NovelToon NovelToon

Mahasiswi Barbar Vs Dosen Killer

Pertemuan Pertama

"Bellaaaaa bangun!" teriak seorang wanita sembari mengetuk keras pintu kamar anak gadisnya. Namun, gadis berusia dua puluh tahun itu mengabaikan teriakan sang ibu hingga terpaksa wanita itu mengeluarkan ultimatum dan membuat Bella bangun dari tidurnya.

"Bella kalo kamu masih gak mau bangun juga, Mama akan suruh Papa untuk menyita semua fasilitas yang sudah Papa kasih," ancamnya terdengar mengerikan di telinga Bella.

Bella yang ngantuk berat langsung terbangun dan tidak merasakan kantuk lagi. Ia pun langsung beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu.

"Pagi Mama yang cantik dan baik," ucap Bella dengan nada manjanya.

"Nggak usah rayu-rayu Mama, Bell. Kamu itu kebiasaan jam segini baru bangun, nanti kalau kamu terlambat ke kampus Mama nggak tanggung jawab ya. Dan kalau kamu terus-terusan kayak gini, Mama nggak akan segan-segan menyuruh Papa untuk mencabut semua fasilitas yang udah papa kasih sama kamu," ucapnya lagi.

"Yaampun, Ma. Anaknya muji dengan tulus juga, malah dijawab kayak gitu," ucapnya dengan muka yang cemberut.

"Udah, lebih baik kamu cepetan mandi terus siap-siap ke kampus," perintah sang Mama.

"Iya, siap Ma," jawabnya.

"Mama tunggu di meja makan ya, jangan lama-lama!" teriaknya dan segera pergi dari kamar Bella.

Tidak butuh waktu lama, Bella pun sudah siap untuk pergi ke kampus, ia pun bergegas turun untuk sarapan.

"Pagi Papa, ganteng banget hari ini," sapa Bella.

"Emm ... pasti ada maunya," jawab sang Papa tanpa basa-basi.

"Papa tau aja. Bella mau minta sesuatu," ujarnya sambil cengengesan.

"Apa yang kamu mau, bell?" tanya Papa.

"Emmmh ... Bella mau iPhone keluaran baru dong, Pa. Yang ini Udah nggak zaman lagi, Bella mau ganti sama yang baru ya, please!" pintanya.

Sang Papa menggelengkan kepalanya.

Kebiasaan sekali anak ini jika ada barang keluaran terbaru pasti akan minta ganti.

"Bella, iPhone kamu itu baru saja dipakai sekitar tiga bulan yang lalu, masa mau ganti lagi?" ujar sang Mama yang terkadang suka kesal dengan permintaan anak semata wayangnya itu.

"Tapi Ma. iPhone Bella ini udah nggak zaman lagi. Bella malu sama teman-teman kalau masih pakai iPhone model lama. Ayolah. Please, Pa. Ya, Pa!" seru Bella.

"Udah udah jangan ribut, Papa akan mengabulkan permintaan kamu, jangankan iPhone mobil baru pun akan Papa belikan, tapi kali ini Papa tidak akan kasih semua itu dengan cuma-cuma, semua ada syaratnya," ujar sang Papa sambil mengacungkan jarinya menunjuk wajah Bella.

Sejenak Bella berpikir. "Oke, pokoknya apapun syaratnya Bella akan terima" jawabnya dengan semangat. Demi iPhone baru!

"IPhone dan mobil akan Papa belikan hari ini juga, tapi besok malam kamu harus ikut kita makan malam bersama sahabat Papa".

Makan malam? Aduh pasti ngebosenin banget deh. Palingan juga papa sama kerabatnya ngebahas soal bisnis doang, batinnya mengeluh.

Siapa yang suka jika di bawa ke pertemuan seperti itu? Bella pun sama, tak suka. Lebih baik pergi sama teman-teman.

"Nggak ada syarat lain apa, Pa?" Keluhannya.

"Enggak, pokoknya kamu harus mau dengan syarat yang satu ini. kalau kamu nolak, iPhone dan mobil tidak akan Papa belikan," ancamnya. Dengan terpaksa Bella pun mengangguk saja. Demi iPhone dan mobil baru.

"Ya. Tapi jangan bahas-bahas soal perusahaan ya, soalnya ngebosenin banget," ujar Bella.

"Loh kenapa, sayang? Setelah kamu lulus kuliah, kamu itu akan menjadi penerus Papa untuk mengelola perusahaan kita, dan kamu harus terbiasa dengan pembahasan soal bisnis dan perusahaan," ujar sang Mama.

