Makan Malam

Bella terkejut saat melihat Rangga ada dihadapannya, duduk bersama sahabat Papa dan Mamanya.

"Loh, Pak Rangga? ngapain Bapak disini? Oh, jangan-jangan Bapak mau minta maaf ya sama aku soal tadi? harusnya Pak Rangga tuh minta maaf dari tadi sama aku," ucap Bella merasa ada di atas angin karena menyangka jika Rangga akan meminta maaf kepadanya.

"Heh, pak Rangga ini. Apa mungkin karena ada orang tua aku disini jadi Bapak merasa gak enak terus minta maaf gitu? Ya udah deh kali ini aku maafin Bapak, tapi lain kali kalo Bapak gitu lagi aku gak akan tinggal diam. Ingat ya, Pak. Jangan mentang-mentang Bapak ini Dosen aku di kampus jadi bisa seenaknya sama aku," cerocos Bella tanpa tau maksud dan tujuan adanya Rangga di sana.

Rangga yang mendengar ocehan Bella hanya terdiam tanpa ekspresi, ia merasa heran kenapa wanita yang ada dihadapannya ini mulutnya sangat cerewet sekali, dan juga heran kenapa ada dia di acara malam ini.

"Jadi, dia yang menabraknya kamu tadi?" tanya Heru.

"Iya Om, dia yang udah nabrak aku dan bukan cuman tadi. kemarin di kampus juga dia nabrak aku sampe skripsi sama baju aku basah sama minumannya," jelas Bella mengadu dengan nada kesal.

"Bukannya kamu yang salah?" ucap Rangga mulai mengeluarkan suara. Tak terima hanya dirinya saja yang disalahkan.

"Loh, jelas-jelas Bapak yang salah kenapa main tabrak-tabrak aja? apa Bapak gak lihat didepan Bapak ada orang? makanya kalo jalan jangan fokus ke hp, Pak!" ocehannya lagi.

Mendengar ocehan Bella yang menurutnya hanya membuang buang waktu, dia tak lagi menjawab omongan Bella, dengan santainya dia melahap makanan yang ada didepannya tanpa merasa bersalah sedikitpun dan hal itu membuat Bella menjadi kesal.

"Ih, tuh kan, Ma. dia gak dengerin Bella!" ucapnya kesal.

"Udah, udah. Jangan ribut, malu dilihat orang," cegah sang Papa.

"Jadi Bella ini murid kamu di kampus, Ga?" tanya Ayah Rangga yang hanya diangguki olehnya.

"Nah, Bella. Jadi sebenarnya Rangga ini adalah anak Om dan Tante," jelas Heru yang membuat mata Bella melotot tidak percaya saat mendengarnya.

"Eh, anak Om Heru dan Tante Dewi?" tanya Bella.

"Iya, sayang. Rangga ini anak Tante dan dia juga yang akan kami jodohkan dengan kamu," ucap Dewi sambil tersenyum.

Ucapan Dewi seketika membuat mata Bella melotot tak percaya, begitu juga Rangga yang sedikit tersedak karena makanannya, Rangga mengambil air minum dan menenggaknya dengan pelan. Akan tetapi, dia tetap menunjukkan sikap santainya melanjutkan makannya kembali. Berbeda dengan Bella dia tidak tahu hal ini dan meminta penjelasan dari mereka.

"Tunggu, tunggu. Maksud Tante gimana ya aku gak ngerti. Ma, tolong jelasin ke aku apa maksud Tante Dewi?" tanya Bella pada sang Mama.

"Jadi Bell, maksud dan tujuan Mama dan Papa ajak kamu ke acara makan malam ini karena kami berniat untuk menjodohkan kamu dengan anak Om Heru dan Tante Dewi," jelas Mama dengan santainya.

"Enggak, Bella gak mau. Ini tuh bukan zamannya Siti Nurbaya, ya. Bella gak mau dijodohkan! Bella masih mau nikmati masa muda, Bella masih mau kuliah, kerja. Enak aja dijodohkan!" Ucap Bella tak terima.

