Bella belum juga mengenakan baju karena dia masih bingung antara pakai atau tidak baju yang disediakan Mama dan mertuanya itu. Dia merasa bingung dan akhirnya memilih pakaian yang sekiranya bisa menutupi banyak tubuhnya. Bella masuk kembali ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaian.
Rangga merasa khawatir karena satu jam Bella belum juga keluar, lalu ia mencoba mengetuk pintu dan memanggilnya.
"Bella apa kamu tidur di sana?" tanya Rangga.
"Tunggu Mas sebentar lagi aku belum selesai pake baju!" teriak Bella.
"Cepatlah Bella, ini sudah larut malam!" ucap Rangga.
Karena tidak ada pilihan lain Bella pun terpaksa mengenakan baju tipis itu dengan dibalut handuk kimono disediakan oleh pihak hotel.
Dengan ragu Bella keluar dan membukakan pintu.
"Udah Mas," ucap Bella gugup.
Rangga yang melihat penampilan Bella, sontak menelan slavina nya dengan kasar ia hampir saja tidak bisa menahan gejolak yang ada di dadanya. Rangga tidak pernah berduaan dengan seorang wanita, apalagi di dalam kamar dengan Bella yang memakai handuk kimono.
Tahan Rangga tahan ini bukan waktu yang tepat. ucap Rangga dalam hati.
Suasana malam yang canggung, membuat Rangga tidak bisa memejamkan matanya.
Berbeda dengan Bella, ia sudah tertidur pulas dan berada dalam mimpinya, mungkin ia terlalu lelah sehingga ia mengabaikan ketakutan yang tadi sempat dia pikirkan.
Diam-diam Rangga menatap wajah Bella dan perlahan menyentuh wajah istrinya.
"Ternyata dia lebih cantik kalo lagi tidur begini, kelihatan lebih kalem dan imut." ucap Rangga pelan sambil tersenyum.
Dengan tidak sengaja tatapan Rangga beralih kepada gundukkan lembut di bagian dada Bella yang membuat jantungnya kembali bergejolak.
Dengan cepat Rangga pun membalikkan badannya memunggungi Bella, ia takut tidak bisa menahan kali ini.
Bella membuka matanya, ternyata ia tidak benar-benar tidur, ia sadar jika Rangga diam-diam menatapnya membuat perasaan Bella bertanya-tanya lagi akan sikapnya itu.
Mas, kalau kamu emang sudah ada perasaan cinta sama aku, aku akan terima kok, batin Bella.
Iih mikir apaan sih Lo Bell, gak mungkin lah manusia es gitu bisa jatuh cinta, apa jangan-jangan gue yang udah mulai ada perasaan sama dia, iiiihhh jangan sampai deh gue jatuh cinta sama manusia es ini, bisa-bisa hidup gue menderita. Bella menyumpahi dirinya sendiri.
"Kenapa?" tanya Rangga tiba-tiba membalikkan tubuhnya.
"Ke-kenapa apanya?" tanya Bella gugup.
"Bukannya tadi kamu udah tidur?" tanya Rangga lagi, kini mereka saling bertatapan.
"I-iya tadinya aku udah tidur, tapi gak tau kenapa tiba-tiba aku kebangun, Mas," jelas Bella.
"Kamu lagi mikirin apa?"
"Gak, nggak lagi mikirin apa-apa." Bella gugup karena wajah Rangga begitu dekat dengan wajahnya membuat jantung Bella dag dig dug tak karuan.
"Tidurlah, ini sudah malam!" ucap Rangga yang diangguki oleh Bella.
Matahari yang cerah masuk menembus sela-sela jendela kamar pengantin baru yang masih bergelut dengan selimutnya, cahaya itu menyorot kedalam kamar sehingga membuat Rangga yang baru berstatus sebagai seorang suami itupun terbangun.
Rangga yang biasanya bangun pagi entah kenapa kali ini ia kesiangan, mungkin karena acara kemarin membuat tubuhnya begitu lelah.
Perlahan ia membuka matanya dan ia menatap wajah sang istri yang saat ini masih tertidur pulas, rambut yang panjang terurai menutupi sebagaian wajah cantik Bella, perlahan Rangga menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya itu.
"Selamat pagi istriku yang Cantik," ucap Rangga pelan lalu perlahan ia mengecup kening sang istri.
Cupp ...
Rangga pun segera beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Bella yang baru terbangun pun syok melihat matahari yang sudah begitu terang.
"OMG, udah jam berapa ini, udah terang banget, istri macam apa aku ini, jam segini baru bangun," celotehnya.
Bella melihat sekitar kamar mencari sosok sang suami yang sudah tidak ada di sana, dia pikir Rangga sudah pergi ke kampus meninggalkannya, lalu Bella terburu-buru menuju kamar mandi karena dia takut terlambat, tapi saat Bella membuka pintu kamar mandi tiba-tiba.
"Aaaaaaa..!" Bella berteriak kaget.
