"Ada satu bunga yang mekar berbeda dengan lainnya, ,,sampai saat ini aku belum tau apa nama bunga itu dan kenapa aku begitu tertarik ingin mengambilnya
Dia adalah….”
“Pemandangan langit biru lagi- lagi kulihat, entah berapa lama perjalanan yang harus ku lalui. Berpindah kota, berpindah negara, bahkan harus menyesuaikan lingkungan. “
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kim Tae hyung mengambil earphonenya, ia mendengarkan music dengan cukup keras agar tidak mendengar suara yang dianggap mengganngu. Saat ini ia dan keluarganya sedang perjalan menuju HOKKAIDO. Keluarganya harus migrasi karena ayahnya mendapatkan lahan yang bagus untuk pertaniannya.
“ Tae ini makan siangmu.” Ucap ibunya dengan memberikan sekotak makanan yang dibeli di pesawat. Karena Tae Hyung tidak menyahut, ibunya akhirnya berdiri dan menepuk pundaknya.
“Cepatlah makan. Jangan terlalu keras mendengarkan music, telingamu akan sakit nantinya.” Ibunya memberikan perhatian pada putra semata wayangnya.
“Baiklah.” Balas Tae Hyung dengan singkat kemudian membuka makanannya. Makan makanan instan sebenarnya ia sudah bosan. Tae Hyung ingin sekali makan masakan ibunya, tapi kedua orang tuanya sangat sibuk dalam pekerjaannya.
Kim Taehyung saat ini berusia enam belas tahun, kepindahannya kali ini tentu saja harus membuat Taehyung pindah sekolah. Tapi sedihnya ia harus mengulang di kelas pertama, karena perbedaan bahasa, budaya sangat tidak mudah jika ia harus duduk di kelas dua.
Satu jam telah berlalu, perjalan yang membosankan ini akhirnya telah selesai. Mereka sudah sampai di bandara, ayahnya memesan taxi untuk perjalanan selanjutnya.
“Jangan lupa bawaanmu Tae.” Ayah Taehyung memberikan tas jinjing miliknya yang hampir tertinggal.
“Baiklah.” Deengan malasnya ia merima ta situ kemudian memasukkan semua barang- barangnya di bagasi.
Perjalan ke tempat tinggalnya membutuhkan waktu selama setengah jam, entah mengapa kali ini Taehyung tertarik dengan pemandangan di sepanjang jalan. Hamparan persawahan yang luas mengingatkan Taehyung pada kota kelahirannya. Yakni di Daegu, Korea Selatan.
“Amazing .” ucapnya Taehyung dari dalam hati. Ia mengambil ponselnya kemudian mengabadikan dalam kamera ponselnya.
“Tae, kau sudah kudaftarkan di SMA yang tak jauh dari sini. Persiapkan dirimu besok hari senin sudah mulai belajar.”
“HUMMM.” Ucap Tae dengan berdehem.
“Kau pasti biasa melakukannya, bukankah kau sudah selesai khursus Bahasa jepang selama tiga bulan? Omma (ibu) percaya kau pasti akan bias beradaptasi dengan teman-teman barumu.” Ibunya memengang tangan Taehyung untuk memberikan semangat. Tapi untuk adaptasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, baru saja ia mendapat teman-teman yang kota Seoul dan sekarang ia harus pergi beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Jepang yang ia dengar merupakan negara yang individualis, ia tak bisa memastikan apakah bisa semudah itu mendapat teman. Setidaknya ia biradaptasi dengan baik sudah lebih darii cukup.
Perjalanan selama 30 menit sudah terlewati dengan baik, ia melhat sekeliling rumah barunya. Sangat luas, bahkan ada pohon cherry blossom yang berada di halaman depan rumahnya.
“Ku harap kau menyukai rumah barumu.” Ayahnya menepuk pundak Taehyung dan mengajaknya masuk kedalam rumah.
Kamar miliknya serasa sangat luas bahkan hampir tiga kali saat di apartemen Seoul, tanpa basa basi Taehyung menata barang-barangnya yang tidak terlalu banyak.
“Taehyung kau mau kemana?’ tanya ibunya saat melihat Taehyung akan keluar dari rumah.
“Aku hanya ingin berjalan-jalan.” Ucap Taehyung dengan singkat lalu memakai sweater yang tidak terlalu tebal.
“Pastikan ponselmu tetap aktif, dan pulanglah sebelum makan malam..!!!!” Ibunya setengah berteriak mengingatkan Taehyung karena ia sudah keluar dari rumahnya.
