Mahasiswi Barbar Vs Dosen Killer
"Bellaaaaa bangun!" teriak seorang wanita sembari mengetuk keras pintu kamar anak gadisnya. Namun, gadis berusia dua puluh tahun itu mengabaikan teriakan sang ibu hingga terpaksa wanita itu mengeluarkan ultimatum dan membuat Bella bangun dari tidurnya.
"Bella kalo kamu masih gak mau bangun juga, Mama akan suruh Papa untuk menyita semua fasilitas yang sudah Papa kasih," ancamnya terdengar mengerikan di telinga Bella.
Bella yang ngantuk berat langsung terbangun dan tidak merasakan kantuk lagi. Ia pun langsung beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu.
"Pagi Mama yang cantik dan baik," ucap Bella dengan nada manjanya.
"Nggak usah rayu-rayu Mama, Bell. Kamu itu kebiasaan jam segini baru bangun, nanti kalau kamu terlambat ke kampus Mama nggak tanggung jawab ya. Dan kalau kamu terus-terusan kayak gini, Mama nggak akan segan-segan menyuruh Papa untuk mencabut semua fasilitas yang udah papa kasih sama kamu," ucapnya lagi.
"Yaampun, Ma. Anaknya muji dengan tulus juga, malah dijawab kayak gitu," ucapnya dengan muka yang cemberut.
"Udah, lebih baik kamu cepetan mandi terus siap-siap ke kampus," perintah sang Mama.
"Iya, siap Ma," jawabnya.
"Mama tunggu di meja makan ya, jangan lama-lama!" teriaknya dan segera pergi dari kamar Bella.
Tidak butuh waktu lama, Bella pun sudah siap untuk pergi ke kampus, ia pun bergegas turun untuk sarapan.
"Pagi Papa, ganteng banget hari ini," sapa Bella.
"Emm ... pasti ada maunya," jawab sang Papa tanpa basa-basi.
"Papa tau aja. Bella mau minta sesuatu," ujarnya sambil cengengesan.
"Apa yang kamu mau, bell?" tanya Papa.
"Emmmh ... Bella mau iPhone keluaran baru dong, Pa. Yang ini Udah nggak zaman lagi, Bella mau ganti sama yang baru ya, please!" pintanya.
Sang Papa menggelengkan kepalanya.
Kebiasaan sekali anak ini jika ada barang keluaran terbaru pasti akan minta ganti.
"Bella, iPhone kamu itu baru saja dipakai sekitar tiga bulan yang lalu, masa mau ganti lagi?" ujar sang Mama yang terkadang suka kesal dengan permintaan anak semata wayangnya itu.
"Tapi Ma. iPhone Bella ini udah nggak zaman lagi. Bella malu sama teman-teman kalau masih pakai iPhone model lama. Ayolah. Please, Pa. Ya, Pa!" seru Bella.
"Udah udah jangan ribut, Papa akan mengabulkan permintaan kamu, jangankan iPhone mobil baru pun akan Papa belikan, tapi kali ini Papa tidak akan kasih semua itu dengan cuma-cuma, semua ada syaratnya," ujar sang Papa sambil mengacungkan jarinya menunjuk wajah Bella.
Sejenak Bella berpikir. "Oke, pokoknya apapun syaratnya Bella akan terima" jawabnya dengan semangat. Demi iPhone baru!
"IPhone dan mobil akan Papa belikan hari ini juga, tapi besok malam kamu harus ikut kita makan malam bersama sahabat Papa".
Makan malam? Aduh pasti ngebosenin banget deh. Palingan juga papa sama kerabatnya ngebahas soal bisnis doang, batinnya mengeluh.
Siapa yang suka jika di bawa ke pertemuan seperti itu? Bella pun sama, tak suka. Lebih baik pergi sama teman-teman.
"Nggak ada syarat lain apa, Pa?" Keluhannya.
"Enggak, pokoknya kamu harus mau dengan syarat yang satu ini. kalau kamu nolak, iPhone dan mobil tidak akan Papa belikan," ancamnya. Dengan terpaksa Bella pun mengangguk saja. Demi iPhone dan mobil baru.
"Ya. Tapi jangan bahas-bahas soal perusahaan ya, soalnya ngebosenin banget," ujar Bella.
"Loh kenapa, sayang? Setelah kamu lulus kuliah, kamu itu akan menjadi penerus Papa untuk mengelola perusahaan kita, dan kamu harus terbiasa dengan pembahasan soal bisnis dan perusahaan," ujar sang Mama.
