Ternyata

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore,

Bella belum juga pulang ke rumah, sang Mama sangat khawatir dan terus menelponnya tapi tidak ia jawab dari Bella.

Dering telepon terdengar dari hp milik Bella. Sampai beberapa kali, barulah Bella tersadar bahwa ada panggilan untuknya.

"Hallo, Ma. kenapa?" tanyanya.

" Bella, kamu itu sengaja ya gak angkat telpon dari Mama?" tanya sang Mama kesal.

"Gak gitu Ma, aku lagi di jalan sama temen-temen aku," jawabnya.

"Kamu lupa atau pura-pura lupa sih? malam ini kan kita mau makan malam bareng sahabat Papa," jelas sang Mama.

"Ya-ya-ya aku gak lupa kok Ma, tapi sekarang aku mau jalan-jalan dulu sama temen-temen, bentar lagi juga pulang".

"Awas aja kalo pulang nya malam. Pokoknya jam lima harus sudah di rumah, atau kalau tidak mobil dan fasilitas kamu yang lainnya akan Mama sita" ancamnya.

"Iya Mama ku yang cantik, bentar lagi Bella pulang kok, tenang aja."

"Yaudah kalo gitu kamu hati-hati bawa mobilnya!" ucap Mama dan langsung menutup telponnya.

Bella yang sedang menyetir menjadi kesal, terganggu sudah kesenangannya kali ini.

Kenapa ya Mama sama Papa kali ini ngotot banget pengen aku ikut sama mereka, biasanya juga gak sengotot ini. Batin Bella bertanya-tanya.

"Woy kenapa Lo abis nerima telpon jadi bengong gini, Nyokap Lo nyuruh pulang ya?" tanya Sindi yang membuat Bella kaget.

"Ngagetin aja Lo ah.."

"Ya, abis nya Lo bengong sih, kanapa?" tanyanya lagi.

"Iya Nyokap gue nyuruh gue cepet pulang," jawabnya.

"Tumben ini kan masih siang, biasanya juga kita pulang malam kok," sahut Amel.

Bella menjelaskan kalau malam ini dia diajak untuk makan malam bareng sahabat orang tuanya dan tepat jam 5 sore dia harus segera berada di rumahnya untuk siap-siap, sebenarnya Bella merasa gak enak sama Sindi dan Amel tapi terpaksa dia harus menuruti kemauan dari orang tuanya, dia gak mau kalau mobil dan fasilitasnya dicabut.

"Ya, udah. Nggak apa-apa mending Lo balik aja, daripada fasilitas Lo dicabut kan?" ucap Amel.

"Iya Bell, mending Lo nurut deh sama orang tua lo," sahut Sindi.

"Tapi kalian gimana?" tanya Bella merasa tak enak.

"Udah gampang kita mah, tinggal nelpon sopir aja kok," jawab Sindi.

"Ya udah deh kalo gitu aku pulang dulu ya, sorry banget ya guys,"ucap Bella sekali lagi dengan hati yang tak enak pada dua sahabatnya.

"it's oke, Beb. santai aja, iya gak Mel?" ujar Sindi.

Sindi dan Amel turun dari mobil Bella di tepi jalan.

"Sorry ya, guys!" Sekali lagi Bella mengucapkan maaf.

"Nggak apa-apa. Dah lo pergi deh, cepetan daripada nyokap lo marah." Sindi menggerakkan tangannya untuk mengusir Bella.

Bella melambaikan tangannya kepada kedua sahabatnya. "Bye, guys!" teriak Bella lalu pergi dari sana.

*****

Universitas.

Seorang pria masih sibuk dengan pekerjaannya mengecek tugas anak didiknya. Sebuah panggilan membuyarkan konsentrasinya.

"Nak kamu gak lupa kan sama acara makan malamnya?" tanya sang Bunda.

"Aku masih sibuk Bun," jawabnya.

