu kamarnya dan menutupnya di depan pemuda itu yang melihatnya dengan rasa kecewa karena lagi-lagi, dia tidak punya keberanian untuk menyapanya.
Kalau pemuda itu masuk ke kamarnya tentu dia pasti akan terheran-heran karena selain ranjang dan sebuah meja, tidak ada perabotan lain di kamar itu, tidak ada lemari pakaian seperti yang biasa dimiliki seorang gadis untuk menyimpan barang-barang.
Gadis A1 itu hanya menggerakkan sedikit anggota badannya, pakaiannya segera menghilang dari tubuhnya, dia melangkahkan kakinya ke kamar mandi, menyalakan air panas di shower, menyirami tubuhnya dengan kehangatan air shower itu.
Berlama-lama di kamar mandi dibawah guyuran air hangat, itu membuatnya merasa nyaman, berapa hari ini potongan-potongan ingatan mulai terfragmentasi dalam pikirannya. Dia melihat dalam ingatannya, ada seorang anak gadis kecil yang berlarian dengan gembira menyambut kedatangan ibunya.
Ibu itu menyambut anak gadis itu dalam pelukannya kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi dan mencium pipinya. Menurunkan tangannya, ibu itu menggendong anak gadis kecil itu dan memberikan manisan untuk dia makan.
Di lain waktu, dia melihat seorang laki-laki merebut anak gadis kecil itu dari ibunya, tanpa rasa belas kasihan, laki-laki itu menendang tubuh ibu itu pada waktu dia berusaha untuk merebut anak gadis kecil itu kembali dari tangan laki-laki itu. Tubuh ibu itu mengejang sesaat kemudian terdiam.
Anak gadis kecil itu menggigit tangan laki-laki itu yang membuat gadis kecil itu terlepas dari pegangannya, anak gadis itu berlari kepada ibunya, berteriak-teriak sambil menangis memanggilnya.
"Ibu, ibu bangun ibu".
Tetapi ibunya tetap terdiam, laki-laki itu kembali mengambil gadis kecil itu dan menggendongnya, gadis kecil itu kembali mengulangi upayanya untuk menggigit tangan laki-laki itu tetapi laki-laki itu memukul lehernya dan membuatnya pingsan
"Ibu".
Gadis A1 menangis, air mata keluar dari sudut matanya yang indah. Merasakan rasa asin air matanya, gadis A1 itu tersentak, dia tidak pernah menangis, apakah robot bisa menangis atau mungkinkah dia bukan hanya sebuah robot, apakah dia juga manusia. Apakah perempuan yang dia lihat itu adalah ibunya dan anak gadis kecil itu adalah dirinya, apakah dia merupakan korban penculikan dan apakah ibunya terbunuh karena dirinya.
Pikiran itu menakutkan dirinya, dia cepat mematikan shower, mengeringkan tubuhnya dengan cepat, dia keluar dari kamar mandi.
"Set".
Sebuah baju tidur sudah membungkus dirinya. Alih-alih berusaha untuk tidur, apakah dia butuh tidur tetapi selama ini dia memang selalu tidur di malam hari meskipun dia bisa saja berjaga-jaga sepanjang malam tanpa mengantuk. Dia memang memiliki kebiasaan untuk tidur malam selama lima sampai delapan jam.
Pikiran ini kembali menghujam otaknya, robot tidak butuh tidur tetapi kenapa dia!. "Ah", baru terpikirkan juga olehnya, berapa rekan robot androidnya juga tidur di malam hari hanya sebelum kecelakaan itu dia tidak pernah bermimpi tetapi akhir-akhir ini dia mulai bermimpi.
Robot tidak mungkin bermimpi, dia tidak punya perasaan, bagaimana dia bisa bermimpi.
Pertanyaan-pertanyaan ini membingungkannya, apa dia harus bertanya kepada pimpinannya tetapi apakah itu hal yang benar untuk dilakukan.
Mungkin Alexa punya jawaban untuknya.
"Alexa, apakah kamu memiliki memori tentang diriku sebelum aku diciptakan".
Alexa terdiam sejenak, memproses pertanyaan itu sebelum menjawab.
"Tidak nona, perangkatku ditanam setelah nona terbentuk seperti ini, jadi aku tidak mencatat apapun sebelumnya. Memoriku hanya berjalan setelah aku ditanam dalam tubuhmu tetapi aku memang melihat ada fragmen ingatan dalam pikiranmu".
"Alexa apakah mungkin kalau aku bukan hanya robot tetapi juga seorang manusia".
Gadis A1 melanjutkan dugaannya.
"Itu ada kemungkinan nona karena selain mesin-mesin canggih yang tertanam dalam tubuhmu sebenarnya tubuhmu tidak berbeda dengan manusia biasa, aku bisa melihat organ-organ dalam tubuhmu sama dengan apa yang kulihat di buku-buku biologi".
"Hanya tubuhmu memang berbeda dengan orang biasa karena tubuhmu memiliki kekuatan dan kecakapan yang sangat tinggi bahkan tubuhmu juga bisa meregenerasi sel dengan cepat saat kamu terluka".
Tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari percakapannya dengan Alexa, gadis A1 hanya bisa menahan dirinya untuk tidak memikirkannya lagi. Pelan-pelan saja, langkah demi langkah, mungkin suatu kali dia akan mendapatkan kembali ingatannya secara utuh.
Tidak mau lagi memaksakan dirinya untuk memikirkan hal itu lagi, dia naik ke atas ranjangnya dan dengan menjentikkan jari, dia mematikan lampu di ruangan itu.
"Alexa, selamat malam".
"Selamat malam nona".
Gadis A1 itu segera tenggelam dalam tidurnya, sepanjang malam tubuhnya terus bergerak -gerak dengan gelisah, rupanya dia tetap terganggu dengan mimpi-mimpi buruk yang terus menghantuinya.
Di suatu tempat menatap layar monitor, seorang laki-laki menatap layar itu dengan resah, rupanya ada video pengawasan yang ditempatkan di apartemen gadis A1 sehingga semua tingkah-lakunya di rumah itu terlihat oleh orang yang berjaga di depan monitor itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
IndraAsya
👣👣👣
2024-02-14
0
IndraAsya
jejak 🐾
2023-06-15
1
Reswi Ani
thor apakah reaksi kimiawi yg anda tuliskan di novel ini betul atau sekedar karangan anda?
2023-04-14
2