“Pasti sulit baginya.” Ucap ayah Taehyung menatpat kepergian anaknya. Karena pekerjaannya, ia harus mengorbankan sekolah anaknya yang juga ikut berpindah-pindah. Ayahnya memiliki usaha pertanian, tiga bulan lalu ada seorang investor yang menawarkan kerja sama dengan Tuan Kim (ayah Taehyung). Tapi kerjasamanya tidak berjalan dengan baik. Hingga akhirnya tuan Kim memutuskan untuk membeli sawah di negara Jepang dan kembali bekerja sebagai petani.
Sistem pertanian di Jepang sangat bagus dan modern, sehingga hasil panennya bisa di impor di luar negeri. Tuan Kim juga mempunyai saudara yang bekerja di Jepang, jadi bisa saling membantu. Walaupun tidak bekerja di bidang yang sama.
“Ku harap ini kepindahan yang terakhir.” Ibu Taehyung mengusap pundak suaminya untuk membuatnya tenang. Memang tak mudah juga bagi suaminya tapi ia sebagai istri harus mendukung keputusan suaminya.
Disepanjang jalan yang dilewati terdapat hamparan pohon padi yang sangat luas.
Taehyung merasa sedikit tenang karena setidaknya ia tak perlu melihat macetnya kendaraan seperti di kota sebelumnya. Kakinya terus berjalan hingga menuju ke sebuah taman. Taehyung melihat banyak anak kecil dan orang tua disana.
“Sangat menyenangkan, andai saja aku bisa seperti mereka.” Gumam Taehyung dengan pelan sambil melihat kearah dua anak kecil yang sedang berlari-lari.
“ANOO…. Kau baru saja menginjak bunga yang sedang ku tanam.” Ucap seorang perempuan yang membuat Tehyung terkejut.
“ Mianheyo (maaf /dalam Bahasa korea).”
“EHHHHH..” Perempuan itu bingung dengan yang diucapkan Taehyung.
“SORRY.” Ucap Taehyung pada akhirnya. Taehyung memang sudah bisa berbahasa Jepang, hanya saja ia masih malu untuk mengunakannya.
Lagipula ia belum berniat untuk berkenalan dengan siapapun hari ini. Taehyung hanya ingin berjalan-jalan melepaskan kebosanan di rumah.
“EHHH, No matter (tidak apa-apa).” Tanpa banyak yang dikatakan perempuan dengan seragam SMA lalu pergi meninggalkanya.
Taehyung berjongkok dan mengambil bunga yang baru saja ia injak, ia merasa bersalah karena merusak tanaman yang baru saja ditanam. Meskipun tidak tahu jenis bunga apa yang ditanam gadis itu, Taehyung merapikan kembali dan menyiramnya.
Hari sudah hampir petang dan angin yang berhembus membuat tubuh Taehyung kedinginan. Ia memutuskan untuk pulang sesuai apa yang dikatakan pada ibunya.
“Aku pulang…” Ucap Tehyung saat tiba dirumahnya.
“Okaeri ( selamat datang).” Balas ibunya yang sedang menyiapkan makan malam.
“Taehyung-ssi, kau harus mulai gunakan Bahasa Jepang.” Ayahnya berjalan kearah Taehyung. “Semuanya juga harus mulai menggunakan Bahasa Jepang, karena kita sudah tidak tinggal di Korea,”
“Itu benar.” Jawab ibunya dan memberikan senyuman. “Taehyung kau bisa ganti pakaian kemudian makan malam bersama.”
“Baik.” Dengan nada datar Taehyung menuruti perkataan ibunya dan pergi ke kamarnya.
Tak butuh waktu lama Taehyung sudah ada di bawah dan makan malam dengan keluarganya.
Makan malam kali ini adalah sup jagung dan juga chiken katsu.
“Ibu membeli makanan jadi ?” tanya Taehyung saat memakan satu suapan pertamanya.
“Sore tadi ibu baru selesai beres-beres, jadi tidak sempat untuk memasak. Apa Taehyung tidak menyukainya?’ ibunya dengan lembut bertanya kepada Taehyung, meskipun sudah tahu jawaban dari anaknya.
“Taehyung, makanlah apa yang ada. Banyak orang yang ada diluar sana hanya bisa makan nasi dan air.” Tuan Kim mengusap kepala anaknya dengan lembut. Perlahan Tehyung pasti akan dewasa dan mengerti kondisi keluarnya, itulah yang ada di kepala Tuan Kim.
