Chapter 18 -Need 2

"Sebenarnya dia kemana? Bagaimana dia bisa menghilang tiba tiba?" ucap Rafa. Ia sebelumnya terbangun dan tidak melihat kehadiran Leon. Ia sudah mencarinya di seluruh ruangan, namun tidak menemukannya. Ia pun pergi mencarinya dengan ditemani Kevin.

"Padahal aku tidur di sofa dekat pintu, tapi aku tidak mendengar suara pintu terbuka. Dia juga tidak mengatakan padaku kemana dia akan pergi. Sepertinya, dia berusaha kabur diam diam tanpa kita mengetahuinya," ucap Kevin sambil menggelengkan kepalanya.

Mendengar ucapan Kevin, membuat Rafa berpikir bila Leon kabur. Ia memiliki perkiraan, Leon pergi untuk mencari Nevan. Karena Nevan pergi dengan tiba tiba tanpa mengatakan apapun pada Leon, membuat anak itu mencarinya. Bagaimanapun mereka sudah sangat dekat.

Walau demikian, ia tidak yakin dengan itu. Jika Leon ingin menemui Nevan, seharusnya Leon mengatakan hal itu padanya saja. Jika dia mencarinya sendiri, dia tidak akan bisa menemukan Nevan. Karena itu pun, ia memiliki perkiraan lain.

Leon sedang mencoba mencari kedua orang tuanya karena merindukannya. Anak itu memang tidak selalu menunjukkan ekspresi, namun bisa saja dalam lubuk hatinya, ia sangat merindukan kehadiran orang tua. Ia juga mungkin saja ingin mencari jati diri aslinya dan segera mengingat kenangan yang pernah terjadi sebelumnya.

Walau memiliki perkiraan seperti itu, ia masih tidak tahu tujuan sebenarnya Leon. Dan apapun tujuannya keluar diam diam, itu membuatnya khawatir. Leon masih sakit. Panasnya belum turun, tapi dia pergi seperti ini. Ia harus menemukannya segera.

"Kita berpencar saja, dengan begitu, kita akan lebih cepat menemukannya. Kau ke kanan, aku ke kiri," ucap Rafa.

Nevan mengangguk setuju. Ia pun segera berbelok ke kanan. Sedangkan Rafa, ia berbelok ke kiri.

***

Need menarik kedua lengan Leon. Kedua telapak tangan anak itu memerah dan terluka. Wajahnya seketika langsung kesal, "Jangan melukai tanganmu sendiri. Walaupun luka kecil seperti ini bisa sembuh dengan cepat, tapi jangan melukai dirimu sendiri. Aku tidak suka."

Leon seketika membuka kedua matanya. Ia berkedip beberapa kali. Apa ia tidak salah dengar tadi? Apa maksud dari ucapannya? Apakah pemuda itu ingin menyiksanya dengan keadaan tubuh yang bersih tanpa luka? Dan tidak puas bila ia terluka yang bukan disebabkan oleh dirinya?

Ketika memikirkan alasan itu, membuat Leon semakin takut. Ia menarik kedua tangannya yang mulai sembuh berkat regenerasi tubuhnya, "Jangan macam macam."

Need semakin curiga dengan gerak gerik Leon. Ia yakin anak itu adalah Leon. Ia tidak mungkin salah mengenalinya. Walaupun Leon menyamar menjadi anak manusia sekalipun, ia pasti mengenalinya dengan jelas. Bisa dikatakan ia adalah maniak Leon. Ia menyukai bagaimana sifatnya, apa yang dilakukan olehnya, cara makannya, matanya, suaranya, sifat kejamnya, semua hal dari dirinya. Mustahil ia salah mengenali orang sebagai Leon.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu?" tanya Need dengan khawatir.

Leon tidak peduli dengan ucapan Need. Ia hanya ingin pergi menjauh dari pembunuh itu. Ia mencengkram pasir di dekatnya dan langsung melemparkannya pada Need.

"Akh," Need kesakitan saat matanya kelilipan. Ia berkedip berkali kali dan mencoba mengeluarkan pasir yang masuk ke dalam matanya.

Pada saat itulah, Leon langsung berdiri dan lari menjauhi Need. Ia ingin pulang ke tempat yang aman.

Need yang sudah mengeluarkan pasir di matanya hanya memperhatikan Leon yang lari semakin menjauh darinya. Ia kini tidak mengejarnya dan memilih untuk menyelidiki keadaan yang terjadi. Ia memiliki firasat buruk tentang ini.

