Blizt'N Demon

Blizt'N Demon

Chapter 01 -Awal dari segalanya

"Huft.. Hari ini melelahkan sekali," ucap seorang pemuda dengan pupil mata ungu. Namanya adalah Rafa.

"Lagi pula, kenapa dia (guru) terlambat? Karena itu kita pulang lebih lama," keluh seorang pemuda di sampingnya. Namanya adalah Kevin.

"Kau protes saja langsung padanya," balas Rafa.

"Kau pikir aku berani? Tentu saja tidak!"

Titttt

Secara bersamaan, Rafa dan Kevin melihat ke arah jalan karena suara klakson mobil yang keras.

Tepat di penyebrangan jalan, seorang anak kecil berdiri diam sambil melihat mobil yang melaju ke arahnya. Ia tidak melakukan gerakan apapun. Bahkan tidak mencoba untuk menghindar.

"Itu berbahaya!"

"Duh," Wajah Kevin terpukul tas yang dilemparkan Rafa. Sementara temannya itu berlari ke tengah jalan. "Bodoh, apa yang kau lakukan?!" kagetnya.

Rafa menarik tangan anak kecil dengan kuat sampai dirinya dan anak itu jatuh bersamaan di trotoar jalan.

Busshh

Mobil pun melintas dengan cepat tanpa mengurangi kecepatannya. Ia seperti tak peduli bila nantinya akan menabrak anak kecil tadi.

Rafa melihat anak kecil yang terjatuh di atas tubuhnya. Ia sedikit meringis karena anak itu menimpa tubuhnya. Walau begitu, ia harus menanyakan keadaannya, "Kau baik baik saja?"

Anak itu segera bangun dan duduk di samping Rafa. Ia terlihat sedikit terkejut dengan hal yang baru saja terjadi. Untuk sesaat ia hanya terdiam. Hingga Rafa akhirnya kembali berbicara, "Sudah, kau sekarang aman. Bagaimana kondisimu?"

Anak itu menatap Rafa dan hanya mengangguk untuk membalasnya.

Rafa menghela nafas lega. Ia pun berdiri dan membantu anak itu juga untuk berdiri, "Kenapa kau berdiri di tengah jalan? Itu berbahaya. Jika saja aku tidak melihatmu ada di sana, kau mungkin sudah tertabrak oleh mobil."

Anak itu menggeleng sebagai jawaban. Tidak banyak ekspresi yang ditunjukkannya setelah ekspresi terkejut tadi.

"Orang tuanya sangat ceroboh sampai membiarkan anaknya hampir tertabrak di jalan," gumam Rafa sambil menatap anak kecil itu. Ia kini baru menyadari bila pakaian yang dikenakannya sangat besar untuk ukuran tubuhnya yang kecil. "Mereka bahkan memberikan baju yang besar untuk anaknya. Apa mereka berharap pakaian itu bisa digunakan sampai dia dewasa nanti?"

Anak di depan Rafa hanya memperhatikan dirinya yang terus bergumam dengan suara kecil.

"Rafa! Kau baik baik saja?!" teriak Kevin yang mulai menghampiri Rafa. Ia terlihat khawatir. Tindakan temannya itu sangat gegabah dan nekat.

"Aku baik baik saja. Dia juga sepertinya tidak terluka," balas Rafa sambil melirik Kevin sebentar. Pandangannya kembali teralihkan pada anak di depan, "Dimana orang tuamu? Kenapa kau sendirian di tempat ini? Ini sudah hampir malam."

Anak itu menggelengkan kepalanya, "Aku sendiri. Aku tidak tahu ini dimana. Sebelumnya aku terbangun di jalan kecil, lalu aku berniat untuk berjalan jalan. Lalu setelahnya, itu yang terjadi."