“Gomennassai (maaf), Taehyung-ssi.” Ucap ibunya dan Taehyung memberikan senyuman yang lebar agar ibunya tidak khawatir.
Setelah selesai memakan makanannya, Taehyung langsung berdiri dan mencuci piringnya sendiri. Karena seringnya berpindah kota ia sudah terbiasa dengan hidup mandiri. Hanya saja ia memang belum bisa masak sampai sekarang.
” Aroma lemon yang pahit kan selalu, kukenang dalam dalam dada
Namun ku takkan pulang sebelum hujan berhenti………. (lagu- judul lemon Indonesia versi)”
Taehyung bernyanyi di kamarnya dan membuat buket bunga dari kain. Meskipun ia laki-laki entah mengapa Taehyung sangat menyukai bunga. Bahkan ia sering membuat replica bunga dari kain. Dulu neneknya yang mengajarinya, dengan merangkai bunga akan membuat suasana hati bahagia. Oleh karena itu Taehyung senang merangkai bunga dan membuat replika bunga dari kain. Hingga ia tertidur dilanti sampai esok pagi.
.
.
.
.
.
TOKKK TOKK TOKK
“Kim Taehyung….. bangunlah…..”
“Kim…..” ibunya mengetuk pintu kamar Taehyung untuk membangunkan putranya.
“Kim Taehyung…” Teriak ibunya sekali lagi.
“Haikk (iya).” Jawab Taehyung dari dalam kamar dengan setengah berteriak. Ia menguap dan mengucek matanya dan bersiap untuk mandi. Rangkaian bunga lili kunung yang masih tercecer dimeja belajarnya ia biarkan begitu saja.
“Apa tidurmu nyenyak?” Tanya tuan Kim saat melihat putranya duduk dimeja makan untuk sarapan.
“Aku tidak tidur diranjangku.” Jawab Taehyung dengan mengoleskan slai pada rotinya.
“Mite (lihatlah) Taehyung membuat bunga lili semalam. Akan sangat bagus jika diletakkan di ruang tamu.” Ibunya tiba-tiba datang dengan membawa replika bunga lili kuning dan menaruhnya divas bunga.
“Kenapa ibu selalu mengambil barang-barangku?” Ucap Taehyung dengan kesal.
“Kenapa tidak boleh..? kau membuatnya dengan sangat bagus.”
“Terserah saja.” Dengan membuang nafas kasar terpaksa mengikhlaskan hasil karyanya, padahal ia belum saja menyelesaikannya.
“Cepat habiskan rotimu, lalu ayah akan mengantarmu kesekolah.” Ucap tuan Kim.
“Aku akan berangkat sendiri.”
“EHHHH, bagaimana jika kau tersesat?” Sahut ibunya dengan spontan.
“Hanya ada satu sekolah SMA disini, aku tak mungkin tersesat.”
“Baiklah, telepon ayah jika terjadi padamu.”
“Wakatta (baiklah). Itekimasu (aku pergi)….!” Taehyung berdiri dan bersiap untuk berangkat kesekolah.
“Itterashai (hati-hati dijalan).” Balas ibunya dan mengantar Taehyung sampai kedepan rumah.
Taehyung berjalan sambil mendengarkan musik. Hari pertamanya sekolah tentu saja akan membuat banyak perhatian karena dirinya berasal dari negara yang berbeda. Tapi Taehyung tidak memperdulikannya, ia juga tak peduli jika tak mendapatkan seorang teman.
Yang menjadi fokus tujuannya adalah, dirinya harus bisa beradaptasi dan lulus dari sekolah. Taehyung ingin menjadi dewasa dan bisa menetap hanya di satu kota, tanpa perlu mengikuti kedua orang tuanya.
Ia ingin kembali ke Daegu dan tinggal bersama neneknya disana.
Gerbang sekolah sudah ada di depan mata, banyak mata yang memamandang kearahnya. Tentu saja, karena ia memakai pakaian bebas dan belum mendapatkan seragam. Ia menuju ruang kepala sekolah untuk menerima seragam dan buku pelajaran.
"Kau bisa masuk mulai hari ini. Tentu saja harus memakai seragamnya. " ucap Watanabe San selaku kepala sekolah.
"Haik, Yoroshiku onegaishimasu (baik, mohon bimbingannya)." Balas Kim Taehyung dan memberi penghormatan.
"Yoroshiku onegaishimasu." Balas kepala sekolah dan membalas penghormatan dari Taehyung.