Leon berlari sambil sesekali melirik ke belakang. Ia juga melihat sekitarnya dengan waspada. Pemuda yang mengejarnya bisa muncul kapan saja dan dimana saja tanpa ia duga sama sekali. Entah bagaimana dia bisa melakukannya, namun ia tidak peduli. Asalkan bisa jauh darinya, ia bisa tenang.

Ia yang terlalu fokus dengan belakangnya tanpa sengaja menabrak seseorang hingga membuat dirinya termundur beberapa langkah ke belakang.

"L-Leon?!"

Leon mengelus kepalanya yang baru saja terbentur. Ia segera melihat ke atas ketika mendengar suara orang yang tidak asing. Dilihatnya seorang pemuda bermanik mata ungu berdiri di depannya dengan raut khawatir.

"Ra–"

Rafa langsung berlutut di depan Leon. Ia memegang kedua pundaknya dan mengamati keseluruhan tubuh Leon. Ia khawatir bila anak itu terluka, "Kau tidak terluka, 'kan? Bagaimana keadaanmu? Apa kau masih pusing? Apa kau mau aku memeriksakanmu ke klinik?"

Leon menggelengkan kepala, "Aku baik baik saja."

Rafa menghela nafas dengan berat. Leon tidak terluka. Ia menyentil dahi Leon dengan ekspresi kesal, "Kenapa kau pergi tiba tiba? Apa kau mau kabur dari rumah? Apa yang kau pikirkan? Kau belum sembuh, tapi malah pergi keluar diam diam."

Leon terdiam mendengar ucapan Rafa. Pemuda itu lebih terlihat seperti orang tua yang mencemaskan anaknya, "Maaf.."

"Hah.. sebenarnya kau mau pergi kemana? Kau bahkan tidak mengatakan apapun padaku. Jika kau ingin bertemu Nev, katakan itu padaku. Kau tidak akan bisa menemukannya sendirian. Lalu jika kau ingin bertemu orang tuamu, katakan hal itu juga padaku. Aku pasti akan membantumu. Walau tidak bisa banyak membantu, setidaknya aku bisa meringankan masalahmu," ucap Rafa dengan panjang lebar.

"Aku hanya ingin berjalan jalan sebentar. Maaf sudah pergi diam diam," Leon menundukkan kepalanya, seperti seorang anak yang sudah menyadari kesalahannya.

Rafa menghela nafas sambil menggelengkan kepala. Ia menyentuh kepala Leon, "Sudahlah, jika kau benar benar menyesal, jangan mengulanginya lagi dan membuatku khawatir. Lain kali katakan padaku bila kau ingin pergi keluar."

Leon mengangguk dengan kepala yang masih tertunduk.

"Sekarang bagaimana perasaanmu? Apa kau masih merasa tidak enak?" tanya Rafa sambil menyentuh kening anak itu.

"Aku.. sudah lebih baik."

"Panasnya sudah turun. Wajahnya juga tidak pucat seperti sebelumnya. Padahal tadi tubuhnya sangat panas. Tapi baguslah bila dia sudah sembuh," batin Rafa.

Di balik bangunan dekat tempat itu, Need nampak mengepalkan lengannya dengan gigi menggertak. Ia sangat iri dengan Rafa karena pemuda itu bisa menyentuh Leon. Sementara dirinya tidak pernah menyentuhnya. Kecuali saat ia mencoba menolong Leon tadi, "Sebenarnya siapa dia?!" gumamnya dengan kesal.

Saat ia memperhatikan keduanya, Rafa tiba tiba melihat ke arah tempatnya berdiri. Ia pun segera bersembunyi agar tidak ketahuan. Ia akan mengikuti Leon diam diam dan mencari tahu apa yang terjadi.

"Ada apa?" bingung Leon.

Rafa merasa seperti sedang diperhatikan seseorang. Terlebih, seperti ada aura negatif yang tertuju padanya. Ia pun menatap Leon dan menggelengkan kepala, "Tidak ada. Mungkin aku hanya salah lihat karena di sini sedikit gelap. Sebaiknya kita pulang sekarang ya?"

Leon mengangguk dan berjalan di samping Rafa. Ia kini merasa sudah aman saat Rafa ada di sampingnya. Ia juga tidak merasakan tanda tanda kehadiran pembunuh itu lagi. Sepertinya dia sudah menghilang. Begitulah yang dia pikirkan.

Namun, Need masih terus mengikutinya diam diam.

Terpopuler

Comments

Agis_Mcan

Agis_Mcan

maniak Leon katanya...