"Tapi kamu akan datang kan Nak, jangan ngecewain kita ya, kita sudah janji dengan sahabat Ayah kalo nanti malam kamu akan datang ke acara makan malam ini".

"Iya, Bun," jawabnya singkat.

"Oke kalo gitu nanti kita tunggu kamu di sana ya, nanti Bunda kirim alamat nya ke ponsel kamu."

"Hmmm" tanpa menjawab lagi dia menutup telponnya.

"Apa yang lagi mereka rencanakan?" tanyanya kepada dirinya sendiri.

*****

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore,

Akhirnya Bella pun sudah sampai di rumahnya.

"Aku pulang!" teriak Bella.

"Nah, ini dia yang di tunggu-tunggu. ayo, cepetan kamu mandi, terus siap-siap," perintah sang Mama.

"Oke siap, Ma," jawabnya. Ia langsung menuju kamarnya dan bergegas untuk mandi.

Bella sedang berada di depan lemarinya, dia bingung akan memakai gaun yang mana. Satu persatu gaun yang bisa dia raih, dia tempelkan di depan tubuhnya.

"Pake ini aja deh."

Bella memakai gaun selutut berwarna moccha yang terlihat cantik berpadu dengan warna kulitnya yang terang. Tak lupa dia juga membubuhkan make up tipis di wajahnya.

Setelah Bella selesai dandan, dia langsung turun ke bawah menghampiri Mama dan juga Papanya.

"Ya ampun, anak Mama cantik banget," puji sang Mama.

"Iya kamu benar-benar cantik banget, sayang." Kali ini Papanya yang memuji.

"iya, dong. Anak Papa sama Mama ini kan emang selalu cantik." Bella ikut berbicara.

"Ya udah yuk kita berangkat sekarang," ajak sang Papa.

******

Bella dan orang tuanya sudah sampai di salahsatu restoran mewah di Jakarta.

Mereka pun langsung menuju tempat yang telah disediakan dan akhirnya mereka bertemu dengan Dewi dan Heru Guntara, sahabat dari Rina dan Candra Winata, orang tua Bella.

"Dewi, apa kabar?" tanya Rina senang melihat sahabatnya baru saja datang. Mereka saling berpelukan dan tidak lupa dengan cium pipi kiri dan kanan.

"Aku baik Rin, gimana kabar kamu? Makin cantik aja deh," puji Dewi.

"Aku juga baik Wi."

Begitupun dengan Heru dan Candra, mereka saling menyapa dan menanyakan kabar satu sama lain, mereka begitu asyik bertegur sapa hingga Bella merasa di acuhkan.

"Hemmm!" Bella pun sengaja berdehem, membuat semua yang ada di sana mengalihkan fokus pada gadis itu.

"Ya ampun aku lupa. Ini Bella, putriku. Bella ini Om Heru dan Tante Dewi, sahabat Papa dan Mama."

"Hay Om, Tante. Aku Bella," sapa Bella canggung.

"Hay, sayang. Ya, ampun anak kamu cantik banget Rin," puji Dewi

"Iya, kamu cantik banget Bella. Mirip dengan Mama kamu," sahut Heru.

"Makasih Om, Tante."

"Iya sama-sama, sayang," jawab Dewi.

Semua orang duduk di tempatnya masing-masing. Dewi banyak bertanya kepada Bella, begitu juga dengan Heru. Tampak dua orang itu sangat antusias sekali hingga hal yang pribadi sehingga Bella tidak nyaman. Dia berbisik kepada ibunya dan meminta izin untuk pergi ke kamar mandi.

"Ma, aku izin ke kamar mandi dulu, ya."

"iya, boleh sayang," ucap sang Mama.

Bella bergegas menuju kamar mandi meninggalkan mereka yang sedang asyik mengobrol.

"Oh iya, anak kamu mana Her? dia datang kan?" tanya Candra.

"Dia lagi diperjalanan, mungkin sebentar lagi juga datang," jelasnya.