"Apa orang tuanya baru saja membuangnya? Kasihan sekali. Padahal dia masih kecil. Mereka tega sekali membiarkan anak seumurannya sendirian di sini," bisik Kevin di dekat telinga Rafa. Sesekali pandangannya melirik anak itu dengan tatapan kasihan.

Rafa mengangguki ucapan temannya itu, "Ehm.. Siapa namamu dik?"

"Leon," jawab anak itu.

Rafa sedikit menurunkan tubuhnya untuk mensejajarkan diri dengan Leon, "Bagaimana bila aku mengantarmu ke panti asuhan saja? Kau bisa makan dan mendapatkan tempat tinggak di sana. Kau juga akan mendapatkan banyak teman. Kau akan senang di sana, dibandingkan harus bepergian tanpa arah seperti ini."

Leon menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau."

Rafa mengerutkan keningnya dengan ekspresi heran, "Kenapa kau tidak mau? Padahal kau akan mendapatkan tempat tinggal dan makanan di sana. Kau juga bisa mendapatkan banyak teman."

"Jika aku bisa mendapatkan hal seperti itu, aku pasti harus membayarnya dengan sesuatu. Aku tidak memiliki apapun untuk itu."

Jawaban dari Leon membuat Kevin dan Rafa berkedip beberapa kali. Mereka pun tertawa karena jawabannya, "Hahaha.., Kau tidak harus membayar apapun untuk panti asuhan. Kau cukup menikmatinya saja," balas Kevin.

Leon menggelengkan kepala, "Aku tidak mau."

"Kalau begitu, apa kau mau bertemu dengan orang tuamu?" tanya Rafa.

"Aku tidak ingat apapun. Yang kuingat hanya namaku saja."

Kevin dan Rafa saling melemparkan tatapan satu sama lain. Jawaban itu sepertinya menjawab sebagian pertanyaan mereka, "Kau hilang ingatan? Bagaimana bisa?" tanya mereka secara serentak.

Leon membungkam mulutnya. Ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya.

"Kau yakin tidak mau ke panti asuhan? Jika kau ke sana mungkin panti asuhan bisa membantu menemukan identitasmu. Kau juga bisa segera bertemu dengan orang tuamu," tanya Rafa untuk kedua kalinya.

Walau begitu, Leon tetap menggelengkan kepalanya dan menolak usulan dari Rafa.

Pada akhirnya setelah banyak memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah, Rafa membawa Leon ke rumahnya. Walaupun rumahnya tidak besar, tapi rumahnya nyaman ditinggali. Di tempatnya pun memiliki ruangan yang kumplit. Ada ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan 2 kamar tidur yang letaknya berada di lantai 2.

"Untuk sementara kau bisa tinggal di rumahku sampai kau bertemu dengan orang tuamu. Mereka mungkin sedang mengkhawatirkanmu saat ini," ucap Rafa.

Leon yang terus menolak untuk masuk ke panti asuhan pada akhirnya menumpang di rumah Rafa karena orang itu yang terus membujuknya. Rafa mungkin tidak mau bila anak sepertinya sampai terluntang lantung di jalanan. Karena itu, dia sampai mau memberikan tempat untuknya.

"Sejak tadi dia terus diam saja. Biasanya anak seumurannya sering berisik. Apa mungkin sekarang dia sedang bingung? Jika dipikirkan, pertama dia baru saja hilang ingatan. Kedua, mobil hampir menabraknya. Ketiga, dia tiba tiba harus tinggal sementara di rumah asing," batin Rafa dengan mata yang terus memperhatikan Leon.

Anak laki laki itu terlihat berumur 10 tahun. Kehilangan ingatan pasti akan membuatnya sangat bingung. Bahkan mungkin takut dan panik. Ia khawatir bila Leon akan takut dan panik seperti itu. Karena ia tidak tahu bagaimana cara mengatasinya.

"Untuk sekarang sebaiknya istirahat dulu saja. Eumh.. Kalau dipikir pikir, bajumu terlalu besar. Aku akan mencarikan pakaian kecil yang mungkin bisa kau pakai. Tunggulah di sini."