"Lagian juga, maaf nih ya, Om, Tante. Bella masih bisa cari yang lebih fresh daripada Pak Rangga," tambah Bella melirik sinis Rangga yang membuat laki-laki itu mendengus sebal.

"Sayang,. Papa tau kamu pasti bakal nolak perjodohan ini, tapi Papa mohon kali ini tolong kabulkan permintaan Papa dan Mama. Lagipula Papa selalu mengabulkan apa yang kamu mau kan? Papa gak pernah nolak permintaan dari kamu," jelas Papa.

"Ini beda lah, Pa. Ini soal masa depan aku-- "

"Bella dengerin Nak, Papa dan Mama itu cuma mau kamu mendapatkan Pria yang baik dan bertanggung jawab. Mama yakin Rangga itu bisa jaga kamu," ucap sang Mama memohon.

"Iya, sayang. Yang dibilang Mama kamu benar, Papa harap untuk permintaan kami kali ini kamu bisa menerimanya. Papa yakin Rangga itu adalah pria yang baik, bertanggung jawab dan bisa menjaga kamu dengan baik. Bukan begitu Nak Rangga?" tanyanya kepada Rangga.

Rangga yang sedari tadi hanya terdiam pun mengangguk. ia sebenarnya tidak mau dijodohkan, apalagi dengan wanita yang cerewet dan bar-bar seperti Bella, tapi melihat wajah sang Bunda yang sedih karena penolakan Bella membuat Rangga tak tega jadi ia terpaksa menyetujuinya.

"Jadi, kamu setuju nak kami jodohkan dengan Bella?" tanya Bunda dengan wajah sumringah.

"Terpaksa! Jika itu yang Bunda mau, bolehlah!" jawabnya, ucapan Rangga membuat Bella melotot tajam, apalagi jelas dengan ucapannya tadi. Terpaksa.

Ucapan Rangga diartikan lain oleh yang lain, mengabaikan kata 'terpaksa' tadi, membuat semuanya menjadi lega, kecuali Bella yang hanya bisa terdiam dan bingung memikirkan semuanya. ia tidak mau masa remajanya terenggut begitu saja. Akan tetapi dia juga tidak tega melihat raut wajah kedua orang tuanya bersedih.

"Bell? Panggil mama dengan penuh harap. Bella menatap sang Papa, biasanya sang papa lebih suka membebaskan dirinya, tak pernah memaksa. Akan tetapi, sang Papa mengeluarkan kunci mobil milik Bella di tangannya.

"Mobil gue!" Bella melotot, kali ini Papanya juga sama. Sepertinya tidak akan berpihak kepadanya.

"Hem, ya deh. Iya!" Jawab Bella ketus.

"Alhamdulillah!" ucap syukur semua orang, kecuali Rangga tentunya.

"Baik, kalo semuanya sudah setuju gimana kalo kita segera atur acara pernikahannya." Dewi berbicara.

"Gimana kalo kita adakan pernikahannya bulan depan. cukup kan untuk mempersiapkan semuanya?" ujar Dewi yang disetujui oleh Rina.

"Apa bulan depan? Apa gak terlalu cepat, Tante. maksudnya, apa bisa kasih waktu kita untuk saling kenal dulu gitu, secara kita aja baru ketemu, baru kenal," protes Bella.

"Satu bulan itu waktu yang cukup untuk kalian saling mengenal, sudah cukup ya. jangan protes lagi," ucap sang Papa yang membuat Bella mendengus sebal.

"Iya, sayang. Satu bulan itu waktu yang lebih dari cukup untuk kalian pacaran. Mulai sekarang panggil Tante dengan sebutan Bunda dan panggil Om Heru dengan sebutan Ayah ya," ucap Dewi senang.

