Sudah beberapa hari berlalu sejak Leon dan Nevan tinggal di rumah Rafa. Karena kini ada Leon, maka Nevan tidak memiliki tempat untuk tidur. Sehingga ia hanya bisa tidur di lantai dengan kasur tipis di kamar Leon. Terkadang ia suka mengambil tempat tidur di atas dan mengusir Leon tidur di lantai. Pada akhirnya mereka sering bertengkar dan tidak akur.
Memang tempat tidur itu besar, namun mereka tidak mau satu tempat di sana. Sekamar saja sudah membuat mereka tidak betah, apalagi bila harus satu tempat tidur.
Saat di ruang makan, makanan sudah tersaji dengan rapi di atas meja. Semua pun sudah berkumpul di sana. Rafa yang selalu masak, jadi mereka tidak perlu khawatir dengan perut kelaparan.
"Aku tidak suka wortel. Ini untukmu saja," Nevan menyimpan wortel di piringnya ke piring Leon.
"Aku juga tidak suka," balas Leon dan kembali memberikannya pada Nevan. Namun, pemuda itu langsung menjauhkan piringnya.
"Tidak, kau saja yang makan. Anak anak membutuhkan lebih banyak sayur dan buah agar bisa tumbuh. Jika kau tidak memakannya, kau akan terus pendek seperti ini selamanya," ejek Nevan.
"Jangan beralasan, simpan kembali ini di piringmu," ucap Leon dengan ekspresi datar.
"Tidak mau, kau harus memakannya."
"Ini.. cepat.."
"Tidaaakk! Jauhkan itu dariku!"
Brakkk
Leon dan Nevan sedikit terkejut saat meja makan digebrak oleh Rafa. Mereka seketika terdiam dan memperhatikan pemuda itu.
"Jika kalian tidak suka, buat saja makanan sendiri! Atau cari saja makanan di tempat lain!" kesal Rafa.
"Maaf..," ucap Nevan sambil menunduk. Ia melirik Leon yang duduk di sampingnya, "Ini salahmu," bisiknya.
"Kau yang memulainya," balas Leon.
"Sudah, diam, sekarang lebih baik kalian pergi dan cari makanan saja di luar! Tidak perlu memakan makanan yang kubuat!" Amarah Rafa kian menjadi. Ia sudah susah payah untuk membuatkan makanan ini. Namun mereka tidak menghargainya. Ia sangat kesal dengan itu.
Nevan dan Leon pun akhirnya diusir keluar oleh Rafa. Setelah pintu ditutup, mereka saling melemparkan pandangan dengan tatapan sengit dan saling menyalahkan satu sama lain.
Krruyukk
Bunyi perut pun akhirnya menghentikan keduanya.
"Sudahlah, aku akan pergi untuk mencari makanan," ucap Nevan sambil beranjak pergi dari sana.
Namun ternyata Leon mengikutinya. Karena ia tidak memiliki uang, ia tidak akan bisa membeli makanan. Walaupun merasa terpaksa, ia tidak memiliki pilihan lain.
"Kenapa kau mengikutiku? Pergi sendiri sana," usir Nevan.
Leon tidak mengatakan apapun. Ia hanya terus mengikuti Nevan tanpa mempedulikan perkataannya.
Nevan membuang muka ke arah lain, "Cih, terserah kau saja."
"Nev?"
Merasa namanya terpanggil, Nevan segera berhenti dan membalikkan badannya. Ia memiringkan kepala saat melihat seorang gadis yang nampak berumur 17 tahun. Rambutnya dikucir kuda dengan senyuman merekah di wajahnya.
"Wah, sudah lama aku tidak melihatmu. Terakhir kali mungkin hampir 5 tahun lalu? Kau pindah rumah saat akan naik SMP. Kupikir kita tidak akan pernah bertemu lagi, ternyata kita malah bertemu di sini," ucap gadis itu.
"Eh? I-iya begitulah," ucap Nevan dengan gugup. Namun dalam hati, "Siapa ya? Aku tidak mengingatnya. Tapi dia sangat cantik."
"Apa kau masih mengingatku? Aku Katly. Ingat dengan anak perempuan pendiam yang membosankan dan selalu duduk di pojok kelas?"
Nevan memukul telapak tangan kirinya setelah berhasil mengingat gadis itu. Dulu Katly adalah anak perempuan yang sangat pendiam. Namun dia terkesan menyeramkan bagi anak anak lainnya. Karena itu, tidak ada yang berani mendekatinya, "Aku mengingatnya! Sudah lama sekali ya?"
"Ah! Ternyata kau mengingatnya. Kupikir kau lupa denganku. Saat dulu kau yang pertama menghampiriku dan mau berteman denganku. Kupikir tidak ada yang mau berteman denganku karena aku membosankan. Tapi kau datang dan mengajakku bermain.
