Buronan

Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡

Juanse masuk kedalam sebuah rumah besar. Dia akan bersembunyi disini. Seperti nya posisi nya sudah tidak akan. Zoalva bisa saja menemukan dia kapan saja. Dia belum siap menjadi amukkan lelaki itu.

"Tuan," sapa Juanse pada seorang pria yang duduk membelakanginya sambil menetap kekosongan diluar jendela ruangannya.

"Hem," lelaki itu hanya menjawab dengan deheman. Asap rokok yang mengumpal menandakan jika dia sedang menyesap benda berasap itu.

"Tuan Zoalva sudah menemukan saya," jelasnya.

"Lalu?"

"Putri saya ditangkap dan menjadi tawanannya," jawab Juanse.

Lelaki itu langsung memutar kursi nya dan menatap Juanse dengan marah.

"Apa katamu?"

Dia memukul meja dengan kuat hingga membuat Juanse terkejut dan ketakutan.

"Maaf Tuan," Juanse menunduk.

"Apa saja kerja mu. Kenapa menjaga gadis sekecil itu kau tidak bisa? Bukankah sudah ku katakan padamu, sedikit saja kulit nya terluka maka kepala mu akan ku jadikan bola," ancamnya.

Juanse menelan salivanya dengan susah payah. Keringat dingin mengucur dipelipisnya. Ia tampak gugup terlihat dari tangannya yang saling meremas satu sama lain. Selama ini dia menyiksa putri nya itu karena amarah atas kematian istri dan putra sulungnya masih belum terpadamkan. Sampai Juanse lupa jika Zion begitu berarti untuk lelaki yang ada di depannya ini.

"Brengsek," ia melempar barang yang ada di atas mejanya. "Aku tidak mau tahu Juanse. Kau harus menemukan dimana gadis ku. Kau harus bawa di kehadapanku," bentak pria itu terdengar menggema didalam ruang kerja nya.

"B-baik Tuan," jawab Juanse menyeka keringat didahinya.

"Jangan kembali jika kau belum menemukan nya. Dan jika sampai kudapati luka di tubuhnya. Bersiap-siaplah Juanse, aku akan menjadikan kepala mu santapan ikan hiu dilaut," ancam nya dengan tatapan tajam.

Tubuh Juanse semakin bergetar ketakutan. Lelaki yang ada didepannya ini tak pernah bermain-main dengan ucapannya. Dan selalu memberikan hukuman pada orang-orang yang gagal melakukan tugas mereka.

"I-iya Tuan," jawab Juanse.

Pria tampan itu kembali duduk. Tangannya mencengkram dengan kuat bolpoin yang ada diatas meja.

"Awas saja jika Zoalva berani-berani menyakiti gadis-ku. Akan ku tangalkan kepalanya," ucap nya penuh penekanan.

Pria itu mengusar wajah nya dengan kasar. Nafasnya naik turun menahan gejolak kemarahan yang membuncah didalam dadanya.

Lelaki itu tak pernah tahu apa yang sudah dialami oleh gadis yang dia cintai sejak kelahiran nya. Ia menyerahkan seluruh perasaan nya. Menanamkan harapan setinggi mungkin. Menciptakan rencana-rencana untuk masa depan. Namun, setelah tahu bahwa gadis yang dia jaga ditawan oleh munsuhnya sendiri. Membuat perasaan nya tak tenang. Ia takut jika gadis nya itu dilukai. Disentuh oleh munsuhnya yang berhati iblis itu.

Ia sudah mengatur rencana bersama gadis pujaan nya itu. Rencana masa depan yang ia siapkan sejak kelahiran gadis kecil sang pujaan hati. Namun, seakan itu adalah rencana untuk menusuk diri nya sendiri. Sudah tertusuk saja dada nya. Tak berdarah tetap hampir menghilangkan waras. Tak berbekas, namun menyesakkan nafas.

"Kau boleh keluar. Aku tunggu kabar dari mu. Kerahkan semua anak buah untuk mencari markas nya. Keluarkan semua senjata terbaru dan terbaik untuk menyerang mereka. Pastikan gadis ku baik-baik saja," ucap nya kembali memerintah dan mengingatkan Juanse.

"Baik Tuan saya akan temukan putri saya," jawab Juanse yakin.

