Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
Zoalva melempar baju nya asal. Ia tersenyum licik melihat yang ketakutan sambil memeluk erat selimut nya.
"Ayo Sayang, layani aku," ucapnya tersenyum mengejek. "Aku ingin merasakan tubuh mu ini. Ahh aku penasaran sebenarnya sudah ada berapa pria yang tidur dengan mu,"
Zoalva naik keatas ranjang. Dia menarik selimut Zion dengan kasar lalu melemparnya ke lantai.
"Tuan, aku mohon jangan," Zion menggeleng sambil meringguk.
"Ayolah, kau lupa apa yang aku katakan tempo hari. Kau adalah budakku. Kau harus melayani ku," ucap Zoalva.
Tidak tahu kenapa, Zoalva tidak suka saat Zion memegang wajah Robin tadi. Hatinya panas membara dan terbakar amarah. Cemburukah? Zoalva tiduk tahu. Dia tidak tahu apa itu cemburu. Ia tidak tahu apa itu patah hati. Yang ia tahu adalah kepuasan. Ia tak butuh cinta.
Zoalva menarik Zion, lalu menindih tubuh gadis itu. Zion meringgis kesakitan, luka di tubuhnya belum sembuh. Haruskah kali ini, ia dilukai lagi.
"Aku mohon jangan," tatapan Zion tampak memohon, air matanya luruh. Ia tak mampu lagi melawan.
Zoalva menyeka air mata gadis itu dengan Ibu jari nya. Ia menatap dalam bola mata yang berkaca-kaca itu. Zoalva bisa temukan kesedihan, kepatahatian dan kerapuhan di mata Zion.
"Kau milikku. Kau takkan bisa menolak jika aku meminta," ucap Zoalva penuh penekanan.
Zion menatap wajah Zoalva yang berada diatas nya. Sumpah, dia belum bisa melepaskan keperawanan untuk lelaki ini apalagi tanpa ikatan pernikahan. Namun Zion tak bisa melawan tubuhnya sudah menyerah karena terlalu banyak merasakan sakit.
Lama kedua nya saling bertatapan satu sama lain. Sebenarnya kedua sama-sama terluka. Sama-sama tumbuh dari kasih sayang orang tua. Namun dalam porsi berbeda.
Zoalva langsung menyambar bibir ranum milik gadis itu. Tangannya mengunci tangan Zion, hingga gadis itu tak bisa memberontak dan melepaskan diri.
Zion terdiam. Netra matanya menatap Zoalva yang tampak memejamkan matanya sambil menyesap manis bibir milik nya. Air mata Zion berjatuhan di pipi nya. Apa daya nya. Apakah ini takdir dari perjalanan hidupnya? Apa yang akan terjadi setelah ini? Apakah masih ada cinta sejati yang mau menerima dirinya setelah ia tak memiliki mahkota.
Zoalva melepaskan panggutannya setelah tak merasakan balasan dari gadis ini. Ia heran, Zion seperti wanita yang belum pernah melakukan hubungan suami istri. Bukankah gadis ini ******? Apa mungkin informasi yang dia dapatkan itu salah?
Zoalva mengusap bibir basah Zion. Bibir gadis itu setengah membengkak akibat ulah nya.
"Kenapa?" lelaki itu menyeringai licik. "Bukankah kau sudah biasa melakukannya?" ia tersenyum mengejek.
Zion merasa harga dirinya di injak-injak oleh pria yang ada diatas nya ini. Sama sekali tak ada perasaan. Zion tak menjawab, air yang berjatuhan dipipi nya sebagai jawaban bahwa tuduhan Zoalva menggores sebagian relung hati nya.
Zoalva merobek dengan paksa gaun yang Zion pakai tanpa rasa kasihan. Tangannya dengan cepat menarik pakaian gadis itu.
"Hmm, meski usia mu muda tapi tubuh mu sangat menggoda Sayang,"
Zion memejamkan matanya. Ia pasrah pada takdir yang membawa nya pada lelaki kejam ini. Ia memasrahkan diri tanpa mampu melawan. Tubuhnya. Hatinya. Ia adalah insan yang tengah rapuh oleh keadaan. Ia seakan tak berharga sama sekali. Baik bagi Ayah nya. Mau pun bagi pria ini.
