Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡
"Kenapa kau diam?" Zoalva melirik Zion yang duduk diam disamping nya. "Biasanya, kau paling berisik," singgungnya. Bukan apa, Zoalva sedikit terganggu dengan sikap diam Zion.
Zion membalas tatapan lelaki itu. "Aku harus apa Tuan? Apa yang perlu aku bicarakan? Bukankah, semua takkan mengubah rencana mu untuk membunuhku?" sahut Zion.
Zoalva menghembuskan nafas sedikit panjang. Gadis yang ingin dia lenyapkan ini seolah menahan untuk melenyapkan nyawa nya. Zoalva akui, hatinya terganggu ketika melihat gadis yang biasa berdebat dengannya kini hanya menurut saja pada ucapannya. Aneh, memang aneh. Harusnya dia senang melihat gadis ini ketakutan. Tapi kenapa malah perasaan nya tak rela?
"Bagus jika kau sadar diri, jadi aku tak perlu memikirkan banyak cara untuk melenyapkan mu," ucap Zoalva menatap sinis Zion.
Zion lagi-lagi mengangguk pasrah. Tak ada perlawanan seperti biasa nya dari gadis itu. Dia terkesan tak peduli lagi dengan hidupnya. Hal itu membuat Zoalva tak suka. Sesungguhnya dia menyukai sikap Zion yang keras kepala dan melawannya.
Zoalva menarik Zion mendekat padanya.
"Tuan, apa yang kau lakukan?" tanya Zion terkejut, pupil matanya membulat saat tangan lelaki itu nakal masuk kedalam gaunnya. "Jangan sembarangan, Tuan," hardik Zion mendorong keras tubuh Zoalva.
Tubuh Zoalva hampir menabrak dingin pintu mobil. Ternyata gadis ini kuat juga sampai mampu mendorong tubuh kekar Zoalva yang begitu kuat.
"Kau....." Zoalva menarik tangan Zion dengan kasar.
"Auuu, Tuan sakit," rintihnya.
Lelaki itu mencengkram dagu Zion dengan kasar. "Dengarkan aku ******. Kau adalah budakku, lakukan apa yang aku perintahkan termasuk melayaniku diatas ranjang," bisiknya meniup-niup telinga Zion.
Bulu remang nya berdiri saat hembusan hangat nafas Zoalva mengenai telinganya, seolah mengundang hasrat yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
"Sudah berapa laki-laki yang menidurimu? Aku yakin, tubuh ini sudah bekas banyak pria," Zoalva menatap bagian tubuh Zion. Meski masih sangat muda namun bentuk tubuh Zion begitu menggoda.
Zion menatap Zoalva penuh kebencian. Ucapan laki-laki ini takkan pernah dia lupakan. Takkan pernah. Dia akan tanamkan diotak dan hatinya bahwa Zoalva adalah pria yang merendahkan dirinya dan menganggapnya seperti barang yang tak berharga.
Zoalva tersenyum licik saat tatapan keduanya bertemu. Belum puas. Ini baru permulaan, nanti dia akan tunjukkan aksi paling mengerikan yang takkan bisa dilupakan oleh Zion seumur hidup nya.
Zoalva melepaskan gadis itu dan bergeser kembali ke tempatnya sambil memperbaiki dasi nya yang setengah bergerak.
"Jangan tunjukkan wajah jelek mu pada klien ku," ucap Zoalva dingin.
Zion mengangguk. Gadis itu menyeka air matanya lalu membuang muka kearah jendela kaca mobil. Harganya diri nya terasa di injak-injak oleh lelaki yang disampingnya. Sungguh tak ada perasaan sama sekali, mengatakan jika Zion sudah bekas pria lain. Apakah Zoalva tahu jika Zion tidak pernah disentuh pria mana pun? Bahkan gadis itu tak sempat menjalin hubungan apalagi menjual diri.
Sampai di sebuah hotel bintang lima. Robin turun mengitari mobil membuka pintu untuk Zoalva. Sementara Zion turun tanpa menunggu Robin.
Zion menatap bangunan mewah didepannya. Sudah lama sekali dia terkurung dalam dunia tanpa kebebasan. Rasanya senang bisa menghirup udara segar seperti ini meski hanya sementara.
"Kau......."
Lagi Zoalva menarik tangan Zion dengan kasar tanpa kasihan saat gadis itu meringgis kesakitan.
Zion mendengus kesal. "Bisakah anda tidak kasar Tuan?" omel nya. "Anda pikir tangan saya tali yang bisa anda tarik ulur?" gerutunya omel sepanjang jalan kenangan.