Mendengar ucapan Rafa, Leon hanya mengangguk.

Beberapa saat kemudian, Leon sudah mengganti bajunya dengan pakaian yang diberikan Rafa. Pakaian kaos berwarna hitam dengan gambar super hero.

"Hehehe, tidak ada lagi selain baju itu," ucap Rafa dengan canggung. "Kita akan pergi membeli pakaian untukmu besok, karena kebetulan juga besok adalah hari minggu. Baiklah! Sekarang aku akan menunjukkan kamarmu sementara ini."

Leon memperhatikan setiap inci ruangan tidurnya setelah sampai. Cat dinding berwarna putih dengan garis coklat di bawah, tempat tidur yang cukup untuk 2-3 orang, lemari sedang berwarna kecoklatan, meja belajar dan kursi. Lalu jendela yang berada di dekat tempat tidur dengan hordeng coklat.

"Kenapa kau mau menolongku?" tanya Leon dengan tatapan yang masih terarah pada ruangan kamar.

"Em.. Kupikir tidak perlu alasan untuk membantu seseorang," jawab Rafa seadanya. "Sudahlah, itu tidak terlalu penting. Sekarang kau istirahat dulu di sini, aku akan membuatkan makanan."

Leon hanya diam tanpa membalas ucapan Rafa, hingga akhirnya pemuda itu pun pergi ke lantai bawah.

