MISTERI CERMIN AJAIB
"Yassalam...! Tujuh tahun kita ga ketemu, gue kira hidup Lo bakalan berubah, Li! Minimal tampilan visual Lo lah, enakan dikit! Ck ck ck...! Kaga berubah-berubah! Yang ada kondisi Lo makin memprihatinkan! Kesian banget sih hidup Lo, Li! Masih aja betah jadi orang susah!"
Seorang lelaki berpakaian rapi mencebik dengan senyuman melecehkan.
Dia adalah Anton Darmawan, seorang pemuda yang lumayan tampan tapi ucapannya mengandung bisa. Perkataannya pedas dan keras membuat beberapa teman yang berada dalam riungan itu menoleh, bahkan jadi ikut menilai penampilan pria sederhana yang dicemoohnya dari atas sampai bawah.
Hhh...
Seketika helaan nafas panjang berubah menjadi beban berat bagi Ali.
Ali Akbar, pemuda berumur 19 tahun. Teman sekelas Anton di sekolah dasar tujuh tahun yang lalu.
Kedua orang tua Ali telah meninggal dunia berbarengan hanya selang seminggu saja, karena penyakit virus Corona 19 yang sempat mewabah di tahun 2020.
Saat ini SD Pajajaran 02 tempatnya bersekolah dulu mengadakan reuni setelah tujuh tahun tamat dari sana.
Untuk pertama kalinya, Ali Akbar mengikuti acara pertemuan dengan teman sekelas dasar.
Bukan karena sombong, bukan pula karena telah jadi orang yang sibuk.
Tetapi, seperti inilah yang selalu Ali takutkan. Keadaan hidup yang miskin selalu jadi kendala dalam pertemanan.
Anton Darmawan adalah salah satu teman sekelas Sekolah Dasar-nya yang kini sukses dan bekerja sebagai manager di salah satu restoran junkfood terkenal hak paten dari negara Amerika.
Anton Darmawan, sangat jauh dari berbeda dari arti namanya. Anton sangat tidak dermawan. Ia pelit namun suka pamer.
Karakter Anton memang sudah Ali fahami sedari masih anak-anak.
Begitulah, mereka memang anak-anak orang kaya yang terbiasa diberi kasih sayang dan uang yang berlimpah dari kedua orang tua.
Tidak seperti Ali.
Walau terlahir sebagai seorang anak tunggal putra Agus dan Martinah, tetapi kehidupan orangtuanya sangat jauh dari kata berkecukupan.
Keluarga kecil itu tinggal mengontrak di sebuah rumah petak satu kamar disebut lingkungan kumuh. Bahkan bisa dibilang rumah kontrakan mereka adalah rumah paling jelek dibandingkan rumah kontrakan lainnya.
Selain jelek, tempatnya juga yang paling pojok dan dekat dengan pembuangan sampah.
Tetapi bagi almarhum Bapak Ali, justru tempat tinggal mereka adalah surga yang nyata. Dimana mereka memang tidak perlu berjalan jauh untuk mulung karena tepat di depan mata.
Beginilah kehidupan Ali sekeluarga sejak usianya menginjak sebelas tahun.
Bapaknya di PHK dari tempat kerja yang dahulu. Otomatis resmi menyandang status pengangguran sedangkan hidup dan kebutuhan hidup terus berjalan. Sehingga menjadi pemulung adalah jalan ninja satu-satunya untuk bisa bertahan hidup dan membeli segala kebutuhan.
Dug.
"Maaf, maaf saya terlalu terburu-buru sampai nabrak!"
Suara lembut seorang perempuan membuat Ali menoleh ke arah wajahnya.
Laila... Laila Purnama. Primadona kelas yang kini benar-benar telah menjelma bak purnama yang cantik jelita.
Mata keduanya saling beradu.
Seperti ada kilat setrum yang menjembatani hati Ali dan hati gadis itu.
"Ali? Ali Akbar? Beneran ini Elo, Li?"
Ali tersenyum dengan mata mengerjap pelan.
Puk.
Dia memukul bahu Ali. Lembut dan tidak sakit. Tetapi jantungnya justru berdesir akibat tingkah sang gadis yang menggemaskan itu.
Imut banget! Sumpah... Gadis ini ternyata masih memiliki hati bagaikan Cinderella. Begitu batin Ali dalam hati.
"Kemana aja, Lo? Kenapa baru kali ini ikutan reuni? Kita rutin adain pertemuan tiap tahun lho, Li! Mulai sekarang, Lo juga harus aktif hadir ya tiap reuni!" selorohnya ramai tapi menghangatkan hati.
Laila... Apakah cinta masa kecilku ini yang telah lama terpendam bisa membuatku gila seperti Qais? Laila... Aku tidak berani mengatakan rasa cintaku padamu selama ini. Tetaplah menjadi bintang di langit. Agar aku bisa melihat cahaya terangmu walau dari kejauhan.
Dada Ali bergemuruh seperti patahan longsor.
Semakin lama semakin kencang deburannya.
Ali ternyata masih gugup setiap kali bertemu Laila.
"Eh, Li! Aku kesana dulu ya? Nanti obrolannya kita sambung lagi!" katanya lengkap dengan senyum termanis.