"Enggak. Aku gak mau, aku masih mau menikmati masa remaja aku bersama teman-temanku, menikmati masa mudaku Ma," jawabnya cuek.

"Kamu itu harus belajar bisnis. Setelah kamu nikah nanti kamu akan membantu suami kamu di kantor," ucap sang Papa yang sontak membuat mata Bella melotot.

"Apaan sih, aku belum kepikiran ke sana pa. Mikirin harus nerusin perusahaan aja rasanya aku udah pusing banget, apalagi mikirin suami. Suami dari mana coba, pacar aja nggak punya" jawabnya protes.

"Ya, bagaimanapun kamu itu harus memikirkan masa depan kamu, sayang. Kamu harus siap dengan apa yang akan Papa sama Mama rencanakan untuk kamu ke depannya."

"Udah ah bahasnya nanti aja, Bella mau berangkat dulu takut terlambat," ujar Bella dan segera berangkat ke kampus. Dia malas sekali dengan pembahasan pagi ini.

\*\*\*\*\*\*

Sementara di tempat lain, seorang pria tampan sedang bersiap untuk pergi ke tempat barunya mengajar, dia baru saja keluar dari kamarnya.

"Pagi Nak, kamu udah siap?" Sapa sang Bunda.

"Pagi juga, Bun. Aku langsung berangkat ya," pamitnya yang terburu-buru karena takut terlambat di hari pertamanya mengajar di kampus baru.

"Loh nggak sarapan dulu?" tanya Ayah.

"Nanti aja di kantin Yah," jawabnya sembari menyalami orang tuanya.

"Tunggu dulu, Rangga. Ayah mau kamu besok malam ikut kami untuk makan malam bersama sahabat Ayah," ujar sang Ayah.

Namun Rangga sama sekali tidak menjawab.

"Gimana Rangga?" tanyanya lagi.

"Aku bisa apa? Itu bukan sebuah pertanyaan kan? Tapi itu sebuah perintah," jawabnya dengan nada dingin. Dia keluar dari rumah dengan langkah yang lebar dan berangkat menuju ke universitas.

\*\*\*\*

Rangga yang sedang terburu-buru dan keluar dari kantin menuju kelasnya dengan sebelah tangan memegang berkas, sebelah tangan yang lain memegang minuman. Tidak sempat ia minum di kantin sehingga ia akan membawa ke ruangannya. Ia melangkah dengan cepat lalu tiba-tiba sehingga tidak melihat seseorang yang juga berjalan ke arahnya.

Rangga menabrak seorang gadis yang tengah memegang selembaran kertas ditangan, minuman yang dia bawa tumpah dan membasahi baju serta lembaran kertas itu.

"Skripsi gue!" ujarnya lalu menatap wajah Rangga yang sama sekali tidak merasa bersalah. Wajah itu terlihat datar.

"Woi kalau jalan tuh pakai mata! Lihat nih baju sama skripsi gue jadi basah gara-gara minuman sialan lo itu!" teringatnya penuh emosi.

Saat Rangga berbalik menetapnya, Bella terdiam serasa terhipnotis dengan wajah tampan itu.

Ya ampun ganteng banget, ucapnya dalam hati.

"Tolong minggir, saya buru-buru," ucap Rangga singkat seraya akan pergi dari sana.

"Hei. Lo bukannya minta maaf juga, malah nyingkirin gue. Asal lo tau ya gue juga lagi buru-buru, tapi gara-gara lo nabrak gue, skripsi gue yang mau gue kasih ke dosen jadi basah kayak gini!" serunya lagi mengundang tetapan dari mahasiswa lainnya.

Rangga tidak mau membuang waktu untuk mendengarkan ocehan Bella. dia sudah terlambat dan pergi menuju kantor untuk mengambil sebagian berkas materi untuk mengajar.

"Hei, tunggu! Jangan coba-coba buat kabur ya!" teriaknya yang tidak digubris oleh Rangga. Akan tetapi, laki-laki itu tidak berhenti dan lanjut saja berjalan dengan langkah kaki yang lebar.

"Ampun, deh. Apes banget sih gue, semoga skripsinya masih bisa diselametin deh. Semoga dosen barunya baik hati seperti malaikat dan gak hukum gue," gumamnya.

Dosen Baru

"Pagi bestiiee" sapa Sindi dan Amel Sahabat Bella.

"Hemm" Bella hanya menjawab dengan deheman.