2023-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 -Awal dari segalanya
2 Chapter 02 -Es Krim
3 Chapter 03 -Nevan
4 Chapter 04 -Raja Iblis
5 Chapter 05 -Katly Dan Retakan
6 Chapter 06 -Berita
7 Chapter 07 -Lawan Pertama
8 Chapter 08 -Kematian Sementara
9 Chapter 09 -Sadar
10 Chapter 10 -Pasar Malam
11 Chapter 11 -Pasar Malam 2
12 Chapter 12 -Tangan Kanan Raja
13 Chapter 13 -2 Sifat
14 Chapter 14 -Pulang
15 Chapter 15 -Sakit
16 Chapter 16 -Pria Asing
17 Chapter 17 -Need
18 Chapter 18 -Need 2
19 Chapter 19 -Kedatangan
20 Chapter 20 -Need Dan Leon
21 Chapter 21 -Kepingan Informasi
22 Chapter 22 -Tidak Percaya
23 Chapter 23 -Ketidaktahuan
24 Chapter 24 -Teddy
25 Chapter 25 -Berbeda
26 Chapter 26 -Kevin Mati
27 Chapter 27 -Tidak Jadi Mati
28 Chapter 28 -Kedatangan Flynn
29 Chapter 29 -Kedatangan Flynn 2
30 Chapter 30 -Ke Rumah Sakit
31 Chapter 31 -Usir Leon?
32 Chapter 32 -Bertengkar
33 Chapter 33 -Permintaan
34 Chapter 34 -Pertemuan Kedua
35 Chapter 35 -Bertarung Lagi
36 Chapter 36 -Muak Dan Kematian
37 Chapter 37 -Bunuh Diri
38 Chapter 38 -Ash
39 Chapter 39 -Cemas
40 Chapter 40 -Permintaan Maaf
41 Chapter 41 -Perpisahan
42 Chapter 42 -Masing Masing
43 Chapter 43 -Melawan Belle
44 Chapter 44 -Belle Mati
45 Chapter 45 -Ingatan Kembali
46 Chapter 46 -Kematian Diva
47 Chapter 47 -Penjelasan Nevan
48 Chapter 48 -Antara Rafa Dan Nevan
49 Chapter 49 -Pengaruh Mutlak
50 Chapter 50 -Sudut Pandang
51 Chapter 51 -Kehadiran Melvin
52 Chapter 52 -Cara Untuk Masuk?
53 Chapter 53 -Menyusup
54 Chapter 54 -Ketahuan
55 Chapter 55 -Bertemu Iblis
56 Chapter 56 -Membunuh Iblis
57 Chapter 57 -Berkumpul Di Aula
58 Chapter 58 -Menuju Pertempuran Akhir
59 Chapter 59 -Need
60 Chapter 60 -Menuju Akhir
61 Chapter 61 -Menuju Akhir II
62 Chapter 62 -Leon Mati
63 Chapter 63 -Pohon Telah Tumbuh
64 Chapter 64 -Reinkarnasi
65 Chapter 65 -10 Tahun Kemudian
66 Chapter 66 -Masa Lalu Ralt
67 Chapter 67 -Ketiga
68 Chapter 68 -Terciptanya Need
69 Chapter 69 -POV Selesai
70 Chapter 70 -Berbaikan
71 Chapter 71 -Kebenaran
72 Chapter 72 -Kemungkinan
73 Chapter 73 -Kisah Teddy
74 Chapter 74 -Kembali Ke Dunia Iblis
75 Chapter 75 -Memohon
76 Chapter 76 -Pergi Ke Dunia Iblis
77 Chapter 77 -Ayah Dan Anak
78 Chapter 78 -Kabar Kematian
79 Chapter 79 -Kawanan Beruang Berduri
80 Chapter 80 -Menyembuhkan
81 Chapter 81 -Kendala
82 Chapter 82 -Tekad
83 Chapter 83 -Nevan
84 Chapter 84 -Kite
85 Chapter 85 -Mayat Hidup
86 Chapter 86 -Mayat Hidup II
87 Chapter 87 -Bertemu Kembali
88 Chapter 88 -Flynn
89 Chapter 89 -Kekacauan
90 Chapter 90 -Mayat Hidup III
91 Chapter 91 -Kite II
92 Chapter 92 -Need Dan Leon II
93 Chapter 93 -Iblis Dan Blizt
94 Chapter 94 -Leon
95 Chapter 95 -Serangan
96 Chapter 96 -Tidak Terima
97 Chapter 97 -Hidup Kembali
98 Chapter 98 -Bercanda
99 Chapter 99 -Iblis Dan Blizt II
100 Chapter 100 -Pendapat
101 Chapter 101 -Menjadi Umpan
102 Chapter 102 -Silvia Dan Stev