Setelah selesai, Bella pun kembali menuju tempat orang tuanya duduk. namun tiba-tiba, Bella bertabrakan dengan seseorang yang berjalan dengan cepat sambil memainkan HP-nya. Bella pun sampai terjatuh karena memakai heels yang cukup tinggi.

"Aww!" Bella meringis merasakan bagian belakangnya yang sakit.

Saat Bella mencoba bangkit dan berniat untuk memaki orang yang telah menabraknya, ia terkejut setelah melihat orang tersebut.

"Pak Rangga! kenapa sih Pak hobi banget nabrak aku sampai jatuh? Kemarin di kampus, sekarang di sini!" teriak Bella marah-marah.

"Maaf" jawabnya singkat,

Rangga tidak sengaja menabrak Bella karena dia terlalu fokus dengan HP-nya, lalu dengan santainya dia meninggalkan Bella begitu saja.

"Iiiiih kalo bukan karena dia dosen gue, gue bakal maki-maki dia habis-habisan!" ujar Bella kesel dan mengepalkan kedua tangannya.

Bella pun langsung kembali ke tempat dimana orang tuanya sedang duduk dengan muka yang ditekuk.

"Sayang, kamu kenapa, kok cemberut gitu?" tanya sang Mama heran.

"Aku abis ditabrak orang sampe jatoh, Ma. Bukannya minta maaf dia malah pergi gitu aja, mana dingin banget lagi orang nya. Nggak tau deh, dia berasal dari kutub mana. kesel banget aku, Ma," jelasnya.

"Ya ampun siapa yang udah nabrak kamu sampe gini, Nak?" tanya Mama.

"Dia orang yang paling nyebelin dan--"

Ucapan Bella terhenti tatkala melihat sosok yang telah menabraknya di antara orang-orang yang duduk di sana.

"Ba-Bapak?"

Terpopuler

Comments

Jro Sriyani

Jro Sriyani

tabrakan lagi tabrakan lagi..untung nggak di jalan raya...wk...wk...kan bahaya...he..he..

