Saat tuan Long sudah bangun dari pingsannya, dia melihat bayi A1 itu sedang duduk makan di pangkuan ibunya, mulutnya penuh dengan makanan sementara ibunya menyuapinya dengan sabar, tangan kanan bayi kecil itu memegang sebuah stik paha ayam bakar.
Tuan Long pingsan lagi. Bayi apa itu, kenapa tidak minum susu seperti bayi yang normal saja, kenapa suka bikin ayahnya jantungan. Bayi itu melirik papanya yang jatuh pingsan lagi, dia bergumam.
"Ah papa terlalu lemah".
"Ya nak, papamu itu memang punya jantung yang lemah".
Jawab mamanya sambil terus menyuapi anak bayinya. Anak ini punya nafsu makan yang besar, tidak cukup dua mangkuk susu domba dia habiskan, bahkan dia sudah makan satu ekor ayam bakar sendirian.
Kali ini bukan hanya anak nomor lima ada di sana tetapi juga saudara keempat, dua orang isteri muda ayahnya dan kepala pelayan ada di sana, berbeda dengan tuan Long, kelima orang ini meskipun mereka juga terkejut pada awalnya, mereka bisa menerima keanehan itu dengan menyebutnya sebagai keajaiban.
Menyelesaikan makanannya, bayi kecil ini bersendawa dengan puas dan dia tidur lagi di atas pangkuan ibunya. Nyonya Long tidak lagi merasa lemah, malah dia merasa tubuh fisiknya menjadi lebih kuat setelah melahirkan bayinya.
Nyonya Long meletakkan bayinya ke dalam ranjangnya sendiri, dia menunggu suaminya bangun, kemudian dia mengajak suaminya yang masih linglung untuk makan bersama. Tuan Long berpikir bahwa mungkin dia bermimpi, besok kalau bangun, semua akan normal kembali. Setelah makan dia langsung naik ke tempat tidurnya tanpa mengganti pakaiannya lagi.
Malam yang seperti biasa tapi kali ini menjadi malam yang melegakan bagi nyonya Long, biasanya dia mengalami kesulitan untuk tidur sepanjang kehamilannya. Malam ini bukan hanya dia bisa tidur nyenyak, semua keluhan dalam tubuhnya juga lenyap, dia tidur sambil memeluk anaknya di sampingnya.
Sebentar saja dia sudah tertidur lelap, keduanya menimbulkan suara harmoni dalam dengkuran mereka sampai pagi hari. Nyonya Long bangun dengan rasa berat diatas tubuhnya, anak bayinya entah kapan sudah pindah dari sampingnya, tertelungkup di atas perutnya dengan tangan kaki terentang seperti sedang dalam posisi berenang gaya katak.
Dengan hati-hati, nyonya Long mencoba untuk memindahkan tubuh anaknya ke sampingnya kembali tetapi seperti gurita, anak bayi itu memegang bajunya dengan erat seperti takut akan kehilangan dirinya, jadi nyonya Long mengurungkan niatnya dan menunggu sampai anak itu terbangun.
Dia heran baru semalam tetapi bayi itu sudah bisa tidur tertelungkup dan kapan dia naik ke atas tubuhnya, bukankah itu terlalu cepat tetapi mengingat bagaimana anak bayi itu semalam sudah berbicara kepadanya, dia tidak lagi merasa heran dengannya.
Tuan Long bangun tidur dengan perasaan berat di kepalanya, dia berpikir apa mungkin dia bermimpi tadi malam, bayinya sudah mati. Tidak mungkin bayi itu hidup lagi, bukan hanya hidup tetapi juga berbicara, sudah bisa makan nasi bahkan menghabiskan ayam bakar atau mungkin monster atau hantu sudah merasuki mayat bayinya.
Kalau memang benar seperti itu, dia harus memanggil pendeta Tao untuk mengusir hantu itu agar isterinya bisa kembali normal, tanpa mencuci mukanya lagi, tuan Long memanggil bidan yang menangani kelahiran bayinya semalam.
Bidan itu datang dengan tergesa-gesa, semalam pada waktu dia diminta keluar bersama yang lainnya, dia segera pulang ke rumahnya, jadi dia tidak tahu dengan kejadian sesudahnya.
"Nyonya Meng, semalam apakah bayinya benar-benar sudah mati".
"Benar tuan, maafkan aku tidak bisa menyelamatkannya karena dia sudah mati saat keluar dari kandungan".
"Tapi bayi itu tidak mati, setelah kamu pergi, aku melihat bayi itu hidup dalam gendongan nyonya Long ".