Ali tahu, itu pasti hanyalah kalimat basa-basi. Tetapi jantungnya berdegup kencang sekali karena bahagia setengah mati.
Laila yang seorang juara kelas berturut-turut selama enam tahun di masa SD dan seorang primadona yang terkenal kecantikan serta kepintarannya menyapa bahkan mengajak Ali bicara lebih dari lima menit didepan para teman. Ini sungguh luar biasa.
Tanpa sadar bibir Ali menyunggingkan senyuman. Dan seseorang yang berwajah masam rupanya tak berkedip memperhatikan.
"Ck! Bahaya nih! Kayaknya reuni kita kali ini salah pilih tempat ya?" sindir Anton sirik melihat Laila tanpa canggung menyapa Ali.
"Apaan sih, Ton? Ini tempat paling asik justru yang kita jadiin lokasi reuni diantara tujuh tempat lainnya." Sang ketua kelas menimpali.
"Iya. Menurut gue juga gitu! Tempat ini paling cozy dan gazebo nya memadai buat kita kumpul semua disatu titik."
"Gue juga punya pemikiran sama!"
"Emang Lo ga pada nyium bau sesuatu gitu?" tanya Anton dengan mata melirik ke arah Ali.
"Nyium bau apaan? Bau ayam bakar? Bau kuah bakso? Bau sosis bakar?"
"Bukan! Bau sampah! Pada nyium ga sih Lo?"
Dan Ali mulai tahu maksud arah pembicaraan Anton.
Tentu saja itu adalah sindiran telak untuk kehadirannya di reuni sekolah dasar ini. Ali si anak tukang sampah yang bahkan kini sesekali juga meneruskan pekerjaan orang tua dengan memilah sampah plastik yang bisa dijual untuk didaur ulang.
Seketika suasana riuh. Kegaduhan tak terelakkan sampai ada dua kubu.
Kubu yang senang karena ada bahan bullyan. Juga kubu yang kurang setuju karena tingkah Anton yang kekanakan dan suka sekali menghina teman yang hidupnya dibawah garis kemiskinan. Seperti Ali.
"Jangan gitu dong, Ton! Kita khan semuanya adalah satu. Ga baik ngomong kek gitu!" Dadang, ketua kelas mereka dulu menegur canda Anton yang sudah keterlaluan.
"Ish! Jangan anggap serius lah candaannya si Anton! Ini khan cuma gimik, Bro! Setidaknya pertemuan ini ada kenangan yang bikin ngakak setiap tahunnya! Iya khan? Ga cuma sekedar ketawa-ketiwi, makan-makan, trus bubaran pulang!" Sayangnya ada banyak kroco yang membela Anton.
"Iya sih! Tapi kayaknya ucapan Anton yang tadi terlalu berlebihan!"
"Ah! Kan ga ada nunjuk hidung seseorang ataupun menyinggung nama salah satu diantara kita semua!"
"Iya juga. Hehehe..."
"Ya udah, kita lanjutkan rencana buat reuni akbar sepuluh tahun pertemuan gimana nih? Patungan nyewa villa kayaknya seru nih!"
"Duh! Ga semuanya mampu lah! Kasian yang sehari-hari cuma kerja ngais sampah. Mana bisa buat bayar uang sewa villa? Daripada buat ikutan nginep di villa, mendingan buat beli alat congkel puntung rokok! Ya ga, Li?"
Muka Ali merah seketika.
Kali ini Anton semakin berani menginjak-injak harga dirinya dihadapan teman-teman.
Tapi bodohnya Ali, masih terus bertahan dan tetap diam tak bergeming bahkan tanpa perlawanan meskipun anak itu terus membully sampai akhir acara.
Ali bingung. Ia juga galau.
Firman yang membayarkan iuran reuni mereka tapi malah hanya Ali sendiri yang menghadiri. Dimenit-menit terakhir rupanya Firman ada kerjaan yang tak bisa ditinggalkan.
Otomatis hanya Ali seorang yang datang, tanpa Firman.
Firman adalah sahabat Ali sedari mereka kecil.
Selain kehidupan keluarga yang nyaris sama, Firman jauh lebih beruntung hidupnya dibandingkan Ali.
Firman sudah bekerja meski hanya seorang cleaning service disebuah perusahaan ritel terbesar.
Sementara Ali, masih serabutan dan masih cari pekerjaan tetap kesana-kemari.
Hhh... Nasib diri memang sudah Tuhan gariskan untuk Ali memang begitu adanya. Mau bagaimana lagi, karena semua yang Anton lontarkan di pertemuan itu benar dalam pengakuan Ali.
Dan mereka yang senang dengan cerita-cerita Anton tentang 'persampahan' yang sudah sangat jelas menyerang mentalnya hanya tertawa-tawa menimpali kelakuan bocah tengil itu. Seperti tujuh tahun yang lalu.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sarah ajha
Kok bisa diitalic?
2023-05-18
1
Sarah ajha
Jadi pusying, kebanyakan lali nya
2023-05-18
0
я𝓮𝒾𝓷A↠ͣ ⷦ ͣ𝓭𝓲𝓪𝓷✿
baune pasti maksrengggg gt ya Li..
2023-04-05
0