2024-04-17

0

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

kok melulu main tabrakan s

2024-03-31

0

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

nah itu orangnya ada di sini 😁😁😁

2023-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Dosen Baru
3 Dosen Killer
4 Ternyata
5 Makan Malam
6 Gue Calon Istrinya
7 Pergi Bersama
8 Cemburu?
9 Jauhi Dia
10 Hari Pernikahan
11 Malam Pertama
12 Insecure
13 Suami Siaga
14 First Kiss
15 Rumah Baru
16 Perhatian
17 Meminta Hak Suami
18 Siapa Dia?
19 Salah Paham
20 Kamu Harus Tanggung Jawab
21 Lagi-lagi Cemburu
22 Kamu Anggap Aku Supir Taksi
23 Jalan Bersama Elsa
24 Kisah Rangga
25 Hanya masa lalu
26 Akhirnya Rangga jujur dengan perasaannya
27 Ternyata sifat Rangga sangat manis
28 Gue kan istrinya
29 Ega lagi
30 Kecewa
31 Salah paham
32 Mulai Curiga
33 Aku Takut
34 Gombal
35 Di terima?
36 Apa yang akan Rangga lakukan?
37 Menghapus jejak
38 Suaminya?
39 Akhirnya
40 Jangan Ada Rahasia Lagi
41 Meminta kepastian
42 Jangan ganggu gue lagi!
43 Berangkat liburan
44 Welcome to Bali
45 Hari pertama liburan
46 Cemburu
47 Akhirnya
48 Lanjutin yuk
49 Siapa cowok yang Amel suka
50 Cinta itu harus diperjuangkan
51 Hukuman
52 Wow pemilik villa
53 Aku pastikan kamu akan jadi milikku selamanya
54 Resmi jadian
55 Liburan selesai
56 Hari Kelulusan
57 Hari kelulusan 2
58 Dia?
59 Ternyata klien ku adalah Dia
60 Mengapa kembali?
61 apakah ini saatnya
62 Istri seutuhnya
63 ikut ke kantor
64 Makan siang bareng
65 Bersahabat
66 Positif
67 kecelakaan
68 Terpukul
69 Mencoba untuk kuat
70 Pengajian
71 Nekat
72 Seorang gadis
73 Ngidam
74 5 bulan
75 Milik ku seutuhnya
76 Melahirkan
77 Hari pernikahan
78 Berkenalan
79 Bella?
80 Meninggal
81 memutuskan hubungan
82 mengantarnya pulang
83 Menyingkirkan nya
84 Ingat semuanya
85 mengharukan
86 Berkumpul kembali
87 jalan-jalan
88 Hari pernikahan Sindi
89 Dia?
90 Kemarahan Rangga
91 Bekerja Sama
92 Menjenguk Brian
93 Terbongkar
94 Rangga murka
95 Merindukan momen berdua
96 Berebut Brian
97 Musuh bebuyutan
98 Bangkit kembali
99 tanda merah
100 Ke Rumah Amel
101 Pesan misterius
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Dosen Baru
3
Dosen Killer
4
Ternyata
5
Makan Malam
6
Gue Calon Istrinya
7
Pergi Bersama
8
Cemburu?
9
Jauhi Dia
10
Hari Pernikahan
11
Malam Pertama
12
Insecure
13
Suami Siaga
14
First Kiss
15
Rumah Baru
16
Perhatian
17
Meminta Hak Suami
18
Siapa Dia?
19
Salah Paham
20
Kamu Harus Tanggung Jawab
21
Lagi-lagi Cemburu
22
Kamu Anggap Aku Supir Taksi
23
Jalan Bersama Elsa
24
Kisah Rangga
25
Hanya masa lalu
26
Akhirnya Rangga jujur dengan perasaannya
27
Ternyata sifat Rangga sangat manis
28
Gue kan istrinya
29
Ega lagi
30
Kecewa
31
Salah paham
32
Mulai Curiga
33
Aku Takut
34
Gombal
35
Di terima?
36
Apa yang akan Rangga lakukan?
37
Menghapus jejak
38
Suaminya?
39
Akhirnya
40
Jangan Ada Rahasia Lagi
41
Meminta kepastian
42
Jangan ganggu gue lagi!
43
Berangkat liburan
44
Welcome to Bali
45
Hari pertama liburan
46
Cemburu
47
Akhirnya
48
Lanjutin yuk
49
Siapa cowok yang Amel suka
50
Cinta itu harus diperjuangkan
51
Hukuman
52
Wow pemilik villa
53
Aku pastikan kamu akan jadi milikku selamanya
54
Resmi jadian
55
Liburan selesai
56
Hari Kelulusan
57
Hari kelulusan 2
58
Dia?
59
Ternyata klien ku adalah Dia
60
Mengapa kembali?
61
apakah ini saatnya
62
Istri seutuhnya
63
ikut ke kantor
64
Makan siang bareng
65
Bersahabat
66
Positif
67
kecelakaan
68
Terpukul
69
Mencoba untuk kuat
70
Pengajian
71
Nekat
72
Seorang gadis
73
Ngidam
74
5 bulan
75
Milik ku seutuhnya
76
Melahirkan
77
Hari pernikahan
78
Berkenalan
79
Bella?
80
Meninggal
81
memutuskan hubungan
82
mengantarnya pulang
83
Menyingkirkan nya
84
Ingat semuanya
85
mengharukan
86
Berkumpul kembali
87
jalan-jalan
88
Hari pernikahan Sindi
89
Dia?
90
Kemarahan Rangga
91
Bekerja Sama
92
Menjenguk Brian
93
Terbongkar
94
Rangga murka
95
Merindukan momen berdua
96
Berebut Brian
97
Musuh bebuyutan
98
Bangkit kembali
99
tanda merah
100
Ke Rumah Amel
101
Pesan misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!