Walaupun kau baru saja pindah ke sana di akhir kelas 6, kau bisa langsung mendapatkan banyak teman. Kupikir kau itu sangat luar biasa. Lalu aku termotivasi karenamu. Aku ingin menjadi sepertimu.
Aku ingin memberitahukan hal itu padamu. Namun saat lulus kau langsung pindah rumah, jadi aku tidak sempat mengatakannya. Aku.. benar benar berterimakasih. Berkatmu, aku termotivasi untuk berubah. Aku menjadi lebih berani sekarang karenamu. Terimakasih atas segalanya, Nevan." Ucap Katly dengan panjang lebar.
Setelah mengatakan semua itu, wajahnya malah memerah karena malu. Entah mengapa ia malah mengatakan semua kata kata memalukan itu pada Nevan. Ia terlalu bersemangat sampai tidak bisa mengontrolnya.
Nevan berkedip beberapa kali. Ia sendiri masih tidak menyangka Katly yang dulu sangat pendiam dan bisa dikatakan suram, kini berubah menjadi gadis cantik yang bersemangat seperti ini.
Nevan mengalihkan pandangannya ke arah lain, "A-um.. aku tidak melakukan apapun. Kau sendiri yang sudah berusaha untuk berubah. Jadi kau seharusnya berterimakasih pada dirimu juga."
"Bagaimanapun aku sangat berterimakasih padamu. Di lain waktu mari kita makan bersama," ucap Katly sambil tersenyum. Lalu tiba tiba ia langsung menutup mulut dengan tangan. Mulutnya kembali berbicara sembarangan.
"A-ah iya, baiklah."
"A-um.. itu.. Bolehkah aku... meminta nomormu?" tanya Katly dengan penuh harap.
Nevan sedikit ragu pada awalnya. Namun melihat raut wajah Katly, ia tidak bisa menolak dan pada akhirnya memberikan nomornya padanya.
"Aku akan menghubungimu nanti saat sudah menentukan waktu untuk makan bersama. Kau tenang saja, aku yang akan mentraktirmu, hihi.." Katly tersenyum senang. "Kalau begitu sampai jumpa lagi nanti, sekarang aku harus segera pergi."
"Baiklah, sampai jumpa," Nevan melambaikan tangannya pada Katly yang semakin menjauh.
"Ah, dia sangat cantik. Bagaimana bisa gadis secantik dia adalah Katly? Aku tidak menduganya sama sekali," gumam Nevan dengan raut bahagia.
"Hm.. kupikir sejak tadi aku tidak teranggap di sini," ucap Leon.
Nevan melihat ke bawah, tepatnya pada Leon. Ia mendengus, "Kau mengganggu suasana saja."
Di tempat lain, di suatu lahan kosong. Tepatnya di rumah yang sudah terbengkalai dekat hutan, sebuah retakan muncul di udara. Retakan itu terlihat seperti kaca pecah. Kemudian, keluar 3 orang dari dalam retakan tersebut.
Setelah mereka keluar, retakan perlahan menutup kembali seolah tidak pernah ada apapun di sana.
2 orang pria dan 1 orang wanita. Masing masing dari mereka memiliki telinga runcing dan tanduk di kepalanya.
"Hahaha, akhirnya kita berhasil melewati celah retakan itu! Tidak kusangka kita menemukannya tanpa sengaja," ucap salah satu pria dengan ekspresi senang.
"Dengan begini, kita bisa meningkatkan kekuatan kita dengan cepat. Kita akan melampaui komandan iblis. Tidak, bahkan lebih dari itu! Kita akan bisa melampaui para Raja iblis!" ucap iblis wanita. Ia menyeringai dan menjilat bibirnya.
"Kalian tenanglah. Kita memang sudah sampai di dunia manusia. Tapi kalian jangan sampai bertindak gegabah. Kalian ingat? Di dunia manusia pasti ada 'mereka'. Jangan sampai kita bertemu dengan 'mereka' atau kalian bisa mati," ucap pria lainnya. Walaupun ia berkata demikian, ia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya saat ini. Dunia ini adalah gudang kekuatan. Ia tidak bisa menahan perasaan senangnya.
"Kita tidak mungkin tertangkap oleh mereka. Jadi kau tenang saja," ucap iblis wanita sambil tersenyum miring.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Norayolayora
kayak gw
2023-05-04
0
Norayolayora
dunia sudah berubah di sana. raja iblis terkuat, disuruh makan sayur😂
2023-05-04
0
Ayano
Feeling buruk dah kalo dah muncul beginian. Aroma aromanya bakalan ada yang bakalan mokad 😨
2023-04-04
1