"Enggak. Aku gak mau, aku masih mau menikmati masa remaja aku bersama teman-temanku, menikmati masa mudaku Ma," jawabnya cuek.
"Kamu itu harus belajar bisnis. Setelah kamu nikah nanti kamu akan membantu suami kamu di kantor," ucap sang Papa yang sontak membuat mata Bella melotot.
"Apaan sih, aku belum kepikiran ke sana pa. Mikirin harus nerusin perusahaan aja rasanya aku udah pusing banget, apalagi mikirin suami. Suami dari mana coba, pacar aja nggak punya" jawabnya protes.
"Ya, bagaimanapun kamu itu harus memikirkan masa depan kamu, sayang. Kamu harus siap dengan apa yang akan Papa sama Mama rencanakan untuk kamu ke depannya."
"Udah ah bahasnya nanti aja, Bella mau berangkat dulu takut terlambat," ujar Bella dan segera berangkat ke kampus. Dia malas sekali dengan pembahasan pagi ini.
\*\*\*\*\*\*
Sementara di tempat lain, seorang pria tampan sedang bersiap untuk pergi ke tempat barunya mengajar, dia baru saja keluar dari kamarnya.
"Pagi Nak, kamu udah siap?" Sapa sang Bunda.
"Pagi juga, Bun. Aku langsung berangkat ya," pamitnya yang terburu-buru karena takut terlambat di hari pertamanya mengajar di kampus baru.
"Loh nggak sarapan dulu?" tanya Ayah.
"Nanti aja di kantin Yah," jawabnya sembari menyalami orang tuanya.
"Tunggu dulu, Rangga. Ayah mau kamu besok malam ikut kami untuk makan malam bersama sahabat Ayah," ujar sang Ayah.
Namun Rangga sama sekali tidak menjawab.
"Gimana Rangga?" tanyanya lagi.
"Aku bisa apa? Itu bukan sebuah pertanyaan kan? Tapi itu sebuah perintah," jawabnya dengan nada dingin. Dia keluar dari rumah dengan langkah yang lebar dan berangkat menuju ke universitas.
\*\*\*\*
Rangga yang sedang terburu-buru dan keluar dari kantin menuju kelasnya dengan sebelah tangan memegang berkas, sebelah tangan yang lain memegang minuman. Tidak sempat ia minum di kantin sehingga ia akan membawa ke ruangannya. Ia melangkah dengan cepat lalu tiba-tiba sehingga tidak melihat seseorang yang juga berjalan ke arahnya.
Rangga menabrak seorang gadis yang tengah memegang selembaran kertas ditangan, minuman yang dia bawa tumpah dan membasahi baju serta lembaran kertas itu.
"Skripsi gue!" ujarnya lalu menatap wajah Rangga yang sama sekali tidak merasa bersalah. Wajah itu terlihat datar.
"Woi kalau jalan tuh pakai mata! Lihat nih baju sama skripsi gue jadi basah gara-gara minuman sialan lo itu!" teringatnya penuh emosi.
Saat Rangga berbalik menetapnya, Bella terdiam serasa terhipnotis dengan wajah tampan itu.
Ya ampun ganteng banget, ucapnya dalam hati.
"Tolong minggir, saya buru-buru," ucap Rangga singkat seraya akan pergi dari sana.
"Hei. Lo bukannya minta maaf juga, malah nyingkirin gue. Asal lo tau ya gue juga lagi buru-buru, tapi gara-gara lo nabrak gue, skripsi gue yang mau gue kasih ke dosen jadi basah kayak gini!" serunya lagi mengundang tetapan dari mahasiswa lainnya.
Rangga tidak mau membuang waktu untuk mendengarkan ocehan Bella. dia sudah terlambat dan pergi menuju kantor untuk mengambil sebagian berkas materi untuk mengajar.
"Hei, tunggu! Jangan coba-coba buat kabur ya!" teriaknya yang tidak digubris oleh Rangga. Akan tetapi, laki-laki itu tidak berhenti dan lanjut saja berjalan dengan langkah kaki yang lebar.
"Ampun, deh. Apes banget sih gue, semoga skripsinya masih bisa diselametin deh. Semoga dosen barunya baik hati seperti malaikat dan gak hukum gue," gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
itu dosen barunya yang baru nabrak kamu
2023-10-16
0