Ia keluar dari ruang kepala sekolah dan memakai seragam barunya. Setelah itu kepala sekolah memintanya untuk menemui Masahiro yang menjadi wali kelasnya.
"Mohon bimbingannya Masahiro san. " ucap Taehyung memberi penghormatan.
"Baiklah, Kim chan jika kau menemui kesulitan tanyakan saja padaku." Jawab Masahiro lalu mengajak Taehyung untuk masuk keruang kelasnya dan memperkenalkan pada murid lainnya.
Taehyung hanya mengangguk dan mengikuti wali kelasnya dari belakang. Situasi ini sudah tidak menjadi asing bagi Kim Taehyung, ia sudah berulang kali pindah sekolah dan berkenalan dengan orang baru. Hanya saja kali ini ia merasa muak karena di sekolah sebelumnya Taehyung dilempar oleh botol kosong saat memperkenalkan namanya.
"Ohayougozaimasu (selamat pagi)." Masahiro menyapa semua muridnya dan dengan antusias mereka semua menjawab.
"Hari ini kalian semua akan mendapat teman baru, aku harap kalian semua bisa berteman dengan baik. Masuklah." Ucap Masahiro pada semua murid dan menyuruh Taehyung masuk.
"Omae namae wa, Kim Taehyung. Yoroshiku onegaishimasu. (Namaku Kim Taehyung. Kumohon kerjasamanya). " ucap Taehyung memperkenalkan namanya.
Semua murid hanya membuka mulut karena dirasa namanya terlalu sulit. Tentu saja, rata-rata nama orang Jepang ditulis menggunakan huruf kanji, katakana dan sedikit hiragana. Sedangkan sangat susah untuk nama Kim Taehyung.
"Kim berasal dari Korea Selatan. Kalian semua saya harap bisa berteman dengan baik. Perbedaan budaya, saya harap tidak mempersulit dia untuk belajar." Masahiro memberikan penjelasan untuk murid-muridnya.
"Kau bisa duduk kursi belakang." Ucap Masahiro pada Taehyung dengan menunjuk kursi kosong dekat jendela.
"Ehhh."
Taehyung sangat terkejut saat melihat murid perempuan yang duduk di depan bangkunya. Ia pernah melihat sebelumnya. Entah mengapa perempuan itu yang menjadi pusat perhatiannya saat ini. Dan sekarang perempuan itu menjadi teman sekelasnya.
"Ada apa Kim? " tanya Masahiro saat melihat Taehyung yang kebingungan.
"Ehh tidak." Jawab Taehyung lalu segera pergi ketempat duduknya.
"Baiklah bapak akan mulai mengabsen sebelum pelajaran kesenian Jepang di mulai."
"Abe Nonomura.. "
"Haik... "
Masahiro lalu mengabsen kehadiran murid-muridnya seperti biasa.
Pandangan Taehyung masih belum bisa terlepas dari perempuan yang duduk didepannya. Saat ia memperkenalkan namanya, perempuan itu sama sekali tidak melihatnya.
*"Apakah dia masih mengingatku?" ucap Taehyung dari dalam hati dan tersenyum simpul.
"Saibara Megumi.."
"SAIBARA MEGUMI.... "Masahiro sedikit berteriak karena merasa tidak ada yang menjawab.
"H-haik... " Teriak pemilik nama dengan terlambat.
"Hey kau selalu saja terlambat menjawab, apa yang sedang kau lakukan. " Masahiro mendatangi bangku Megumi dan melihat aoa yang sedang muridnya lakukan.
"Aku lupa namaku. " Jawabnya asal dan menutupi bukunya yang dari tadi sibukkan.
"HEH, lain kali kau akan lupa siapa gurumu." Masahiro menyentil kening Megumi karena kesal.
"Aaaaahhh itaiii (sakit). " Teriak Megumi dengan memegangi keningnya.
Semua teman-temannya tentu saja tertawa karena melihat kelakuan Megumi.
Megumi Saibara, dia murid kelas 1-A anak dari Saibara Takane yang merupakan seorang dokter di kota ini. Megumi anak yang unik, dia sebenarnya pintar hanya saja ia akan belajar jika sesuai dengan moodnya.
Megumi hobi menggambar anime, meskipun pernah ketahuan berkali-kali oleh gurunya.
Visual Kim Taehyung.
Visual Saibara Megumi
Taehyung tersenyum simpul melirik wajah perempuan itu dari jendela.
"Jadi namanya adalah Megumi. " Gumam Taehyung dan menggigit bibir bawahnya.
