Tertarik

Happy Reading 🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡

Darwin tampak duduk dengan senyuman licik sambil menatap punggung Zoalva yang keluar dari ruangan.

"Aku penasaran siapa gadis itu?" ucap nya pada Norton dan Remnick.

Norton dan Remnick saling melihat satu sama lain. Keduanya melayangkan tatapan curiga pada Darwin

"Kau tertarik padanya?" tanya Norton menyelidik. "Apa kau tahu siapa dia?" sambungnya.

"Aku tidak peduli dia siapa. Yang jelas, gadis itu membuatku bergairah," Darwin tersenyum saat mengingat wajah cantik Zion. Ketika gadis itu menunduk dengan keringat dingin.

Remnick menilik. "Jangan aneh-aneh Darwin. Kau tahu kan seperti apa Tuan Zoalva. Jangan mencari masalah dengannya. Jika kau tak ingin menjadi salah satu santapan San," ucap Remnick memperingati. Zoalva adalah lelaki kejam, dia tak peduli pada siapapun. Jika berani melanggar aturan yang dia buat berarti menyerahkan diri pada bencana kematian.

Darwin tersenyum smirk. "Kau sangat tunduk padanya Nick. Tapi tidak denganku. Aku tidak mau selama hidup menjadi budak nya," ucap Darwin. "Aku harus merebut gadis itu," sambungnya lagi.

Remnick menggeleng. "Terserah padamu Win. Jangan menyesal jika suatu saat kau menerima hukuman darinya. Aku hanya mementingkan mu saja. Selebihnya, itu pilihan mu," ucap Remnick.

Remnick adalah salah satu teman dan anak buah Zoalva. Ia ditugaskan sebagai salah satu bandar narkoba untuk mengedarkan obat-obatan terlarang itu dan memasarkannya. Tak hanya sebagai pendengar, ia pun ikut mengkonsumsi obat tersebut. Ia tak kalah kejam dari Zoalva. Menjadi salah satu anggota dari kelompok The Blood of Silence adalah sebuah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.

"Ya," Darwin berdiri dari duduknya sambil memperbaiki jas nya. "Aku sama sekali tidak takut. Karena aku tahu letak kelemahan nya," ujar Darwin.

Lelaki itu melenggang keluar dari ruangan. Langkahnya terlihat lebar dan beberapa anak buah membungkuk hormat padanya.

Remnick menghela nafas berat. Sebagai sahabat dia tidak ingin Darwin salah ambil keputusan untuk membuat masalah dengan Zoalva. Remnick tidak mau kehilangan Darwin

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Biarkan saja dia. Ayo kita ke markas," ajak Norton ikut berdiri. Para wanita bayaran itu pun keluar dari ruangan setelah puas melayani para Tuan-nya.

Remnick mengangguk. Kedua nya keluar dari ruangan.

Markas kedua The Blood of the Silence terletak ditengah kota. Markas itu berbentuk mansion mewah. Sehingga tidak ada yang tahu jika didalam nya adalah tempat penyiksaan manusia.

Darwin, Remnick dan Norton ditugaskan untuk mengawal markas tersebut dan mengurus segala bisnis Zoalva disana seperti senjata api dan obat-obatan terlarang. Sementara untuk penyimpanan organ manusia, dia memiliki laboratorium khusus yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lengkap didalam nya serta dokter yang sudah memiliki pengalaman untuk mengawetkan organ-organ itu, sebelum di kirimkan ke Negara lain.

Pemesanan organ terbesar adalah China, Korea Utara, Maroko dan Irandia. Sehingga omset yang Zoalva terima bisa mencapai ratusan juta triliun perbulan nya.

"Selamat malam Tuan," sambut para pengawal

"Malam," balas Remnick.

Keduanya langsung masuk kedalam gudang senjata. Sebelum senjata-senjata itu di luncurkan, mereka harus memastikan keaslian serta kemampuan dari senjata masing-masing.

"Bagaimana dengan ini, Norton?" Remnick mengambil salah satu senjata disana.

"Kurasa ini yang paling bagus," jawab Norton. "Harus nya ini tugas Darwin," lelaki itu mencebik kesal. "Awas saja jika ada masalah dia membawa nama kita. Maka akan aku penggal kepalanya," ucap Norton kesal. Dari antara mereka bertiga memang Darwin yang sering membuat masalah dengan Zoalva. Tak jarang Zoalva menghukum lelaki itu. Hukuman yang Zoalva berikan bukan ringan-ringan, tapi masih saja tidak jera-jera nya.

