Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Bella dan keluarganya baru saja sampai di rumah, Mama Bella yang merasa sangat lelah ingin segera istirahat menuju kamarnya, tapi Bella menahannya.
"Kenapa, sayang?" tanyanya.
"Ma, apa gak bisa dibatalin aja perjodohan ini," ucap Bella yang membuat Mamanya menghela nafas panjang.
"Kenapa lagi Bella, apa lagi yang kamu pikirkan. udah cukup ya, Papa sama Mama gak mau mendengar protes apapun lagi soal perjodohan ini dari kamu. Apalagi harus membatalkannya itu semua mustahil Bella." kali ini Papa yang menjawab.
"Papa sama Mama gak kasian apa, anaknya dijodohin sama manusia es," ucap Bella yang membuat Rina tergelak.
"Kamu ini ada-ada aja, pokoknya kamu jangan pernah berfikir kalau Mama sama Papa bakal ngebatalin perjodohan ini. Kamu harus belajar mencintai Rangga. udah ah Mama cape mau istirahat, kamu tidur sana!" perintah sang Mama.
Bella mengendus sebal, dia tidak bisa membayangkan betapa membosankan nya kalo dia tinggal serumah dengan Rangga yang dingin dan menyebalkan itu.
******
Keesokan Harinya.
"Bellaaaaaaa banguuunnn!" teriak sang Mama sembari mengetuk keras pintu kamarnya.
Bella yang mendengar teriakkan sang Mama langsung terbangun, tapi tidak lama kemudian dia tertidur lagi.
"Bellaa ayok bangun ini udah siang, kamu harus pergi ke kampus, kan?" teriaknya lagi.
Bella memaksakan dirinya untuk bangun, perlahan ia membuka pintu kamarnya.
"Ma, boleh gak kalo hari ini Bella gak masuk kuliah dulu," tanyanya dengan lesu.
"Enggak, emangnya kamu kenapa gak mau masuk kuliah hari ini?" tanya mama.
"Aku gak enak badan, Ma," jawab Bella terlihat tidak meyakinkan.
Rina menatap wajah Bella curiga, ia langsung mengecek suhu badan Bella, tapi ternyata dia baik-baik saja badannya tidak panas sama sekali.
"Kamu gak demam kok, jangan banyak alasan ya," tegas mama.
"Tapi, Ma. " Bella meringis, namun sang Mama mengacuhkannya.
"Udah, kamu siap-siap terus sarapan, Mama tunggu di bawah," ucapnya sembari menjauh pergi agar tidak mendengar alasan apapun lagi dari Bella.
Bella mendengus sebal, pasalnya dia tidak ingin ketemu dengan Rangga hari ini di kampus.
Dengan terpaksa Bella pun bersiap untuk pergi ke kampus dengan rambut yang ia biarkan tergerai. Bella turun menuju meja makan untuk sarapan dengan wajah lemasnya.
"Pagi, Pa," sapa Bella lesu.
"Kamu kenapa Bell, kok lemes gitu?" tanya sang Papa.
"Biasa Pah, itu tadi dia alesan gak mau masuk kuliah hari ini, katanya gak enak badan, padahal pas Mama cek suhu badannya dia baik-baik aja kok," sahut Rina.
"Aku emang lagi gak enak badan kok," Jawab Bella.
"Yaudah nanti pulang dari kampus, Papa antar kamu ke rumah sakit." ujar sang Papa yang membuat Bella membulatkan matanya.
"Enggak Pa, Bella gak mau ke rumah sakit. Bella baik-baik aja kok nih Papa pegang dahi Bella, gak demam kan Pah!" jawabnya ketakutan.
Rina tergelak melihatnya
ternyata Bella hanya pura-pura lemas dan hanya alasan dia saja karena tidak ingin masuk kuliah hari ini.
"Bella, mulai sekarang kamu itu harus membiasakan diri untuk bangun pagi, karena sebentar lagi kamu bakalan punya suami," nasehat sang Mama.
"Iiiish udahlah Ma, jangan bahas-bahas soal suami, mood aku makin berantakan nih," protesnya.
"Ya udah Kamu makan dulu nasi gorengnya, terus berangkat. nanti kamu telat loh!" ucap mama.