Terpopuler

Comments

Wana Sifah

Wana Sifah

ehmm

2024-10-29

0

「Hikotoki」

「Hikotoki」

hmm

2023-09-08

0

Isti II

Isti II

ciapp

2023-05-28

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 -Awal dari segalanya
2 Chapter 02 -Es Krim
3 Chapter 03 -Nevan
4 Chapter 04 -Raja Iblis
5 Chapter 05 -Katly Dan Retakan
6 Chapter 06 -Berita
7 Chapter 07 -Lawan Pertama
8 Chapter 08 -Kematian Sementara
9 Chapter 09 -Sadar
10 Chapter 10 -Pasar Malam
11 Chapter 11 -Pasar Malam 2
12 Chapter 12 -Tangan Kanan Raja
13 Chapter 13 -2 Sifat
14 Chapter 14 -Pulang
15 Chapter 15 -Sakit
16 Chapter 16 -Pria Asing
17 Chapter 17 -Need
18 Chapter 18 -Need 2
19 Chapter 19 -Kedatangan
20 Chapter 20 -Need Dan Leon
21 Chapter 21 -Kepingan Informasi
22 Chapter 22 -Tidak Percaya
23 Chapter 23 -Ketidaktahuan
24 Chapter 24 -Teddy
25 Chapter 25 -Berbeda
26 Chapter 26 -Kevin Mati
27 Chapter 27 -Tidak Jadi Mati
28 Chapter 28 -Kedatangan Flynn
29 Chapter 29 -Kedatangan Flynn 2
30 Chapter 30 -Ke Rumah Sakit
31 Chapter 31 -Usir Leon?
32 Chapter 32 -Bertengkar
33 Chapter 33 -Permintaan
34 Chapter 34 -Pertemuan Kedua
35 Chapter 35 -Bertarung Lagi
36 Chapter 36 -Muak Dan Kematian
37 Chapter 37 -Bunuh Diri
38 Chapter 38 -Ash
39 Chapter 39 -Cemas
40 Chapter 40 -Permintaan Maaf
41 Chapter 41 -Perpisahan
42 Chapter 42 -Masing Masing
43 Chapter 43 -Melawan Belle
44 Chapter 44 -Belle Mati
45 Chapter 45 -Ingatan Kembali
46 Chapter 46 -Kematian Diva
47 Chapter 47 -Penjelasan Nevan
48 Chapter 48 -Antara Rafa Dan Nevan
49 Chapter 49 -Pengaruh Mutlak
50 Chapter 50 -Sudut Pandang
51 Chapter 51 -Kehadiran Melvin
52 Chapter 52 -Cara Untuk Masuk?
53 Chapter 53 -Menyusup
54 Chapter 54 -Ketahuan
55 Chapter 55 -Bertemu Iblis
56 Chapter 56 -Membunuh Iblis
57 Chapter 57 -Berkumpul Di Aula
58 Chapter 58 -Menuju Pertempuran Akhir
59 Chapter 59 -Need
60 Chapter 60 -Menuju Akhir
61 Chapter 61 -Menuju Akhir II
62 Chapter 62 -Leon Mati
63 Chapter 63 -Pohon Telah Tumbuh
64 Chapter 64 -Reinkarnasi
65 Chapter 65 -10 Tahun Kemudian
66 Chapter 66 -Masa Lalu Ralt
67 Chapter 67 -Ketiga
68 Chapter 68 -Terciptanya Need
69 Chapter 69 -POV Selesai
70 Chapter 70 -Berbaikan
71 Chapter 71 -Kebenaran
72 Chapter 72 -Kemungkinan
73 Chapter 73 -Kisah Teddy
74 Chapter 74 -Kembali Ke Dunia Iblis
75 Chapter 75 -Memohon
76 Chapter 76 -Pergi Ke Dunia Iblis
77 Chapter 77 -Ayah Dan Anak
78 Chapter 78 -Kabar Kematian
79 Chapter 79 -Kawanan Beruang Berduri
80 Chapter 80 -Menyembuhkan
81 Chapter 81 -Kendala
82 Chapter 82 -Tekad
83 Chapter 83 -Nevan
84 Chapter 84 -Kite
85 Chapter 85 -Mayat Hidup
86 Chapter 86 -Mayat Hidup II
87 Chapter 87 -Bertemu Kembali
88 Chapter 88 -Flynn
89 Chapter 89 -Kekacauan
90 Chapter 90 -Mayat Hidup III
91 Chapter 91 -Kite II
92 Chapter 92 -Need Dan Leon II
93 Chapter 93 -Iblis Dan Blizt
94 Chapter 94 -Leon
95 Chapter 95 -Serangan
96 Chapter 96 -Tidak Terima
97 Chapter 97 -Hidup Kembali
98 Chapter 98 -Bercanda