"Kenapa Lo pagi-pagi udah lesu gitu?" tanya Sindi heran.

"Iya kenapa Lo Bell gak di semangatin sama ayang ya? " celetuk Amel.

"Ayang ayang pala Lu copot, tadi gue habis ditabrak orang gak jelas, nih liat baju gue basah skripsi gue buat di setorin ke dosen juga basah, bete banget gue pagi pagi" gerutu Bella emosi.

"Yaampun Bell siapa orang yang udah nabrak Lo terus Lo minta tanggung jawab gak sama dia?" Tanya Sindi.

"Gue udah marahin dia sih tapi Lo tau tanggapannya kek gimana?"

"gimana emangnya " Tanyanya Sindi dan Amel penasaran

"Orang yang nabrak gue itu cowok tapi sikapnya itu dingin banget kek kulkas 20 pintu tau gak, mukanya sih ganteng tapi datar banget kek jalan tol dan parahnya lagi dia gak merasa bersalah sama sekali gila kan?" jelas Bella.

"Maksud Lo dia gak minta maaf gitu?" Tanya Amel.

"Boro-boro minta maaf dia malah nyingkirin gue, makanya gue sampe ngedumel kek gini," jawanya.

"Wah parah sih, gak bisa dibiarin Bell orang kek gitu harus diberi pelajaran," sahut Sindi.

Bella yang sedang ngobrol panjang lebar dan menjelaskan semua kejadian tadi tiba-tiba ada suara deheman dari depan sana.

"Ekhemm".

Seketika suasana di kelas pun menjadi hening, semua mahasiswa menatap Rangga dengan penuh pertanyaan

tapi tidak dengan Bella yang masih mengoceh dan tidak sadar akan kehadiran dosen barunya itu.

"Kalian yang di sebelah kiri pojok kalo mau mengobrol silahkan keluar, jangan ikuti pelajaran saya" ucap Rangga dengan nada dinginnya.

Bella dan kedua sahabatnya pun langsung menoleh ke depan dan Bella sangat terkejut saat menatap wajah dosen barunya itu ternyata dia adalah cowok yang baru saja menabraknya dan membuat moodnya berantakan.

Mati gue, jadi dia itu dosen baru di sini? ucap Bella dalam hati.

"Perkenalkan nama saya Rangga Guntara dan mulai sekarang saya adalah dosen baru kalian, jika ingin bertanya silahkan," ucapnya.

"Pak apa Bapak masih singgel?" tanya salah satu mahasiswi yang terkenal centil dan so cantik.

"Saya tidak akan menjawab pertanyaan yang tidak penting, mari kita mulai pembelajaran hari ini " jawabnya dengan wajah datarnya.

Gila sikapnya dingin banget, beda sama Pak Johan yang suka becanda dan menjawab setiap pertanyaan apapun dari muridnya, ngebosenin banget nih dosen. gerutu Bella dalam hati.

Waktu berlalu dengan cepat, akhirnya pelajaran pun sudah selesai.

"Waktu saya sudah selesai, sekarang kumpulkan skripsi yang sudah ditugaskan oleh Pak Johan, dan bawa ke ruangan saya!" ujar Rangga dan segera meninggalkan kelas.

"OMG ganteng banget sih dosen barunya, gue gereget tau dari tadi" ucap Sindi.

"Ganteng sih tapi sikapnya itu loh dingin banget, beda banget sama Pak Johan yang selalu asyik dan gak ngebosenin " sahut Amel.

"Gapapa, yang penting ganteng " ujar Sindi

"Berisik Lo semua, ke kantin yuk laper gue," ujar Bella.

"Oke cuss guys." jawab kedua sahabatnya dan segera pergi ke kantin.

🌹Di Kantin 🌹

"Bella Lo mau pesen apa?" tanya Amel.

"Iya Lo mau makan apa, Bell. biar kita pesenin," sahut Sindi yang sedang memegang sebuah menu di meja.

"Samain aja deh biar cepet." Jawab Bella singkat.

"Oke, kalo Lo Mel?".

"Gue mau nasi goreng spesial sama minumannya lemon tea." jawab Amel.

"Oke, tunggu ya gue pesenin dulu." ujar Sindi.

Setelah beberapa menit kemudian makanannya pun datang.

"Nih pesenan Lo, Mel."

"Thank you bestii." ucap Amel.

"Dan ini pesanan Lo Bell."

"Iya taro aja!" jawab Bella

yang masih kepikiran dengan kejadian tadi pagi, dia tidak menyangka kalau orang yang telah dia maki-maki tadi itu adalah Dosen barunya sendiri.