103 Chapter 103 -Silvia Dan Stev II
104 Chapter 104 -Kedatangan Tak Terduga
105 Chapter 105 -Hidup Lagi
106 Chapter 106 -Pertarungan Berakhir
107 Chapter 107 -Antara Melvin Dan Radolf
108 Chapter 108 -Ken Pergi
109 Chapter 109 -Flashback
110 Chapter 110 -Ingatan Nevan Kembali
111 Chapter 111 -Mencari Makan
112 Chapter 112 -Mayat Hidup Ralt
113 Chapter 113 -Ken
114 Chapter 114 -Bukan Makhluk Hidup
115 Chapter 115 -Di Pihak Musuh?
116 Chapter 116 -Nevan Dan Ray
117 Chapter 117 -Ray
118 Chapter 118 -Osdont? Osnot? Osmond!
119 Chapter 119 -Oliver Dan Darah Campuran
120 Chapter 120 -Michael
121 Chapter 121 -Michael II
122 Chapter 122 -Masa Lalu, Masa Depan
123 Chapter 123 -Menyalahkan
124 Chapter 124 -Hubungan Kite Dan Felix
125 Chapter 125 -POV Ken
126 Chapter 126 -Kite Dan Michael
127 Chapter 127 -Kite Dan Michael II
128 Chapter 128 -Rafa= Oliver?
129 Chapter 129 -Oliver
130 Chapter 130 -Oliver II
131 Chapter 131 -Putra Ratu Silvia
132 Chapter 132 -Perang Akhir Dimulai
133 Chapter 133 -Perang Akhir Dimulai II
134 Chapter 134 -Perang Akhir Dimulai III
135 Chapter 135 -Rafa?
136 Chapter 136 -Identitas Ken
137 Chapter 137 -Perang Akhir Dimulai IV
138 Chapter 138 -Perang Akhir Dimulai V
139 Chapter 139 -Teddy II
140 Chapter 140 -Axelle
141 Chapter 141 -Axelle II
142 Chapter 142 -Kekejaman Michael
143 Chapter 143 -Leon II
144 Chapter 144 -Kenapa?
145 Chapter 145 -The End
146 Last
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Chapter 01 -Awal dari segalanya
2
Chapter 02 -Es Krim
3
Chapter 03 -Nevan
4
Chapter 04 -Raja Iblis
5
Chapter 05 -Katly Dan Retakan
6
Chapter 06 -Berita
7
Chapter 07 -Lawan Pertama
8
Chapter 08 -Kematian Sementara
9
Chapter 09 -Sadar
10
Chapter 10 -Pasar Malam
11
Chapter 11 -Pasar Malam 2
12
Chapter 12 -Tangan Kanan Raja
13
Chapter 13 -2 Sifat
14
Chapter 14 -Pulang
15
Chapter 15 -Sakit
16
Chapter 16 -Pria Asing
17
Chapter 17 -Need
18
Chapter 18 -Need 2
19
Chapter 19 -Kedatangan
20
Chapter 20 -Need Dan Leon
21
Chapter 21 -Kepingan Informasi
22
Chapter 22 -Tidak Percaya
23
Chapter 23 -Ketidaktahuan
24
Chapter 24 -Teddy
25
Chapter 25 -Berbeda
26
Chapter 26 -Kevin Mati
27
Chapter 27 -Tidak Jadi Mati
28
Chapter 28 -Kedatangan Flynn
29
Chapter 29 -Kedatangan Flynn 2
30
Chapter 30 -Ke Rumah Sakit
31
Chapter 31 -Usir Leon?
32
Chapter 32 -Bertengkar
33
Chapter 33 -Permintaan
34
Chapter 34 -Pertemuan Kedua
35
Chapter 35 -Bertarung Lagi
36
Chapter 36 -Muak Dan Kematian
37
Chapter 37 -Bunuh Diri
38
Chapter 38 -Ash
39
Chapter 39 -Cemas
40
Chapter 40 -Permintaan Maaf
41
Chapter 41 -Perpisahan
42
Chapter 42 -Masing Masing
43
Chapter 43 -Melawan Belle
44
Chapter 44 -Belle Mati
45
Chapter 45 -Ingatan Kembali
46
Chapter 46 -Kematian Diva
47
Chapter 47 -Penjelasan Nevan
48
Chapter 48 -Antara Rafa Dan Nevan
49
Chapter 49 -Pengaruh Mutlak
50
Chapter 50 -Sudut Pandang
51
Chapter 51 -Kehadiran Melvin
52