"Sejauh mana keyakinan mu, Juanse?" ia tersenyum meledek. "Kau tidak akan dengan mudah menemukannya. Maka dari itu aku menyuruh mu mengerahkan semua anggota," imbuhnya. "Nasibmu tergantung dari usaha dan ketekunan mu untuk menemukan nya. Jika kau belum membawa nya kesini, maka kau boleh memilih ingin mati dengan cara apa, sebelum aku sendiri yang menentukan kematianmu,"

Bulu remang Juanse berdiri. Badannya panas dingin. Udara dalam rongga paru-paru nya tertahan di kerongkongan dan tak bisa keluar masuk.

"S-say-a akan be-rusa-ha, Tuan,"

"Bagus," lelaki itu tersenyum licik. "Kau boleh keluar," usirnya.

"Saya permisi Tuan,"

Juanse pikir tempat ini bisa menjadi persembunyian sementara untuk nya. Namun ternyata ia malah memasukkan dirinya sendiri kedalam kandang singa yang siap mencabik-cabik tubuhnya.

Sedangkan lelaki itu menyenderkan punggungnya. Ia memejamkan matanya. Membayangkan wajah cantik gadis kecil yang dulu dia lihat saat lahir. 18 tahun ia tak melihat secara langsung wajah gadis itu. Ia hanya melihat melalui rekaman CCTV yang terhubung langsung pada komputer nya.

"Zion Arendelle," gumamnya. "Tenanglah Sayang, aku akan melepaskan mu dari genggaman lelaki itu. Tunggu kedatanganku, kita akan hidup bahagia berdua disini," ucapnya sambil menatap foto seorang gadis cantik yang tengah tersenyum menatap kamera.

"Kau sangat cantik Sayang. Tak sia-sia aku menunggu mu selama 18 tahun. Kau benar-benar membuatku gila," ia terkekeh sambil mengusap foto itu dengan Ibu jari nya

Vincent Kaminski, adalah ketua Mafia Winner King 2. Yang kini menguasai bagian wilayah selatan. Ia salah satu Mafia yang berwajah mahal dan misterius. Ia menepikan diri disebuah pulau yang hanya di huni oleh nya dan beberapa orang yang setia padanya.

Wajah nya tampan dan berkarisma. Selama belasan tahun silam dia berhasil menjadikan wilayah selatan sebagai wilayah kekuasaan pertama pertama nya. Ia ditakuti karena keganasan dan kekejaman nya untuk membakar tubuh manusia hidup-hidup. Tak hanya sebagai pembakar manusia, dia juga pemakan daging manusia layaknya kanibal.

Dendam, iya dia memiliki banyak dendam atas kematian Kakek nya, Michel Park dan James Park. Hingga kini dendam itu belum terbalaskan. Ia lah yang melenyapkan Yoel dan Zoe, kedua orang tua Zoalva. Menurut Vincent kedua orang itu juga sebagai penyebab kematian Kakek nya.

Selalu alasan dendam, ia membunuh tanpa belas kasihan. Mengeluarkan isi perut manusia seolah menjadi kesenangan sendiri. Mencincang daging-daging itu sudah menjadi bagian dari pekerjaan nya. Bukan karena orang-orang itu mengkhianati nya tapi karena ia memang pembunuh dan menyukai darah.

"Huffhhhh,"

Vincent kembali melanjutkan lamunan nya. Ia adalah buronan yang menyembunyikan diri selama belasan tahun. Itulah sebabnya kenapa ia tidak bisa keluar dan bertatapan langsung dengan munsuhnya. Sebab ia di cari dimana-mana. Tempat ini lah yang dia jadikan sebagai rumah nya untuk mengeluarkan segala eksperimen ekstrim yang jarang dilakukan oleh manusia.

Namun seperti nya, Vincent akan tetap turun tangan jika Zion belum ditemukan. Ia tak bisa berlama-lama membiarkan gadis nya itu ditawan oleh Zoalva. Ia takut gadis nya akan disakiti nantinya. Bisa menyesal ia selama hidupnya.

"Tenang Vincent. Tenang. Tarik nafas. Jangan gegabah. Kita lihat pergerakan mereka. Jika Juanse tidak bisa menemukan gadis mu baru lah kau bertindak," ucap nya menenangkan dirinya sendiri. Meski sebenarnya ia tengah dilanda kepanikan.

**Bersambung.......**

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

wowwww.. saingan.. berat cuyy

2023-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!