99 Chapter 99 -Iblis Dan Blizt II
100 Chapter 100 -Pendapat
101 Chapter 101 -Menjadi Umpan
102 Chapter 102 -Silvia Dan Stev
103 Chapter 103 -Silvia Dan Stev II
104 Chapter 104 -Kedatangan Tak Terduga
105 Chapter 105 -Hidup Lagi
106 Chapter 106 -Pertarungan Berakhir
107 Chapter 107 -Antara Melvin Dan Radolf
108 Chapter 108 -Ken Pergi
109 Chapter 109 -Flashback
110 Chapter 110 -Ingatan Nevan Kembali
111 Chapter 111 -Mencari Makan
112 Chapter 112 -Mayat Hidup Ralt
113 Chapter 113 -Ken
114 Chapter 114 -Bukan Makhluk Hidup
115 Chapter 115 -Di Pihak Musuh?
116 Chapter 116 -Nevan Dan Ray
117 Chapter 117 -Ray
118 Chapter 118 -Osdont? Osnot? Osmond!
119 Chapter 119 -Oliver Dan Darah Campuran
120 Chapter 120 -Michael
121 Chapter 121 -Michael II
122 Chapter 122 -Masa Lalu, Masa Depan
123 Chapter 123 -Menyalahkan
124 Chapter 124 -Hubungan Kite Dan Felix
125 Chapter 125 -POV Ken
126 Chapter 126 -Kite Dan Michael
127 Chapter 127 -Kite Dan Michael II
128 Chapter 128 -Rafa= Oliver?
129 Chapter 129 -Oliver
130 Chapter 130 -Oliver II
131 Chapter 131 -Putra Ratu Silvia
132 Chapter 132 -Perang Akhir Dimulai
133 Chapter 133 -Perang Akhir Dimulai II
134 Chapter 134 -Perang Akhir Dimulai III
135 Chapter 135 -Rafa?
136 Chapter 136 -Identitas Ken
137 Chapter 137 -Perang Akhir Dimulai IV
138 Chapter 138 -Perang Akhir Dimulai V
139 Chapter 139 -Teddy II
140 Chapter 140 -Axelle
141 Chapter 141 -Axelle II
142 Chapter 142 -Kekejaman Michael
143 Chapter 143 -Leon II
144 Chapter 144 -Kenapa?
145 Chapter 145 -The End
146 Last
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Chapter 01 -Awal dari segalanya
2
Chapter 02 -Es Krim
3
Chapter 03 -Nevan
4
Chapter 04 -Raja Iblis
5
Chapter 05 -Katly Dan Retakan
6
Chapter 06 -Berita
7
Chapter 07 -Lawan Pertama
8
Chapter 08 -Kematian Sementara
9
Chapter 09 -Sadar
10
Chapter 10 -Pasar Malam
11
Chapter 11 -Pasar Malam 2
12
Chapter 12 -Tangan Kanan Raja
13
Chapter 13 -2 Sifat
14
Chapter 14 -Pulang
15
Chapter 15 -Sakit
16
Chapter 16 -Pria Asing
17
Chapter 17 -Need
18
Chapter 18 -Need 2
19
Chapter 19 -Kedatangan
20
Chapter 20 -Need Dan Leon
21
Chapter 21 -Kepingan Informasi
22
Chapter 22 -Tidak Percaya
23
Chapter 23 -Ketidaktahuan
24
Chapter 24 -Teddy
25
Chapter 25 -Berbeda
26
Chapter 26 -Kevin Mati
27
Chapter 27 -Tidak Jadi Mati
28
Chapter 28 -Kedatangan Flynn
29
Chapter 29 -Kedatangan Flynn 2
30
Chapter 30 -Ke Rumah Sakit
31
Chapter 31 -Usir Leon?
32
Chapter 32 -Bertengkar
33
Chapter 33 -Permintaan
34
Chapter 34 -Pertemuan Kedua
35
Chapter 35 -Bertarung Lagi
36
Chapter 36 -Muak Dan Kematian
37
Chapter 37 -Bunuh Diri
38
Chapter 38 -Ash
39
Chapter 39 -Cemas
40
Chapter 40 -Permintaan Maaf
41
Chapter 41 -Perpisahan
42
Chapter 42 -Masing Masing
43
Chapter 43 -Melawan Belle
44
Chapter 44 -Belle Mati
45
Chapter 45 -Ingatan Kembali
46
Chapter 46 -Kematian Diva
47
Chapter 47 -Penjelasan Nevan
48
Chapter 48 -Antara Rafa Dan Nevan
49
Chapter 49 -Pengaruh Mutlak
50
Chapter 50 -Sudut Pandang