Gimana kalo nilai skripsi gue di jelek jelikin ya sama dia, tapi itu kan salah dia juga yang udah bikin skripsi gue basah dan gue gak tau gimana nasib tulisannya, aduuhh gimana ya... lagian bego banget sih gue, harunya gue gak marah-marah dulu kek tadi, harusnya gue nanya dulu dia itu siapa dan harunya gue juga bisa liat dari penampilannya kalo dia itu seorang dosen di kampus ini. gerutu Bella dalam hati.

"Bell, hey Bella, Bellaaaaa.." sentak Sindi yang membuat lamunannya buyar.

"Kenapa sih Lo? ngagetin gue aja," kesal Bella.

"Lo yang kenapa, gue udah siapin makanan Lo dari tadi tapi Lo malah bengong, kenapa sih?" tanya Sindi.

"Iya, Lo mikirin apa sih Bell, kalo Lo ada masalah ceritain dong sama kita, jangan di Pendem sendiri!" ujar Amel.

"Iya, Bell. apa jangan-jangan Lo masih mikirin soal tadi pagi ya?" tanya Sindi.

"Emmmh itu, sebenarnya gue, emmh dia itu ..." ucapnya gelagapan

"Udah lah jangan di pikirin mulu mending sekarang kita makan dulu, ntar keburu dingin tuh makanannya," celah Amel.

"Tapi gue penasaran Bell, apa yang bikin Lo kepikiran banget sampe kek gini, gak biasanya Lo ngelamun sampe segitunya " ujar Sindi penasaran.

"Ya udah gue ceritain semuanya sama kalian " ujar Bella dan langsung di tanggapi serius oleh kedua sahabatnya itu.

Bella menjelaskan bahwa yang nabrak dia pagi ini adalah Pak Rangga, Dosen baru disini.

"Apa, serius Lo Bell?" tanya Sindi kaget.

"Wah siap-siap aja Lo ditandain sama dosen killer tapi ganteng itu," sahut Amel.

"Iya bener banget tuh Bell, bisa-bisa nilai Lo dikurangin sama dia dan Lo bakal dapat hukuman dari dia karena Lo udah maki-maki dia tadi pagi," ujar Sindi yang mendapati jambakan kecil dari Bella.

"Kalian ya, bukannya nenangin gue malah bikin gue parno." ucap Bella emosi.

"Aww, sakit tau Bell rambut gue ini baru perawatan mahal tau, jadi berantakan lagi kan gara-gara Lo." ujar Sindi merintih kesakitan.

"Lagian siapa suruh malah nakut-nakutin gue," ucapnya sambil melahap kasar makanan nya.

"Pelan-pelan Bell! nanti keselek loh," sahut Ega dari kursi lain yang sedari tadi memperhatikan Bella.

"Diem Lo, mau gue makan sekalian Lo?" sentakannya.

"Galak amat sih jadi cewek," ujar Ega yang masih saja tersenyum melihat sikap Bella.

"Biarin aja blee." ujar Bella memeleti Ega.

"Udah, udah kalo kayak gini terus, kapan makan nya Bell?" ujar Amel.

Bella yang sudah hilang selera makan kini ia menyingkirkan makanan nya.

"Udah ah gara-gara Lo semua selera makan gue jadi hilang." ujarnya.

"Ya ampun Bell, kita kan cuma bercanda, kok Lo jadi sensitif begini sih?" ujar Sindi.

"Iya Bell jangan gitu lah, sayang banget ini makanannya jangan di buang-buang mubazir tau," ucap Amel.

"Tapi gue emang bener-bener gak ada selera makan lagi Mel, gue mau pulang aja." ujar Bella segera bangkit dari duduknya dan bergegas pergi.

"Lo sih" ucap Amel yang seolah-olah menyalahkan Sindi atas sikap Bella.

"Lo juga" jawab Sindi gak mau disalahkan.

Dosen Killer

Bella sampai di rumah dengan wajah kesalnya, tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri ia langsung bergegas masuk ke kamarnya.

"Gue nggak habis pikir sama sahabat gue sendiri, kok bisa-bisanya mereka malah bikin gue parno kayak tadi," gerutunya sambil melepas sepatu dan pakaian lalu melemparkannya dengan sembarangan.

Bella memang sedang sensitif hari ini, bagaimana tidak dia sedang kedatangan tamu bulanannya.

Bella merebahkan tubuhnya di atas kasur, sungguh hari yang melelahkan dan sial baginya.