"Hi.... hidup, apa tuan Long tidak bermimpi, aku sudah tiga puluh tahun menjadi bidan, aku bisa bedakan bayi yang mati dan yang masih hidup "
Bidan itu menyangkal perkataan tuan Long.
"Jangan mengolok-olokku tuan, aku sudah pastikan bayi itu telah mati".
Kata-kata itu muncul dalam pikirannya. Tuan Long melihat bahwa bidan itu bersikukuh dengan pendapatnya, dia tidak berbicara lagi tetapi mengajak bidan itu ke kamar isterinya.
Saat mereka tiba di depan kamar itu, mereka mendengar tawa riang dari kamar itu. Tuan Long mengetuk pintu itu baru membukanya, pintu itu tidak terkunci.
Kali ini tuan Long tidak pingsan lagi, sebaliknya...
"Brugh"
Bidan yang berdiri di belakang tuan Long yang jatuh pingsan saat melihat bayi yang dia kira sudah mati itu tertawa terkikik saat ibunya mengayunkan tubuhnya ke udara, kemudian menangkapnya lagi. Sepertinya dia senang dengan permainan itu.
Tuan Long bergidik, dia masih belum sepenuhnya bisa menerima kondisi anaknya, oke, bayi itu hidup kembali, banyak kejadian seperti itu tapi bagaimana dia bisa diayunkan seperti itu, bukankah tubuhnya masih lemah.
Anak itu tertawa-tawa, terlihat begitu senang dengan permainan itu, diayun dan dilemparkan ke udara berulang-ulang, dia sangat menikmatinya. Tuan Long memperhatikan tubuh anaknya dari dekat, dia tidak melihat ada keanehan, tubuhnya normal saja seperti bayi yang lain, kecuali hanya dia bisa berbicara, oh tidak! nafsu makannya juga bukanlah hal yang normal untuk bayi seusianya.
Bidan itu terbangun dengan lemah, dia menguatkan dirinya untuk melihat bayi itu dari dekat, seperti tuan Long dia juga merasa bayi itu normal saja, hanya tadi dia terkejut karena melihat bayi yang baru berumur sehari itu sudah senang main lemparan seperti itu.
Ibunya juga gila, masak bayi kecil itu dilemparkan ke udara seperti itu, kalau sampai tidak tertangkap tangan, jadi apa dia. Bayi itu yang sudah ada dalam gendongan ibunya, tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigi putih yang mungil kepada bidan itu dan berkata.
"Terimakasih nyonya Meng, sudah menolong persalinanku tadi malam"
"Sama-sama ".
Baru menjawab, nyonya Meng baru tersadar, bayi itu sudah punya gigi yang lengkap dan berbicara kepadanya.
"Brugh"
Bidan itu jatuh pingsan lagi, tuan Long memerintahkan kepada pengawal yang berjaga di pintu depan untuk mengangkat tubuh bidan itu dan mengantar nyonya Meng pulang ke rumahnya.
Tuan Long memperhatikan bayinya, dia menggendongnya sambil terus memperhatikan anak yang digendongnya. Selain punya gigi dan bisa bicara, anak ini ternyata baru bisa merangkak dan belum bisa berjalan.
"Papa"
Anak itu berkata dengan polosnya kepada tuan Long, hati tuan Long langsung mencelos, dia tidak perduli lagi apakah ada monster atau hantu yang merasuki tubuh bayinya sehingga bayinya hidup kembali. Mendengar anak itu memanggilnya "papa", hatinya langsung menjadi hangat.
Ini anak yang sangat dirindukan oleh isterinya, sudah lama dia tidak melihat isterinya berbahagia seperti itu, buatnya itu yang paling penting. Apakah bayi ini dirasuk oleh monster atau hantu, itu bisa diselidiki nanti, yang penting isterinya sudah bisa tertawa lagi.
Tuan Long sebenarnya tidak mau menikah lagi walaupun istrinya tidak punya anak tapi dia adalah ketua Klan, ibunya yang mendesaknya untuk menikah lagi karena biasa saja di jaman itu laki-laki punya beberapa orang isteri dan merupakan aib kalau seorang isteri tidak memiliki anak seorangpun.
Dia juga berbahagia karena isterinya tidak akan menderita penghinaan karena hal itu lagi. Tuan Long memerintahkan semua orang di tempat kediamannya untuk merahasiakan kematian dan kebangkitan bayinya dari kematian.
Bidan Meng juga dibayarnya dengan banyak uang agar merahasiakan hal itu, tuan Long tidak mau orang akan menganggap anaknya monster.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
@de_@c!h
tuan long...tuan long blangnya terpaksa nkah lgi krna ibu nya tpi ko nkah gie ampe punya 2 selir dan punya 5 anak....tuch bkan terpaksa tpi doyan...😁
2023-04-06
5