Dengan cepat Bella segera menutup kembali pintu kamar mandi dan membekap mulutnya sendiri, Bella merasa matanya telah ternodai pagi ini. Rangga pun sama, awalnya dia kaget, tapi kemudian tersenyum geli melihat wajah Bella tadi.
Dia keluar dengan santainya.
"Kenapa kamu gak kunci pintunya sih, Mas?" teriak Bella.
Rangga keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk sepinggang dan memperlihatkan roti sobek di perutnya, membuat Bella kembali berteriak.
"Aaaaa.!" kali ini Rangga yang membekap mulut Bella. Dia tidak mau teriakan Bella terdengar hingga sampai ke luar
"Ssstttt, jangan teriak terus Bella, nanti orang ngira kita lagi ngapain!" ucap Rangga.
"Mas, cepetan kamu pake baju!" ucap Bella sambil menutup matanya.
"Bukannya tadi kamu udah lihat, kenapa harus kaget." godanya.
Bella pun segera berlari masuk ke kamar mandi lalu menutup pintu dan langsung menguncinya.
"Gila tuh orang pagi-pagi udah bikin gue jantungan," ucap Bella berusaha menetralkan jantungnya yang dag dig dug gak karuan.
Bella pun segera menyelesaikan ritual mandinya, lalu ia segera bersiap untuk pergi ke kampus, tapi dia lupa dengan bajunya. Mana mungkin ia ke kampus dengan pakaian seksi.
Bella segera mengambil ponselnya lalu mengirim pesan pada sang Mama, namun tiba-tiba Rangga datang dengan membawakan sarapan untuknya.
"Mas, kok main masuk aja sih, aku kan belum pake baju," protes Bella yang masih mengenakan handuk.
Dengan santainya Rangga tetap masuk dan menghampiri Bella.
"Kamu gak usah pergi ke kampus hari ini. Hari ini aku juga gak ada jawal di kampus, tapi Pak Anton nyuruh aku kesana untuk menandatangani sebuah dokumen, jadi kamu istirahat saja jangan kemana-mana!" ucap Rangga yang membuat Bella melongo.
Gue gak salah dengar, dia ngomong sepanjang itu? tanya Bella dalam hati.
"Cepat pake baju kamu, Bella! aku mau ke kampus dulu," ucap Rangga dan langsung pergi.
Bella pun segera memakai baju dan ia segera sarapan, lalu tiba-tiba ponsel Bella berbunyi. Tertera nama Sindi di sana.
Aduh gimana nih, Sindi nelpon lagih, angkat gak ya? tanya Bella dalam hati.
Bella bingung jika dia menjawab telpon dari Sindi, lalu ia menanyakan kemana gak masuk kampus, nanti dia mau jawab apa?
******
"Iish si Bella kemana sih kok gak di angkat-angkat telponnya," ucap Sindi bertanya-tanya.
"Masa sih, coba gue yang nelpon dia," sahut Amel. Amel mencoba menghubungi Bella, tapi ternyata sama saja, tidak ada jawaban darinya.
"Duh kemana ya dia, jangan-jangan dia sakit, Mel," ucap Sindi khawatir.
"Ya udah gini aja, mending nanti pulang kuliah kita datang ke rumahnya buat mastiin?" saran Amel.
"Iya boleh juga."
******
Sementara itu di hotel.
"Duh gimana ya kalo misalnya mereka nyusul gue ke rumah, gimana kalo Mama gak bisa jaga rahasia ini?" Bella panik sambil mondar-mandir gak karuan. Dia memutuskan untuk segera menelepon sang Mama.
"Halo Ma, Mama lagi ngapain sekarang?" tanya Bella.
"Mama lagi santai kok, ada apa, sayang?" Mama berbalik nanya.
"Aku mau pulang dulu ya Ma, mau ngambil baju sama perlengkapan kuliah aku," ucap Bella.
"Ya, kalo mau ke sini, sini aja Bell, terus minta izin dulu sama suami kamu ya!" ucap Mama.
"Emang harus ya? Aku mau ambil baju Ma, lagian mama kenapa sih ngasih baju kok tipis semua, gak ada yang lain apa? pokonya Bella mau ke rumah, lagian mas Rangga lagi gak ada di hotel kok, dia lagi ke kampus," jawab Bella.
"Ya, nggak boleh gitu dong, sayang. tetep aja kamu harus minta izin sama suami kamu, atau nanti aja deh tungguin suami kamu dan minta di antar sama dia" ucap Mama.
"Ya udah deh, Ma. Oh iya Ma, nanti kalo ada Sindi sama Amel, bilang aja kalo aku lagi di rumah Omah ya, jangan bilang kalo aku udah nikah, soalnya aku belum siap kasih tau mereka," ucap Bella.
"Jadi Mama harus bohong nih?" tanya Mama.
"Please, Ma. kali ini aja, aku mohon!" ucap Bella memohon.
"Iya, iya deh," jawabnya lalu segera menutup telponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
wah pak dosen ga kegoda sama pakaiannya bella ternyata
2023-10-17
0