Cinta Dua Benua

Cinta Dua Benua

Prolog

"Ada satu bunga yang mekar berbeda dengan lainnya, ,,sampai saat ini aku belum tau apa nama bunga itu dan kenapa aku begitu tertarik ingin mengambilnya

Dia adalah….”

“Pemandangan langit biru lagi- lagi kulihat, entah berapa lama perjalanan yang harus ku lalui. Berpindah kota, berpindah negara, bahkan harus menyesuaikan lingkungan. “

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kim Tae hyung mengambil earphonenya, ia mendengarkan music dengan cukup keras agar tidak mendengar suara yang dianggap mengganngu. Saat ini ia dan keluarganya sedang perjalan menuju HOKKAIDO. Keluarganya harus migrasi karena ayahnya mendapatkan lahan yang bagus untuk pertaniannya.

“ Tae ini makan siangmu.” Ucap ibunya dengan memberikan sekotak makanan yang dibeli di pesawat. Karena Tae Hyung tidak menyahut, ibunya akhirnya berdiri dan menepuk pundaknya.

“Cepatlah makan. Jangan terlalu keras mendengarkan music, telingamu akan sakit nantinya.” Ibunya memberikan perhatian pada putra semata wayangnya.

“Baiklah.” Balas Tae Hyung dengan singkat kemudian membuka makanannya. Makan makanan instan sebenarnya ia sudah bosan. Tae Hyung ingin sekali makan masakan ibunya, tapi kedua orang tuanya sangat sibuk dalam pekerjaannya.

Kim Taehyung saat ini berusia enam belas tahun, kepindahannya kali ini tentu saja harus membuat Taehyung pindah sekolah. Tapi sedihnya ia harus mengulang di kelas pertama, karena perbedaan bahasa, budaya sangat tidak mudah jika ia harus duduk di kelas dua.

Satu jam telah berlalu, perjalan yang membosankan ini akhirnya telah selesai. Mereka sudah sampai di bandara, ayahnya memesan taxi untuk perjalanan selanjutnya.

“Jangan lupa bawaanmu Tae.” Ayah Taehyung memberikan tas jinjing miliknya yang hampir tertinggal.

“Baiklah.” Deengan malasnya ia merima ta situ kemudian memasukkan semua barang- barangnya di bagasi.

Perjalan ke tempat tinggalnya membutuhkan waktu selama setengah jam, entah mengapa kali ini Taehyung tertarik dengan pemandangan di sepanjang jalan. Hamparan persawahan yang luas mengingatkan Taehyung pada kota kelahirannya. Yakni di Daegu, Korea Selatan.

“Amazing .” ucapnya Taehyung dari dalam hati. Ia mengambil ponselnya kemudian mengabadikan dalam kamera ponselnya.

“Tae, kau sudah kudaftarkan di SMA yang tak jauh dari sini. Persiapkan dirimu besok hari senin sudah mulai belajar.”

“HUMMM.” Ucap Tae dengan berdehem.

“Kau pasti biasa melakukannya, bukankah kau sudah selesai khursus Bahasa jepang selama tiga bulan? Omma (ibu) percaya kau pasti akan bias beradaptasi dengan teman-teman barumu.” Ibunya memengang tangan Taehyung untuk memberikan semangat. Tapi untuk adaptasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, baru saja ia mendapat teman-teman yang kota Seoul dan sekarang ia harus pergi beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Jepang yang ia dengar merupakan negara yang individualis, ia tak bisa memastikan apakah bisa semudah itu mendapat teman. Setidaknya ia biradaptasi dengan baik sudah lebih darii cukup.

Perjalanan selama 30 menit sudah terlewati dengan baik, ia melhat sekeliling rumah barunya. Sangat luas, bahkan ada pohon cherry blossom yang berada di halaman depan rumahnya.

“Ku harap kau menyukai rumah barumu.” Ayahnya menepuk pundak Taehyung dan mengajaknya masuk kedalam rumah.

Kamar miliknya serasa sangat luas bahkan hampir tiga kali saat di apartemen Seoul, tanpa basa basi Taehyung menata barang-barangnya yang tidak terlalu banyak.

“Taehyung kau mau kemana?’ tanya ibunya saat melihat Taehyung akan keluar dari rumah.

“Aku hanya ingin berjalan-jalan.” Ucap Taehyung dengan singkat lalu memakai sweater yang tidak terlalu tebal.

“Pastikan ponselmu tetap aktif, dan pulanglah sebelum makan malam..!!!!” Ibunya setengah berteriak mengingatkan Taehyung karena ia sudah keluar dari rumahnya.

“Pasti sulit baginya.” Ucap ayah Taehyung menatpat kepergian anaknya. Karena pekerjaannya, ia harus mengorbankan sekolah anaknya yang juga ikut berpindah-pindah. Ayahnya memiliki usaha pertanian, tiga bulan lalu ada seorang investor yang menawarkan kerja sama dengan Tuan Kim (ayah Taehyung). Tapi kerjasamanya tidak berjalan dengan baik. Hingga akhirnya tuan Kim memutuskan untuk membeli sawah di negara Jepang dan kembali bekerja sebagai petani.

Sistem pertanian di Jepang sangat bagus dan modern, sehingga hasil panennya bisa di impor di luar negeri. Tuan Kim juga mempunyai saudara yang bekerja di Jepang, jadi bisa saling membantu. Walaupun tidak bekerja di bidang yang sama.

“Ku harap ini kepindahan yang terakhir.” Ibu Taehyung mengusap pundak suaminya untuk membuatnya tenang. Memang tak mudah juga bagi suaminya tapi ia sebagai istri harus mendukung keputusan suaminya.

Disepanjang jalan yang dilewati terdapat hamparan pohon padi yang sangat luas.

Taehyung merasa sedikit tenang karena setidaknya ia tak perlu melihat macetnya kendaraan seperti di kota sebelumnya. Kakinya terus berjalan hingga menuju ke sebuah taman. Taehyung melihat banyak anak kecil dan orang tua disana.

“Sangat menyenangkan, andai saja aku bisa seperti mereka.” Gumam Taehyung dengan pelan sambil melihat kearah dua anak kecil yang sedang berlari-lari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!