Zoalva menelusuri lekuk tubuh Zion. Menyesap dua bukit kembar yang sungguh menggoda dan pas di genggaman tangannya.
Keluarlah suara merdu dari mulut Zion, membuat Zoalva semakin bergairah untuk membuat gadis itu mendesah dibawahnya.
"Tuan," lirih Zion. "Bolehkah, setelah ini kau mengambil nyawaku? Aku tak ingin hidup lagi Tuan! Biarkan rasa sakit ini berakhir cukup sampai disini," ucap Zion terdengar pasrah.
Namun Zoalva menulikan telinganya. Ia tak peduli dengan ucapan gadis itu. Ia masih menyusuri keindahan ciptaan Tuhan.
Hingga Zoalva sampai ke bagian bawah Zion. Ia menarik benda segitiga itu dengan paksa. Lalu membuka kedua kaki Zion dengan kasar.
Zion menggeleng dan memberontak. Namun Zoalva malah mengunci tubuhnya. Zoalva menurunkan celananya. Ia mengarahkan benda panjang itu ke bagian milik Zion dan
Jleppppppppp
"Arghhhhhhhhhhhhh,"
Deg
Lelaki itu bak disambar petir disiang bolong saat merasakan miliknya di peluk dengan erat oleh milik Zion. Ia bisa rasakan jika ada cairan hangat yang keluar dari sana. Tak hanya itu milikku juga terasa perih saat masuk karena area itu masih sempit.
'Ia telah hilang dariku. Bolehkah setelah ini aku pergi jauh agar aku melupakan semua rasa sakit ini?' Zion.
.
.
.
Perlahan Zoalva membuka matanya. Ia langsung disuguhkan oleh permandangan langka didepan nya. Seorang gadis cantik tengah terlelap didalam hangat dekap nya. Wajah gadis itu tampak tenang dan damai. Meski semalam ia merintih beberapa kali kesakitan namun juga menikmati permainan.
Tangan Zoalva terulur menyingkirkan anak rambut wanita ini. Ia selipkan anak rambut itu ke daun telinga nya.
"Maaf," satu kata yang tak pernah ia katakan pada orang lain. Kini ia katakan pada gadis kecil yang sudah ia renggut kesucian nya. "Aku salah menilai mu," lirihnya merasa bersalah.
Setelah malam panjang yang ia lewati bersama gadis itu. Ia merasakan ada sesuatu yang hangat menyusup masuk kedalam relung hatinya. Mengingat tangisan tak berdaya Zion tadi malam, ada rasa bersalah yang sulit Zoalva sesali.
Salah. Ternyata salah. Ia salah menilai wanita ini. Ia pikir, wanita itu sudah dijamah oleh banyak pria. Tapi nyatanya ia adalah yang pertama.
"Kau takkan bisa melepaskan diri dariku. Mulai sekarang kau milikku. Takkan ada yang bisa mengubah itu," ucapnya.
"Sekarang kau sudah rasakan, apa yang pernah aku rasakan. Begitulah rasanya kehilangan sesuatu yang kau jaga, perasaan sakit itu takkan bisa terobati sekali pun kau membalaskan nya,"
Zoalva masih saja egois dengan mempertahankan dendam nya tanpa mementingkan perasaan nyaman nya terhadap Zion.
Zoalva menyimak selimut nya. Ia menatap bercak merah di sprei kasurnya. Sedikit, ia melirik Zion yang tampak kelelahan akibat pergulatan panas mereka semalam.
Zoalva tersenyum devil. Ia turun dari ranjang dan menuju kamar mandi. Untung saja jet pribadi ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lengkap dan mewah hingga ia bisa menghabiskan waktu kapan saja ditempat ini.
Bayangan Zion semalam tak bisa lepas dari kepalanya. Begitu nikmat nya bercinta dengan wanita yang masih perawan. Zoalva sudah meniduri banyak wanita namun Zion lah yang paling berkesan dan takkan bisa dia lupakan. Ia ingin dan ingin mengulangi lagi permainan panas kudanya seperti tadi malam. Sungguh memabukkan dan membuat ia tak bisa lepas dari bayang-bayang Zion.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sii JunJun
Lanjut
2023-04-14
0