"Nah jadi mulai sekarang sampai satu bulan kedepan kamu gak boleh main atau jalan-jalan gak jelas sama teman-teman kamu itu. kamu harus ikut mempersiapkan hari pernikahan kamu dengan Rangga," ujar Papa Bella. Tentu saja Bella tidak mau, enak saja dengan aturan tak jelas ini?

"Tapi Pah!"

"Udah sayang, lebih baik kamu makan dulu dari tadi kamu belum makan apa-apa, kan?" ucap Mama Bella.

Dari tadi Bella hanya mengaduk-aduk makanannya. Selera makannya hilang karena dia masih tidak menyangka kalau dia akan segera menikah dengan dosen yang menurutnya nyebelin dan super dingin itu. Bella tak yakin kalo dia bisa cinta sama Rangga.

Bella diam-diam menatap wajah Rangga.

Ganteng sih, tapi nyebelin nyaaa minta ampun. mana dingin dan cuek banget lagi kek mayat hidup, gerutu Bella dalam hati.

Rangga menatapnya balik, tapi Bella langsung mengalihkan pandangannya ke ponselnya lalu tiba-tiba terdengar beberapa notifikasi dari sana.

*Grup Trio Nyet-nyet*

✉️ Bell gimana makan malam Lo, seru gak?

Sindi.

✉️ Iya kepo nih! Amel.

📨 Emmmh biasa lah. Bella.

✉️ Pasti ngebosenin kan, gue tau paling ngebahas soal bisnis doang tuh orang tua.

Sindi.

✉️ Pasti Lo kesiksa banget Bell, kasian banget. Amel.

✉️ Eh besok kita jalan lagi yuk pake mobil baru Lo. Sindi.

📨 Gak tau deh, gue rada sibuk. Bella.

✉️ So sibuk Lo, sibuk apaan mandiin kucing tetangga Lo! Sindi.

📨 Sibuk dengan perasaan yang tidak mungkin bisa aku jalani. Bella.

✉️ Dih gak jelas banget Lo Bell. Amel.

Seketika Bella tersenyum saat membaca pesan demi pesan yang masuk dari sahabatnya,

Rangga menatap wajah Bella.

Manis, ucapnya dalam hati.

Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Dosen Baru
3 Dosen Killer
4 Ternyata
5 Makan Malam
6 Gue Calon Istrinya
7 Pergi Bersama
8 Cemburu?
9 Jauhi Dia
10 Hari Pernikahan
11 Malam Pertama
12 Insecure
13 Suami Siaga
14 First Kiss
15 Rumah Baru
16 Perhatian
17 Meminta Hak Suami
18 Siapa Dia?
19 Salah Paham
20 Kamu Harus Tanggung Jawab
21 Lagi-lagi Cemburu
22 Kamu Anggap Aku Supir Taksi
23 Jalan Bersama Elsa
24 Kisah Rangga
25 Hanya masa lalu
26 Akhirnya Rangga jujur dengan perasaannya
27 Ternyata sifat Rangga sangat manis
28 Gue kan istrinya
29 Ega lagi
30 Kecewa
31 Salah paham
32 Mulai Curiga
33 Aku Takut
34 Gombal
35 Di terima?
36 Apa yang akan Rangga lakukan?
37 Menghapus jejak
38 Suaminya?
39 Akhirnya
40 Jangan Ada Rahasia Lagi
41 Meminta kepastian
42 Jangan ganggu gue lagi!
43 Berangkat liburan
44 Welcome to Bali
45 Hari pertama liburan
46 Cemburu
47 Akhirnya
48 Lanjutin yuk
49 Siapa cowok yang Amel suka
50 Cinta itu harus diperjuangkan
51 Hukuman
52 Wow pemilik villa
53 Aku pastikan kamu akan jadi milikku selamanya
54 Resmi jadian
55 Liburan selesai
56 Hari Kelulusan
57 Hari kelulusan 2
58 Dia?
59 Ternyata klien ku adalah Dia
60 Mengapa kembali?
61 apakah ini saatnya
62 Istri seutuhnya
63 ikut ke kantor
64 Makan siang bareng
65 Bersahabat
66 Positif
67 kecelakaan
68 Terpukul
69 Mencoba untuk kuat
70 Pengajian
71 Nekat
72 Seorang gadis
73 Ngidam
74 5 bulan
75 Milik ku seutuhnya
76 Melahirkan
77 Hari pernikahan
78 Berkenalan
79 Bella?
80 Meninggal
81 memutuskan hubungan
82 mengantarnya pulang
83 Menyingkirkan nya
84 Ingat semuanya
85 mengharukan
86 Berkumpul kembali
87 jalan-jalan
88 Hari pernikahan Sindi
89 Dia?
90 Kemarahan Rangga
91 Bekerja Sama
92 Menjenguk Brian
93 Terbongkar
94 Rangga murka
95 Merindukan momen berdua
96 Berebut Brian
97 Musuh bebuyutan
98 Bangkit kembali
99 tanda merah
100 Ke Rumah Amel
101 Pesan misterius
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Dosen Baru
3
Dosen Killer
4
Ternyata
5
Makan Malam
6
Gue Calon Istrinya
7
Pergi Bersama
8
Cemburu?
9
Jauhi Dia
10
Hari Pernikahan
11
Malam Pertama
12
Insecure
13
Suami Siaga
14
First Kiss
15
Rumah Baru
16
Perhatian
17
Meminta Hak Suami
18
Siapa Dia?
19
Salah Paham
20
Kamu Harus Tanggung Jawab
21
Lagi-lagi Cemburu
22
Kamu Anggap Aku Supir Taksi
23
Jalan Bersama Elsa
24
Kisah Rangga
25
Hanya masa lalu
26
Akhirnya Rangga jujur dengan perasaannya
27
Ternyata sifat Rangga sangat manis
28
Gue kan istrinya
29
Ega lagi
30
Kecewa
31
Salah paham
32
Mulai Curiga
33
Aku Takut
34
Gombal
35
Di terima?
36
Apa yang akan Rangga lakukan?
37
Menghapus jejak
38
Suaminya?
39
Akhirnya
40
Jangan Ada Rahasia Lagi
41
Meminta kepastian
42
Jangan ganggu gue lagi!
43
Berangkat liburan
44
Welcome to Bali
45
Hari pertama liburan
46
Cemburu
47
Akhirnya
48
Lanjutin yuk
49
Siapa cowok yang Amel suka
50
Cinta itu harus diperjuangkan
51
Hukuman
52
Wow pemilik villa
53
Aku pastikan kamu akan jadi milikku selamanya
54
Resmi jadian
55
Liburan selesai
56
Hari Kelulusan
57
Hari kelulusan 2
58
Dia?
59
Ternyata klien ku adalah Dia
60
Mengapa kembali?
61
apakah ini saatnya
62
Istri seutuhnya
63
ikut ke kantor
64
Makan siang bareng
65
Bersahabat
66
Positif
67
kecelakaan
68
Terpukul
69
Mencoba untuk kuat
70
Pengajian
71
Nekat
72
Seorang gadis
73
Ngidam
74
5 bulan
75
Milik ku seutuhnya
76
Melahirkan
77
Hari pernikahan
78
Berkenalan
79
Bella?
80
Meninggal
81
memutuskan hubungan
82
mengantarnya pulang
83
Menyingkirkan nya
84
Ingat semuanya
85
mengharukan
86
Berkumpul kembali
87
jalan-jalan
88
Hari pernikahan Sindi
89
Dia?
90
Kemarahan Rangga
91
Bekerja Sama
92
Menjenguk Brian
93
Terbongkar
94
Rangga murka
95
Merindukan momen berdua
96
Berebut Brian
97
Musuh bebuyutan
98
Bangkit kembali
99
tanda merah
100
Ke Rumah Amel
101
Pesan misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!