Pelajaran sudah berlangsung, bagi Taehyung sangat sulit untuk mengikutinya. Untung saja ia berada di kelas satu, bayangkan bagaimana pusingnya kepalanya jika ia sudah duduk di kelas dua.
Jam istirahat sudah berbunyi, banyak murid yang kegirangan karena pelajaran telah usai. Mereka segera keluar dari kelas untuk menuju ke kantin.
"Cotto matte (tunggu sebentar)." Masahiro mencegah salah satu muridnya yang hendak keluar.
"Oh tidakkk." Semua murid mulai mengeluh.
"Kerjakan tugas di halaman 205, kumpulkan hari esok. Sampai jumpa."
"Megumi, kumpulkan semua tugas di mejaku besok setelah istirahat." Ucap Masahiro memberikan perintah.
"MEGUMI. " Teriak Masahiro karena sang pemilik nama lagi-lagi tidak menggubris.
"Haik. "Jawabnya dengan cepat dan berdiri.
"Apa yang baru saja ku katakan? " Ucapnya dengan nada kesal.
"Masahiro Kamiya, aku tidak akan lupa nama guruku." Jawab Megumi dengan wajah polosnya. Semua teman-temannya kembali menertawakannya karena kesalahannya.
"Ya Tuhan... "Masahiro hanya memijat kepalanya karena kelakuan satu muridnya.
"Rikako, katakan padanya saja." Ucap Masahiro pada murid satunya yang sudah menjadi temannya Megumi.
"Baik, Sensei. " Balas Rikako dengan tepat sebelum gurunya benar-benar pergi meninggalkannya.
"Memangnya apa yang Sensei katakan?" Megumi berbisik pada Rikako karena memang tak mendengarkan ucapan gurunya dari awal.
"BAKA (bodoh) .... " Jawab Rikako dengan mengatai sahabatnya.
"Aku tak mendengarkannya dari awal, jadi katakan padaku."
"Baiklah. Sensei memberikan tugas di halaman 205 dan kau harus mengumpulkan di mejanya besok setelah selesai jam istirahat. Apa kau mengerti? " Rikako memberikab penjelasan pada temannya.
"Haik, Wakatta (mengerti)." balas Megumi dan kemudian sama-sama tertawa.
Melihat kelakuan dua orang di depannya tentu saja membuat Taehyung tertawa kecil. Bel lagi seseorang yang pernah ia temui ternyata mempunyai sikap yang unik.
"Ehhhhhhh. "Megumi berteriak saat menoleh kebelakang. Ia masih tidak menyadari jika bangku kosong di belakangnya sudah ada yang menempati.
"Nani..? (ada apa). " Taehyung melontarkan satu pertanyaan kecil untuk Megumi. Mungkin perempuan di depannya telah mengingat jika dirinya pernah bertemu sebelumnya.
"Sejak kapan bangku kosong ini ada yang menempati? " Megumi berbisik kepada Rikako.
"Ehh, dia anak baru. Apa kau dari tadi tidak menyadari keberadaannya?" Jawab Rikako dengan berbisik.
"Tidak, aku sibuk menggambar Anime." Balas Megumi masih dalam berbisik.
Melihat kedua orang yang saling berbisik membuat Taehyung tidak enak. Ia segera berdiri dan pergi dari tempat duduknya.
"Ehh Cotto (tunggu). Siapa namamu?" Tanya Megumi mencegah kepergiannya.
"Taehyung." Jawabnya dengan singkat kemudian pergi meninggalkan dua permpuan yang ada di depannya.
"TTA--... Ehhh kenapa susah sekali namanya? " Mengumi menggaruk kepalanya karena kesusahan mengucap nama laki-laki.
"Dia dari Korea Selatan, tentu saja namanya susah. " Rikako memberikan penjelasan pada temannya.
"Jauh sekali... "
"Ayo makan, aku sudah lapar. " Ajak Rikako kemudian membuka bento (bekal) dan makan bersama sahabatnya.
"Ehhhhh... " Megumi berteriak lagi sebelum memakan bentonya.
"Ada apa lagi? " tanya Rikako keheranan.
"Tidak ada apa-apa. Itadakimasu (selamat makan). "
Taehyung masih memperhatikan perempuan yang menurutnya unik. Ia masih berharap jika Megumi mengingatnya, tapi sepertinya permpuan itu sama sekali tidak mengingatnya. Ia hanya duduk di bangku taman sambil memandangi dua perempuan yang asik menyantap bekal makanan.
"Kau tidak makan. "Seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya sehingga membuatnya terkejut.