"Sudah. Jangan menggerutu. Ayo periksa lagi. Setelah ini temani aku ke laboratorium," sergah Remnick meletakkan kembali senjata itu.

.

.

.

Zion meringguk dengan mengeratkan jas Zoalva ke tubuhnya. Dia masih syok mengingat kedua orang yang tertembak di depan matanya tadi.

Sedangkan Robin menyetir sambil meringis kesakitan. Tangannya memegang sudut bibirnya yang terasa perih. Perutnya juga masih ngilu, karena pukulan keras Zoalva.

Sementara Zoalva terdiam seperti patung. Tak ada ucapan apapun yang keluar dari mulut nya. Ia tampak menatap lurus kedepan tanpa berkedip. Benar-benar seperti patung hidup.

'Apakah pria ini manusia pesanan dari neraka? Perbuatan benar-benar seperti iblis. Aku semakin takut,' batin Zion menunduk. Ia menggeser duduk nya sedikit menjauh dari Zoalva.

Sampai di bandara, Zoalva turun duluan tanpa menunggu Robin membuka pintu mobil untuknya. Dia sedang marah, jadi tidak perlu di raja kan seperti biasa.

"Kak, kau baik-baik saja?" tanya Zion kasihan melihat wajah Robin yang babak belur.

"Saya baik-baik saja Nona," balas Robin sambil membungkuk hormat.

"Nanti aku obati ya Kak. Takut nanti luka Kakak inspeksi," tawar Zion. Ia menyentuh bagian wajah Robin yang luka.

"Awwwww," Robin meringgis kesakitan.

"ROBIN........." teriak Zoalva memanggil asisten nya itu dengan tatapan marah.

"I-iya Tu-an," Robin menutup pintu mobil. "Nona, sebaik nya anda masuk duluan menyusul Tuan," suruh Robin.

"Iya Kak,"

Zion menyusul Zoalva masuk kedalam pesawat. Sebab perjalanan kembali ke markas tidak bisa melewati jalur darat.

"Masuk," bentak Zoalva pada gadis itu.

"I-iya Tuan," sahut Zion ketakutan sambil duduk di samping Zoalva. "Tuan, bisakah jangan marah-marah dulu. Aku masih ketakutan," ucap Zion pelan. Melihat wajah Zoalva yang tampak marah besar itu seperti horor yang menakutkan.

Zoalva mengangkat dagu Zion agar melihat padanya. "Dengarkan aku wanita ******. Kau suka sekali ternyata dikagumi banyak pria. Kau sengaja mempertontonkan wajah jelek mu itu," tuding nya menghempaskan dagu Zion dengan Zion.

Nafas Zion memburu. Ia membalas tatapan Zoalva dengan penuh kebencian. Zion paling tidak suka ada yang mengatakan jika dirinya wanita ******. Sangat tidak suka. Dia bukan wanita seperti itu. Jangan kan mempertontonkan tubuhnya pada banyak pria. Satu pria pun belum ada yang melihat bagian tubuh Zion.

"Sebenarnya apa maksud mu menawan ku seperti ini? Apakah untuk menjadi boneka mu? Aku bukan wanita ******. Aku tidak seperti yang kau katakan atau seperti wanita-wanita mu yang bisa kau beli dengan uang," ucap Zion penuh penekanan. Tatapan matanya seolah siap mengajak lelaki itu berperang.

Zoalva berdiri lalu menarik tangan Zion dengan paksa.

"Lepaskan aku," pekik Zion.

Jas yang membungkus tubuh nya terlepas dan jatuh di lantai. Zoalva menarik gadis itu dengan paksa masuk kedalam kamar pribadi miliknya yang ada di jet pribadi itu.

"Lepaskan!" sentak nya.

BRAKKKKKKKKKKKKKK

Zoalva melempar Zion keatas ranjang milik nya. Lelaki itu langsung membuka kemeja nya dan menatap Zion dengan lapar.

"Jangan Tuan," Zion bergeser mundur hingga punggung nya terbentur dinding kasur.

"Layani aku. Bukankah katamu kau bukan perempuan ******," Zoalva tersenyum devil.

Zion menarik selimut dan menutupi bagian tubuh nya. Ia menggeleng sambil menangis ketakutan. Tidak. Dia tidak akan rela kehilangan mahkota yang dia jaga dengan susah payah itu.

**Bersambung..... **

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

infeksi thor

2023-05-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!