"Semua gara-gara dosen nyebelin itu, gue nggak akan pernah maafin dia, gara-gara dia mood gue hari ini jadi berantakan!" ujar Bella yang tidak habis-habisnya bergumam.

Saat Bella hendak memejamkan matanya, tiba-tiba suara klakson mobil dari luar sana membuat bola mata Bella membulat sempurna. Dia terkejut dan segera bergegas turun menghampiri sumber dari suara klakson tersebut.

"Huaaaa! ini mobil baru aku Ma?" tanyanya kepada sang Mama. Bella sangat senang sekali melihat mobil mewah ini.

"Iya, sayang. Ini mobil yang tadi Papa kamu janjikan sama kamu," jawabnya.

"Horee.. Papa sama Mama emang yang terbaik, Bella sayang banget sama kalian," ucapnya yang langsung memeluk sang mama.

"Iya dong, eh tapi kamu nggak lupa kan sama janjian kamu sama Papa tadi pagi?" tanya Mama.

"Enggak dong Ma. Bella masih ingat kok. oh iya iphone-nya mana?" tanya Bella dengan tangan yang masih melingkar di perut Mamanya.

"Ada tuh di dalam, ambil sana!" ujar Mama.

"Asik Makasih ya Ma" ucap Bella lalu mengecup pipi sama mama, dan langsung berlari ke dalam untuk mengambil airnya di dalam rumah.

"Kamu suka?" tanya Mama.

"Suka banget Ma, ini iPhone terbaru yang Bella maksud. Aaaakh! Pokoknya Bella seneng bangetttt"

"Syukur deh kalau kamu senang," Mama tersenyum senang.

"Ma, aku mau ke kamar dulu ya. Aku mau mindahin semua file dari iPhone lamaku ke iPhone yang baru."

"Oke, sayang. Nanti kalau udah selesai langsung ke bawah lagi ya, kita makan bareng".

"Oke siap boss."

******

"Wow keren banget."

"Siapa tuh?"

"Kayaknya mobil model baru deh."

"Wih mobil siapa tuh keren banget! " tanya para mahasiswa yang pada saat Bella lewat di hadapan mereka dengan mobil barunya.

"Duh, si Bella mana sih Mel? Lama banget biasanya jam segini udah nyampe di kampus," ujar Sindi yang sedang menunggu Bella di parkiran.

"Apa jangan-jangan dia nggak masuk hari ini, gara-gara dia masih marah sama kita soal kemarin Sin?" tanya Amel.

Tiba-tiba mobil mewah berhenti di depan mereka lalu pintunya terbuka. Orang yang ada di dalam mobil itu pun turun dengan memakai kacamata hitam dan rambut yang tergerai.

"Bella!" Sindi membulatkan matanya.

"Hai guys!" teriak Bella melambaikan tangan.

"OMG, Bellaaa .... Ini mobil punya lo?" tanya Amel.

"Ya iyalah, masa mobil tetangga kan nggak mungkin!" jawabnya.

"Wih keren banget mobil lo Bell, kapan beli nya?" tanya Sindi lagi.

"Kemarin dong dibeliin sama bokap gue," jawab Bella sambil menggibaskan rambutnya sombong.

"Ya ampun, baik banget ya bokap lo. Gue kalau minta sesuatu sama nyokap atau nyokap gue

Mesti bagus dulu nilai skripsi gue, baru dibeliin" ujar Amel.

"Ya kan secara gue itu anak cewek satu-satunya," ucap Bella yang padahal dia pun tidak secara cuma-cuma untuk mendapatkan mobil itu.

Bella juga memperlihatkan iPhone baru miliknya.

Sindi melongo melihatnya.

"IPhone lo baru juga, Bell?" tanya Sindi.

"Iya dong, abis iPhone gue yang lama udah nggak zaman lagi, jadi gue beli yang model baru deh."

"Gila, nggak tanggung-tanggung ya semuanya serba baru!" sahut Amel.

"Udah ah, kita masuk. Panas banget tau di sini," ujar Bella.

"Cuss guys, kita ke kelas!" teriak Sindi.

Setibanya di kelas, Bella, Amel dan Sindi pun terkejut dan mematung seperti melihat penampakan di dalam kelasnya. Ternyata apa yang ada di sana lebih menyeramkan daripada itu,

Rangga yang sudah lebih awal berada di sana lah yang membuat mereka terkejut.

"Tamat riwayat kita," ujar Amel.

"Berarti kita kelamaan di luar tadi," sahut Sindi.