Chapter 52 -Cara Untuk Masuk?
53
Chapter 53 -Menyusup
54
Chapter 54 -Ketahuan
55
Chapter 55 -Bertemu Iblis
56
Chapter 56 -Membunuh Iblis
57
Chapter 57 -Berkumpul Di Aula
58
Chapter 58 -Menuju Pertempuran Akhir
59
Chapter 59 -Need
60
Chapter 60 -Menuju Akhir
61
Chapter 61 -Menuju Akhir II
62
Chapter 62 -Leon Mati
63
Chapter 63 -Pohon Telah Tumbuh
64
Chapter 64 -Reinkarnasi
65
Chapter 65 -10 Tahun Kemudian
66
Chapter 66 -Masa Lalu Ralt
67
Chapter 67 -Ketiga
68
Chapter 68 -Terciptanya Need
69
Chapter 69 -POV Selesai
70
Chapter 70 -Berbaikan
71
Chapter 71 -Kebenaran
72
Chapter 72 -Kemungkinan
73
Chapter 73 -Kisah Teddy
74
Chapter 74 -Kembali Ke Dunia Iblis
75
Chapter 75 -Memohon
76
Chapter 76 -Pergi Ke Dunia Iblis
77
Chapter 77 -Ayah Dan Anak
78
Chapter 78 -Kabar Kematian
79
Chapter 79 -Kawanan Beruang Berduri
80
Chapter 80 -Menyembuhkan
81
Chapter 81 -Kendala
82
Chapter 82 -Tekad
83
Chapter 83 -Nevan
84
Chapter 84 -Kite
85
Chapter 85 -Mayat Hidup
86
Chapter 86 -Mayat Hidup II
87
Chapter 87 -Bertemu Kembali
88
Chapter 88 -Flynn
89
Chapter 89 -Kekacauan
90
Chapter 90 -Mayat Hidup III
91
Chapter 91 -Kite II
92
Chapter 92 -Need Dan Leon II
93
Chapter 93 -Iblis Dan Blizt
94
Chapter 94 -Leon
95
Chapter 95 -Serangan
96
Chapter 96 -Tidak Terima
97
Chapter 97 -Hidup Kembali
98
Chapter 98 -Bercanda
99
Chapter 99 -Iblis Dan Blizt II
100
Chapter 100 -Pendapat
101
Chapter 101 -Menjadi Umpan
102
Chapter 102 -Silvia Dan Stev
103
Chapter 103 -Silvia Dan Stev II
104
Chapter 104 -Kedatangan Tak Terduga
105
Chapter 105 -Hidup Lagi
106
Chapter 106 -Pertarungan Berakhir
107
Chapter 107 -Antara Melvin Dan Radolf
108
Chapter 108 -Ken Pergi
109
Chapter 109 -Flashback
110
Chapter 110 -Ingatan Nevan Kembali
111
Chapter 111 -Mencari Makan
112
Chapter 112 -Mayat Hidup Ralt
113
Chapter 113 -Ken
114
Chapter 114 -Bukan Makhluk Hidup
115
Chapter 115 -Di Pihak Musuh?
116
Chapter 116 -Nevan Dan Ray
117
Chapter 117 -Ray
118
Chapter 118 -Osdont? Osnot? Osmond!
119
Chapter 119 -Oliver Dan Darah Campuran
120
Chapter 120 -Michael
121
Chapter 121 -Michael II
122
Chapter 122 -Masa Lalu, Masa Depan
123
Chapter 123 -Menyalahkan
124
Chapter 124 -Hubungan Kite Dan Felix
125
Chapter 125 -POV Ken
126
Chapter 126 -Kite Dan Michael
127
Chapter 127 -Kite Dan Michael II
128
Chapter 128 -Rafa= Oliver?
129
Chapter 129 -Oliver
130
Chapter 130 -Oliver II
131
Chapter 131 -Putra Ratu Silvia
132
Chapter 132 -Perang Akhir Dimulai
133
Chapter 133 -Perang Akhir Dimulai II
134
Chapter 134 -Perang Akhir Dimulai III
135
Chapter 135 -Rafa?
136
Chapter 136 -Identitas Ken
137
Chapter 137 -Perang Akhir Dimulai IV
138
Chapter 138 -Perang Akhir Dimulai V
139
Chapter 139 -Teddy II
140
Chapter 140 -Axelle
141
Chapter 141 -Axelle II
142
Chapter 142 -Kekejaman Michael
143
Chapter 143 -Leon II
144
Chapter 144 -Kenapa?
145
Chapter 145 -The End
146
Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!