51
Chapter 51 -Kehadiran Melvin
52
Chapter 52 -Cara Untuk Masuk?
53
Chapter 53 -Menyusup
54
Chapter 54 -Ketahuan
55
Chapter 55 -Bertemu Iblis
56
Chapter 56 -Membunuh Iblis
57
Chapter 57 -Berkumpul Di Aula
58
Chapter 58 -Menuju Pertempuran Akhir
59
Chapter 59 -Need
60
Chapter 60 -Menuju Akhir
61
Chapter 61 -Menuju Akhir II
62
Chapter 62 -Leon Mati
63
Chapter 63 -Pohon Telah Tumbuh
64
Chapter 64 -Reinkarnasi
65
Chapter 65 -10 Tahun Kemudian
66
Chapter 66 -Masa Lalu Ralt
67
Chapter 67 -Ketiga
68
Chapter 68 -Terciptanya Need
69
Chapter 69 -POV Selesai
70
Chapter 70 -Berbaikan
71
Chapter 71 -Kebenaran
72
Chapter 72 -Kemungkinan
73
Chapter 73 -Kisah Teddy
74
Chapter 74 -Kembali Ke Dunia Iblis
75
Chapter 75 -Memohon
76
Chapter 76 -Pergi Ke Dunia Iblis
77
Chapter 77 -Ayah Dan Anak
78
Chapter 78 -Kabar Kematian
79
Chapter 79 -Kawanan Beruang Berduri
80
Chapter 80 -Menyembuhkan
81
Chapter 81 -Kendala
82
Chapter 82 -Tekad
83
Chapter 83 -Nevan
84
Chapter 84 -Kite
85
Chapter 85 -Mayat Hidup
86
Chapter 86 -Mayat Hidup II
87
Chapter 87 -Bertemu Kembali
88
Chapter 88 -Flynn
89
Chapter 89 -Kekacauan
90
Chapter 90 -Mayat Hidup III
91
Chapter 91 -Kite II
92
Chapter 92 -Need Dan Leon II
93
Chapter 93 -Iblis Dan Blizt
94
Chapter 94 -Leon
95
Chapter 95 -Serangan
96
Chapter 96 -Tidak Terima
97
Chapter 97 -Hidup Kembali
98
Chapter 98 -Bercanda
99
Chapter 99 -Iblis Dan Blizt II
100
Chapter 100 -Pendapat
101
Chapter 101 -Menjadi Umpan
102
Chapter 102 -Silvia Dan Stev
103
Chapter 103 -Silvia Dan Stev II
104
Chapter 104 -Kedatangan Tak Terduga
105
Chapter 105 -Hidup Lagi
106
Chapter 106 -Pertarungan Berakhir
107
Chapter 107 -Antara Melvin Dan Radolf
108
Chapter 108 -Ken Pergi
109
Chapter 109 -Flashback
110
Chapter 110 -Ingatan Nevan Kembali
111
Chapter 111 -Mencari Makan
112
Chapter 112 -Mayat Hidup Ralt
113
Chapter 113 -Ken
114
Chapter 114 -Bukan Makhluk Hidup
115
Chapter 115 -Di Pihak Musuh?
116
Chapter 116 -Nevan Dan Ray
117
Chapter 117 -Ray
118
Chapter 118 -Osdont? Osnot? Osmond!
119
Chapter 119 -Oliver Dan Darah Campuran
120
Chapter 120 -Michael
121
Chapter 121 -Michael II
122
Chapter 122 -Masa Lalu, Masa Depan
123
Chapter 123 -Menyalahkan
124
Chapter 124 -Hubungan Kite Dan Felix
125
Chapter 125 -POV Ken
126
Chapter 126 -Kite Dan Michael
127
Chapter 127 -Kite Dan Michael II
128
Chapter 128 -Rafa= Oliver?
129
Chapter 129 -Oliver
130
Chapter 130 -Oliver II
131
Chapter 131 -Putra Ratu Silvia
132
Chapter 132 -Perang Akhir Dimulai
133
Chapter 133 -Perang Akhir Dimulai II
134
Chapter 134 -Perang Akhir Dimulai III
135
Chapter 135 -Rafa?
136
Chapter 136 -Identitas Ken
137
Chapter 137 -Perang Akhir Dimulai IV
138
Chapter 138 -Perang Akhir Dimulai V
139
Chapter 139 -Teddy II
140
Chapter 140 -Axelle
141
Chapter 141 -Axelle II
142
Chapter 142 -Kekejaman Michael
143
Chapter 143 -Leon II
144
Chapter 144 -Kenapa?
145
Chapter 145 -The End
146
Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!