"Aku tidak membawa bekal. "Jawab Taehyung dengan singkat.
"Makanlah ini. "
Dengan tangkapan yang cepat, Taehyung dapat menangkap sebuah onigiri yang diberikan oleh orang itu.
"Arigatou (terimakasih)."
"Hey bagaimana Korea Selatan? " Tanya laki-laki itu lalu duduk di sebelah Taehyung.
"Biasa saja. Anata wa dare?? (kamu siapa? ." Tanya Taehyung tanpa basa-basi.
"Hiroki lijima. Aku terkejut saat mendengar jika kau berasal dari Korea. "
"Benarkah, menurutku tidak ada yang spesial. " Gumam Taehyung dengan memakan onigirinya.
"Aku masuk kelas dulu." Hiroki menepuk pundak Taehyung kemudian pergi.
Istirahat sudah selesai Taehyung segera masuk ke kelasnya. Semua murid sudah melihat kearahnya, tentu saja karena ia murid baru dan Taehyung sudah biasa dengan tatapan itu.
"Hey, apa kau muncul dari dunia komik? " Tanya Megumi tiba-tiba.
"Ehhh. "
"Lihatlah, kau sangat mirip dengan anime yang ku gambar. " Megumi menyerahkan buku gambarnya pada Taehyung.
"Ehhh. "Taehyung terkejut melihat gambaran yang dibuat oleh Megumi. Sangat bagus, seperti Anime yang pernah ia lihat. Matanya masih terbuka lebar tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Kembalikan, itu harta berhargaku." Ucap Megumi meminta buku gambarnya kembali.
"Ini, tapi kenapa kau menunjukkan padaku? " Tanya Taehyung, tapi sepertinya Megumi tidak menanggapi pertanyaan dari Taehyung
Guru kimia sudah datang, Taehyung segera menyiapkan bukunya dan menyimak baik-baik penjelasan dari gurunya. Matanya kembali melirik kearah Megumi, entah sejak kapan ia mulai memperhatikan perempuan itu.
"Murid baru, tolong selesaikan soal di depan. " Guru kimia menunjuk Taehyung untuk menjawab soal di papan.
"Baik." Ucap Taehyung kemudian maju kedepan. Pelajaran Kimia merupakan pelajaran yang ia sukai, meskipun susah tapi ia yakin akan mampu menjawab. Karena ia sudah pernah mempelajarinya, mengingat sebenarnya dirinya adalah murid kelas dua.
"Wait... Nani...? Kanji? Katakana? Hiragana kah? " pekik Taehyung dalam hati. Ia tidak memikirkan tentu saja semua pelajaran di Jepang menggunakan tiga huruf.
Ia menggaruk kepalanya karena memang sulit untuk membaca soal dengan tulisan kanji. Ia hanya mengerti tentang satuan senyawa karena di tulis menggunakan angka dan alfabet.
"Ada apa Kim? "tanya guru Kimia yang memperhatikan.
"Aku tidak bisa membaca tulisan kanji." Jawab Taehyung dan tentu saja mengundang banyak tawa dari teman-temannya.
"Harap diam..!!!! Kim berasal dari Korea, jadi sudah wajar kalau sulit memahami bahasa." Teriak guru kimia saat ruang kelas mulai gaduh.
"Saibara." Panggil Guru kimia dan Megumi langsung berdiri.
"Haik. "
"Majulah kedepan, bantu Kim untuk membaca soalnya. "
"Haik. " Dengan segera Megumi langsung kedepan dan menuruti perintah dari gurunya.
Dari sekian banyak orang mengapa Megumi yang disuruh? Itulah batin Taehyung sekarang. Tapi tak apa, ia pun juga senang karena sepertinya Megumi membacakan soal dengan baik.
"Kau sudah paham? " tanya Megumi setelah menerjemahkan satu persatu huruf Kanji.
"Humm, aku bisa menjawab soalnya." Balas Kim Taehyung.
"Kerja bagus Saibara, kau bisa duduk kembali." Ucap guru Kimia.
Taehyung berhasil menjawab dengan benar soal yang ada di papan tulis. Tentu ia sudah pernah menjawab soal ini sebelumnya dan ingatannya masih mampu.
"Hey kau tidak lupa namamu kali ini. " Taehyung memberanikan diri berbicara pada Megumi, walaupun ia merasa canggung mengajaknya bicara. Ia teringat saat Masahiro sensei memanggil namanya dan Megumi mengatakan jika lupa namanya. Kejadian itu membuat Taehyung tertawa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!