Zoalva tersenyum tipis. Ini yang dia suka. Melihat Zion kembali berisik dan berdebat dengannya, seolah menjadi kesenangan tersendiri.
"Peluk lenganku," sambil menyedorkan lengannya agar Zion memeluknya.
"Ck, kenapa main peluk-peluk?" protes Zion. "Tidak mau," tolaknya tegas.
Zoalva menyeringai licik. Lelaki itu setengah menunduk lalu memiringkan kepalanya. Ia menggapai leher Zion dan menggigitnya dengan gemes.
Pupil mata gadis itu membulat sempurna. "Tuan," sontak dia mendorong tubuh Zoalva karena terkejut.
Zoalva terkekeh dan tersenyum penuh kenangan. "Kenapa? Kau mau lagi?" ancamnya kembali mendekat.
"Tidak. Tidak," Zion menggeleng dengan cepat.
"Cepat peluk,"
Zion menurut dan memeluk lengan kekar Zoalva. Lehernya terasa perih saat pria itu menyesap leher Zion. Tubuhnya terasa disengat oleh listrik. Ada sebuah rasa yang aneh dari tubuh Zion. Entah apa dia tidak tahu?
Mereka berjalan masuk. Kedatangan raja Mafia itu disambut dengan hangat oleh para kolega bisnis nya.
"Selamat datang Tuan Zoalva," sapa para kolega padanya.
"Ehem," Zoalva membalas dengan anggukan.
"Mari. Silahkan masuk," ucapnya sambil mengulurkan tangannya untuk mempersilahkan Zoalva dan Zion masuk.
Zion mengikuti kemana Zoalva melangkah. Lengan nya memeluk erat lengan pria itu.
Dentuman musik memenuhi ruangan. Entah acara apa ini? Kenapa seperti berada di bar, apalagi banyak wanita-wanita aneh yang menari-nari menggelingi tiang, bukankah ini hotel?
Zion memeluk lengan Zoalva erat saat tatapan para lelaki berbaju hitam yang mungkin klien dari Zoalva menatapnya dengan haus dahaga, seolah hendak mencucuk darah manis gadis itu.
Zoalva masuk kedalam satu ruangan yang ada didalam hotel tersebut. Didalamnya ada beberapa pria dengan wanita-wanita yang menempel padanya.
"Silahkan duduk Tuan Zoalva," ucap Norton.
Zoalva duduk dan diikuti oleh Zion. Lelaki itu menatap Zion yang tampak berkeringat dingin. Zoalva bisa rasakan badan Zion bergetar. Entah kenapa? Apakah gadis ini kepanasan?
Lalu Zoalva menatap kearah para kliennya. Ia mengeram kesal saat Zion ditatap dengan damba.
"Ehem," Zoalva berdehem. Ia membuka jas nya lalu memasangkannya ditubuh Zion. "Pakailah, tutupi lenganmu," ucapnya.
"Terima kasih Tuan," Zion memeluk jas itu dengan erat.
Zoalva menyesal telah memilih baju seksi itu pada Zion. Padahal dia tadi yang melarang robin memesan baju terbuka tapi malah meminta Zion memakai nya. Niatnya ingin mempermalukan Zion dan tak disangka dia sendiri yang malu.
"Hem, siapa dia Tuan Zoalva? Selera mu tinggi juga," ucap salah satu temannya.
Zoalva tak menjawab. Tangannya menggenggam tangan Zion dengan erat agar gadis itu tidak ketakutan. Zion tampak tak biasa ditempat seperti ini.
"Kondisi kan matamu, sebelum aku menggoreng nya!" ancam Zoalva.
"Eittssss santai teman. Aku hanya bercanda," sergah temannya menelan saliva susah payah saat melihat tatapan tajam raja Mafia itu.
Zion membalas genggaman tangan Zoalva. Jujur saja dia tidak bkasa ditempat seperti ini. Ia pikir pesta yang dimaksud Zoalva, adalah pesta biasa pada umumnya.
"Bagaimana peluncuran senjata baru kita?" tanya Norton
"Dalam proses persiapan. Tapi aku rasa akan banyak pihak luar yang mengagalkan," sahut Darwin
"Ya. Karena ini senjata pertama yang kita kirim lewat jalur udara," sambung Remnick.
**Bersambung.... **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Ruk Mini
kesian kau nenk.. sabar.. sabar..ank sabar rezeki y lebar 😋😋😋
2023-10-14
0