"Iya, Ma." jawabnya dan langsung melahap nasi goreng buatan Mamanya itu.
*****
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh,
Bella sudah berada di kelasnya.
kedua sahabatnya itu tiba-tiba datang mengagetkan Bella yang tengah melamun sendiri di mejanya.
"Hei, pagi-pagi udah ngelamun aja, kenapa lo!" sentak Sindi yang membuat jantung Bella hampir copot.
"Kebiasaan, hobi banget ngagetin gue," kesal Bella.
"Lagian, pagi-pagi udah bengong, mikirin apa sih?" tanya Amel penasaran.
"Siapa yang bengong coba," jawab Bella seraya mengambil sebuah botol minuman.
"Eh kalian udah pada denger belom soal Pak Rangga?" tanya Sindi.
Awalnya Bella cuek aja saat mendengar nama Rangga, dengan santainya dia minum tanpa menghiraukan perkataan Sindi.
"Emangnya kenapa dengan Pak Rangga?" tanya Amel.
"Katanya gak lama lagi Pak Rangga bakalan married loh," ucap Sindi yang sontak membuat Bella yang sedang minum langsung tersedak.
"Uhukk!"
"Eh Bell, lo pelan-pelan. Minumnya sampe tersedak gitu, abis kuli lo?" celetuk Sindi.
"Lo gapapa, Bell?" tanya Amel.
"Ga-gapapa Mel. eh tadi lo bilang apa, Sin? Pak Rangga si dosen killer itu mau married?"tanya Bella gelagapan.
"Ya, menurut gosip terkini sih gitu kabarnya, " jawab Sindi.
"Terus, lo tau siapa cewek yang mau dinikahi sama Pak Rangga itu?" tanya Bella.
"Ya mana gue tau, emang gue emaknya," jawab Sindi yang membuat Bella sedikit lega.
Bella tidak bisa membayangkan jika kedua sahabatnya tahu bahwa calon istri Rangga itu adalah dia sendiri. bisa-bisa Bella mati dicekik kedua sahabatnya karena ia mau menikahi dosen killer di kampusnya.
Sebenarnya Bella tidak ingin merahasiakan semuanya, tapi dia belum siap untuk menceritakan kepada kedua sahabatnya itu, karena dirinya sendiri pun belum percaya dengan apa yang terjadi kepada dirinya sendiri.
"Gue pikir lo lebih up to date daripada gue, Bell," ujar Sindi.
"Au ah. Gue gak mau ngurusin dia, lagian gue yakin cewek yang mau dinikahi sama Pak Rangga itu gak bakalan betah lama-lama tinggal satu rumah sama manusia es kek gitu," ujar Bella.
"Iya juga sih, tapi kita kan gak tau sikap dia kalo sama istrinya kek gimana, biasanya cowok yang cuek itu super romantis, loh," sahut Amel.
Tidak lama kemudian Rangga pun tiba di kelas, sontak semua mahasiswa duduk di bangkunya masing-masing.
Semua mahasiswa tercengang melihat penampilan Rangga yang berbeda hari ini,
dia terlihat lebih tampan dan gagah dengan kemeja hitam dan dasi putih.
Sebenarnya Bella merasa grogi dan deg-degan saat Rangga masuk kedalam kelasnya. Diam-diam Bella menatap wajah Rangga yang mungkin ia pun sebenarnya tidak percaya jika pria yang ada dihadapannya itu adalah calon suaminya.
Ganteng sih, tapi sayang banget sikapnya kek es batu, gumam Bella dalam hati.
"Loh, bukannya sekarang jadwalnya Bu Intan ya, kenapa Pak Rangga yang masuk?" tanya Amel.
"Tau tuh, kangen kali sama gue," celetuk Bella.
"Dih PD banget Lo, emang lo siapanya dikangenin sama Pak Rangga? mulai ngarep ya lo, kemarin aja Lo bilangnya benci sama tuh dosen. Jangan-jangan lo mulai suka ya sama Pak Rangga? " goda Sindi.
Lo tanya gue siapanya Pak Rangga, gue itu calon istrinya woy! gumam Bella dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
wah bella belum mau cerita sama temennya kalau dia itu mau di jodohin sama pak rangga 😁😁
2023-10-17
0