"Tunggu tunggu, maksud kalian kita terlambat masuk kelas gitu?" tanya Bella.

Rangga menatap tajam kepada Bella dan kedua sahabatnya.

"Masuk," ucap Rangga dengan wajah datarnya.

Bella dan kedua sahabatnya pun memasuki kelas dan berdiri di depan para mahasiswa.

"Saya rasa pembahasan saya dari tadi sudah cukup jauh, ya?" Tanya Rangga kepada para mahasiswa yang tengah duduk manis di bangkunya masing-masing.

"Iya, Pak!" jawab mereka serentak.

"Kenapa kalian bisa terlambat?" tanya Rangga kepada tiga orang tersebut dengan nada dinginnya.

"Emmmh itu pak, tadi --" belum juga Bella selesai menjawab, Rangga sudah menyela ucapan Bella.

"Macet?" tanyanya lagi.

"I-iya, Pak," jawab Bella gugup.

Rangga mendecih pelan

"Basi" jawabnya singkat.

"Iih nyebelin banget sih nih dosen" batin Bella gereget.

"Duduk" ucapnya lagi dengan nada dinginnya

Bella dan teman-temannya masih mematung.

"Ayo cepetan duduk, kali ini kalian aman tapi lain kali kalo kalian mengulanginya lagi, jangan harap bisa mendapatkan maaf dari saya" ucapnya yang membuat suasana di kelas semakin mencekam.

Bella dan teman-temannya pun duduk di kursi nya masing-masing.

"Sudah sampai mana pembahasan saya tadi?" tanyanya kepada Lia salahsatu mahasiswi yang cekikikan merasa puas melihat Bella dan teman-temannya diperlukan seperti itu oleh Rangga.

"Emmmh sampai metode komunikasi Pak" jawabnya gugup.

"Kenapa kamu cekikikan tadi, ada yang lucu?" tanyanya lagi.

Lia menunduk dan menggelengkan kepalanya.

"Gak ada Pak " jawabnya.

"Saya harap kalian serius mengikuti pelajaran saya, kalau masih ada yang cengengesan dan tidak serius lebih baik keluar daripada mengganggu konsentrasi saya, kalian mengerti?" ucapnya.

"Mengerti Pak " jawab mahasiswa serentak

"Oke, saya akan melanjutkan pada pembahasan selanjutnya".

*******

Diseberang sana ada Papa Bella yang sedang asik mengobrol dengan sahabatnya di telpon,

dia menanyakan soal rencana makan malam yang akan dilaksanakan malam ini.

"Gimana jadi kan acara makan malam nya?" tanya sang sahabat dari sebrang sana.

"Tentu jadi dong, jangan lupa dengan anak kita" jawab Papa Bella.

"Iya tentu saja brother, kalo gitu saya tutup dulu telponnya, saya mau menyelesaikan pekerjaan saya dulu" ucapnya lagi lalu menutup telponnya.

"Gimana Pah, jadi malam ini?" tanya Mama Bella.

"Jadi dong Mah, pokoknya Mama harus siapin Bella, dandanin dia dengan cantik " perintahnya.

"Oke siap Pah, serahin semuanya sama Mama " jawabnya.

*****

"Baik waktu saya sudah selesai, besok kita ujian, sampai nanti " ujar Rangga sambil membereskan semua berkasnya lalu meninggalkan kelas,

setelah Rangga keluar dari kelas semua mahasiswa pun bisa bernafas lega.

"Aaaa, kesel banget gue" teriak Bella.

"Udah sabar, kita itu harus terbiasa dengan sikap dosen killer itu, mau gimana lagi coba " ujar Amel.

"Iya Bell, mau gimana pun kita harus terbiasa menghadapi sikap Pak Rangga, udah ah jangan bete lagi" sahut Sindi.

"Iya tapi dia nyebelin banget tau".

"Eh hati-hati loh, jangan terlalu benci nanti malah jadi cinta " goda Amel.

"What cinta, ih amit-amit jabang bayi gue gak mungkin cinta sama manusia kulkas" ujar Bella sambil mengetok meja dan kepalanya bergantian

Sontak Amel dan Sindi pun ketawa melihatnya.

"Eh Bell btw ini kan masih siang, bawa kita jalan-jalan dong sama mobil baru Lo" ujar Sindi.

"Iya Bell bawa kita jalan-jalan kemana ke, nyobain mobil baru Lo boleh kan " sahut Amel.

"Boleh dong, ayok cuss guys kita jalan-jalan" teriak Bella.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!